Kalau mendengar frasa 'rumus matematika', apa yang terbayang di benakmu, pals? Kalau aku sih langsung mumet tujuh keliling, wkwk.
Maklum matematika termasuk kelemahanku sih. Meski kadang tertantang juga ngerjain soal-soal matematika. Tapi kalau udah susah banget, ya lambaikan bendera putih sih, wkwk.
Sebagai seorang emak, mau nggak mau aku harus bisa lah rumus matematika dasar biar bisa ngajarin anak-anak. Namun aku baru tahu, arsitek dalam merancang bangunan ternyata juga banyak mengaplikasikan rumus matematika, pals.
Apa saja ya rumus matematika yang digunakan arsitektur? Cekidoots!
Cari Tahu Rumus Matematika yang Digunakan Arsitektur
Terdapat beberapa rumus matematika yang sering digunakan arsitek dalam dunia konstruksi. Arsitek memakai berbagai rumus matematika dalam perancangan bangunan. Lantas, apa saja rumus matematika yang digunakan arsitek? Simak penjelasan berikut ini!
1. Teorema Pythagoras
Rumus Teorema Pythagoras dipakai dalam konstruksi bangunan untuk berbagai keperluan mulai dari menghitung tinggi bangunan, menghitung panjang dinding, memastikan sudut – sudut fondasi benar, merancang atap segitiga, hingga memastikan struktur bangunan aman dan stabil.
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa pada setiap segitiga siku – siku berlaku kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi siku – sikunya. Rumus Teorema Pythagoras dinyatakan sebagai c2 = a2 = b2, dengan keterangan c adalah sisi miring sedangkan a dan b merupakan dua kaki segitiga.
Teorema Pythagoras pun banyak diterapkan dalam kehidupan sehari – hari seperti Navigasi, Survei tanah, Desain grafis, Fotografi, dan Melacak lokasi gempa.
2. Rasio Emas
Rasio Emas dipakai untuk mencapai estetika yang harmonis dan menarik secara visual. Rasio emas pun dikenal dengan sebutan ratio atau phi (φ ≈ 1.618).
Rasio Emas akan menghubungkan area eksterior dengan ruang dalam. Rasio Emas pun telah dipakai di Masjid Agung Kairouan di Tunisia.
Denah, area sholat, pelataran, dan menara di Masjid Agung Kairouan semuanya bisa dibilang dibuat menggunakan rasio emas. Selain itu, arsitektur Buddha juga sudah menggunakan Rasio Emas.
3. Pi
Pi adalah rasio keliling lingkaran terhadap diameternya, yang sama dengan sekitar 3,14159. Arsitek memakai Pi untuk menghitung penggunaan bentuk lingkaran.
Dalam konstruksi, Pi digunakan untuk menghitung keliling, luas permukaan, serta volume dalam bangunan, jembatan, terowongan, dan infrastruktur lainnya:
- Menentukan Keliling: Rumus menghitung keliling lingkaran adalah C = πd atau C = 2πr.
- Menghitung Luas Permukaan: Rumus untuk menghitung luas permukaan adalah A = πr2.
- Menghitung Volume Silinder: Rumus menghitung volume silinder adalah V = πr2h.
- Menentukan Jumlah Material: Rumus Pi membantu untuk menghitung jumlah material yang dibutuhkan untuk konstruksi karena jembatan dan lengkungan berbentuk setengah lingkaran.
Pi juga dipakai untuk memastikan keakuratan dimensi, sudut, dan kapasitas menahan beban, yang berkontribusi pada stabilitas dan keamanan konstruksi.
4. Kalkulus
Dalam dunia konstruksi, rumus kalkulus memiliki banyak manfaat, diantaranya :
- Menganalisa keseimbangan dan stabilitas struktur.
- Untuk menghitung gaya dalam konfigurasi struktur yang kompleks.
- Untuk menghitung kehilangan panas dalam bangunan.
- Menganalisa struktur dalam persyaratan desain seismic.
- Untuk menentukan jumlah material yang dibutuhkan untuk membangun sistem pendukung.
- Untuk memprediksi dampak hambatan angin.
- Untuk memahami sekaligus mempelajari berat, tinggi, luas, dan variabel lain yang penting untuk merancang struktur.
Kalkulus berfungsi untuk memecahkan masalah yang banyak diterapkan di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mempelajarinya pun bisa membantu mengembangkan kemampuan analitis dan pemikiran kritis.
5. Rumus Luas Persegi Panjang
Dalam dunia konstruksi, rumus luas persegi panjang digunakan untuk menghitung luas tanah yang tersedia untuk mendesain taman atau luas ruang – ruang di dalam rumah.
Rumus luas persegi panjang adalah L = p x l, dengan keterangan p adalah panjang, dan l adalah lebar. Satuan panjangnya bisa cm, m, dan lainnya. Sementara, satuan luasnya dalam bentuk kuadrat seperti cm2, m2, dan seterusnya.
Selain rumus – rumus matematika di atas, arsitek juga memakai konsep - konsep matematika lainnya, seperti :
- Geometri yang digunakan untuk mempelajari dan membagi ruang serta menyusun rencana bangunan.
- Simetri yang berfungsi untuk memberikan perasaan keseimbangan dan harmoni.
- Fraktal yaitu pola matematis yang bisa ditemukan dalam banyak aspek alam.
Para arsitek juga menggunakan aljabar dan trigonometri untuk merencanakan cetak biru atau desain sketsa awal. Bahkan mereka pun menghitung kemungkinan masalah yang bisa dihadapi oleh tim konstruksi saat mewujudkan visi desain dalam tiga dimensi. Mereka menggabungkan berbagai ilmu mulai dari seni hingga matematika.
Nah, kalau sohib kongkow masih pada hafal nggak nih rumus matematika yang digunakan arsitek di atas? Atau jangan-jangan udah lenyap bagaikan serpihan debu? Wkwkwk. Catatan pentingnya, buat kalian yang tertarik studi lanjut di bidang arsitektur, kudu pinter ya matematikanya. Semangat belajar, pals.***
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com