header marita’s palace

#BrokenButUnbroken, Kampanye NPD Awareness bersama Kartika Soeminar

kampanye NPD Awareness

“Orang yang bahagia, badannya sehat. Namun orang yang sehat belum tentu bahagia.” - Kartika Soeminar

Pernyataan penutup dari mbak Kartika Soeminar pada event KEB Intimate Session “#BreakTheSilence: 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor” itu terus terngiang-ngiang di telingaku. Bahkan sampai aku meninggalkan Hotel Santika Premiere yang menjadi lokasi acara, pernyataan itu masih dengan jelas menggema di indera pendengaranku.

Aku sangat setuju dengan kalimat tersebut. Persetujuan itu malah membuat ingatanku melayang pada kisah ibuku. Sepanjang perjalanan aku menahan diri untuk tidak menangis, “Aah, seandainya ibuku berani mengambil langkah besar seperti mbak Kartika, mungkin saat ini ibu masih hidup dengan sehat dan bisa bertemu cucu-cucunya.

Namun pengandaian itu kutepis segera, aku tidak dibawa larut oleh hal-hal yang tak seharusnya. Apalagi sebelum meninggalkan ruangan acara, Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si., seorang psikolog senior yang saat ini menjabat sebagai Kepala Humas Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang, telah membagikan tips agar para peserta yang hadir bisa lebih mindful dan bersyukur dengan kehidupannya.

KEB Intimate Session

Hmm…. sohib kongkow penasaran ya, sebenarnya event yang kuhadiri pada hari Sabtu, 29 Juni 2024 itu membahas tentang apa sih?

Pastinya kata #Narcisstic bukan lagi hal yang asing ya saat ini. Di media sosial Narcisstic Personality Disorder, atau lebih tenar disebut dengan NPD, saat ini sedang marak dibicarakan ya.

Sayangnya nih, banyak yang melakukan self diagnosis, entah itu kepada dirinya sendiri ataupun orang lain. Padahal seseorang bisa disebut memiliki NPD tentunya butuh melakukan konsultasi dengan ahlinya, entah itu psikolog ataupun psikiater.

Jadi nggak bisa ya kita menghakimi seseorang sebagai NPD, hanya karena melihat beberapa ciri dalam diri orang tersebut. Alih-alih menghakimi, yang bisa kita lakukan adalah menghadapi mereka. Caranya bagaimana? Yuk, ikuti catatanku hingga akhir ya.

Berkenalan dengan Kartika Soeminar, Penggagas Kampanye NPD Awareness #BrokenButUnbroken

Sebelum kita bahas lebih lengkap tentang ciri-ciri NPD, dan bagaimana menghadapi orang dengan gangguan kepribadian narsistik ini, kenalan dulu yuk dengan Kartika Soeminar. Kalau dari foto ini, bisakah sohib kongkow menebak berapa usia Mbak Kartika?

Ia bercerita kalau usianya hampir masuk kepala lima lo, pals. Sungguh aku tak percaya. Namun yang pasti sosok perempuan hebat ini punya sejarah panjang bersama orang NPD.

Pengusaha perempuan asal Surabaya yang kini tinggal di Bali ini merupakan seorang #NPDSurvivor. Nggak tanggung-tanggung, Mbak Kartika pernah menjalani kehidupan selama 23 tahun bersama mantan suami yang memiliki gangguan kerpibadian Narsistik.

Karena pengalamannya itulah, mbak Kartika menggandeng KEB untuk menggelar kampanye #BrokenButUnbroken agar #NPDAwareness semakin meningkat di Indonesia. Bersyukur Semarang dipilih menjadi kota ketiga dari total delapan kota besar yang dikunjungi oleh Mbak Kartika dan tim KEB.

Dalam kesempatan tersebut, Mbak Kartika membagikan beberapa ciri NPD yang muncul dalam diri mantan suaminya:

ciri-ciri NPD

1. Love Bombing

Pada awalnya Mbak Kartika tidak mengetahui kalau pasangannya memiliki gangguan kepribadian narsistik. Di awal hubungan, sang suami ini sangat romantis dan sering memberikan pujian kepada Mbak Kartika. Perempuan mana yang tidak akan luluh bukan dihujani cinta bertubi-tubi?

2. Flying Monkey

Lambat laun, sifat aslinya suaminya terlihat. Dari romantis menjadi gaslighting. Apapun yang dilakukan Mbak Kartika selalu salah di mata suaminya. Tak hanya itu, sang suami juga memperlihatkan sisi manipulatifnya.

Agar bisa mengatasi manipulasi yang dilakukan oleh sang suami, Mbak Kartika selalu merekam setiap kali suaminya berbicara. Orang-orang NPD pintar sekali memutarbalikkan fakta, kita perlu data dan bukti yang valid untuk menaklukkan mereka.

3. Smear Campaign

Karena memiliki sifat yang manipulatif, orang-orang dengan NPD biasanya senang mencari simpati. Dia akan bersikap playing victim, seolah-olah dia yang dirugikan. Dia akan memengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk lebih memercayai ceritanya.

Begitu juga dalam kasus mbak Kartika, sang mantan suami menyebarkan cerita-cerita bohong tentangnya. Hal ini tentu semakin menghancurkan mental mbak Kartika.

Titik balik Mbak Kartika ketika ia jatuh sakit. Bahkan kadar HB nya hingga drop ke angka tujuh, padahal tidak ada pendarahan yang terjadi. Beratnya turun hingga 9kg.

Mbak Kartika baru tersadar betapa mirisnya kehidupan yang ia jalani; tidak dinafkahi, mengurus semua hal sendiri, bahkan harus menerima pengkhianatan suami.

Kartika Soeminar, NPD Abuse Survivor

Namun bersyukur di usianya yang ke 40 tahun, Mbak Kartika kemudian tersadar bahwa ia berhak bahagia. Putri tunggalnya berhak diasuh oleh ibu yang bahagia fisik dan mental.

Dari situ, Mbak Kartika mulai mengubah gaya hidupnya. Ia mulai rutin ngegym, boxing dan menjaga pola makannya. Bagi mbak Kartika, berolahraga adalah salah satu bentuk self love untuk melupakan pernikahannya yang pahit.

Tak hanya itu, mbak Kartika juga melakukan self healing dengan journaling therapy. Tulisan-tulisan #KartikaSoeminarStory inilah yang nantinya akan diterbitkan dalam sebuah buku. Wah, sudah nggak sabar pengen baca bukunya nih.

Pesan Mbak Kartika untuk kita, “Please be aware of NPD people. Tidak hanya dengan pasangan, tapi juga keluarga, bahkan bisa jadi rekan kerja kita.”

Agar semakin aware, kita perlu mengedukasi diri sendiri. Entah itu dengan membaca buku, ataupun konsultasi dengan pakar. Hal yang perlu digarisbawahi, jangan melakukan self diagnose. NPD juga biasanya tidak akan muncul dalam hubungan yang singkat, ia bisa muncul setelah bertahun-tahun bersama karena sifatnya yang manipulatif.

Mbak Kartika juga mengajak agar kita terlibat dalam Kampanye NPD Awareness agar makin banyak orang yang melek tentang bahaya NPD, dan berani untuk lepas dari orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik ini.

Cara Menghadapi Orang dengan Gangguan Kepribadian Narsistik

Setelah Mbak Kartika menceritakan pengalamannya, Bu Probo yang merupakan psikolog senior di Semarang menambahkan beragam informasi lengkap tentang NPD. Disampaikan oleh Bu Probo, NPD tidak muncul tiba-tiba. NPD bisa muncul karena kombinasi dari faktor genetik,biologis dan lingkungan.

Pengalaman masa kecil, seperti pola asuh yang terlalu memanjakan atau terlalu kritis bisa menjadi salah satu penyebab munculnya NPD dalam diri seseorang lo, pals. Wuih, jadi PR banget buat para orang tua dalam membesarkan buah hati ya.

Bu Probowatie Psikolog

Bu Probo juga menyampaikan ciri-ciri NPD sebagai berikut:
  • Perasaan grandiositas (merasa diri sendiri sangat penting dan superior dibandingkan orang lain).
  • Kebutuhan konstan akan pujian.
  • Keyakinan bahwa mereka istimewa dan unik.
  • Eksploitasi interpersonal.
  • Kurangnya empati.
  • Iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri pada mereka.
  • Perilaku arogan dan sombong.
Nah, siapa yang merasa punya ciri-ciri di atas? Kata bu Probo, seseorang bisa dikatakan NPD jika memiliki lebih dari lima ciri. Eits, tapi kembali lagi, nggak bisa self diagnose ya, harus dilakukan oleh ahlinya.

Hal terpenting lainnya adalah, ciri-ciri tersebut bisa jadi ada di dalam diri kita, namun kita perlu mengukur apakah kadarnya cukup atau berlebihan. Yang berbahaya adalah ketika ciri-ciri itu muncul, dan kadarnya terlalu berlebih.

Karena kalau sudah berlebihan, tentu saja dampaknya nggak baik buat kita. Hubungan interpersonal jadi bermasalah, kesulitan dalam pekerjaan dan kehidupan sosial, dan munculnya potensi masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi dan kecemasan.

Nah, kalau sohib kongkow merasa punya ciri-ciri di atas, dan merasa ada pengaruh buruk yang dirasakan, better cuzz langsung konsul sama ahlinya ya.

memanfaatkan momen kampanye NPD Awareness

Terkait dengan munculnya NPD karena pola asuh, membuatku bertanya-tanya bagaimana tips mengasuh anak agar tidak tumbuh menjadi orang dengan gejala kepribadian narsistik. Alhamdulillah, Bu Probo menjelaskan dengan detail, pals.

Bu Probo menyampaikan bahwa rumah adalah sekolah pertama. Orang tua adalah role model. NPD Parents will raise NPD Kids. Anak yang terlalu dimanja, diberikan fasilitas berlebihan, dan tidak diberi “kesulitan”, bisa tumbuh menjadi orang Narsistik.

Berikut ini tips-tips pengasuhan yang diberikan bu Probo agar anak tidak tumbuh menjadi NPD:
  • Tidak memberikan pujian berlebihan. Kalaupun memuji, pastikan yang dipuji adalah proses dari aksinya, bukan hasilnya.
  • Tidak menuruti semua keinginan anak. Anak harus belajar mengelola rasa kecewa.
  • Buat anak dihargai dengan porsi yang pas; diberi kesempatan untuk bicara dan diskusi.
  • Apabila anak menginginkan sesuatu, ajak atau libatkan anak untuk mencari solusinya. Jangan sering-sering “disuapi”.
Btw, NPD itu tidak bisa disembuhkan ya, pals. Oleh karenanya kunci untuk menghadapi orang NPD adalah jangan memaksa mereka memahami kita, dan tentunya terapkan lima tips dari Bu Probo berikut ini:

menghadapi orang dengan NPD

1. Menerapkan Batasan

Hal terpenting yang bisa kita lakukan adalah menerapkan batasan. Caranya yaitu dengan memperkuat diri sendiri agar nggak terlalu fokus sama perlakuan orang NPD. Bersikap cuek, kurangi interaksi dan komunikasi adalah cara efektif untuk menjaga mental kita tetap waras.

2. Afirmasi Positif

Selalu lakukan afirmasi positif untuk diri sendiri setiap harinya. Ucapkan kata-kata penguat seperti, “Aku makin kuat setiap harinya, aku bisa menghadapi semua dengan izin Allah.” Sounds simple, tapi manjur lo, pals.

3. Journaling

Sebagai blogger yang tentu saja suka nulis, ini adalah hal yang sering aku lakukan. Nah, buat sohib kongkow yang sering berinteraksi dengan orang berciri-ciri NPD, daripada mangkel, cuzz deh luapkan saja emosi negatifmu ke dalam kertas, lalu buang.

4. Pendekatan Spiritual

Banyak beribadah dan memohon agar diberi kekuatan mental dalam menghadapi orang NPD adalah salah satu solusi terbaik yang patut dicoba, pals.

5. Konsultasi dengan Ahli

Kalau udah mentok banget nih, apalagi mungkin sampai bikin kamu anxiety/ cemas, cuzz deh temui ahlinya saja. Selain untuk merilis emosi negatif, kamu juga bisa menanyakan cara menghadapi NPD dari kacamata sang ahli.

Gimana, mantap kan tips dari Bu Probo? Eh, tapi bukan hanya lima itu saja, Bu Probo juga punya bonus spesial nih.

Bonus Spesial dari Bu Probo

Menghadapi NPD itu melelahkan, pals. Ada kalanya ransel emosi kita penuh. Nah, Bu Probo memberikan tips untuk rilis emosi negatif yang berlebihan, ada tiga cara:

1. Buang Sampah pada Tempatnya

Caranya yaitu ambil kertas bekas, lalu tulis perasaan negatif yang kita rasakan menggunakan spidol merah atau biru. Lalu robek kertas tersebut, dan buang. InsyaAllah setelahnya, kita jadi lebih lega.

2. Put Your Emotion in A Jar

Hampir sama seperti cara pertama. Bedanya di sini kita perlu menyiapkan sebuah stoples, lalu diisi dengan beras. Setelah kertas dirobek, masukkan ke dalam stoples.

Lihat deh selama beberapa bulan ke depan, beras akan berwarna kusam. Hal ini menandakan bahwa emosi negatif sangat merusak. Setelah melihat hal itu, kita bakal berpikir ulang untuk terus-terusan menyimpan emosi negatif dalam diri.

3. Terapi 5 Jari

Sebagai pemungkas, Bu Probo mengajak seluruh peserta untuk melakukan terapi 5 jari. Caranya yaitu ambil nafas dari hidung, lalu keluarkan dari mulut secara perlahan, pastikan untuk menutup mata dan bisa juga memasang lagu yang rileks.

Setelah itu, pertemukan jari jempol dengan jari telunjuk, lalu bayangkan orang yang kita cintai. Selanjutnya, pertemukan jari jempol dengan jari tengah, bayangkan tempat yang kita sukai. Begitu seterusnya, sampai jari jempol bertemu dengan kelingking, bayangkan hal-hal baik dalam hidup yang membuat kita bersyukur dengan apa yang kita miliki.

tips mengatasi anak impulsif agresif

“Karena sejatinya bahagia itu diciptakan, bukan dicari,” Bu Probo menutup rangkaian acara pada siang itu dengan bijak. Ada banyak sekali hal istimewa dari event ini. Mulai kisah Mbak Kartika yang mengharu biru, hingga tips-tips solutif dari Bu Probo dalam menghadapi orang dengan NPD.

Pastinya aku jadi lebih paham tentang NPD, dan aku harap sohib kongkow juga bisa banyak belajar dari Kampanye NPD Awareness ini ya. Kalau selama ini yang kita tahu orang hobi selfie itu narsis, sekarang jadi paham kan orang narsistik itu lebih dari sekedar jago selfie. Please be aware and don’t self diagnose ya, pals!***

20 comments

Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)


Salam,


maritaningtyas.com
  1. Acara ini ada di Surabaya nggak sih coach? Pengen juga :")

    Quotesnya masyaAllah mak tratap, kebahagiaan itu diciptakan bukan dicari. Dari review ini jadi lebih paham tentang NPD, selama ini cuma denger doang. Kemarin sempat ngobrol sama sodara tentang NPD ini, krn ada seseorang yg ki kenal yg punya ciri2 narsistik ini. Kasian istrinya :"(

    ReplyDelete
  2. Aku pas tahu NPD dari IG KEB njuk self diagnosis kalo aku NPD, tapi setelah baca-baca artikel darimu dan teman-teman ternyata enggak, alhamdulillah. Semoga kita semua dijauhkan dari orang yang punya gangguan NPD, aamiin

    ReplyDelete
  3. Love bombing nih biasanya awal-awal baru kenal ya sama pasangan. Harus hati-hati banget ya kalau mau pilih pasangan. Karena seringkali kalau lagi jatuh cinta tuh akal sehat jadi nggak sehat lagi karena merasa dicintai dengan sepenuh hati oleh pasangan padahal sebenarnya tidak.

    ReplyDelete
  4. Pernah menjadi korban pelaku yang mengidap NPD, ngalamin difitnah segala. Perlakuan flying monkey dan smear campaign, sikapnya manipulatif banget, ngajakin temen dan njelek-jelekin aku juga. Sekarang sih udah aman, udah menjauh dari temen yang toksik

    ReplyDelete
  5. Ga kebayang sama perasaan Mbak Marita waktu keinget orang terdekat yang juga mengalami hal itu, aku kena bullying pas SD oleh tetangga yang kalau di depanku baik tapi dibelakang naudzubillah untung dah lepas soalnya dia gabisa dapet saingan maunya jadi yang terdepan, semangat buat Mbak Marita semoga kita dijauhkan dari mental-mental NPD

    ReplyDelete
  6. Ternyata di sekitar kita banyak orang-orang yang punya gejala NPD ya. Sebaiknya harus hati-hati dan lebih baik menghindar dari orang2 berkarakter seperti itu.

    ReplyDelete
  7. Wah, seru banget acaranya. Ä°si materinya daging semua. Sebenarnya aku nggak tahu apa itu NPD, tapi setelah baca postingan ibu jadi dapat insight tentang NPD.
    Aku kira awalnya npd ini bawaan dari lahir, tapi ternyata NPD ini juga hasil dari kesalahan orang tua dalam mengasuh anak ya?
    Apakah NPD ini bisa disembuhkan secara total? Dan biasanya yang bisa menetapkan apakah kita itu NPD atau tidak, apakah ke psikolog atau psikiater?

    ReplyDelete
  8. Kalo baca komen2an orang di socmed yg berkaitan dengan pasangan toxic, banyak sih keknya yang mengalami ky mb Kartika, cuma nggak berani melepaskan diri krn pertimbangan banyak hal

    ReplyDelete
  9. Materi yang sangat memperkaya wawasan kita tentang kesehatan mental. Tadinya kupikir ya biasa aja ada orang2 yang ga mau kalah, menyombongkan diri, dan dirinya adalah pusat alam semesta. Ternyata dengan tambahan ciri2 lainnya, hal2 di atas menjadi penanda orang mengalami NPD.

    ReplyDelete
  10. Mbak Kartika wanita yang kuat ya. Aku suka quotenya yang mengatakan bahagia tidak mengenal batas usia. Usia 50 thn juga berhak bahagia

    ReplyDelete
  11. Setuju banget bahagia dicari dan diperjuangkan ya..dan kita sendiri yang mengusahakan bukan orang lain.. susahnya NPD ini sulit disadari penderitanya ya..

    ReplyDelete
  12. Acara yang luar biasa pol, tipsnya akan aku praktekin nih mba wkwkkw kalau pas emosi negatif penuh di tangki. Terimakasih sharingnya mba Marita

    ReplyDelete
  13. Akhir2 ini sering denger tentang NPD lewat sosmed. Pengetahuan baru yang jadi membuka mata juga. Karena kadang orang yang jadi korban NPD pun ga sadar kalau bagian dari diri mereka sering di manipulasi. Dikasih lovebombing demi tercapainya kepengenannya

    ReplyDelete
  14. Kalau sekadar teman, kita bisa menjauhi orang NPD ya ... yang susah ketika itu suami atau orang tua .... harus cerdas dan bijak menyikapinya.

    ReplyDelete
  15. Ya Allah berat banget pasti jadi mba kartika yang punya suami npd. Mentalnya pasti dihajar habis-habisan. Alhamdulillah beliau sadar dan menerapkan banyak sekali saran dari psikolog ya kak sehingga gak terlambat.

    ReplyDelete
  16. Semoga kita dijauhkan dari pasangan seperti itu ya Mba, saya yang terbiasa dari kecil dengan perlakukan halus dan demokratis, jarang emosi dan apa-apa dikomunikasikan, bakal speechless ngadepin orang seperti ini, kalau sekedar teman bisa ditinggalkan

    ReplyDelete
  17. I truly like your technique. Good day very cool blog!! Man .. Excellent .. Superb

    ReplyDelete
  18. Way cool, some valid points! I appreciate you making this article available

    ReplyDelete
  19. Mbak, gimana cara mengajak orang yang punya ciri-ciri NPD untuk datang ke psikolog atau psikiater? Apa ga rentan penolakan ya? Trus kalo ketemu orang yang punya ciri-ciri NPD tapi setelah tau orang tersebuit introspeksi dan berusaha merubah sifat dan sikapnya, itu berarti bukan kategori NPD yah?

    ReplyDelete
  20. Iya yaa..."Orang yang bahagia, badannya sehat. Namun orang yang sehat belum tentu bahagia"...huhuhu, baru ngeh ciri-ciri orang dengan diagnosa NPD ini. Salut buat Mbak Kartika yang berani pergi dari suami dan bahkan mebagikan pengalaman agar makin banyak yang peduli pada kasus seperti ini dan tak ada yang menjadi korban lagi

    ReplyDelete