Dari tahun ke tahun jumlah orang yang kecanduan narkoba makin meningkat. Informasi yang kudapatkan dari Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba tahun 2021, sekitar 4juta orang dengan range usia 15-64 tahun pernah mengonsumsi narkoba.
Ngeri nggak sih, pals?
Dari fakta di atas, bisa disimpulkan kalau makin banyak orang yang kesehatan mentalnya terganggu. Setuju nggak nih?
Memang apa hubungannya kecanduan narkoba dengan kesehatan mental? Ada dong!
Gini, pals… kebiasaan adalah mengulang aktivitas yang sama dalam periode waktu tertentu. Misalnya, kamu biasa mandi dua kali sehari.
Namun ada kalanya kebiasaan itu berubah karena kondisi tertentu. Karena cuaca sedang dingin, akhirnya kamu hanya mandi sekali.
Kamu memiliki kontrol diri sehingga bisa menghentikan aktivitas yang telah menjadi kebiasaan tersebut.
Nah, bedanya dengan kecanduan, kamu nggak akan punya kontrol diri untuk menghentikan perilaku. Apapun kondisinya, kamu akan terus melakukan perilaku itu meskipun membahayakan. Kamu nggak lagi peduli dengan segala risiko dan konsekuensi yang ada.
Orang bisa kecanduan pada obat-obatan terlarang karena bisa merangsang otak untuk mengeluarkan dopamin. Sebenarnya tubuh bisa mengeluarkan dopamin secara alami, tapi nggak bisa instan.
Kamu harus berolahraga, mendengarkan musik, menonton film yang lucu atau tidur yang cukup. Semua usaha itu membutuhkan waktu dan usaha yang nggak sebentar.
Berbeda dengan narkoba, dopamin bisa dihasilkan dalam jumlah banyak dan waktu yang cepat. Oleh karenanya orang yang sekali mencoba narkoba, akan merasa ketagihan. Pengen lagi dan lagi. Terlebih jika sudah sakaw, berhenti mengonsumsi bisa membuat seluruh tubuh menjadi sakit.
That’s why orang yang sudah kadung kecanduan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) susah sekali berhenti. Walau tentu bukan tidak mungkin.
Nah, buat sohib kongkow, stay away deh dari narkoba. Nggak ada manfaatnya sama sekali. Yang ada justru tubuhmu akan semakin rusak dari hari ke hari.
Kepribadianmu bisa berubah, yang tadinya hangat jadi menyebalkan. Karakteristik, perilaku, dan kebiasaan-kebiasaan baik akan berubah drastis.
Kamu jadi malas ngapa-ngapain. Bahkan yang dulunya alim dan santun, bisa berubah suka mencuri karena narkoba.
Tak hanya itu, kamu juga bisa mengalami depresi, gangguan mental, kecemasan, penurunan fungsi otak hingga kematian. Dengan sederet dampak mengerikan itu, kalau aku sih ogah deket-deket sama narkoba, pals. How about you?
Ngeri nggak sih, pals?
Dari fakta di atas, bisa disimpulkan kalau makin banyak orang yang kesehatan mentalnya terganggu. Setuju nggak nih?
Memang apa hubungannya kecanduan narkoba dengan kesehatan mental? Ada dong!
Kecanduan Narkoba dan Kesehatan Mental
Kenapa sih kecanduan itu berbahaya? Memang apa bedanya kecanduan dengan kebiasaan?Gini, pals… kebiasaan adalah mengulang aktivitas yang sama dalam periode waktu tertentu. Misalnya, kamu biasa mandi dua kali sehari.
Namun ada kalanya kebiasaan itu berubah karena kondisi tertentu. Karena cuaca sedang dingin, akhirnya kamu hanya mandi sekali.
Kamu memiliki kontrol diri sehingga bisa menghentikan aktivitas yang telah menjadi kebiasaan tersebut.
Nah, bedanya dengan kecanduan, kamu nggak akan punya kontrol diri untuk menghentikan perilaku. Apapun kondisinya, kamu akan terus melakukan perilaku itu meskipun membahayakan. Kamu nggak lagi peduli dengan segala risiko dan konsekuensi yang ada.
Orang bisa kecanduan pada obat-obatan terlarang karena bisa merangsang otak untuk mengeluarkan dopamin. Sebenarnya tubuh bisa mengeluarkan dopamin secara alami, tapi nggak bisa instan.
Kamu harus berolahraga, mendengarkan musik, menonton film yang lucu atau tidur yang cukup. Semua usaha itu membutuhkan waktu dan usaha yang nggak sebentar.
Berbeda dengan narkoba, dopamin bisa dihasilkan dalam jumlah banyak dan waktu yang cepat. Oleh karenanya orang yang sekali mencoba narkoba, akan merasa ketagihan. Pengen lagi dan lagi. Terlebih jika sudah sakaw, berhenti mengonsumsi bisa membuat seluruh tubuh menjadi sakit.
That’s why orang yang sudah kadung kecanduan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) susah sekali berhenti. Walau tentu bukan tidak mungkin.
Nah, buat sohib kongkow, stay away deh dari narkoba. Nggak ada manfaatnya sama sekali. Yang ada justru tubuhmu akan semakin rusak dari hari ke hari.
Kepribadianmu bisa berubah, yang tadinya hangat jadi menyebalkan. Karakteristik, perilaku, dan kebiasaan-kebiasaan baik akan berubah drastis.
Kamu jadi malas ngapa-ngapain. Bahkan yang dulunya alim dan santun, bisa berubah suka mencuri karena narkoba.
Tak hanya itu, kamu juga bisa mengalami depresi, gangguan mental, kecemasan, penurunan fungsi otak hingga kematian. Dengan sederet dampak mengerikan itu, kalau aku sih ogah deket-deket sama narkoba, pals. How about you?
Penyebab Kecanduan Narkoba
Buat aku dan kamu yang belum (dan amit-amit jangan sampai) terpapar narkoba, pastinya penasaran ya kenapa orang-orang bisa kecanduan. Setidaknya ada tiga hal ini yang menyebabkan orang kecanduan narkoba:1. Penyebab Internal
Dari data riset yang ada, 85% pengguna narkoba awalnya hanya ingin coba-coba. Mereka penasaran gimana sih rasanya kalau habis makai narkoba. Eh, dari coba-coba jadi keterusan deh.Selain coba-coba, sebagian pengguna menyatakan kalau mereka memakai narkoba karena adanya konflik batin. Stress terhadap pekerjaan, depresi karena beratnya kuliah dan tuntutan orang tua, dan kurang percaya diri menghadapi sekitar.
Dari sini terbukti kan kalau kecanduan narkoba ada hubungannya dengan kesehatan mental? Bukan hanya efeknya, tapi mental yang nggak sehat juga bisa menjadi penyebab terjadinya orang kecanduan.
2. Terpengaruh Lingkungan
Selain faktor internal, penyebab kecanduan NAPZA yang paling umum yaitu terpengaruh lingkungan. Karena berteman dengan pemakai narkoba, akhirnya mereka ikut-ikutan makai juga.Alasannya sih klasik biasanya; dijebak, dipaksa atau nggak kuasa nolak saat diajak. Itulah pentingnya memilih teman yang baik ya, pals.
Berteman dengan penjual minyak wangi, kamu akan tertular wanginya. Namun kalau kamu berteman dengan pemakai narkoba, ya hati-hati aja kalau kamu akan tertular kecanduannya.
3. Ketidaksengajaan
Tak hanya dua penyebab di atas, ternyata nggak sedikit yang kecanduan narkoba karena awalnya diresepkan dokter beberapa obat keras. Biasanya sih obat-obat pereda rasa sakit yang luar biasa.Obat-obat jenis opiat, seperti oxycodone, percocet, vicodin, atau fentanyl, adalah obat-obatan yang harus dibeli dengan resep dokter. Biasanya diberikan saat terapi kanker atau pasca operasi.
Nggak sengaja keterusan mengonsumsinya. Lama-lama kalau nggak makan obat itu, ada yang kurang gitu. Terus diam-diam beli sendiri tanpa sepengetahuan dokternya.
Jangan sampai dilakukan ya, pals…
Cara Mengatasi Kecanduan NAPZA
Efek dan penyebab narkoba sudah tahu, kini saatnya cari tahu cara mengatasi kecanduan NAPZA yuk!1. Niat yang Kuat
Kalau kamu sudah kadung kecanduan obat-obatan terlarang, atau kamu punya temen pecandu, bilang sama dirinya;Kuncinya ada pada dirimu sendiri!Mau orang lain bantu seperti apapun, kalau dari diri sendiri belum ada niat untuk pulih, ya sama aja bohong. Maka hal pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi kecanduan adalah membangun niat untuk pulih.
Setelah niat itu muncul, segera eksekusi. Jangan tunda lagi untuk berhenti. Karena sekalinya kamu tunda, niat itu akan terkubur lagi deh.
2. Mau Memaafkan Diri Sendiri
Part terpenting lainnya selain niat yang kuat adalah mau memaafkan diri sendiri. Menyesal boleh-boleh saja, tapi jangan berlebihan.Kalau kamu habiskan waktu untuk menyesal dan meratapi segala hal yang sudah terjadi, kamu justru makin terpuruk. Kamu akan merasa gagal dalam hidup.
Bukannya bangkit, malah kamu akan terus terjebak dalam lingkaran NAPZA. That’s why cukupkan penyesalan dan ratapanmu.
Maafkan kesalahan dirimu, terima rasa sakit yang menjadi sebab kamu memilih jalan yang salah dan saatnya bergerak menuju pemulihan diri. Be semeleh!
3. Terapi di Rehabilitasi
Hal paling susah tentu saja menjalani proses berhenti pakai narkoba. Kamu akan mengalami sakaw. Katanya, sakit yang kamu rasakan luar biasa.Belum lagi jika kamu memutuskan untuk tinggal di rumah saja, teman-teman lamamu akan terus mencoba menggoyahkan keimananmu. Menggoda dan merayu agar kamu memakai barang-barang jahat itu lagi.
Makanya, jalan terbaik adalah terapi di pusat rehabilitasi. Kamu akan benar-benar mendapat rancangan program untuk pulih dari kecanduan. Tak hanya itu kamu juga akan dibekali dengan life skill, sehingga saat keluar dari pusat rehabilitasi, kamu siap kembali bersosialisasi dengan lebih baik.
Salah satu pusat rehabilitasi narkoba terbaik adalah Ashefa Griya Pusaka.
Tentang Ashefa Griya Pusaka
Pusat rehabilitasi narkoba milik swasta ini berlokasi di Jakarta Selatan, Indonesia. Ashefa Griya Pustka memiliki Program 3P, yaitu:- Pulih - Memulihkan kondisi pasien yang kecanduan narkoba sehingga tidak lagi ketergantungan terhadap NAPZA.
- Pengembangan Diri - Pasien digali bakat dan minatnya, serta dilatih untuk mengembangkan potensinya.
- Produktif - Pasien disiapkan untuk kembali produktif dan bisa menjalankan fungsi sosial di tengah masyarakat.
Bentuk rehabilitasinya sendiri bisa berbentuk rawat jalan atau rawat inap. Tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien.
Nah, kalau kamu tertarik mengetahui informasi mengenai pusat rehabilitasi ini, cuzz langsung kunjungi saja Ashefagriyapusaka.co.id.
Akhir kata, aku berdoa semoga sohib kongkow, aku dan seluruh keluargaku terhindar dari kecanduan narkoba. Yuk, sehatkan mental dan isi waktu dengan kegiatan positif sehingga nggak ada waktu untuk terpikir mencoba-coba narkotika dan obat-obatan terlarang. Salam sehat selalu, pals!
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com