10 tahun lalu, saat memulai karir dengan bantuan internet cepat di rumah, aku berkenalan dengan banyak bisnis baru. Salah satunya, aku juga belajar bagaimana cara menjadi reseller buku online.
Awalnya aku hanya fokus pada bisnis buku anak. Alasan sederhananya sih, karena saat itu aku ingin membangun home library buat anak-anakku.
Daripada hanya beli buku anak, kenapa nggak sekalian ikut jualan. Pikirku saat itu. Qodarullah saat itu aku berkenalan dengan mak Dewi Rieka, blogger asal Ungaran yang juga aktif berjualan buku anak premium.
Dari doi, aku kemudian kenal dengan bermacam penerbitan buku premium dan grup-grup marketingnya. Aku lalu bergabung ke beberapa grup.
Targetku saat itu mah nggak muluk-muluk. Dari hasil jualan buku, bisa menghadirkan buku-buku keren buat anak-anakku. Alhamdulillah, dalam waktu kurang lebih setahun aku bisa menghadirkan beberapa judul buku premium buat anak.
Kalau pakai hitungan manusia, kayanya tuh nggak mungkin banget aku membelikan anak-anakku buku dengan harga yang cukup fantastis untuk kantongku. Namun ternyata kalau Allah sudah berkehendak dan ridho atas ikhtiar hambaNya, nggak ada yang nggak mungkin, pals.
Awalnya aku hanya fokus pada bisnis buku anak. Alasan sederhananya sih, karena saat itu aku ingin membangun home library buat anak-anakku.
Daripada hanya beli buku anak, kenapa nggak sekalian ikut jualan. Pikirku saat itu. Qodarullah saat itu aku berkenalan dengan mak Dewi Rieka, blogger asal Ungaran yang juga aktif berjualan buku anak premium.
Dari doi, aku kemudian kenal dengan bermacam penerbitan buku premium dan grup-grup marketingnya. Aku lalu bergabung ke beberapa grup.
Targetku saat itu mah nggak muluk-muluk. Dari hasil jualan buku, bisa menghadirkan buku-buku keren buat anak-anakku. Alhamdulillah, dalam waktu kurang lebih setahun aku bisa menghadirkan beberapa judul buku premium buat anak.
Kalau pakai hitungan manusia, kayanya tuh nggak mungkin banget aku membelikan anak-anakku buku dengan harga yang cukup fantastis untuk kantongku. Namun ternyata kalau Allah sudah berkehendak dan ridho atas ikhtiar hambaNya, nggak ada yang nggak mungkin, pals.
Sampai kemudian pesanan artikelku mulai rame, aku juga mulai aktif ngeblog. Rasanya keteteran kalau dengan satu otak dan dua tangan, harus membagi waktu antara jualan dan menulis. Belum lagi ada anak-anak yang butuh perhatian.
Akhirnya kuputuskan untuk melepas jualan buku anaknya, dan fokus pada ngeblog. Ya, meskipun nggak bener-bener berhenti jualan sih.
Kalau ada buku cakep yang sedang kuincar, biasanya aku tawarkan sekalian ke status WA. Syukur-syukur kalau ada yang ikutan pesan, laba jualan bukunya bisa gratis buku buat anak sendiri kan?
Nah, kalau di antara sohib kongkow ada yang penasaran gimana cara menjadi reseller buku online, aku akan share nih beberapa tipsnya. Tapi sebelumnya kenali dulu ya apa sih bedanya reseller dan dropshipper.
Nah, dari tabel di atas kira-kira mana yang lebih cocok untuk temen-temen kongkow? Untuk pemula sih ada baiknya mengawali dari dropshipper terlebih dahulu. Namun kalau sudah punya cukup modal, boleh banget kok langsung cuzz jadi reseller.
Btw, sekarang juga sudah banyak kok supplier ataupun distributor yang membuka keran menjadi reseller dengan nominal yang terjangkau. Misal hanya cukup dengan beli tiga atau lima buku saja, sudah mendapat harga reseller.
Kalau aku sendiri sebenarnya lebih condong ke dropshipper, hanya saja aku lebih mantap kalau melihat barangnya dulu. Jadi aku biasanya akan membeli bukunya lebih dulu, atau hanya menjual buku yang bener-bener ingin aku beli. Sehingga dalam memasarkan bukunya, feel lebih dapat gitu loh, pals.
Aku juga lebih suka mengirimkan paket untuk customer dengan tanganku sendiri. Meski supplierku memperbolehkan aku nitip pengiriman lewat dia, aku lebih mantap kalau kukemas dan kukirim sendiri.
Biasanya aku akan kasih semacam kartu ucapan, atau bonus sederhana seperti stiker, dll. Biar lebih ada personal touchnya gitu.
Kalau kalian gimana, sudah mulai ada bayangan mau memulai jadi dropshipper, reseller atau dropshipper rasa reseller sepertiku? Hehe.
Akhirnya kuputuskan untuk melepas jualan buku anaknya, dan fokus pada ngeblog. Ya, meskipun nggak bener-bener berhenti jualan sih.
Kalau ada buku cakep yang sedang kuincar, biasanya aku tawarkan sekalian ke status WA. Syukur-syukur kalau ada yang ikutan pesan, laba jualan bukunya bisa gratis buku buat anak sendiri kan?
Nah, kalau di antara sohib kongkow ada yang penasaran gimana cara menjadi reseller buku online, aku akan share nih beberapa tipsnya. Tapi sebelumnya kenali dulu ya apa sih bedanya reseller dan dropshipper.
Perbedaan Reseller vs Dropshipper
Dua istilah ini sangat sering muncul di dunia pemasaran. Awalnya kupikir dua hal ini sama, ternyata ada perbedaannya, pals. Apakah temen kongkow sudah tahu perbedaan keduanya?Perbedaan Reseller vs Dropshipper | ||
---|---|---|
Keterangan | Reseller | Dropshipper |
Stok Barang | Bisa menyetok barang | Tidak perlu menyetok barang |
Modal | Jauh lebih besar, biasanya distributor atau supplier menetapkan minimal pembelian untuk reseller. | Jauh lebih kecil, biasanya tidak ada minimal pembelian, tetapi harganya tentu saja berbeda dengan harga reseller. |
Keuntungan | Karena di awal ada pembelian dalam jumlah tertentu, keuntungan yang diambil bisa lebih besar. | Keuntungan jauh lebih kecil/ |
Strategi Pemasaran | Bisa melakukan direct selling atau jualan offline, selain melakukan digital marketing. | Biasanya hanya fokus melakukan digital marketing, karena tidak ada stok yang bisa dijadikan contoh. |
Pengiriman | Reseller mengirim sendiri produk ke customer. | Dropshipper cukup memberikan alamat kepada distributor atau supplier, tidak melakukan pengemasan dan pengiriman barang. |
Resiko | Lebih tinggi, karena kalau stok tidak laku dalam waktu yang lama, akhirnya harus dijual dengan harga promo agar modal bisa kembali. | Lebih rendah karena nggak ada stok. |
Kelebihan | Bisa memantau stok, tahu dengan pasti kualitas produk, penjualan bisa lebih luas. | Modal lebih kecil, tidak perlu melakukan pengemasan dan pengiriman produk, resiko minim. |
Kekurangan | Butuh modal yang lebih besar, jika stok menumpuk, akan lama balik modal, harus keluar tenaga untuk mengemas dan mengirim barang. | Tidak punya stok sendiri, tidak tahu stok dan kondisi barang. |
Nah, dari tabel di atas kira-kira mana yang lebih cocok untuk temen-temen kongkow? Untuk pemula sih ada baiknya mengawali dari dropshipper terlebih dahulu. Namun kalau sudah punya cukup modal, boleh banget kok langsung cuzz jadi reseller.
Btw, sekarang juga sudah banyak kok supplier ataupun distributor yang membuka keran menjadi reseller dengan nominal yang terjangkau. Misal hanya cukup dengan beli tiga atau lima buku saja, sudah mendapat harga reseller.
Kalau aku sendiri sebenarnya lebih condong ke dropshipper, hanya saja aku lebih mantap kalau melihat barangnya dulu. Jadi aku biasanya akan membeli bukunya lebih dulu, atau hanya menjual buku yang bener-bener ingin aku beli. Sehingga dalam memasarkan bukunya, feel lebih dapat gitu loh, pals.
Aku juga lebih suka mengirimkan paket untuk customer dengan tanganku sendiri. Meski supplierku memperbolehkan aku nitip pengiriman lewat dia, aku lebih mantap kalau kukemas dan kukirim sendiri.
Biasanya aku akan kasih semacam kartu ucapan, atau bonus sederhana seperti stiker, dll. Biar lebih ada personal touchnya gitu.
Kalau kalian gimana, sudah mulai ada bayangan mau memulai jadi dropshipper, reseller atau dropshipper rasa reseller sepertiku? Hehe.
Cara Menjadi Reseller Buku Online ala Tukang Jualan Paruh Waktu
Kalau sudah yakin dengan pilihannya, cuzz langsung aja nih kepoin tips-tips berikut.1. Menemukan Supplier yang Tepat
Menemukan supplier ini gampang-gampang susah ya. Biasanya sih kalau aku cobain dulu beli beberapa buku di tempat itu. Kalau pelayanannya fast response, pengiriman cepat, baru deh aku mengemukakan niat untuk menjadi reseller.Sohib kongkow juga bisa bergabung ke grup-grup pemasaran buku. Biasanya bisa dikepoin tuh lewat hashtag khusus. Setiap grup pemasar biasanya punya ciri khasnya masing-masing.
Enaknya ikut grup, kita akan dibekali dengan materi marketing. Jadi nggak perlu mikir bagaimana ngiklannya. Gambar juga udah dikasih. Dah tinggal rajin-rajin share aja.
Nggak hanya itu, di grup pemasaran buku anak premium khususnya, bertebaran ilmu-ilmu baru. Bukan hanya ilmu yang bisa meningkatkan skill jualan, tapi juga ilmu parenting dan ilmu agama. Kereen kan?
Oh ya, kita juga bisa lo menjadi reseller/ dropshipper dari website penjual buku online, dari yang brand besar macam Gramedia, sampai website yang lebih kecil skalanya, seperti bukabuku. Atau kalau di dekat rumah temen kongkow ada toko-toko buku lokal, bisa lo coba mengajukan diri untuk menjadi resellernya.
2. Menetapkan Harga Jual
Setelah dapat supplier yang klik di hati, PR selanjutnya adalah menetapkan harga jual. Kadang dari penerbit sudah memberikan harga eceran tertinggi. Kalau kaya gini enak sih, jadi kita nggak pusing menetapkan harga ya.Namun ada pula yang dari supplier memberikan kebebasan buat resellernya menetapkan harga. Suka puyeng sih ya.
Saranku sih, jangan kasih harga ke customer dengan harga di bawah HET. Biar nggak merusak pasaran. Boleh lah kalau mau kasih promo, misal kalau si customer beli lebih dari satu buku. Atau misal kita mau habisin stok.
3. Membuat Web dan Media Sosial Khusus
Personal branding itu penting, pals. Usahakan untuk tidak mencampur antara media sosial pribadi dengan media sosial untuk berjualan.Tentu saja agar follower kita nggak jengah ya lihat Instagram kita isinya jualan melulu. Sekaligus agar orang lebih mengenal branding jualan kita gitu loh.
Meski sudah punya media sosial dan web khusus buat jualan, sebaiknya jangan melulu berisi iklan. Isi juga dengan konten-konten edukatif, agar bisa menjaring lebih banyak calon customer. Kalau butuh jasa penulisan artikel untuk web jualannya, tahu kan ya bisa colek siapa, wkwk.
4. Konsisten Beriklan
Nah, ini juga PR besar. Khususnya buat diriku. Entah kenapa aku tuh suka memberikan ulasan produk yang aku beli dari orang lain, dan rata-rata banyak yang terus jadi ikutan beli gara-gara aku membuat ulasannya. Entah itu via status Whatsapp atau di media sosial lainnya.Lucunya kalau aku mengiklankan produk yang kujual, nggak ada blas yang nengok, wkwk. Emang aku harusnya jadi brand ambassador aja, jangan jadi marketer, haha.
Kalau dari referensi yang kudapat nih, setiap hari at least kita harus share tentang produk jualan kita itu tiga kali. Di jam-jam pagi, siang saat jam-jam istirahat dan malam.
Hal ini untuk memancing orang agar selalu stay tune dengan status dan postingan-postingan kita. Semakin konsisten jam iklan kita, semakin orang makin hafal dengan siapa dan apa yang kita jual.
5. Memilih Jasa Kirim yang Tepat
At last but not least, jika sohib kongkow memutuskan untuk menjadi reseller ataupun dropshipper rasa reseller yang mengirimkan produk pesanan customer dengan tangan sendiri, PR penting adalah menemukan jasa kirim yang tepat.Kini ada banyak jasa kirim bertebaran. Tak jarang customer juga request untuk dicarikan biaya kirim yang paling hemat.
Dari hasil ngobrol sama sesama penjual online sih, saat ini yang paling hemat biayanya adalah Anter Aja. Nah, berarti sohib kongkow kudu rajin-rajin nih cek ongkir Anter Aja biar bisa kasih info valid ke customer.
Kalau customer pengen tahu informasi ongkir dari jasa kirim brand lain gimana? Saat itulah kita butuh Everpro.
Everpro menyediakan informasi ongkir dari beberapa brand logistik. Jadi nggak perlu rempong klik website banyak-banyak. Hanya di satu website sudah tersedia informasi cek ongkir paling lengkap.
Sudah mulai ada bayangan bagaimana cara menjadi reseller buku online, pals? Semoga membantu dan mari jadi bagian pegiat literasi agar makin banyak anak Indonesia yang suka membaca.
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com