Awalnya aku mungkin seperti kebanyakan orang. Tak terlalu ambil pusing dengan kesehatan. Apalagi saat usia masih di bawah 30an, sepertinya sakit adalah kondisi yang tak mudah datang menghampiriku.
Aku asyik menjalani pola hidup yang tak sehat. Mulai dari suka begadang, pola makan nggak teratur yang mengundang asam lambung mampir berkali-kali, hingga demen minum kopi lebih dari batas maksimal harian.
Selama ini aku merasa fine-fine aja dengan tubuhku. Secara nggak sadar, sinyal tubuh sebenarnya mulai meronta. Memberi pertanda bahwa aku nggak bisa terus-terusan hidup tak sehat seperti itu.
Jika aku sebagai manajer keluarga saja menjalani hidup yang jauh dari kata sehat, bagaimana dengan anggota keluargaku? Bukankah aku yang bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan kesehatan setiap anggota keluarga?
Sebagai seorang ibu dan istri, walau tanpa kewajiban tertulis dan terikat, aku yang seharusnya memperhatikan asupan nutrisi untuk anggota keluarga. Tak mungkin dong kulimpahkan kewajiban ini kepada suami yang sudah seharian banting tulang untuk menafkahi kami.
Sayangnya kesadaran diriku akan pentingnya proteksi kesehatan muncul cukup terlambat. Aku harus dijewer dulu dengan beberapa peristiwa hingga akhirnya bisa benar-benar tersadarkan.
Barulah aku terhenyak dan sadar. Aah, ternyata ada maksud dari setiap ujian sakit yang berdatangan.
Hingga pada akhir tahun 2016, aku menemukan ibu hilang kesadaran. Ibu tertidur dan tak pernah terbangun lagi. Walau detak jantungnya masih ada, tetapi ibu tak pernah lagi membuka mata.
Karena kondisi tersebut, dokter memutuskan untuk merawat ibu di ICU. Aku hanya bisa mengangguk-angguk mendengar penjelasan dokter.
Bersyukurnya ibu adalah pensiunan guru, sehingga punya BPJS Kesehatan yang mampu menunjang biaya perawatan. Apa jadinya kalau itu aku, yang seorang freelancer ini?
Aku asyik menjalani pola hidup yang tak sehat. Mulai dari suka begadang, pola makan nggak teratur yang mengundang asam lambung mampir berkali-kali, hingga demen minum kopi lebih dari batas maksimal harian.
Selama ini aku merasa fine-fine aja dengan tubuhku. Secara nggak sadar, sinyal tubuh sebenarnya mulai meronta. Memberi pertanda bahwa aku nggak bisa terus-terusan hidup tak sehat seperti itu.
Jika aku sebagai manajer keluarga saja menjalani hidup yang jauh dari kata sehat, bagaimana dengan anggota keluargaku? Bukankah aku yang bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan kesehatan setiap anggota keluarga?
Sebagai seorang ibu dan istri, walau tanpa kewajiban tertulis dan terikat, aku yang seharusnya memperhatikan asupan nutrisi untuk anggota keluarga. Tak mungkin dong kulimpahkan kewajiban ini kepada suami yang sudah seharian banting tulang untuk menafkahi kami.
Sayangnya kesadaran diriku akan pentingnya proteksi kesehatan muncul cukup terlambat. Aku harus dijewer dulu dengan beberapa peristiwa hingga akhirnya bisa benar-benar tersadarkan.
Kesehatan Terasa Berharga Saat Ujian Sakit Menghampiri
Empat peristiwa hadir silih berganti. Saat peristiwa pertama terjadi, aku sepertinya belum sadar diri akan tanda-tanda yang diberikan. Hingga akhirnya peristiwa dua hingga empat datang susul menyusul.Barulah aku terhenyak dan sadar. Aah, ternyata ada maksud dari setiap ujian sakit yang berdatangan.
a. Ketika Ibu Hilang Kesadaran
Ibu memang cukup lama mengidap penyakit stroke. Berobat ke sana ke sini, terapi ke mana saja, sudah dijalani. Namun kondisi ibu tak membaik.Hingga pada akhir tahun 2016, aku menemukan ibu hilang kesadaran. Ibu tertidur dan tak pernah terbangun lagi. Walau detak jantungnya masih ada, tetapi ibu tak pernah lagi membuka mata.
Karena kondisi tersebut, dokter memutuskan untuk merawat ibu di ICU. Aku hanya bisa mengangguk-angguk mendengar penjelasan dokter.
Bersyukurnya ibu adalah pensiunan guru, sehingga punya BPJS Kesehatan yang mampu menunjang biaya perawatan. Apa jadinya kalau itu aku, yang seorang freelancer ini?
b. Mengantarkan Buah Hati Rawat Inap Pertama Kali
Seperti yang sudah kusampaikan di awal, dalam kamusku nggak pernah ada bayangan akan ada anggota keluarga yang masuk rumah sakit. Aku sendiri tak pernah punya pengalaman dirawat di rumah sakit, kecuali karena melahirkan.Beda kasus saat ibu masuk ICU karena memang kondisinya yang memburuk. Selama membesarkan anak pertama, aku hanya pernah menemukan si kecil batuk pilek. Nggak pernah sampai mengalami penyakit serius.
Oleh karenanya, aku pun tak pernah menyiapkan dana darurat untuk urusan kesehatan. Karena pikirku anak-anak akan sehat-sehat saja. Kalaupun sakit ya paling hanya batuk pilek semata.
Hingga hari itu tiba, anak keduaku yang saat itu berusia 9 bulan, suhu tubuhnya terus tinggi. Bahkan mencapai 39 derajat celcius. Namun obat penurun panas sama sekali tak mempan. Benar-benar pengalaman baru buatku.
Karena sudah berlangsung sampai tiga hari dan kondisi si anak makin lemas. Akhirnya kami bawa ia ke IGD. Anakku didiagnosa oleh dokter terkena bronchopneumonia. Dirawatlah ia selama lima hari di rumah sakit.
Tanpa ada tabungan darurat, kami hanya bisa mengandalkan BPJS Kesehatan kelas tiga. Karena bayi terus-terusan rewel, kami memutuskan untuk naik ke kelas satu agar lebih nyaman. Tentu saja selisih kenaikan kelas harus kami tanggung sendiri.
c. Tindakan Darurat karena Patah Tulang
Sudah merasakan pusingnya nggak punya dana darurat di pengalaman kedua, tapi aku masih aja terlalu santai. Apalagi setelah kejadian itu, alhamdulillah anak-anak sehat wal’afiat tak kurang suatu apapun.Hingga saat pandemi covid-19 sedang tinggi-tingginya, lagi-lagi Affan, si anak kedua harus kembali dirawat di rumah sakit. Bukan karena covid-19, tapi karena tulangnya patah akibat jatuh tersandung kursi.
Di situ kami kembali merasakan bagaimana pentingnya menyiapkan dana darurat. Kali ini bukan hanya biaya rawat inap yang perlu dipikirkan, tapi juga tindakan gips yang membutuhkan banyak biaya.
d. Demam Berdarah yang Datang Tanpa Permisi
Setahun berselang dari peristiwa yang ketiga, Affan kembali harus dibawa ke rumah sakit dan menjalani rawat inap. Badannya kembali panas, tapi kali ini bukan bronchopneumonia. Affan didiagnosis mengalami demam berdarah.Meski bukan aku yang langsung mengalami, sebagai manajer rumah tangga tentu saja aku merasa tersentil untuk berbuat lebih baik lagi. Masuknya Affan ke rumah sakit pada akhir Maret 2022 lalu kutetapkan menjadi bangkitnya kesadaran diri.
Aku berjanji untuk tak abai lagi pada kesehatan, baik itu kesehatan diriku dan anggota keluarga yang lain. Sungguh rasanya hati tak akan kuat lagi jika harus melihat orang-orang yang kita sayangi dirawat di rumah sakit.
Aku Ingin Melindungi Keluarga Lebih Baik
Sejak hari itu aku mulai melakukan dua langkah besar dalam hidup demi melindungi kesehatan keluarga lebih baik. Inilah dua hal besar tersebut:a. Menjaga Pola Hidup
Aku mengingat lagi posisiku di rumah. Aku adalah ujung tombak keluarga ini. Jika aku masih suka telat dan asal-asalan makan, tak heran jika anakku melakukan hal yang sama.Jika aku masih malas-malasan mempersiapkan masakan sehat untuk keluarga, lalu bagaimana suami dan anak-anakku akan tercukupi nutrisinya? Jika aku selalu memperlihatkan hobi rebahan, mana mungkin anak-anakku akan termotivasi untuk rajin olahraga?
Aku dan perilaku hidupku mau tak mau adalah cerminan kondisi kesehatan anggota keluargaku. Untuk membenahi kondisi tersebut, maka langkah pertama dan utama adalah menyingkirkan kemalasanku.
Ya, kemalasan adalah tantangan terbesar untukku untuk menjalani pola hidup sehat. Namun dengan empat peristiwa yang kuceritakan sebelumnya, aku nggak bisa lagi terlalu lama terbuai dalam kemalasan.
Saatnya aku harus move on. Bukan mulai dari yang lain, tapi dari diriku sendiri. Benar saja, ketika aku mulai aware dengan jadwal makanku, anak-anak dan suami pun mengikuti.
Begitu juga ketika aku mulai rajin olahraga, sedikit demi sedikit anak-anak dan suami pun ikut teracuni. Racun kebaikan tentu saja ya.
Asam lambung yang sebelumnya sering mampir, kini perlahan mulai menghilang. Anak-anak yang biasanya gampang batuk pilek, kini mulai semakin fit dan ceria. Suami yang punya hobi masuk angin, kini jauh lebih bugar dan segar.
Aah, memang sebagai ibu dan istri tak boleh abai. Harus peka dan punya jiwa ngemong demi kesehatan keluarga yang lebih baik.
Maka selain membangun self awareness tentang pentingnya menjalankan pola hidup sehat, hal yang perlu diperhatikan adalah mencari layanan asuransi kesehatan. Iya sih sudah ada BPJS Kesehatan yang cukup membantu.
Ya, kemalasan adalah tantangan terbesar untukku untuk menjalani pola hidup sehat. Namun dengan empat peristiwa yang kuceritakan sebelumnya, aku nggak bisa lagi terlalu lama terbuai dalam kemalasan.
Saatnya aku harus move on. Bukan mulai dari yang lain, tapi dari diriku sendiri. Benar saja, ketika aku mulai aware dengan jadwal makanku, anak-anak dan suami pun mengikuti.
Begitu juga ketika aku mulai rajin olahraga, sedikit demi sedikit anak-anak dan suami pun ikut teracuni. Racun kebaikan tentu saja ya.
Asam lambung yang sebelumnya sering mampir, kini perlahan mulai menghilang. Anak-anak yang biasanya gampang batuk pilek, kini mulai semakin fit dan ceria. Suami yang punya hobi masuk angin, kini jauh lebih bugar dan segar.
Aah, memang sebagai ibu dan istri tak boleh abai. Harus peka dan punya jiwa ngemong demi kesehatan keluarga yang lebih baik.
b. Memilih Asuransi Cashless Sesuai Tagihan dari ilovelife.co.id
Menyadari ketika ada anggota keluarga yang harus dirawat di rumah sakit membutuhkan biaya tidak sedikit. Terlebih buat aku dan suami yang masih belum bisa menyisihkan pendapatan untuk dana darurat.Maka selain membangun self awareness tentang pentingnya menjalankan pola hidup sehat, hal yang perlu diperhatikan adalah mencari layanan asuransi kesehatan. Iya sih sudah ada BPJS Kesehatan yang cukup membantu.
Namun jika ada solusi lain yang lebih efektif termasuk bisa memberikan manfaat santunan tunai harian yang dicover BPJS Kesehatan, pastinya mau banget kan? Nah, aku menemukannya pada produk Asuransi Astra Life yang tipe Flexi Hospital & Surgical Protection.
Sini, aku bisikin enam alasan utama kenapa memilih produk asuransi kesehatan yang satu ini:
Flexi Hospital & Surgical Protection adalah asuransi kesehatan cashless sesuai tagihan dari ilove.co.id, dengan manfaat penggantian biaya perawatan di Rumah Sakit di Indonesia.Kepo ya, kenapa aku menjatuhkan pilihan pada produk ini? Cekidot, aku akan jelaskan lebih lanjut.
Mengapa Harus Astra Life Flexi Hospital & Surgical Protection?
Temen-temen kongkow mungkin ada yang penasaran kenapa di antara banyaknya produk asuransi kesehatan, aku memilih Astra Life yang Flexi Hospital & Surgical Protection. Sedangkan Astra Life sendiri juga punya produk lain, seperti Flexi Health dan Flexi Critical Illness.Sini, aku bisikin enam alasan utama kenapa memilih produk asuransi kesehatan yang satu ini:
1. Sesuai Tagihan
Flexi Hospital & Surgical Protection memberikan penggantian biaya perawatan di rumah sakit sesuai dengan tagihan yang keluar. Jadi misal Maret 2022 lalu saat Affan dirawat karena demam berdarah, maka biaya perawatan selama di rumah sakit akan direimburse atau dibayarkan secara cashless oleh asuransi ini. Enak kan?Selain biaya rawat inap maksimal Rp2juta sehari, asuransi ini juga memberikan penggantian biaya untuk;
- rawat jalan kanker (radioterapi dan kemoterapi),
- perawatan cuci darah,
- fisioterapi termasuk terapi okupasi dan terapi wicara,
- rawat jalan darurat, dll.
2. Fasilitas Medical Check Up per 2 Tahun
Manfaat lain yang bisa didapatkan adalah fasilitas Medical Check Up (MCU) yang bisa dilakukan setiap dua tahun sekali sejak tanggal polis aktif. Jenis MCU yang dilakukan berbeda-beda, tergantung plan mana yang kita pilih pada saat pembelian polis. Jadwal MCU menyesuaikan jadwal yang disediakan oleh Rumah Sakit ataupun Klinik rekanan Astra Life.3. Cashless
Fitur istimewa dari Astra Life Flexi Hospital & Surgical Protection ini adalah kehadiran e-Card. Fungsi kartu ini untuk melakukan pembayaran tagihan rumah sakit secara non tunai kepada rumah sakit rekanan.Terhitung maksimal 2 hari setelah tanggap pembelian polis, e-Card akan dikirimkan melalui email. Untuk menggunakannya kita hanya perlu menunjukkan e-Card ini kepada petugas pendaftaran Rawat Inap di Rumah Sakit. Usai dinyatakan sembuh dan bisa pulang dari rumah sakit, layanan Cashless dari asuransi ini resmi kita dapatkan.
Dalam kalkulator itu, kalian bisa isikan jenis kelamin, usia, harga kamar rawat inap yang diinginkan dan limit tahunan. Nanti akan keluar hitungan berapa premi yang bisa dibayarkan per bulan. Besaran premi berbeda-beda tergantung paket yang dipilih.
4. Atur Premi Sesuai Kebutuhan
Asyiknya lagi nih, besaran premi yang kita bayarkan bisa diatur sesuai kebutuhan. Biar punya bayangan berapa premi yang harus dibayarkan, sohib kongkow bisa mencoba kalkulator premi di ilovelife.co.id.Dalam kalkulator itu, kalian bisa isikan jenis kelamin, usia, harga kamar rawat inap yang diinginkan dan limit tahunan. Nanti akan keluar hitungan berapa premi yang bisa dibayarkan per bulan. Besaran premi berbeda-beda tergantung paket yang dipilih.
Ada lima paket yang tersedia dalam Flexi Hospital & Surgical Protection, yaitu paket A, B, C, D, dan E. Perbedaan pada paket-paket tersebut terletak pada jumlah pertanggungan kamar inap, kamar perawatan intensif, santunan tunai harian (BPJS Kesehatan), Fisioterapi, Rawat Jalan Darurat, Rawat Jalan Gigi Darurat dan limit tahunan.
Sementara untuk biaya pembedahan, kunjungan dokter, biaya ambulans, perawatan sebelum rawat inap, perawatan sesudah rawat inap, perawatan kanker rawat jalan, perawatan cuci darah, dana aneka perawatan rumah sakit lainnya (biaya IGD, administrasi, obat-obatan, pemakaian alat medis, dll) ditanggung sesuai tagihan.
Tahapan yang harus dijalankan pada saat registrasi yaitu;
Sementara untuk biaya pembedahan, kunjungan dokter, biaya ambulans, perawatan sebelum rawat inap, perawatan sesudah rawat inap, perawatan kanker rawat jalan, perawatan cuci darah, dana aneka perawatan rumah sakit lainnya (biaya IGD, administrasi, obat-obatan, pemakaian alat medis, dll) ditanggung sesuai tagihan.
5. Proses Registrasi Cepat dan Mudah
Hal istimewa lainnya mengapa aku memilih Astra Life Flexi Hospital & Surgical Protection adalah pendaftarannya yang sangat mudah dan cepat. Hanya butuh waktu sekitar lima menit. Asyiknya lagi, bisa dilakukan secara online.Tahapan yang harus dijalankan pada saat registrasi yaitu;
- Pilih Paket - Nanti akan ada beberapa pertanyaan yang harus kita jawab terkait riwayat kesehatan. Isi sesuai kondisi. Lalu lanjutkan dengan pengisian paket yang kita butuhkan. Isian untuk memilih paket sama seperti saat kita melakukan simulasi pada kalkulator premi.
- Isi Data Diri - Setelah menentukan paket yang sesuai dengan kebutuhan, melanjutkan proses dengan mengisi data diri.
- Lakukan pembayaran - Tahap akhir yaitu melakukan pembayaran polis. Untuk pembayaran premi bisa pilih dibayar tahunan, 6 bulanan, 3 bulanan ataupun bulanan. Bisa dibayar melalui virtual account atau auto debit dengan kartu debit atau kartu kredit
Bersama #LoveLife dari #AstraLife, aku jadi lebih percaya diri karena telah memberikan proteksi kesehatan terbaik untuk keluargaku. Selain #TagihanRSjadiRingan, aku bisa mendapat banyak fasilitas dari fitur istimewa asuransi cashless yang satu ini.
Nah, jika sohib kongkow sedang mencari asuransi cashless sesuai tagihan yang bisa menjadi solusi terbaik bagi proteksi kesehatan keluarga, saranku sih Astra Life Flexi Hospital & Surgical aja. Untuk informasi lebih lengkap mengenai asuransi yang satu ini, kalian bisa kunjungi Instagram @ilovelife.co.id dan @astralifeid. Jangan lupa klik, follow dan mention ya, pals.
Akhir kata, semoga Allah selalu melindungi keluarga kita dan salam sehat selalu, pals. Sampai jumpa di celotehku berikutnya.***
Nah, jika sohib kongkow sedang mencari asuransi cashless sesuai tagihan yang bisa menjadi solusi terbaik bagi proteksi kesehatan keluarga, saranku sih Astra Life Flexi Hospital & Surgical aja. Untuk informasi lebih lengkap mengenai asuransi yang satu ini, kalian bisa kunjungi Instagram @ilovelife.co.id dan @astralifeid. Jangan lupa klik, follow dan mention ya, pals.
Akhir kata, semoga Allah selalu melindungi keluarga kita dan salam sehat selalu, pals. Sampai jumpa di celotehku berikutnya.***
Hemm kesehatan itu ga terduga banget, sekalinya sakit bisa memakan banyak biaya apalagi kalau parah. Asuransi memang dibutuhkan untuk memudahkan dan meringankan penanganan kesehatan, tepat banget dengan asuransi cashless ini. Terima kasih informasinya!
ReplyDelete