Kegiatan ramadhan di hari kelima ngapain aja nih, pals? Sudah bukber berapa kali? Ooh, di rumah aja? Sama dong. Aku lagi asyik bercengkrama sama sohib baruku nih, namanya Storytel Aplikasi Audiobook Indonesia.
Eits, temen-temen kongkow langsung penasaran aja nih. Bentar, santaiii dulu gitu loh. Nanti bakal aku kenalin sama sohib baru ini, tapi ngobrol-ngobrol dulu yuk.
4 Kegiatan Favorit Saat Ngabuburit
Ngomongin soal ramadan, pasti nggak akan lepas sama yang namanya ngabuburit alias aktivitas menanti berbuka. Apalagi sekarang Covid-19 sudah mulai mereda nih.Kalau dua tahun belakangan, ke luar rumah malas-malasan. Ramadan tahun ini mulai banyak instansi yang menggelar acara-acara bukber (buka bersama). Kegiatan saat ngabuburit jadi lebih beragam ya?
Terlihat banget di jalanan Semarang, mulai dari pukul 16.00 sudah penuh sesak dengan kendaraan. Ada yang pulang ngantor, ada pula yang lagi otewe menuju tempat bukber. Gimana nih dengan kota sohib kongkow?
Btw, setiap orang pasti punya kegiatan favorit saat ngabuburit. Kalau aku sih tahun ini lebih banyak mengisi waktu-waktu menjelang berbuka dengan aktivitas berikut:
1. Menghadiri Event Offline
Seneng deh kegiatan ramadhan tahun ini variatif. Di hari kelima puasa ini, sudah tiga hotel yang ngajakin blogger Semarang untuk gathering offline. Salah satunya Kampung Wujil Ramadan. Happy banget bisa ketemu sesama blogger setelah lama hanya bersua lewat grup-grup Whatsapp.2. Tilawah
Kalau pas di rumah aja dan target harian tilawah belum tercapai, sambil nunggu berbuka biasanya aku menyelesaikan target tersebut. Biar jiwa juga jadi lebih adem, hehe.3. Ngeblog
Alhamdulillah ramadan ini cukup padat juga kerjaan ngeblog. Seperti tahun-tahun sebelumnya aku juga ikut challenge menulis yang diselenggarakan beberapa komunitas blogger.Biar tetap produktif aja meski puasa. Kalau kurang kegiatan, ntar jatuhnya rebahan melulu. Sayang kan bulan yang istimewa ini kalau dihabiskan tanpa aktivitas bermakna?
Biasanya aku suka posting artikel baru menjelang berbuka, terutama kalau semua domestic stuff udah kelar dan target tilawah udah tercapai.
4. Membaca Buku
Nah, ada kalanya seharian itu kegiatanku nggak begitu padat. Semua sudah beres dan suka bingung mau ngapain. Kalau lagi seperti ini, aku suka membaca buku saat ngabuburit.Membaca buku bisa menambah wawasan, menghibur hati dan memberikan motivasi tersendiri. Tergantung jenis buku yang sedang dibaca tentunya.
Sayangnya kegiatan nomor empat sekarang ini terasa makin susah kulakukan. Sebenarnya sih waktunya ada aja. Namun dengan kondisi si mata empat sepertiku, yang minusnya terus naik tapi lupa turun, mataku semakin cepat merasa lelah.
Saat banyak orang mulai menyukai baca buku digital alias e-book, aku angkat tangan deh. Membaca buku fisik saja aku terseok-seok, apalagi e-book. Ada yang bernasib sama denganku?
Ahay, toss.
Buat yang punya nasib sepertiku… stop menggalau, pals. Kini sudah ada teknologi yang bernama audiobook. Bisa banget jadi alternatif membaca buku yang asyik.
Pengertian Audiobook
Sebenarnya dibilang teknologi baru juga bukan sih. Audiobook sebenarnya sudah ditemukan sejak lama. Sadar atau nggak sadar, kita juga dulu pernah berdekatan dengan audiobook.Hanya saja mungkin istilah audiobook memang baru populer akhir-akhir ini saja. Saat mulai banyak aplikasi audiobook hadir di tengah-tengah masyarakat.
Kalau dari segi istilah, audiobook adalah rekaman buku yang dibacakan untuk pendengar. Rekaman ini hadir dalam bentuk file yang bisa didengarkan kapan saja dan di mana saja.
Audiobook memungkinkan kita “membaca” sebuah buku, tanpa harus memegang dan menatap langsung bukunya. Alias kita membaca dengan mendengarkan. Audiobook sangat membantu sekali buat yang suka baca, tapi mulai kesusahan meluangkan waktu untuk membaca.Kalau ngomongin sejarah nih, ternyata cikal bakal audiobook sudah mulai ada sejak 1877. Saat itu Thomas Alva Edison menemukan alat bernama phonograph. Alat tersebut berfungsi untuk melakukan rekaman suara, biasanya sih lagu atau musik.
Namun pemerintah Amerika Serikat lewat The Library of Congress yang bekerjasama dengan American Federation for the Blind melakukan gebrakan ciamik pada 1930an. Gebrakan itu melibatkan phonograph yang ditemukan Edison.
Yaitu dengan merekam buku, lalu mengubahnya menjadi audiobook. Program itu dinamai The Talking Book Programs yang ditujukan sebagai sarana bantu bagi para tunanetra. Tak hanya itu, audiobook juga digunakan sebagai alat terapi bagi para veteran perang dunia pertama yang mengalami luka dan trauma.
Pada 1970an, audiobook makin berkembang pesat di Amerika. Hal ini dikarenakan lahirnya teknologi bernama kaset. Audiobook pun mulai digunakan sebagai alat belajar di sekolah-sekolah.
Nggak cuma buat para siswa tunanetra, tapi juga buat murid-murid pada umumnya. Mungkin teman-teman kongkow pernah ingat saat zaman sekolah, ada guru yang memutarkan kaset berisi cerita ketika pelajaran bahasa Inggris?
Nah, ternyata kita udah denger audiobook kan sejak dulu? Aku jadi ingat waktu masih duduk di sekolah dasar, ada sebuah brand susu pertumbuhan yang memberikan hadiah berupa kaset berisi dongen di setiap pembelian.
Saking senengnya, aku sampai mengoleksi banyak kaset dongeng itu. Tiap ibuku belanja, aku selalu minta dibelikan merk susu yang berhadiah kaset. Sayang nggak sempat kuselamatkan kaset-kaset dongeng tersebut.
Dari kaset, teknologi kemudian memungkinkan audiobook direkam dalam bentuk compact disc (CD). Hingga di zaman now, saat kaset dan CD tak lagi populer, beragam aplikasi hadir untuk memutar audiobook.
Hal tersebut tentu nggak lepas dari beberapa keunggulan yang dimilikinya. Menurutku sih lima hal ini yang jadi keunggulan dari audiobook:
Pada 1970an, audiobook makin berkembang pesat di Amerika. Hal ini dikarenakan lahirnya teknologi bernama kaset. Audiobook pun mulai digunakan sebagai alat belajar di sekolah-sekolah.
Nggak cuma buat para siswa tunanetra, tapi juga buat murid-murid pada umumnya. Mungkin teman-teman kongkow pernah ingat saat zaman sekolah, ada guru yang memutarkan kaset berisi cerita ketika pelajaran bahasa Inggris?
Nah, ternyata kita udah denger audiobook kan sejak dulu? Aku jadi ingat waktu masih duduk di sekolah dasar, ada sebuah brand susu pertumbuhan yang memberikan hadiah berupa kaset berisi dongen di setiap pembelian.
Saking senengnya, aku sampai mengoleksi banyak kaset dongeng itu. Tiap ibuku belanja, aku selalu minta dibelikan merk susu yang berhadiah kaset. Sayang nggak sempat kuselamatkan kaset-kaset dongeng tersebut.
Dari kaset, teknologi kemudian memungkinkan audiobook direkam dalam bentuk compact disc (CD). Hingga di zaman now, saat kaset dan CD tak lagi populer, beragam aplikasi hadir untuk memutar audiobook.
5 Keunggulan Mendengarkan Audiobook
Kegiatan baca buku online jadi makin asyik dengan hadirnya aplikasi audiobook Indonesia. Kini bahkan mendengarkan audiobook sudah jadi gaya hidup tersendiri untuk generasi Z.Hal tersebut tentu nggak lepas dari beberapa keunggulan yang dimilikinya. Menurutku sih lima hal ini yang jadi keunggulan dari audiobook:
1. Bisa Disambi Melakukan Aktivitas Lain
Dengan audiobook, kita jadi bisa “membaca” buku sambil melakukan aktivitas lain. Misal, buat yang suka nyetir sendiri ke mana-mana, bisa banget dengerin audiobook di jalan. Sambil menikmati perjalanan, satu judul buku bisa selesai kita tamatkan.Sementara buat emak-emak sepertiku, audiobook jadi sohib asyik sambil masak menu berbuka atau saat menyetrika setumpukan baju. Buatku yang nggak begitu demen sama aktivitas domestik, mendengarkan audiobook bisa menaikkan mood ketika harus melakukan aktivitas yang nggak terlalu kusukai itu.
Sebelum kenal audiobook, aku biasanya menyetrika baju sambil nonton drakor. Yang ada nonton drakornya kelar, tumpukan bajunya nggak habis-habis, wkwk.
Beda kalau disambi dengerin audiobook. Aktivitas menyetrika tetap lancar, buku yang diincar pun bisa tamat didengarkan. Asyik deh jadinya.
Mau dengerin buku dengan konten yang cukup berat, atau ringan kek Mariposa? Semua pilihan ada di tanganmu.
Dengan audiobook, kita bisa mengurangi aktivitas baca buku online atau e-book. Tinggal cari saja versi audiobook dari buku yang pengen kita baca, terus dengerin deh lewat aplikasi. Bener-bener ramah buat mata, pals.
2. Cocok Buat yang Gaya Belajarnya Auditory
Buat yang punya gaya belajar auditory, jelas audiobook cocok banget buat kalian. Aku yang lebih ke visual auditory aja cukup bisa menikmati kok, apalagi yang gaya belajarnya full auditory, pasti dijamin nyaman dan klik banget sama teknologi yang satu ini.3. Nyaman Buat Si Mata Empat
Siapa yang punya mata minus tinggi sepertiku? Toss deh. Untuk menyelamatkan mata agar tetap sehat, mengurangi aktivitas visual, terutama yang berhubungan sama layar laptop dan ponsel adalah solusi terbaik.Dengan audiobook, kita bisa mengurangi aktivitas baca buku online atau e-book. Tinggal cari saja versi audiobook dari buku yang pengen kita baca, terus dengerin deh lewat aplikasi. Bener-bener ramah buat mata, pals.
Apalagi kalau bukunya berseri macam Hunger Games gitu. Nikmat banget deh bisa dengerin versi audiobooknya.
Aku pernah dong. Penasaran sama ceritanya, tapi lihat buku fisiknya yang tebal banget, jadi insecure duluan. Udah was-was kalau nggak bisa menamatkan ceritanya.
Kan sayang kalau bukunya udah dibeli, tapi ujung-ujungnya nggak dibaca. Mubazir, pals. Apalagi harga buku kan nggak murah ya?
Berbeda dengan mengoleksi buku yang butuh perawatan khusus. Harus rajin bersihin rak buku dari debu. Mengecek kelembabannya biar buku nggak berjamur.
Belum lagi kalau ada serangan rayap. Entah sudah berapa kali aku harus mengikhlaskan koleksi bukuku karena rayap. Menangiiis.
Meski keunggulannya cukup banyak, bukan berarti audiobook Indonesia tidak memiliki kekurangan. Saat ini jumlah koleksi audiobook lokal masih terbatas. Jadi belum semua buku fisik bisa kita temukan dalam bentuk audiobook.
Namun kekurangan ini bisa teratasi kok, jika kita mendengarkan audiobook dengan Storytel. Ada yang sudah kenal dengan aplikasi audiobook yang satu ini?
4. Buku Berhalaman Tebal Nggak Menyeramkan Lagi
Pernah nggak sih mengalami pengen baca sebuah judul buku, tapi mundur teratur gara-gara halamannya super tebal?Aku pernah dong. Penasaran sama ceritanya, tapi lihat buku fisiknya yang tebal banget, jadi insecure duluan. Udah was-was kalau nggak bisa menamatkan ceritanya.
Kan sayang kalau bukunya udah dibeli, tapi ujung-ujungnya nggak dibaca. Mubazir, pals. Apalagi harga buku kan nggak murah ya?
5. Lebih Awet
Keunggulan pamungkas dari audiobook adalah keawetannya. Kita hanya perlu menyediakan ponsel pintar yang punya storage cukup dan kuota internet. Udah deh, koleksi audiobook bisa kita dengarkan berulangkali.Berbeda dengan mengoleksi buku yang butuh perawatan khusus. Harus rajin bersihin rak buku dari debu. Mengecek kelembabannya biar buku nggak berjamur.
Belum lagi kalau ada serangan rayap. Entah sudah berapa kali aku harus mengikhlaskan koleksi bukuku karena rayap. Menangiiis.
Meski keunggulannya cukup banyak, bukan berarti audiobook Indonesia tidak memiliki kekurangan. Saat ini jumlah koleksi audiobook lokal masih terbatas. Jadi belum semua buku fisik bisa kita temukan dalam bentuk audiobook.
Namun kekurangan ini bisa teratasi kok, jika kita mendengarkan audiobook dengan Storytel. Ada yang sudah kenal dengan aplikasi audiobook yang satu ini?
Kenalan dengan Storytel, Aplikasi Audiobook Indonesia
Storytel memang bukan satu-satunya aplikasi audiobook Indonesia. Namun Storytel telah beroperasi secara global, kurang lebih sudah ada 25 negara yang menggunakan aplikasi ini.Kantor pusatnya sendiri berada di Stockholm, Swedia. Lewat aplikasi di bawah manajemen Storytel dan Mofibo ini, kita bisa mendengar sekaligus membaca lebih dari 500.000 judul buku.
Ya, keistimewaan Storytel adalah bukan hanya bisa digunakan untuk mendengarkan audiobook, tetapi juga dilengkapi dengan fitur e-book. Cocoklah dengan visinya yang ingin membagikan kisah-kisah hebat ke seluruh dunia.
Storytel berharap dunia bisa menjadi tempat yang lebih penuh empati dan kreatif lewat kisah-kisah hebat yang bisa dibaca dan didengar di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
Selain menjalankan bisnis streaming, Storytel juga menjalankan bisnis penerbitan. Bisnis penerbitan itu dilakukan dengan nama penerbit buku Audio StorySide dan penerbit Nordik yang populer dengan Norstedts, People's Press, dan Gummerus.
Setelah merambah ke Asia Pasifik sejak 2017. Aplikasi audiobook asal Swedia ini masuk ke Indonesia pada bulan Mei 2021. Hampir setahun hadir di bumi Khatulistiwa, pengguna Storytel semakin meningkat tiap harinya.
Nggak heran sih, soalnya fitur-fitur pada aplikasi layanan streaming audio buku dan e-book terbesar di dunia ini emang oks banget.
Ya, keistimewaan Storytel adalah bukan hanya bisa digunakan untuk mendengarkan audiobook, tetapi juga dilengkapi dengan fitur e-book. Cocoklah dengan visinya yang ingin membagikan kisah-kisah hebat ke seluruh dunia.
Storytel berharap dunia bisa menjadi tempat yang lebih penuh empati dan kreatif lewat kisah-kisah hebat yang bisa dibaca dan didengar di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
Selain menjalankan bisnis streaming, Storytel juga menjalankan bisnis penerbitan. Bisnis penerbitan itu dilakukan dengan nama penerbit buku Audio StorySide dan penerbit Nordik yang populer dengan Norstedts, People's Press, dan Gummerus.
Setelah merambah ke Asia Pasifik sejak 2017. Aplikasi audiobook asal Swedia ini masuk ke Indonesia pada bulan Mei 2021. Hampir setahun hadir di bumi Khatulistiwa, pengguna Storytel semakin meningkat tiap harinya.
Nggak heran sih, soalnya fitur-fitur pada aplikasi layanan streaming audio buku dan e-book terbesar di dunia ini emang oks banget.
Fitur Storytel
Secara garis besar, di dalam Storytel kita bisa melihat 4 fitur utama, yaitu:1. Home
Di bagian Home alias Beranda ini, kita bisa melihat kategori-kategori buku yang tersedia dalam Storytel. Yang istimewa nih, di bulan ramadan ini tersedia Ramadan Book Calendar.Setiap harinya kalender buku spesial bulan ramadan itu akan diupdate. Kalau kita klik angka yang mewakili tanggal sesuai jadwal puasa, akan muncul rekomendasi buku untuk didengarkan pada hari itu. Seru kan?
Di bagian Home, ada fitur “Continue Listening” sebagai pengingat bahwa ada buku-buku yang sebelumnya sudah kita dengarkan tapi belum selesai. Di bawahnya ada rekomendasi audiobook lain. Biasanya berhubungan dengan judul-judul buku yang tersimpan pada Bookshelf kita.
Semakin kita scroll down ke bawah, Storytel akan menginformasikan juga judul-judul yang akan segera bisa dinikmati alias coming soon.
Di bagian Home, ada fitur “Continue Listening” sebagai pengingat bahwa ada buku-buku yang sebelumnya sudah kita dengarkan tapi belum selesai. Di bawahnya ada rekomendasi audiobook lain. Biasanya berhubungan dengan judul-judul buku yang tersimpan pada Bookshelf kita.
Semakin kita scroll down ke bawah, Storytel akan menginformasikan juga judul-judul yang akan segera bisa dinikmati alias coming soon.
2. Search
Ini adalah fitur untuk melakukan pencarian judul buku yang mau kita dengar atau baca. Selain bisa mengetik langsung di kolom pencarian, kita juga bisa menyaring pencarian berdasarkan:
- Top (Judul yang paling populer atau banyak dicari orang). Salah satu judul yang clickable buatku yaitu Divortiare by Ika Natassa. Ada yang pernah baca? Aku mo dibacain sama Storytel aja deh, hehe.
- Books (Judul buku)
- Authors (Nama penulis)
- Narrators (Nama narator)
- Series (Jenis buku berseri)
- Tags (Tag/ kategori yang trending)
3. Bookshelf
Fitur ini memuat koleksi audiobook. Semacam rak buku personal buat kita. Kita bisa menambahkan judul-judul buku ke dalam Bookshelf dengan cara:
- Klik judul buku incaran, nanti akan diarahkan ke info detail tentang buku tersebut.
- Detail informasi biasanya memuat judul buku, penulis, narrator, jenis (audiobook, e-book atau keduanya), rating, durasi, bahasa, kategori, sinopsis cerita, tanggal rilis dan nama penerbit.
- Jika dirasa sohib kongkow tertarik untuk mendengarkan lebih lanjut, tapi belum bisa dengerin saat itu juga, klik simbol Love (Save). Nantinya buku tersebut sudah duduk manis di rak buku personal kita deh.
4. Profile
Ini adalah bagian yang memuat informasi tentang diri kita. Selain bisa ditambahi dengan foto sendiri, tersedia juga dua fitur kece:- Listening Goal - Kita bisa membuat target sendiri mau dengar buku berapa banyak. Timeline pun bisa dipilih sendiri, apakah mau 30 hari, 90 hari, 180 hari, 365 hari atau sampai akhir tahun berjalan. Setelah target dibuat, kita bisa memantau sejauh apa goal itu sudah tercapai. Jadi makin semangat dengerin buku ya kalau gini?
- Statistics - Ini adalah informasi jumlah buku yang sudah berhasil kita selesaikan dan berapa jam waktu yang telah kita habiskan untuk mendengarkan buku. Ada juga info mengenai jam dan hari di mana kita paling sering mendengarkan buku.
Gimana fitur-fiturnya Storytel kece kan? Masih butuh penguatan untuk unduh aplikasi pemutar audiobook ini? Cekidot!
Keunggulan Aplikasi Audiobook Storytel
Selain tentunya bisa merasakan lima keunggulan buku audio yang sudah kusebutkan di atas, Storytel punya hal-hal lain yang tidak dimiliki aplikasi sejenis. Apa saja tuh?1. Ukuran File Nggak Besar
Dibanding dengan aplikasi sejenis, ukuran Storytel termasuk kecil; 27 MB. Bahkan kalaupun memori ponsel kita terbatas, kita masih bisa mengunduh buku hingga 100 judul lo.Kalau aku sih lebih senang streamingan, hehe. Tapi kalau sohib kongkow lagi di pesawat dan pengen denger audiobook tanpa koneksi internet, ya tentu saja harus unduh dulu filenya ya.
2. Kategori Buku Beragam
Sebagaimana yang kusampaikan pada pengenalan Storytel, ada sekitar 500.000 judul buku yang tersedia di dalam aplikasi ini. Kategorinya pun beragam, dari novel fiksi, cerita-cerita kriminal, biografi orang-orang terkenal, hingga buku best seller seperti Selamat Tinggal besutan Tere Liye.Buat penggemar buku berbahasa Inggris, Game of Thrones bisa jadi pilihan menarik. Bahkan buku-buku populer Korea dengan subtitle English pun bisa kita temui di sini, kaya Pachinko dan Almond. Langsung dong masukin ke Bookshelf, antri buat didengerin.
Selain memuat banyak buku yang sudah terbit sebelumnya, ada juga Storytel Originals. Yaitu konten asli buatan Storytel.
Kaca mata merupakan simbol bahwa judul itu bisa dibaca sebagai e book. Sedangkan headphone berarti judul itu bisa didengar sebagai audiobook. Jika satu judul mencantumkan dua simbol, artinya bisa dibaca sekaligus didengarkan.
3. Baca Atau Dengarkan?
Di tiap judul buku, akan muncul simbol kaca mata dan headphone. Namun tidak semua buku memiliki simbol tersebut, sebagian hanya ada salah satu simbol.Kaca mata merupakan simbol bahwa judul itu bisa dibaca sebagai e book. Sedangkan headphone berarti judul itu bisa didengar sebagai audiobook. Jika satu judul mencantumkan dua simbol, artinya bisa dibaca sekaligus didengarkan.
Buat penggemar serial sekolah sihir Hogwarts, dijamin happy banget karena di Storytel tersedia Harry Potter audiobook sekaligus juga e-booknya.
Buat penyuka e-book, aplikasi layanan streaming untuk mendengarkan dan membaca buku ini memungkinkan kita untuk menandai dan memberi komentar pada halaman yang kita sukai lo. Cocok nih buat yang seneng kasih highlight saat membaca buku fisik. Storytel memudahkan kita meneruskan hobi tersebut, hehe.
4. Bisa Menyimpan Audiobook Favorit dan Bookmarking
Seperti yang sudah kuceritakan di atas, kita bisa menyimpan judul buku favorit ke dalam Bookshelf. Judul-judul audiobook di rak buku kita akan memengaruhi rekomendasi buku yang akan ditawarkan oleh Storytel.Buat penyuka e-book, aplikasi layanan streaming untuk mendengarkan dan membaca buku ini memungkinkan kita untuk menandai dan memberi komentar pada halaman yang kita sukai lo. Cocok nih buat yang seneng kasih highlight saat membaca buku fisik. Storytel memudahkan kita meneruskan hobi tersebut, hehe.
5. Kecepatan Narasi Bisa Diatur
Keseruan lainnya dari aplikasi audiobook yang satu ini, kita bisa mengatur kecepatan narator. Apakah kita mau mereka bacain buku dengan tempo lebih lambat atau lebih cepat? We can decide it!Oya, untuk audiobook Indonesia, ada beberapa nama narator yang nggak asing di telinga kita. Seperti Chicco Jerikho, Dee Lestari, dan Dian Sastrowardoyo. Suka suara gemes-gemes manjanya Sissy Prescillia, cuzz deh dengerin gimana doi narasiin salah satu seri Dilan.
Nah, saat ponsel lagi dipegang anak, kita bisa aktifkan Mode Anak. Tujuannya agar jenis buku yang muncul hanya judul-judul untuk anak saja. Ya kali ada judul yang agak 17+, kan berabe kalau anak-anak ngeklik ya, hehe.
Selain ada Mode Anak, tersedia juga Mode Tidur. Memang sih mendengarkan audiobook sambil rebahan itu berpotensi seperti nina bobo, hehe.
Makanya biar nggak sayang audiobooknya jalan terus, padahal kita udah tidur lelap. Kita bisa mengatur timer untuk mendengarkan sebelum tidur. Brilian ya idenya?
Btw, terbukti sih. Anakku yang suka susah disuruh tidur, meski udah dibacain buku berlembar-lembar sama emaknya. Begitu dengerin Storytel, nggak pakai lama, langsung lelap bobonya.
Bahkan saat kita sudah menutup aplikasinya, sesi terakhir tersebut tetap muncul di notifikasi ponsel. Saat mau lanjut mendengarkan, tinggal klik “Play” aja.
Coba kalau dibandingkan dengan beli buku. Satu buku aja sekarang udah di atas Rp50.000 kan? Apalagi kalau buku luar atau buku yang halamannya tebal seperti Sapiens, bisa sampai ratusan ribu deh!
Jadi tuh, ada sebuah novel islami penggugah jiwa yang udah lamaaa banget pengen kubaca. Judulnya Api Tauhid: Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid.
Mau beli kok mikir-mikir, karena di rumah pun masih banyak buku yang belum lepas dari segelnya.
Sementara buku ini tuh tebeeelnya minta ampun. 608 halaman, bo!
Buat aku yang mulai ngos-ngosan meluangkan waktu untuk baca buku, jumlah tersebut cukup fantastis. Kan sayang to, kalau udah dibeli, akhirnya nggak khatam dibaca.
Sampai akhirnya aku dapat informasi kalau lewat Storytel bisa mendengarkan buku besutan Habiburrahman El-Shirazy tersebut. Nggak pakai lama, aku langsung unduh dan berlangganan aplikasi ini dong.
Oya, buat temen-temen kongkow yang mau nyoba dulu sebelum memutuskan berlangganan, kalian bisa kok pakai layanan Uji Coba Gratis selama 7 hari. Mayan kan?
6. Mode Anak dan Mode Tidur
Saat tahu aku punya aplikasi Storytel di ponsel, bukan cuma aku yang excited, tapi juga anak-anakku. Soalnya banyak buku anak juga di sini.Nah, saat ponsel lagi dipegang anak, kita bisa aktifkan Mode Anak. Tujuannya agar jenis buku yang muncul hanya judul-judul untuk anak saja. Ya kali ada judul yang agak 17+, kan berabe kalau anak-anak ngeklik ya, hehe.
Selain ada Mode Anak, tersedia juga Mode Tidur. Memang sih mendengarkan audiobook sambil rebahan itu berpotensi seperti nina bobo, hehe.
Makanya biar nggak sayang audiobooknya jalan terus, padahal kita udah tidur lelap. Kita bisa mengatur timer untuk mendengarkan sebelum tidur. Brilian ya idenya?
Btw, terbukti sih. Anakku yang suka susah disuruh tidur, meski udah dibacain buku berlembar-lembar sama emaknya. Begitu dengerin Storytel, nggak pakai lama, langsung lelap bobonya.
7. Sesi Paling Akhir yang Kita Dengar Tersimpan
Jangan takut kalau lagi dengerin sebuah judul buku, eh harus dihentikan dulu karena suatu hal. Sesi paling akhir yang kita dengar akan terus disimpan.Bahkan saat kita sudah menutup aplikasinya, sesi terakhir tersebut tetap muncul di notifikasi ponsel. Saat mau lanjut mendengarkan, tinggal klik “Play” aja.
8. Harga Berlangganan Terjangkau
Keunggulan paling penting nih! Untuk menikmati semua keistimewaan aplikasi yang satu ini, kita cukup merogoh kocek sebesar Rp39.000 per bulan. Terjangkau banget lah ya?Coba kalau dibandingkan dengan beli buku. Satu buku aja sekarang udah di atas Rp50.000 kan? Apalagi kalau buku luar atau buku yang halamannya tebal seperti Sapiens, bisa sampai ratusan ribu deh!
Pengalamanku Mendengarkan Novel Api Tauhid via Storytel
Di antara sohib kongkow mungkin bertanya-tanya, kok aku bisa menceritakan sedetil itu tentang fitur dan keunggulan Storytel Audiobook. Ya bisa lah, wong aku juga pakai, hehe.Jadi tuh, ada sebuah novel islami penggugah jiwa yang udah lamaaa banget pengen kubaca. Judulnya Api Tauhid: Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid.
Mau beli kok mikir-mikir, karena di rumah pun masih banyak buku yang belum lepas dari segelnya.
Sementara buku ini tuh tebeeelnya minta ampun. 608 halaman, bo!
Buat aku yang mulai ngos-ngosan meluangkan waktu untuk baca buku, jumlah tersebut cukup fantastis. Kan sayang to, kalau udah dibeli, akhirnya nggak khatam dibaca.
Sampai akhirnya aku dapat informasi kalau lewat Storytel bisa mendengarkan buku besutan Habiburrahman El-Shirazy tersebut. Nggak pakai lama, aku langsung unduh dan berlangganan aplikasi ini dong.
Oya, buat temen-temen kongkow yang mau nyoba dulu sebelum memutuskan berlangganan, kalian bisa kok pakai layanan Uji Coba Gratis selama 7 hari. Mayan kan?
Btw, aku sempat galau sih sebelum memutuskan dengerin Api Tauhid. Soalnya pengen juga menikmati Negeri Lima Menara yang fenomenal itu. Akhirnya setelah bergulat dengan kebimbangan, aku putusin buat dengerin novelnya kang Abik dulu.
Back to novel sejarah pembangun jiwa yang ditulis oleh Ustaz Habiburrahman El-Shirazy… aku tuh kepo sama isi ceritanya. Yang sudah pernah membaca karya-karya beliau, seperti Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih dan Mihrab Cinta, pasti bisa tahu sisi menarik di setiap novelnya.
Yup, latar yang detail, penokohan yang kuat dan alur cerita yang seru adalah keunggulan dari tulisan-tulisan Ustaz Habiburahman. Apalagi ini novel sejarah, bisa kubayangkan pasti detilnya akan asyik banget disimak.
Terbukti, baru dua jam menikmati narasi dari Ary Wibowo, sang narator yang membacakan Api Tauhid di Storytel, aku sudah terbuai dengan ceritanya. Apalagi suara sang narator yang berat dan tegas semakin menambah special vibes untuk novel sejarah islami ini.
Menceritakan tokoh bernama Fahmi, seorang santri asal Lumajang, Jawa Timur yang sedang menyelesaikan magisternya di Madinah. Suatu hari ditemukan pingsan oleh teman-temannya pada hari ke-15 ia beriktikaf.
Semua temannya tentu saja kaget atas kondisi tersebut. Tak mungkin seorang Fahmi yang dikenal alim dan taat beribadah sampai kelelahan hingga pingsan.
Usut punya usut, ternyata Fahmi sedang mengalami kegalauan akibat masalah rumah tangga yang baru dibangunnya seumur jagung. Awalnya Fahmi tak ingin menceritakan tentang masalah ini kepada rekan-rekannya.
Namun akhirnya kegalauan itu tak terbendung, hingga para sahabatnya menemukan dirinya dalam kondisi pingsan. Dari sinilah teman-temannya baru tahu kalau Fahmi sudah menikah.
Sayangnya belum juga menikmati hidup serumah dan memadu asmara selayaknya pasangan suami istri lainnya, sang mertua meminta Fahmi untuk menceraikan Nuzula, istri sekaligus anak dari ulama tersohor di daerahnya.
Fahmi berusaha untuk mengulur waktu. Juga memohon kepada mertuanya untuk diberi kesempatan agar bisa membuktikan bahwa ia bisa menjadi suami yang baik. Namun baik Nuzula, ataupun sang mertua tetap kukuh dalam pendiriannya.
Laki-laki muda yang terluka itu pun mengalami siksaan batin yang luar biasa. Apalagi karena masalah tersebut, ibu tercinta harus dilarikan ke ICU. Ia kecewa, marah sekaligus tak berdaya dengan posisinya yang jauh dari Nusantara.
Yup, latar yang detail, penokohan yang kuat dan alur cerita yang seru adalah keunggulan dari tulisan-tulisan Ustaz Habiburahman. Apalagi ini novel sejarah, bisa kubayangkan pasti detilnya akan asyik banget disimak.
Terbukti, baru dua jam menikmati narasi dari Ary Wibowo, sang narator yang membacakan Api Tauhid di Storytel, aku sudah terbuai dengan ceritanya. Apalagi suara sang narator yang berat dan tegas semakin menambah special vibes untuk novel sejarah islami ini.
Menceritakan tokoh bernama Fahmi, seorang santri asal Lumajang, Jawa Timur yang sedang menyelesaikan magisternya di Madinah. Suatu hari ditemukan pingsan oleh teman-temannya pada hari ke-15 ia beriktikaf.
Semua temannya tentu saja kaget atas kondisi tersebut. Tak mungkin seorang Fahmi yang dikenal alim dan taat beribadah sampai kelelahan hingga pingsan.
Usut punya usut, ternyata Fahmi sedang mengalami kegalauan akibat masalah rumah tangga yang baru dibangunnya seumur jagung. Awalnya Fahmi tak ingin menceritakan tentang masalah ini kepada rekan-rekannya.
Namun akhirnya kegalauan itu tak terbendung, hingga para sahabatnya menemukan dirinya dalam kondisi pingsan. Dari sinilah teman-temannya baru tahu kalau Fahmi sudah menikah.
Sayangnya belum juga menikmati hidup serumah dan memadu asmara selayaknya pasangan suami istri lainnya, sang mertua meminta Fahmi untuk menceraikan Nuzula, istri sekaligus anak dari ulama tersohor di daerahnya.
Fahmi berusaha untuk mengulur waktu. Juga memohon kepada mertuanya untuk diberi kesempatan agar bisa membuktikan bahwa ia bisa menjadi suami yang baik. Namun baik Nuzula, ataupun sang mertua tetap kukuh dalam pendiriannya.
Laki-laki muda yang terluka itu pun mengalami siksaan batin yang luar biasa. Apalagi karena masalah tersebut, ibu tercinta harus dilarikan ke ICU. Ia kecewa, marah sekaligus tak berdaya dengan posisinya yang jauh dari Nusantara.
Mendengar kisah Fahmi yang terlunta-lunta, Hamza mengajaknya mengunjungi Turki. Sang sahabat memang berasal dari Turki. Di negara yang Islam pernah berjaya pada masanya, Fahmi akan belajar kehidupan dari sejarah seorang ulama mahsyur bernama Syaikh Badiuzzaman Said Nursi.
Nama aslinya Said Nursi, tetapi karena kecerdasannya, ulama tersebut diberi julukan oleh sang guru dengan Badiuzzaman. Julukan itu memiliki arti “keajaiban di zamannya.”
Jujur, aku belum selesai mendengarkan Api Tauhid. Durasi yang tertampil di Storytel kurang lebih 16 jam. Namun sengaja aku setting narasinya agar lebih cepat, sehingga nantinya bisa selesai dalam 13 jam. Tapi tetep aja lama ya?
Baru dengerin sampai Fahmi yang menginjakkan kakinya di Turki nih. Itupun udah sangat menggugah jiwa. Karena selama dengerin dua jam, sudah ada sisipan sejarah tentang para mujahid yang tewas di Perang Mut’ah.
Sebuah perang yang fenomenal, di mana 3000 tentara muslim mampu mengalahkan 200ribu tentara Romawi. Pada saat Fahmi memurojaah kisah tersebut, ia merasa tergelitik dan malu.
Bagaimana bisa dia merasa galau dan kecewa hanya karena seorang gadis. Sedang para sahabat nabi berjuang dengan jiwa raga dalam menyebarkan dakwah Islam.
Berangkat dari situlah, Fahmi kemudian menerima tawaran Hamza untuk mengunjungi Turki. Ada yang penasaran dengan kisah Syaih Badiuzzaman Said Nursi di novel islami ini? Juga bagaimana kisah sang ulama mahsyur mampu menyembuhkan luka batin Fahmi?
Yang sudah pernah baca atau dengerin novelnya, boleh lo kasih spoiler di kolom komentar. Pastinya novel yang menggabungkan antara roman dan sejarah ini cocok banget dibaca di bulan ramadan. Terutama buat sohib kongkow yang pengen belajar sejarah Islam, tapi malas baca diktat sejarah yang kesannya membosankan.
Novel besutan Habiburrahman El-Shirasy memang selalu bisa membangkitkan motivasi untuk terus belajar Islam dari guru yang tepat, sekaligus menggugah jiwa untuk tidak terlampau jatuh pada nelangsa karena dunia.
Nama aslinya Said Nursi, tetapi karena kecerdasannya, ulama tersebut diberi julukan oleh sang guru dengan Badiuzzaman. Julukan itu memiliki arti “keajaiban di zamannya.”
Jujur, aku belum selesai mendengarkan Api Tauhid. Durasi yang tertampil di Storytel kurang lebih 16 jam. Namun sengaja aku setting narasinya agar lebih cepat, sehingga nantinya bisa selesai dalam 13 jam. Tapi tetep aja lama ya?
Baru dengerin sampai Fahmi yang menginjakkan kakinya di Turki nih. Itupun udah sangat menggugah jiwa. Karena selama dengerin dua jam, sudah ada sisipan sejarah tentang para mujahid yang tewas di Perang Mut’ah.
Sebuah perang yang fenomenal, di mana 3000 tentara muslim mampu mengalahkan 200ribu tentara Romawi. Pada saat Fahmi memurojaah kisah tersebut, ia merasa tergelitik dan malu.
Bagaimana bisa dia merasa galau dan kecewa hanya karena seorang gadis. Sedang para sahabat nabi berjuang dengan jiwa raga dalam menyebarkan dakwah Islam.
Berangkat dari situlah, Fahmi kemudian menerima tawaran Hamza untuk mengunjungi Turki. Ada yang penasaran dengan kisah Syaih Badiuzzaman Said Nursi di novel islami ini? Juga bagaimana kisah sang ulama mahsyur mampu menyembuhkan luka batin Fahmi?
Yang sudah pernah baca atau dengerin novelnya, boleh lo kasih spoiler di kolom komentar. Pastinya novel yang menggabungkan antara roman dan sejarah ini cocok banget dibaca di bulan ramadan. Terutama buat sohib kongkow yang pengen belajar sejarah Islam, tapi malas baca diktat sejarah yang kesannya membosankan.
Novel besutan Habiburrahman El-Shirasy memang selalu bisa membangkitkan motivasi untuk terus belajar Islam dari guru yang tepat, sekaligus menggugah jiwa untuk tidak terlampau jatuh pada nelangsa karena dunia.
Cara Menggunakan Storytel
Tertarik juga untuk mendengarkan Api Tauhid atau judul-judul buku best seller lainnya? Hayuk lah segera unduh aplikasi audiobook Indonesia Storytel. Caranya gini nih:Pertama, pastikan ponselmu memenuhi syarat, minimal Android 5 atau iOS 13.
Kedua, biar cepet, kalian bisa unduh di sini ya:
Selanjutnya, klik install dan tunggu prosesnya hingga selesai. Lalu saat Storytel Audiobook sudah terinstal, kamu bisa pilih “Explore the App” atau “Log in to Your Account”.
Tahap berikutnya, pilih bahasa yang kamu inginkan. Kalau aku sih pilih Indonesia dan Inggris, biar rekomendasi buku makin banyak.
Setelah memilih bahasa, kalian akan diminta untuk memilih kategori tulisan yang disukai. Minimal pilih tiga, boleh lebih ya.
Yeaay, sudah punya Storytel nih. Eits, tapi cek dulu di bagian Profile. Kalau belum bikin akun, bisa “Sign Up” dulu ya. Pilihannya bisa login pakai Google atau bikin akun dengan email.
Untuk bisa mengakses Storytel, kalian akan diminta untuk berlangganan. Klik “Try Now” dan dapatkan Uji Coba Gratis untuk 7 hari.
Cobain aja dulu. Kalaupun nggak cocok, kalian bisa membatalkan langganannya di hari keenam. Namun berdasarkan pengalamanku sih, sayang kalau nggak langganan. Soalnya pilihan bukunya banyak banget. Rp39.000 sesuai lah dengan apa yang bisa kita dapat.
Udah kudongengin segini lengkap tentang sohib baruku, si Storytel aplikasi audiobook Indonesia, cuzz unduh ya. Btw, kalau udah instal, kalian mau dengerin buku apa nih, pals? Share pengalaman kalian di kolom komentar ya!
Cobain aja dulu. Kalaupun nggak cocok, kalian bisa membatalkan langganannya di hari keenam. Namun berdasarkan pengalamanku sih, sayang kalau nggak langganan. Soalnya pilihan bukunya banyak banget. Rp39.000 sesuai lah dengan apa yang bisa kita dapat.
Udah kudongengin segini lengkap tentang sohib baruku, si Storytel aplikasi audiobook Indonesia, cuzz unduh ya. Btw, kalau udah instal, kalian mau dengerin buku apa nih, pals? Share pengalaman kalian di kolom komentar ya!
Biasanya kalau puasa gini bawaannya ngantuk mulu pengin tidur, males ngapa-ngapain, lemes, dan rebahan. Bosan juga scroll sosmed yang itu-itu aja, nah ini mantepp baca cerita storytel yang ga bakalan bosen karena dalam bentuk audiobook.
ReplyDeleteNyimak buku yang halaman tebal di Storytel mah malah bakalan nagih, karena ada narator kecenya yang membacakan buku.
ReplyDeleteDibandingkan beli buku fisik dan membacanya sendiri, harga berlangganan Storytel termasuk murah banget... Fitur fiturnya bikin happy
ReplyDeleteIya betul nih mbak bulan puasa harus diisi dengan aktifitas bermanfaat supaya hari-hari tidak hanya rebahan di kasur. Dengan Storytel ini buka tebal tidak lagi menyeramkan ya setuju banget, dan saya juga ikutan download aplikasi ini buat dengerin cerita-cerita keren. Seperti Mariposa yang tidak sempat nonton filmnya di XXI akhirnya bisa tahu ceritanya dari sini. Sumpah keren deh Storytel ini.
ReplyDeletebener banget bisa disambi nih kalo ibu2 seperti saya smbil nyetrika smbil masak sambil dengerin buku pakai aplikasi Storytel
ReplyDeletewaahh iya juga nihhh cocok jadi salah satu aktivitas killing time menunggu jam buka puasa yaa, apalagi ada banyak banget pilihan buku di aplikasi Storytel
ReplyDeleteWah iya nih, asyik juga ya dengerin cerita di Storytel buat ngabuburit. Apalagi bisa sambil beraktivitas, misalnya ngeblog. Saya juga udah install dong di hape. Memang seru banget dengerin buku bacaan favorit di Storytel. Apalagi naratornya berkelas. Udah gitu fiturnya cukup lengkap, bikin pengguna makin nyaman menggunakan aplikasi audiobook Storytel...
ReplyDeleteAku juga suka baca buku buat ngabuburit. Tapi sekarang mah emang sudah banyak yang dilakukan ya pas menjelang buka puasa. Pilihan dengerin audiobook emang keren banget sih.
ReplyDeleteBetul nih untuk saya yang mulai bermasalah dengan mata, kalau baca buka suka perih dan berair, Menggunakan kaca mata malah tidak nyaman, mendengarkan audio dari Storytel bisa jadi pilihan
ReplyDeleteYa ampun, lengkap banget tulisan mbak marita. Emang Storytel ini juara banget ya mbak. Banyak banget keuntungan kita download dan langganan aplikasi ini
ReplyDeletekalo ada audiobook gini dijamin saat puasa gk bakal kerasa waktunya ya. jangan aja pas masak sampe kebawa sama crtanya bisa babls hihi
ReplyDeleteAku senengnya karena buku-buku di Storytel ini bisa didengarkan secara offline, Mbak. Aku tipe yang nggak sanggup membaca di dalam kendaraan. Bukan cuma pusing, tapi langsung mual. Audiobook gini jadi solusi banget bagiku untuk tetap bisa menikmati isi buku selama dalam perjalanan.
ReplyDeleteaplikasi yang kubutuhkan nih karena aku kadang sehari2 hectic banget sama urusan rumah dan kantor, jadi kayanya baru bisa menikmati buku menjelang tidur sambil rebahan, must try deh
ReplyDeleteStorytel udah pasti jadi pilihan buat yang mau mendapatkan kemudahan dalam membaca. Buku buku tebal semuanya bakalan selesai didengar dengan tuntas. Aku jadi mau coba aplikasi storytel
ReplyDeleteIde bagus ya mbak, sambil nungguin buka puasa mendengarkan buku. Selama ini aku ngabuburit sambil gabut aja hehe.
ReplyDeleteadanya aplikasi audiobook ini membuat saya sebagai irt senang, karena bisa membuat saya menikmati buku fiksi lagi. soalnya sejak punya anak-anak dan sekarang mereka masih kecil-kecil, saya belum bisa menikmati membaca buku fiksi lagi. Kalau modelnya dibacakan seperti ini, minimal bisa mendengarkan kisah dari buku yang saya ingin baca
ReplyDeleteIkutan happy ada Storytel jadi ngga memble bisa bacain anak buku heheh si ibu juga jadi bisa baca buku juga meski sambil masakk :))
ReplyDeleteMba, aku jadi pingin baca jg lho novelnya Api Tauhid ini.. Baru baca spoilernya ini aja langsung penasaran gmna lanjutannya.. Suka banget kisah sejarah yg disajikan dlm bentuk novel gini.. Keren banget deh Srorytel ini bisa memberikan novel" best seller untuk kita dengarkan..
ReplyDeleteAslii bagus banget sih ini mbaa, aku jg udah baca dan menurutku diantara novelnya Kang Abik ini yang paling mengena di aku hehee
Deletebener nih, asik banget ya buat ngabuburit :) duh jadi mupeng pengen langsung download juga ah cobain buat ngabuburit besok hihi
ReplyDeleteYang aku suka dari Storytel ini tuh bisa disambi. Jadi, emak2 kayak aku, saat beberes, masak,nyuci, ataupun setrika tetap bisa mendengarkan isi sebuah buku. Ya daripada dengerin musik yang bikin galau, mending dengerin Storytel dan milih mau dengerin buku apa.
ReplyDeletecocoklah ya kalau pakai aplikasi storytel. Bisa disambi. Mata nyaman, bisa dipakai di mana saja dan kapan saja
ReplyDeleteBaru tahu ada novel Api Tauhid: Cahaya Keagungan Cinta Sang Mujaddid , cerita Islami dengan latar belakang sejarah pastinya menarik dan menggugah jiwa. Itu bukunya lumayan tebel juga. Emang pasnya dinikmati dnegan cara mendengar aja, biar cepet beres. Kalau baca buku fisik, entah kapan akan tamat.
ReplyDeleteHarganya sangat terjangkau sekali ketimbang kudu beli buku yang hanya dibaca sekali dua kali. Aku senang sekali bahwa setiap yang dibaca harus bisa ada makna yang melahirkan kebajikan dari pembacanya, seperti membaca buku novel Habiburrahman El-Shirasy.
ReplyDeleteAh iya, benar nih
ReplyDeletePasti asyik Ngabuburit sambil dengerin isi cerita buku buku best seller di Storytel ini ya mbak
Baca review ini kok jadi mupeng download aplikasi audiobook storytel. Pengen buktiin baca buku dengan cara mendengarkan itu asikkk kali ya... Hehe
ReplyDeleteBener sih puasa gini kan agak rempong ya tapi kalo sambil dengerin Storytel pasti seru
ReplyDeleteRagam bukunya udah banyak ya mba pilihannya. Jadi makin seru. Dan kacamata friendly alias gak mesti liat lama lama. Hehe.
ReplyDeleteaku udah nyobain dan enak banget teryata ya di bacain buku gitu, apalagi di bacainnya sama mba Dian Sastro :D
ReplyDeleteSetuju banget sih, kalau ini nyaman buat kita yang mata empat. Secara ya, kalau kelamaan melihat teks juga bikin mata pegel, terus ujung-ujung sakit mata dan tidur deh.
ReplyDeleteHuwaaaaa... Akhirnya ada aplikasi yang bisa bacain buku kayak baca dongeng. Seru nih pasti. Apalagi banyak banget koleksinya ��
ReplyDeleteAak, aku juga pengguna Storytel sih kak. Dan emang seru gitu ya mendengarkan buku jadi bisa sambil rebahan santai waktu puasa, eh sambil berimajinasi positif
ReplyDeleteAh, salah satu target yg aku tulis awal tahun adalah sempatkan membaca. Tapi sering skip nih, mb. Storytel bisa jadi pilihan ya?! Pas juga untuk ngabuburit. Nice!
ReplyDeletesudah lama skip baca, padahal sudah masukkan list buku yang mau dibaca. kayaknya storytel ini membantu banget ya.
ReplyDeleteSepakat mbak
ReplyDeleteSaya juga Senang banget dengerin audiobook di Storytel
Sudah dengerin 6 buku di Storytel