Selama ini yang kulakukan ya bongkar pasang formula. Nggak selalu sama setiap harinya. Kadang bisa beres, kadang seharian nggak produktif sama sekali.
Makanya waktu dapat info adanya sebuah event offline yang digagas oleh Bunda Pintar by Smartfren dengan tema "Time Management for Work at Home Moms," aku langsung sambut dengan hangat. Apalagi pembicaranya nggak perlu diragukan lagi.
Siapa lagi kalau bukan mbak Nia Nurdiansyah. Seorang ibu tiga anak yang aktivitas publiknya pun bejibun. Hebatnya, mbak Nia ini selalu selow dan tenang. Bawaannya adem lah kalau lihat perempuan cantik satu ini.
Mengenal Nia Nurdiansyah
Aku mengenal mbak Nia Nurdiansyah lewat komunitas blogger Gandjel Rel. Dari sana aku tahu, kalau dirinya adalah seorang sarjana psikologi. Blognya pernah jadi salah satu stalking zone-ku karena banyak tulisan-tulisan menarik terkait self healing.
Selain aktif membahas soal psikologi, mbak Nia juga sering berbagi tentang makanan sehat. Karena memang menurut penelitian, hubungan antara kesehatan pencernaan dan kesehatan jiwa sangat berbanding lurus. Maka nggak heran kalau ibu cantik ini getol meningkatkan awareness terkait pentingnya makanan sehat.
Mbak Nia juga seorang fasilitator Women Will dan Google Gapura Digital. Bayangkan dengan seabrek kegiatan yang dimilikinya, mbak Nia tetap menjalankan peran utamanya sebagai seorang istri dan ibu dengan amat baik.
Pastinya penasaran kan bagaimana sih cara tepat mengelola waktu untuk work at home mom ala mbak Nia Nurdiansyah? Cekidot, pals!
3 Cara Tepat Mengelola Waktu ala Nia Nurdiansyah
Event yang diselenggarakan oleh Bunda Pintar by Smartfren ini berlangsung pada hari Minggu, 20 Februari 2022. Bertempat di Restoran Pringsewu, mulai dari jam 14.00.
Mbak Nia menyampaikan paparannya pada sore itu dengan sangat menarik. Tidak hanya membagikan materi lewat slide, tetapi juga mengajak para peserta untuk terlibat melalui game-game yang asyik.
Pada event tersebut, mbak Nia mengingatkan bahwa modal waktu yang diberikan dari Allah pada setiap manusia itu sama, yaitu 24 jam. Berbeda dengan pelatihan finansial, setiap orang bisa saja memiliki modal yang berbeda-beda. Wajar saja jika kemudian hasil yang didapat bisa jadi beda antara satu peserta dengan peserta lainnya.
Lalu bagaimana dengan manajemen waktu? Dengan modal yang sama, bukankah harusnya hasil yang didapat nggak terlalu banyak berbeda?
Namun pada kenyataannya hasil yang didapat seringkali berbeda antara satu orang dengan lainnya. Ada yang bisa produktif, ada yang memanfaatkan waktunya untuk rebahan melulu.
Sesampainya membahas sedikit tentang modal waktu yang diberikan oleh Allah, mbak Nia lalu membagi para peserta menjadi beberapa kelompok. Aku sendiri saat itu kebagian kelompok dengan teman-teman baru. Ada mbak Yeni, Via dan Berlian.
Setelah kelompok terbentuk, mbak Nia memberi tahu jenis game yang akan dimainkan. Di atas meja telah tersedia satu paket alat main. Setiap kelompok mendapat satu paket yang berisi toples, batu-batu besar, batu-batu kecil, batu warna-warni dan pasir.
Tugas setiap kelompok adalah mendiskusikan bagaimana agar semua benda yang tersedia bisa masuk ke dalam toples. Semakin sedikit benda yang tersisa, maka itulah pemenangnya.
Agar tidak berkerumun, eksekutor game cukup satu orang. Namun sebelum sang eksekutor memasukkan benda-benda tersebut ke dalam toples, semua anggota tim harus saling berdiskusi. Menentukan formula yang tepat agar semua benda bisa masuk ke dalam toples dengan maksimal.
Setelah waktu diskusi habis, empat orang eksekutor pun berlomba-lomba untuk memasukkan benda-benda yang ada ke dalam toples. Setelah pertarungan yang sengit selama tiga menit, kelompokku yang diwakili oleh mbak Yeni pun dipilih sebagai pemenang.
Ada yang tahu makna di balik game tersebut?
Toples dalam game tersebut menggambarkan waktu yang kita miliki. Sedangkan batu-batu besar mewakili prioritas utama di dalam hidup, batu-batu kecil adalah gambaran dari tugas-tugas yang ingin dicapai, batu warna-warni merupakan bentuk dari tugas-tugas harian (seperti tugas domestik), dan pasir adalah cerminan dari hal-hal yang nggak penting alias bisa ditunda.
Untuk bisa memasukkan semua barang ke dalam toples, maka formula yang tepat sebagai berikut;
- Masukkan dulu batu-batu besar sedemikian rupa
- Kemudian masukkan batu-batu kecil disusul dengan batu warna-warni
- Yang terakhir, masukkan pasir
Jika formula tersebut dilakukan dengan baik, maka tidak akan ada benda yang tersisa. Semuanya bisa dimasukkan ke dalam toples. Ya, kalaupun ada yang tersisa, maka tinggal sebagian kecil pasir.
Apabila dianalogikan ke dalam kehidupan sehari-hari nih, kalau kita menggunakan waktu yang dimiliki untuk mengerjakan hal-hal prioritas terlebih dahulu. Maka nggak ada tuh yang namanya rungsing. Kalaupun ada kegiatan yang belum terjamah pada hari itu, maka hanya tersisa kegiatan-kegiatan yang memang bisa ditunda.
Sebaliknya jika kita mengisi toples dengan pasir terlebih dahulu, kemudian batu kecil disusul dengan batu besar. Pasti akhirnya akan lebih banyak batu besar ataupun kecil yang nggak muat diletakkan ke dalam toples.
Sama halnya dengan hidup. Saat kita terlena, terlampau banyak rebahan di pagi hari sambil drakoran atau scrolling medsos. Tanpa disadari waktu berjalan cepat, kerjaan domestik belum tersentuh, apalah lagi artikel yang kudu digarap.
Jadi, kalian masuk yang mana nih, pals? Tim yang berhasil mengisi toples dengan batu besar terlebih dahulu, atau pasir duluan?
Time Management = Energy Management
Membicarakan soal prioritas, setiap orang pastinya punya prioritas yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya, prioritas adalah sesuatu yang sangat lekat dengan peran.
Jika seseorang memuliki perhatian atau fokus pada peran yang dimilikinya, maka energi akan mengalir pada kegiatan yang kita fokuskan.
Maksudnya gini nih, sebagai seorang ibu, mau apapun pekerjaan sampingannya, peran utama kita adalah menjadi madrasah utama bagi anak-anak. Maka seharusnya prioritas utama di dalam hidup adalah anak-anak.
Apabila saat bersama anak, kok kita justru merasa kelelahan dan bawaannya uring-uringan melulu. Bisa jadi karena kita belum meletakkan anak-anak sebagai fokus utama di dalam hidup.
Atau sebaliknya, pengen punya kegiatan sampingan selain mengurus anak dan rumah, tetapi kok energi rasanya sudah terkuras. Akhirnya ngeblog pun hanyalah impian. Ada yang seperti ini?
It's okay.. tidak ada yang salah kok. Kembali lagi bahwasanya energy flows where the atention goes. That's why, time management sejatinya energy management.
Bukan waktu yang harus kita kelola, tetapi bagaimana caranya mengelola energi di dalam diri agar bisa menjalankan beberapa kegiatan setiap harinya. Biar nggak ngos-ngosan di penghujung hari, penting bagi kita untuk bisa memilih prioritas kegiatan.
Agar kegiatan yang diprioritaskan bisa mendapat energi yang lebih, bukan energi sisa. Nah, saat masih ada waktu untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan nggak penting, pakai energi sisa pun nggak masalah kan?
Dalam pengelolaan energi, menurut mbak Nia ada dua hal yang perlu diperhatikan. Apa saja ya?
1. Busy Bandwagons
Banyak yang mempercayai bahwa bagaimana bisa sukses kalau sehari-hari nggak pernah sibuk? Maka kita pun kemudian meyakini bahwa sudah sewajarnya jika setiap hari tuh terasa sangat sibuk. Namanya calon orang sukses pasti sibuk.
Padahal sejatinya itu adalah mindset yang salah, pals. Karena sibuk nggak selalu berarti produktif. PR kita sekarang, coba cek kegiatan kita sehari-hari, selama ini kita sekadar sibuk atau benar-benar produktif nih?
Memangnya apa sih perbedaan sibuk dengan produktif?
Sederhananya nih, orang sibuk selalu terlihat punya banyak kegiatan. Namun kegiatan yang dilakukan belum tentu hal-hal yang bermanfaat. Karena tadi, yang dikerjakan bisa saja hal-hal yang nggak penting dulu. Lalu saat hari hampir usai, baru gedebugan mengerjakan hal-hal besar yang harusnya dilakukan di awal waktu.
Sedangkan orang produktif, tahu banget nih mana kegiatan prioritas yang harus didahulukan di hari itu. Yang nggak penting dilakukan, ya singkirkan dulu. Jika nanti bisa dikerjakan, ya dikerjakan. Kalau nggak bisa dikerjakan, ya nggak masalah. Yang penting kegiatan-kegiatan utama sudah tuntas.
2. Infinity Pools
Selain busy bandwagons, mbak Nia juga mengingatkan untuk berhati-hati terhadap distraksi. Distraksi yang paling mudah ditemui saat ini yaitu media sosial, terutama TikTok,
Media sosial memang dibuat sedemikian rupa untuk bisa menghasilkan dopamine alias hormon kebahagiaan. Maka jangan heran jika makin banyak orang yang demen rebahan sambil scrolling medsos merasa sangat bahagia.
Tanpa disadari bahwa kebahagiaan itu hanyalah sesaat. Jika kita tak segera mengantisipasi, pada akhirnya kita bisa kecanduan.
Awalnya hanya pengen membuka TikTok atau medsos lain selama lima menit, tapi pada akhirnya tanpa sadar telah menghabiskan waktu sampai 30 atau 60 menit. Ya begitulah medsos bisa membuat kita sangat kecanduan.
Hal inilah yang kemudian bikin kita nggak produktif. Nah, biar bisa kembali produktif gimana? Kita bisa melakukan dopamine detox. Yaitu memberi jeda kepada kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk karena instant rewards, misal detox medsos dan gadget.
3 Cara Mengelola Energi
Setelah kita tahu bahwasanya mengelola waktu sebenarnya adalah pengelolaan energi, how to manage our energy?
Ada banyak tool yang bisa membantu kita mengelola waktu, tetapi dalam event Bunda Pintar tersebut, mbak Nia mengenalkan tiga alat bantu berikut:
1. Membuat Kuadran Aktivitas
- Manakah kegiatan yang masuk dalam ranah penting dan mendesak
- Mana yang masuk sebagai kegiatan penting, tapi tidak mendesak
- Mana yang nggak penting, tapi mendesak
- Mana pula yang merupakan kegiatan nggak penting dan nggak mendesak
2. Mengenali Jenis Tugas
- Manakah yang masuk ke dalam ranah Neccessary Work, yaitu kegiatan ini berupa aktivitas produktif, tapi nggak menarik. Contohnya: melakukan pekerjaan domestik. Menyapu, mengepel, atau memasak adalah kegiatan-kegiatan produktif, tetapi biasanya cenderung nggak menarik. Bahkan kalau bisa rasanya nggak perlu dikerjain.
- Selanjutnya adalah Purposeful Work/ Passionate, berupa kegiatan yang produktif sekaligus menarik. Setiap orang bisa beda-beda ya, tergantung passionnya masing-masing. Biasanya ditandai dengan waktu yang bergulir tak dirasa ketika mengerjakannya. Ada yang passionnya di memasak, berkegiatan bersama anak atau ngeblog kek aku.
- Ada juga yang disebut dengan Unnecessary Work. Yaitu kegiatan yang tidak produktif , tapi juga tidak menarik. Hmm, kira-kira apa ya yang masuk ke ranah ini? Ghibah mungkin, wkwk. Atau kegiatan-kegiatan yang tidak membuat kita tertarik karena nggak bisa meningkatkan value diri.
- Yang terakhir ada Distracting Work. Yaitu kegiatan yang nggak produktif , tapi sangat menarik. Contoh dari distracting work yaitu scrolling medsos, nonton drakor, dan bahkan order makanan online! Kegiatan-kegiatan distraksi ini biasanya menghasilkan badai dopamine jika tak diantisipasi dengan tepat.
3. Ketahui Teori Produktivitas
Work expands to the time allowed for it.
Maksudnya yaitu semakin banyak waktu yang dikasih, bukannya kita segera mengerjakan tugas yang diberikan. Namun seringnya justru menunda atau melakukan kerjaan-kerjaan lain yang nggak penting sama sekali.
Jadi, biar nggak punya kesempatan untuk menunda-nunda gimana?
Ambil peran sebanyak mungkin. Dengan artian, semakin banyak peran yang kita ambil, diharapkan waktu kita akan terisi dengan banyak hal penting. Nggak ada waktu untuk mencari aktivitas tambahan yang nggak penting. Nggak ada waktu untuk menunda.
Prinsip produktivitas selanjutnya yaitu Prinsip Pareto. Hasil datang dari 20% penyebab.
Diceritakan oleh mbak Nia, tentang sosok Pak Pareto yang menanam kacang polong. Pada saat itu Pak Parento menyadari bahwa dari 80% tanaman yang berhasil tumbuh, ternyata hanya berasal dari 20% biji yang dia sebar.
Nah, dari situ bisa disimpulkan bahwa kesuksesan di dalam hidup kita biasanya hanya berdasar dari 20% usaha utama. Oleh karena itu penting untuk memilih peran mana yang paling membutuhkan fokus utama dan bisa mendulang keberhasilan 80%.
Kesimpulannya, agar kita bisa mengelola energi dengan tepat, maka kita harus menemukan kegiatan mana nih yang akan menjadi fokus utama. Setelah ketemu, berikan energi pada kegiatan tersebut.
Perempuan pada dasarnya memang didesain untuk bisa multitasking. Meski sebenarnya multitasking juga tak sehat. Seringnya seorang perempuan, khususnya ibu, merasa kelelahan karena mengerjakan kegiatan sehari-hari secara autopilot.
Di sinilah pentingnya mindfulness, berpikir secara penuh dan kesadaran.
Jangan sampai mengerjakan sesuatu karena kebiasaan. Namun benar-benar dilakukan karena kesadaran bahwa kegiatan A harus dikerjakan duluan dibanding B, sebab A jauh lebih penting.
Untuk meredakan kelelahan di dalam diri seorang ibu, mbak Nia juga menyarankan akan pentingnya me time. Me time dan healing nggak harus kok lari ke hutan, belok ke pantai.
Kita bisa melakukannya dengan sederhana. Misalnya mengeluarkan 20ribu kata dalam sehari dengan ngobrol bersama pasangan sambil ngeteh bareng. Atau mungkin melalui menulis. Meski sebenarnya menulis itu ternyata tetap tidak sama dengan bicara.
Bisa juga lewat mengaji.
Disampaikan oleh mbak Nia, bahwasanya dia pernah mengikuti kelas bersama Dr. Aisyah Dahlan. Pada kelas tersebut, Dr. Aisyah menceritakan di dalam qalbu/ hati kita sudah ada ce cetakan ayat-ayat suci tapi samar. Ayat-ayat itu baru akan muncul dengan jelas apabila kita telah melakukan tadabbur.
Sesi terakhir dari event offline sore itu yaitu belajar mindful dengan relaksasi dan latihan nafas. Pesan kece yang sangat penting dari mbak Nia;
"Manusia.. letakkan ranselmu. Tugasmu bukan memikulnya. Tugasmu hanyalah menjalani. Sandarkan bebanmu hanya kepadaKU."
Menutup paparannya pada sore itu, Mbak Nia mengajak para peserta untuk mendengarkan lagu Utuh milik Dira Sugandhi. Mengingatkan semua peserta yang hadir bahwasanya kita ini berharga. Kita memang tidak sempurna, tapi kita berharga.
Penting sekali untuk senantiasa memiliki kesadaran akan keberhargaan diri. Karena bila bukan kita yang mencintai diri sendiri, siapa lagi?
Semakin kita mengenal dan mencintai diri, semakin kita bisa mengelola energi di dalam diri dengan lebih optimal.
Jadi, sudah siap mempraktekkan cara tepat mengelola waktu ala mbak Nia Nurdiansyah di atas? Semoga postingan ini bermanfaat dan see ya!
Nah, bener banget manajemen waktu penting banget apalagi di masa sekarang yang kerjanya dari rumah. Harus dibagi antara pekerjaan rumah dan kantor, deh. Semangat dan pandai-pandai manajemen waktu.
ReplyDelete