Mendengar kabar dirilisnya ASUS OLED, hatiku langsung bergetar. Akhirnya teknologi yang memahami si mata empat hadir juga di Indonesia.
Mantan membuatmu sulit tidurPenggalan lirik dari Bukan Lagu Laptop Biasa karya Fiersa Besari di atas seakan mampu menggambarkan keadaanku akhir-akhir ini. Semakin sering aku berdekatan dengan gawai, semakin mataku susah terpejam. Bisa jadi karena sinar biru sudah merangsek terlalu dalam ke seluruh sudut mata.
Begitupun sinar biru menggempur
Tenang, ASUS takkan timbulkan gangguan tidur
Btw, buat teman kongkow yang belum mendengar lagu Fiersa Besari tersebut, cuzz deh disimak dulu lirik unik nan menggelitiknya.
Suka Duka Menjadi Si Mata Empat
Jangan pernah menanyakan kepadaku bagaimana rasanya bermata normal, kawan, karena aku tak mengingatnya. Aku resmi menjadi si mata empat sejak duduk di bangku sekolah dasar kelas 1.Saat itu guru kelasku, Bu Sri, mengamati kondisiku yang sering menyipitkan mata setiap kali dapat giliran duduk di barisan belakang. Aku terlihat sangat kepayahan melihat papan tulis, bahkan sampai harus bergerak maju ke depan, untuk bisa membaca tulisan Bu Sri.
Dari hasil pengamatan tersebut, Bu Sri kemudian mendiskusikannya dengan ibuku. Ibu kemudian membawaku ke dokter spesialis mata dan optik langganan bapak. Ternyata oh ternyata, dari hasil pemeriksaan mata diketahui kalau aku memiliki minus ¼ dan ¾.
Sejak saat itulah hidupku berubah. Aku tak lagi pernah jauh dari yang namanya kaca mata. Sebagai anak yang cukup penurut pada masanya, aku memegang baik-baik wejangan ibu untuk selalu mengenakan kaca mata di setiap kesempatan jika tak ingin penglihatanku memburuk.
Bahkan tidur pun aku tetap mengenakannya. Kalau mendengar alasanku, pasti kamu bakal tertawa terbahak-bahak deh, pals. “Soalnya kalau kaca matanya kulepas, nanti pas mimpi ketemu Lee Min Ho, aku nggak bisa lihat wajahnya, kan nggak asyik to? “
Nyatanya meski aku hampir tak pernah melepas kaca mata, minusku bukannya turun, malah makin naik-naik ke puncak gunung. Eh, kok jadi nyanyi…
Tak lupa ia juga mengganti penerangan kamar menjadi lampu tidur agar aku lekas terlelap. Namun saat ibu sudah menutup pintu, aku diam-diam kembali membuka buku yang kusimpan di bawah bantal. Lalu meneruskan bacaanku hingga selesai di bawah lampu yang temaram.
Itulah kenapa minus ¼ dan ¾ ku melonjak naik menjadi minus 4 saat aku duduk di kelas 4 atau 5 SD. Hingga akhirnya saat kuliah minusku mencapai angka delapan.
Jadi jangan suruh aku lepas kaca mata, karena tentu saja aku tak akan bisa melihat apapun dengan jelas. Buram dan blur itulah hidupku tanpa kaca mata.
Minus delapan terus menemaniku sampai sekitar tiga tahun lalu aku kembali mengecek kondisi mata. Angkanya sudah naik jadi 8.25 dan 8.75. Nggak hanya itu, aku juga terindikasi memiliki silinder.
Dokter mata yang saat itu menangani langsung bertanya, “Sering kerja pakai hp dan laptop ya, Bu?” Aku pun hanya nyengir kuda mendengar pertanyaan dokter tersebut.
Bulan Agustus 2021 lalu aku kembali cek mata setelah sempat tertunda hampir satu tahun karena pandemi. Dan lagi-lagi minusku naik jadi 8.50 dan 9.50. Waaah, aku sampai melongo sendiri.
Ada orang yang punya hobi berlama-lama berkutat dengan tanaman, ada yang suka berlama-lama di dapurnya, ada juga yang suka berkreasi dengan wajahnya di depan cermin. Aku tidak termasuk ketiganya.
Aku suka sekali merangkai kata, dan itu kulakukan dengan laptop. Karena lewat laptop, aku lebih leluasa mengembangkan ide. Kalau sudah di depannya, aku suka lupa waktu hingga berjam-jam.
Memangnya ngapain saja sih? Mungkin itu pertanyaan selanjutnya yang teman kongkow akan ajukan kepadaku ya?
Minus delapan terus menemaniku sampai sekitar tiga tahun lalu aku kembali mengecek kondisi mata. Angkanya sudah naik jadi 8.25 dan 8.75. Nggak hanya itu, aku juga terindikasi memiliki silinder.
Dokter mata yang saat itu menangani langsung bertanya, “Sering kerja pakai hp dan laptop ya, Bu?” Aku pun hanya nyengir kuda mendengar pertanyaan dokter tersebut.
Bulan Agustus 2021 lalu aku kembali cek mata setelah sempat tertunda hampir satu tahun karena pandemi. Dan lagi-lagi minusku naik jadi 8.50 dan 9.50. Waaah, aku sampai melongo sendiri.
Passion Menuntutku Menatap Layar Berjam-jam
Nggak sedikit yang menyarankan kepadaku untuk mengurangi waktu berlama-lama di depan laptop. Namun sungguh aku nggak bisa.Ada orang yang punya hobi berlama-lama berkutat dengan tanaman, ada yang suka berlama-lama di dapurnya, ada juga yang suka berkreasi dengan wajahnya di depan cermin. Aku tidak termasuk ketiganya.
Aku suka sekali merangkai kata, dan itu kulakukan dengan laptop. Karena lewat laptop, aku lebih leluasa mengembangkan ide. Kalau sudah di depannya, aku suka lupa waktu hingga berjam-jam.
Memangnya ngapain saja sih? Mungkin itu pertanyaan selanjutnya yang teman kongkow akan ajukan kepadaku ya?
Well, sebenarnya bukan hanya suka, memproduksi tulisan juga telah menjadi passion dan bagian dari aktivitasku sebagai seorang bloger dan content writer. Selain menyiapkan tulisan untuk blog sendiri, aku juga menerima pesanan tulisan dari klien.
Sejak bulan lalu aku juga bergabung dengan sebuah media online yang semakin membuatku berkutat dengan laptop lebih lama lagi. Untuk media itu saja, paling tidak aku bisa menghasilkan seratus tulisan dalam satu bulan. Belum ditambah artikel-artikel untuk blog sendiri.
Tak hanya itu, aku juga cukup sering membuat video-video sederhana untuk melengkapi artikelku. Video-video itu juga kuproduksi menggunakan laptop. Maka tak heran jika dalam sehari aku bisa bekerja dengan laptop antara 8 – 10 jam. Udah kek orang kantoran aja ya, wkwk.
Banyak yang tanya kepadaku, emang nggak pedes matanya, emang nggak capek, dan pertanyaan sejenis lainnya. Jujur, aku hampir nggak pernah ngerasain pedes meski berjam-jam depan laptop. Tapi ya itu, ntar ujung-ujungnya minusku nambah lagi deh.
Cuma memang beberapa hari ini aku mulai sering merasakan ketegangan di syaraf mataku bagian atas. Sampai aku nggak buka laptop saking nggak nyamannya. Alhasil beberapa jadwal yang sudah tertera di content plan meleset semua.
Selain itu radiasi sinar biru juga dapat mengganggu proses fotokimia pada retina mata. Akibatnya sel retina pun menjadi rusak dan menyebabkan gangguan penglihatan.
Sebenarnya mata manusia tuh punya“filter” khusus yang fungsinya menyaring berbagai spektrum berbahaya seperti beberapa spektrum sinar ultra-violet (UV). Sayangnya, nggak semua spektrum cahaya dapat disaring dan aman untuk mata. Nah, sinar biru adalah salah satu spektrum yang paling berbahaya.
Pada zaman now, layar laptop, hp dan televisi adalah penyumbang terbesar paparan radiasi sinar biru. Hal ini dikarenakan spektrum warna biru dibutuhkan dalam teknologi layar modern untuk menghasilkan warna yang kaya dan akurat.
Kabar gembiranya nih, masih dalam penelitian yang sama, nggak semua spektrum sinar biru berdampak buruk. Peneliti dari Essilor Paris dan Paris Vision telah berhasil menemukan bahwa sinar biru berspektrum 415nm hingga 455nm adalah yang paling berbahaya dan memiliki efek rusak paling tinggi.
Salah satu solusi yang ditawarkan dari laporan penelitian tersebut adalah membuat mata hanya menerima spektrum sinar biru yang aman. Dengan begitu dampaknya untuk kesehatan mata dalam jangka waktu panjang dapat dihindari.
Sejak bulan lalu aku juga bergabung dengan sebuah media online yang semakin membuatku berkutat dengan laptop lebih lama lagi. Untuk media itu saja, paling tidak aku bisa menghasilkan seratus tulisan dalam satu bulan. Belum ditambah artikel-artikel untuk blog sendiri.
Tak hanya itu, aku juga cukup sering membuat video-video sederhana untuk melengkapi artikelku. Video-video itu juga kuproduksi menggunakan laptop. Maka tak heran jika dalam sehari aku bisa bekerja dengan laptop antara 8 – 10 jam. Udah kek orang kantoran aja ya, wkwk.
Banyak yang tanya kepadaku, emang nggak pedes matanya, emang nggak capek, dan pertanyaan sejenis lainnya. Jujur, aku hampir nggak pernah ngerasain pedes meski berjam-jam depan laptop. Tapi ya itu, ntar ujung-ujungnya minusku nambah lagi deh.
Cuma memang beberapa hari ini aku mulai sering merasakan ketegangan di syaraf mataku bagian atas. Sampai aku nggak buka laptop saking nggak nyamannya. Alhasil beberapa jadwal yang sudah tertera di content plan meleset semua.
Hmm, kira-kira ada nggak sih cara biar tetap aman kerja di depan laptop lama-lama, pals?Dari sebuah penelitian berjudul “Blue Light Hazard: New Knowledge, New Approaches to Maintaining Ocular Health” yang dirilis oleh Essilor America pada tahun 2013, paparan sinar biru dalam jangka waktu panjang dapat merusak mata. Hal tersebut dikarenakan radiasi sinar biru dapat membentuk reaksi partikel oksigen yang berbahaya.
Selain itu radiasi sinar biru juga dapat mengganggu proses fotokimia pada retina mata. Akibatnya sel retina pun menjadi rusak dan menyebabkan gangguan penglihatan.
Sebenarnya mata manusia tuh punya“filter” khusus yang fungsinya menyaring berbagai spektrum berbahaya seperti beberapa spektrum sinar ultra-violet (UV). Sayangnya, nggak semua spektrum cahaya dapat disaring dan aman untuk mata. Nah, sinar biru adalah salah satu spektrum yang paling berbahaya.
Pada zaman now, layar laptop, hp dan televisi adalah penyumbang terbesar paparan radiasi sinar biru. Hal ini dikarenakan spektrum warna biru dibutuhkan dalam teknologi layar modern untuk menghasilkan warna yang kaya dan akurat.
Kabar gembiranya nih, masih dalam penelitian yang sama, nggak semua spektrum sinar biru berdampak buruk. Peneliti dari Essilor Paris dan Paris Vision telah berhasil menemukan bahwa sinar biru berspektrum 415nm hingga 455nm adalah yang paling berbahaya dan memiliki efek rusak paling tinggi.
Salah satu solusi yang ditawarkan dari laporan penelitian tersebut adalah membuat mata hanya menerima spektrum sinar biru yang aman. Dengan begitu dampaknya untuk kesehatan mata dalam jangka waktu panjang dapat dihindari.
Nah, ASUS OLED bisa menjadi alternatif solusi. That’s why aku mupeng banget untuk ganti laptop yang punya teknologi OLED di layarnya.
Bahkan misal ke depannya anak-anak sekolah dari rumah lagi, dan harus berlama-lama di depan laptop, nggak perlu khawatir karena keberadaan fitur Eye Care ini telah terbukti bisa menjaga kesehatan mata sampai 68,10%.
5 Keunggulan ASUS OLED untuk Kesehatan Mata
Kenapa dikatakan ASUS OLED bisa menjadi alternatif solusi untuk orang-orang bermata empat sepertiku yang doyan berjam-jam di depan laptop? Nih, lima keunggulannya yang perlu kamu tahu, pals.1. Mampu Mengurangi Paparan Radiasi Sinar Biru
Dibekali dengan fitur Eye Care, ASUS OLED bisa membantu kita untuk mengurangi tingkat paparan radiasi sinar biru pada layar hingga 70%. Jadi nggak perlu takut lagi berlama-lama di depan laptop.Bahkan misal ke depannya anak-anak sekolah dari rumah lagi, dan harus berlama-lama di depan laptop, nggak perlu khawatir karena keberadaan fitur Eye Care ini telah terbukti bisa menjaga kesehatan mata sampai 68,10%.
Angka tersebut didapat lewat survery Detik Network bekerjasama dengan ASUS. Target survey adalah pengguna laptop kelas berat sepertiku, yang bisa mencapai 10 jam dalam sehari.
Kalau di laptop lain, untuk mengurangi paparan radiasi sinar biru di layarnya, mereka mengurangi tingkat reproduksi warna biru. Akibatnya tingkat akurasi warna dan kualitas visual jadi lebih buruk.
Dengan adanya fitur Eye Care pada ASUS OLED, meski radiasi sinar birunya ditekan, kualitas reproduksi dan akurasi warna tetap dipertahankan. Jadi visual tetap kece, tapi kesehatan mata juga oye. Bahkan metode yang dipakai ASUS telah mendapat sertifikasi Low Blue Light dan Flicker Free dari TÃœV Rheinland lo.
Kalau di laptop lain, untuk mengurangi paparan radiasi sinar biru di layarnya, mereka mengurangi tingkat reproduksi warna biru. Akibatnya tingkat akurasi warna dan kualitas visual jadi lebih buruk.
Dengan adanya fitur Eye Care pada ASUS OLED, meski radiasi sinar birunya ditekan, kualitas reproduksi dan akurasi warna tetap dipertahankan. Jadi visual tetap kece, tapi kesehatan mata juga oye. Bahkan metode yang dipakai ASUS telah mendapat sertifikasi Low Blue Light dan Flicker Free dari TÃœV Rheinland lo.
2. Akurasi dan Kekayaan Warnanya Oks Banget
Mungkin kalau cuma buat nulis aja nggak terlalu terasa ya, tapi saat kita mulai utak-atik tampilan web, infografis, memproduksi video, atau menikmati film, mau nggak mau kita butuh layar yang tingkat reproduksi warnanya tinggi dan akurat. Nah, ASUS OLED memberikan semua itu, bahkan standarnya disesuaikan dengan industry perfilman saat ini lo.ASUS OLED bisa mereproduksi 100% warna pada color space DCI-P3 atau setara dengan 133% warna pada color space sRGB. Makanya jangan kaget kalau layarnya bisa menampilkan visual dengan warna yang lebih kaya dan detail lebih baik.
Untuk menyempurnakan reproduksi warna yang kece tersebut, akurasi warnanya pun juga dibuat tinggi. Biar visualnya makin mantap. Oleh karenanya ASUS OLED juga memiliki standar kalibrasi warna yang tinggi dan telah mendapatkan sertifikasi PANTONE Validated Display.
Untuk menyempurnakan reproduksi warna yang kece tersebut, akurasi warnanya pun juga dibuat tinggi. Biar visualnya makin mantap. Oleh karenanya ASUS OLED juga memiliki standar kalibrasi warna yang tinggi dan telah mendapatkan sertifikasi PANTONE Validated Display.
3. Jernih di Segala Kondisi
Biasanya biar mata nggak cepat capek dan pegel, ada yang suka menurunkan kecerahan layarnya kan? Sayangnya, saat tingkat kecerahan diturunkan, akurasi warna pun ikut menurun. Hal itu karena layar laptop umumnya hanya pakai 2D color gamut sebagai referensi.Berbeda dengan ASUS OLED yang pakai 3D color gamut sebagai referensi, color volumenya jadi 60% lebih besar. Tingkat reproduksi warnanya juga lebih tinggi dengan rentang tingkat kecerahan yang lebih luas.
Bahkan meski tingkat kecerahannya disetel rendah, layar laptop ASUS dengan teknologi OLED akan menampilkan warna yang lebih jernih, jelas, kaya dan akurat!
Bahkan meski tingkat kecerahannya disetel rendah, layar laptop ASUS dengan teknologi OLED akan menampilkan warna yang lebih jernih, jelas, kaya dan akurat!
4. Memanjakan Mata dengan Suguhan Warna yang Detail dan Visual Terbaik
Fyi, layar laptop yang biasa menggunakan panel backlight sebagai teknologinya. Sementara ASUS OLED menggunakan teknologi yang terdiri dari jutaan lampu LED dengan ukuran sangat kecil. Setiap LED tersebut bisa dimatikan sepenuhnya, sehinggga bisa mendapatkan warna hitam yang sempurna dan kontras warna yang tinggi.Nggak hanya itu, pals, teknologi OLED pada laptop ASUS hadir dengan rasio kontras hingga 1.000.000:1. Hasilnya, kita bisa menikmati setiap detail warna dengan sangat jelas.
Dilengkapi pula dengan sertifikasi DisplayHDR 500 True Black dari VESA yang menjadi bukti bahwa dengan layar OLED dari ASUS, kita jadi bisa menikmati konten multimedia dengan format HDR secara sempurna. Nonton drama Korea bakal makin betah deh pakai laptop berteknologi OLED.
Hal itu karena ASUS OLED telah dilengkapi dengan response time yang sangat kencang, bahkan bisa mencapai 0,2ms. Alias 50 kali lebih kencang dari layar laptop pada umumnya.
Dilengkapi pula dengan sertifikasi DisplayHDR 500 True Black dari VESA yang menjadi bukti bahwa dengan layar OLED dari ASUS, kita jadi bisa menikmati konten multimedia dengan format HDR secara sempurna. Nonton drama Korea bakal makin betah deh pakai laptop berteknologi OLED.
5. No Blur-blur Club Anymore
Pernah nggak sih saat nonton film action di laptop, tiba-tiba muncul efek blur yang cukup menganggu mata? Nah, hal tersebut nggak bakal kita temui saat menggunakan laptop ASUS berteknologi OLED.Hal itu karena ASUS OLED telah dilengkapi dengan response time yang sangat kencang, bahkan bisa mencapai 0,2ms. Alias 50 kali lebih kencang dari layar laptop pada umumnya.
Response time ini bisa menghasilkan visual dengan gerak cepat bisa ditampilkan lebih tajam dengan detail lebih tinggi. Say bye-bye pada efek blur di film action atau saat kita membaca teks berjalan.
Lima keunggulan teknologi OLED di atas pasti makin bikin hatimu kebat-kebit kan, pals? Fiersa Besari bahkan sudah menuliskan dalam lirik lagunya seperti ini;
Tahun ini alhamdulillah Blog Coaching for Newbie sudah selesai hingga batch 2, insya Allah awal tahun akan kembali kubuka batch 3. Dengan semakin bertambahnya anggota The Cupuers, begitu aku menamai alumni Blogspedia Coaching, aku butuh wadah yang lebih besar.
Aku sedang menyelesaikan blog berbasis Wordpress untuk memindahkan markas Blogspedia yang saat ini masih berplatform Blogspot. Sekaligus nantinya akan dilengkapi dengan fitur untuk setoran artikel wajib tiap bulannya.
Tentu saja aku nggak kerja sendirian, aku minta bantuan pak Suami untuk mewujudkan ‘basecamp maya’ tersebut. Anggap saja migrasi ini sebagai bentuk keseriusanku mengelola Blogspedia ke depannya.
Lima keunggulan teknologi OLED di atas pasti makin bikin hatimu kebat-kebit kan, pals? Fiersa Besari bahkan sudah menuliskan dalam lirik lagunya seperti ini;
Ini layar bukan sembarang layarCuzz lah mari hunting laptop ASUS yang punya teknologi OLED, enaknya yang mana nih, pals?
Ampuh mengobati hati yang ambyar
Cahayanya bisa membuat mata berbinar
Merenda Impian Bersama ASUS VivoBook Ultra 15 OLED K513
Resolusiku tahun 2022 masih belum jauh-jauh dari resolusi 2021. Namun aku ingin lebih menyederhanakannya menjadi dua hal berikut ini:1. Mengembangkan Blogspedia Group
Salah satunya yaitu mengembangkan Blogspedia Group yang jalannya masih seperti siput. Aku berharap tahun 2022, aku sudah menemukan tim yang paten dan punya proyek yang lebih jelas.Tahun ini alhamdulillah Blog Coaching for Newbie sudah selesai hingga batch 2, insya Allah awal tahun akan kembali kubuka batch 3. Dengan semakin bertambahnya anggota The Cupuers, begitu aku menamai alumni Blogspedia Coaching, aku butuh wadah yang lebih besar.
Aku sedang menyelesaikan blog berbasis Wordpress untuk memindahkan markas Blogspedia yang saat ini masih berplatform Blogspot. Sekaligus nantinya akan dilengkapi dengan fitur untuk setoran artikel wajib tiap bulannya.
Tentu saja aku nggak kerja sendirian, aku minta bantuan pak Suami untuk mewujudkan ‘basecamp maya’ tersebut. Anggap saja migrasi ini sebagai bentuk keseriusanku mengelola Blogspedia ke depannya.
2. Mendampingi Anak Menemukan Passion
Memasuki usia remaja, Kak Ifa mulai semakin menunjukkan ketertarikannya kepada gambar dan desain. Tak hanya menggambar manual, kak Ifa mulai tertarik untuk utak-atik desain sederhana. Saat ini sih masih sebatas di Canva dan Medibang Paint. Namun nggak menutup kemungkinan ke depannya ia akan tertarik aplikasi desain yang lebih rumit kan?Setelah mengikuti trial class coding for kids beberapa waktu lalu, dia juga menunjukkan sedikit ketertarikan ke arah sana. Aku juga perlu mengakomodasinya dengan alat tempur yang tepat.
Untuk bisa menjalani kedua hal di atas, aku membutuhkan sebuah laptop yang mampu memberikan dukungan maksimal. Pilihanku jatuh kepada ASUS VivoBook Ultra 15 OLED K513.
Pastinya penasaran kan kenapa aku kepincut dengan produk ASUS yang satu ini? Setelah berproses bersama VivoBook A407 lalu berganti VivoBook A442, dan sekarang berkawan dengan VivoBook A412, aku telah merasakan bahwa laptop ASUS adalah teman terbaik dalam berkreativitas dan berkarya.
Lewat tiga laptop yang pernah dan saat ini masih menemaniku, entah sudah berapa banyak tulisan yang telah kubuat, berapa infografis dan video yang pernah kuhasilkan.
Dari yang awalnya merasakan prosesor Intel Celeron lalu naik tingkat ke Core i5 generasi 8, aku bisa mengetahui bahwa performa laptop sangat menunjang aktivitas sebagai seorang content creator.
Dulu saat aku hanya memproduksi tulisan di word dan editing gambar sederhana pakai power point, tentu saja menggunakan laptop dengan spek prosesor Intel Celeron masih cukup membantu. Namun ketika aku mulai mengikuti banyak komunitas blogger, di mana aku sering mengikuti blogwalking hingga puluhan peserta.
Aku sering memaksa browserku membuka puluhan tab sekali jalan. Ternyata lama-lama prosesor Celeron tak mampu mengikuti aktivitasku. Apalagi ketika aku mulai senang membuat video, dan anakku mulai belajar desain sederhana juga coding for kids, tentu saja butuh laptop yang lebih mumpuni.
Berbeda saat memilih dua laptop sebelumnya, kali ini aku mengutamakan kualitas layar sebagai pertimbangan pertama. Seperti yang kuceritakan di atas, kondisiku sebagai content creator mata empat sangat membutuhkan laptop yang ramah untuk penglihatanku. Terlebih anakku sendiri sudah terdiagnosa juga memiliki minus dan silinder sepertiku.
Meminta anak untuk jauh-jauh dari gawai pun sebuah hal yang mustahil, karena sehari-hari ia melihat bunda dan ayahnya banyak bekerja menggunakan laptop dan hp. Maka salah satu cara terbaik adalah dengan memilih gawai, terutama laptop, dengan layar yang ramah untuk kesehatan matanya.
Dari yang awalnya merasakan prosesor Intel Celeron lalu naik tingkat ke Core i5 generasi 8, aku bisa mengetahui bahwa performa laptop sangat menunjang aktivitas sebagai seorang content creator.
Dulu saat aku hanya memproduksi tulisan di word dan editing gambar sederhana pakai power point, tentu saja menggunakan laptop dengan spek prosesor Intel Celeron masih cukup membantu. Namun ketika aku mulai mengikuti banyak komunitas blogger, di mana aku sering mengikuti blogwalking hingga puluhan peserta.
Aku sering memaksa browserku membuka puluhan tab sekali jalan. Ternyata lama-lama prosesor Celeron tak mampu mengikuti aktivitasku. Apalagi ketika aku mulai senang membuat video, dan anakku mulai belajar desain sederhana juga coding for kids, tentu saja butuh laptop yang lebih mumpuni.
Berbeda saat memilih dua laptop sebelumnya, kali ini aku mengutamakan kualitas layar sebagai pertimbangan pertama. Seperti yang kuceritakan di atas, kondisiku sebagai content creator mata empat sangat membutuhkan laptop yang ramah untuk penglihatanku. Terlebih anakku sendiri sudah terdiagnosa juga memiliki minus dan silinder sepertiku.
Meminta anak untuk jauh-jauh dari gawai pun sebuah hal yang mustahil, karena sehari-hari ia melihat bunda dan ayahnya banyak bekerja menggunakan laptop dan hp. Maka salah satu cara terbaik adalah dengan memilih gawai, terutama laptop, dengan layar yang ramah untuk kesehatan matanya.
Pilihan pun akhirnya jatuh pada ASUS VivoBook Ultra 15 OLED K513. Ini beberapa alasannya:
Sepertinya kalau punya laptop dengan layar 15,6 inch, mata bisa jadi lebih nyaman dan leluasa. Apalagi sudah dibekali dengan resolusi Full HD yang pastinya visualnya jelas, jernih dan super cerah.
1. Layar Lebar, FHD, Sudah OLED Lagi!
Dulu kupikir layar 14 inch sudah cukup lebar, ternyata ketika usia semakin bertambah, aku merasa layar tersebut nggak lagi memadai. Bahkan seringkali saat sedang mengetik, tampilan Microsoft Word kubuat sampai 150% biar tulisannya nggak terlalu kecil, wkwk.Sepertinya kalau punya laptop dengan layar 15,6 inch, mata bisa jadi lebih nyaman dan leluasa. Apalagi sudah dibekali dengan resolusi Full HD yang pastinya visualnya jelas, jernih dan super cerah.
Terpenting sih ASUS VivoBook K513 sudah berteknologi OLED. Lima keunggulannya sudah kujabarkan sebelumnya. Bakalan makin semangat memproduksi konten karena lebih ramah untuk kesehatan mata.
Sebagaimana laptop ASUS lainnya, K513 juga sudah mengakomodasi desain NanoEdge berbezel tipis yang akan memberikan pengalaman visual luar biasa karena mampu menghadirkan layar yang lebih besar dalam bingkai yang lebih kecil.
Tapi kan nggak enak juga kalau minjam laptop suami terus-terusan, sementara doi juga butuh temen kerja. Makanya aku ngidam banget punya laptop yang berprosesor Intel Core generasi ke -11.
Kabar baiknya, Laptop modern ASUS OLED sudah diperkuat oleh prosesor Intel Core generasi ke-11 terbaru (Tiger Lake) yang menghadirkan keseimbangan performa dan responsivitas dalam platform berdaya rendah yang dibuat berdasarkan teknologi proses 10nm generasi ketiga.
Mau pilih yang Core i3 atau i5? Sesuaikan saja dengan kebutuhanmu. Kalau aku sih mengincar yang i5. Mau yang i3 atau i5, keduanya sama-sama dilengkapi dengan Intel®️ Iris®️ Xe graphics yang membuat visual makin maksimal.
Untuk urusan memory, laptop ini sudah cukup kece kok. Dibekali dengan RAM 4GB DDR4 on board dan bisa diupgrade hingga 8GB. Untuk kebutuhan harian sebagai bloger dan content creator wanna be sudah cukup lah.
Sementara untuk penyimpanan, tersedia 256GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD. Asyik nih kalau udah SSD dijamin proses loading datanya nggak lemot. Jika punya data yang banyak, jangan khawatir karena kita bisa menambah kapasitas penyimpanan dengan 2.5” SATA SSD atau HDD.
Sebagai bloger, sejak pandemi melanda, aku semakin sering dapat undangan event dalam bentuk Zoominar. Namanya emak beranak dua ya, rumah tuh nggak pernah sepi. Makanya butuh VivoBook Ultra 15 OLED (K513) yang sudah dilengkapi dengan teknologi AI Noise Cancelling.
Teknologi ini bisa meredam suara bising yang ada di sekitar, sehingga saat lagi jadi peserta ataupun ngehost di sebuah Zoominar, bisa lebih aman terkendali. Ditambah dengan web camera beresolusi 720 pixel, ngezoom bakal lebih ajib.
Nggak hanya itu, WiFi 6 juga sudah bisa ditemukan di laptop modern ini. Teknologi WiFi terbaru ini tentunya jauh lebih kencang dan stabil. Apalagi ASUS OLED K513 sudah dibekali dengan fitur WiFi Smart Connect yang bisa memilih sinyal paling kuat dengan otomatis.
Sebagaimana laptop ASUS lainnya, K513 juga sudah mengakomodasi desain NanoEdge berbezel tipis yang akan memberikan pengalaman visual luar biasa karena mampu menghadirkan layar yang lebih besar dalam bingkai yang lebih kecil.
2. Spek Modern Memenuhi Kebutuhan
Aku udah merasakan gaharnya prosesor Intel Core generasi delapan. Buatku itu sudah lebih dari cukup. Hingga suatu hari aku merasakan laptop suami yang dibekali dengan prosesor Intel Core generasi 11, laptop yang kupakai jadi terasa B aja.Tapi kan nggak enak juga kalau minjam laptop suami terus-terusan, sementara doi juga butuh temen kerja. Makanya aku ngidam banget punya laptop yang berprosesor Intel Core generasi ke -11.
Kabar baiknya, Laptop modern ASUS OLED sudah diperkuat oleh prosesor Intel Core generasi ke-11 terbaru (Tiger Lake) yang menghadirkan keseimbangan performa dan responsivitas dalam platform berdaya rendah yang dibuat berdasarkan teknologi proses 10nm generasi ketiga.
Mau pilih yang Core i3 atau i5? Sesuaikan saja dengan kebutuhanmu. Kalau aku sih mengincar yang i5. Mau yang i3 atau i5, keduanya sama-sama dilengkapi dengan Intel®️ Iris®️ Xe graphics yang membuat visual makin maksimal.
Untuk urusan memory, laptop ini sudah cukup kece kok. Dibekali dengan RAM 4GB DDR4 on board dan bisa diupgrade hingga 8GB. Untuk kebutuhan harian sebagai bloger dan content creator wanna be sudah cukup lah.
Sementara untuk penyimpanan, tersedia 256GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD. Asyik nih kalau udah SSD dijamin proses loading datanya nggak lemot. Jika punya data yang banyak, jangan khawatir karena kita bisa menambah kapasitas penyimpanan dengan 2.5” SATA SSD atau HDD.
Sebagai bloger, sejak pandemi melanda, aku semakin sering dapat undangan event dalam bentuk Zoominar. Namanya emak beranak dua ya, rumah tuh nggak pernah sepi. Makanya butuh VivoBook Ultra 15 OLED (K513) yang sudah dilengkapi dengan teknologi AI Noise Cancelling.
Teknologi ini bisa meredam suara bising yang ada di sekitar, sehingga saat lagi jadi peserta ataupun ngehost di sebuah Zoominar, bisa lebih aman terkendali. Ditambah dengan web camera beresolusi 720 pixel, ngezoom bakal lebih ajib.
Nggak hanya itu, WiFi 6 juga sudah bisa ditemukan di laptop modern ini. Teknologi WiFi terbaru ini tentunya jauh lebih kencang dan stabil. Apalagi ASUS OLED K513 sudah dibekali dengan fitur WiFi Smart Connect yang bisa memilih sinyal paling kuat dengan otomatis.
Port yang tersedia juga lengkap; 1 buah USB 3.2 Gen 1 Type-A, 1 buah USB 3.2 Gen 1 Type-C, 2 buah USB 2.0 Type-A, 1 buah HDMI 1.4, 1 buah port untuk Headphone, Micro SD card reader dan Micro SD 4.0 card reader.
Buat yang suka kerja dini hari sepertiku, kehadiran backlit chiclet keyboard bakal sangat membantu. Bermanfaat untuk menghindari typo sih kalau buatku. Karena K513 OLED ini merupakan laptop dengan layar 15 inchi, maka keyboarnya pun juga lebih luas.
Di ujung kanan keyboard dilengkapi dengan fitur Num-key. Buat yang belum terbiasa, pastinya butuh waktu untuk beradaptasi.
Nggak hanya keyboard-nya yang luas, mousepad-nya juga luas sehingga lebih enak dioperasikan. Buat yang udah sering pakai ASUS, pasti udah tahu kan senyaman apa keyboard dan mousepad-nya?
Di bagian ujung kanan atas mousepad, ada fitur fingerprint yang mengakomodasi fasilitas Windows Hello. Kita jadi bisa membuka laptop dengan lebih mudah dan juga aman.
Kerennya lagi, meski ukurannya cukup lebar, laptop ini cukup tipis dan ringan. Beratnya hanya 1,8 kilo, jadi masih nyaman dibawa ke mana-mana.
Hal lain yang bikin aku melirik laptop ini karena dilengkapi dengan Harman Kardon. Ngetik sambil dengerin musik bakal lebih asyik nih.
At last but not least, pilihan warna yang tersedia cakep semua. Mau yang Indie Black, Silver Transparan atau Hearty Gold? Semakin elegan karena covernya terbuat dari logam. Duh semakin ngidam aku sama laptop ini, pals.
Kalau udah ngerasain Windows 11, aku jamin kamu nggak bakal mau downgrade ke Windows 10, apalagi Windows 8. Percaya deh. Menurutku sih lebih user friendly.
Untuk urusan mengetik, olah data atau bikin presentasi, kita juga bakal dimanjakan banget nih sama K513. Soalnya udah langsung dapat gratis Office Home & Student 2019. Softwarenya tentu saja 100% asli.
Laptop ini punya keunggulan lainnya, yaitu AIPT (ASUS Intelligent Performance Technology). Teknologi ini merupakan desain termal yang sangat efisien dan solusi hemat daya. Cuma ASUS nih yang punya laptop eco friendly begini!
Buat yang suka kerja dini hari sepertiku, kehadiran backlit chiclet keyboard bakal sangat membantu. Bermanfaat untuk menghindari typo sih kalau buatku. Karena K513 OLED ini merupakan laptop dengan layar 15 inchi, maka keyboarnya pun juga lebih luas.
Di ujung kanan keyboard dilengkapi dengan fitur Num-key. Buat yang belum terbiasa, pastinya butuh waktu untuk beradaptasi.
Nggak hanya keyboard-nya yang luas, mousepad-nya juga luas sehingga lebih enak dioperasikan. Buat yang udah sering pakai ASUS, pasti udah tahu kan senyaman apa keyboard dan mousepad-nya?
Di bagian ujung kanan atas mousepad, ada fitur fingerprint yang mengakomodasi fasilitas Windows Hello. Kita jadi bisa membuka laptop dengan lebih mudah dan juga aman.
Kerennya lagi, meski ukurannya cukup lebar, laptop ini cukup tipis dan ringan. Beratnya hanya 1,8 kilo, jadi masih nyaman dibawa ke mana-mana.
Hal lain yang bikin aku melirik laptop ini karena dilengkapi dengan Harman Kardon. Ngetik sambil dengerin musik bakal lebih asyik nih.
At last but not least, pilihan warna yang tersedia cakep semua. Mau yang Indie Black, Silver Transparan atau Hearty Gold? Semakin elegan karena covernya terbuat dari logam. Duh semakin ngidam aku sama laptop ini, pals.
3. Windows 10 Home dan Gratis Office Home & Student 2019
Untuk urusan sistem operasi nggak perlu bingung lagi, karena VivoBook K513 sudah terinstali Windows 10 Home. Pokoknya begitu beli, kita terima beres dan tinggal pakai aja, pals. Bahkan nantinya bisa diupgrade ke Windows 11 tanpa bayar lo, asyik kan?Kalau udah ngerasain Windows 11, aku jamin kamu nggak bakal mau downgrade ke Windows 10, apalagi Windows 8. Percaya deh. Menurutku sih lebih user friendly.
Untuk urusan mengetik, olah data atau bikin presentasi, kita juga bakal dimanjakan banget nih sama K513. Soalnya udah langsung dapat gratis Office Home & Student 2019. Softwarenya tentu saja 100% asli.
4. Punya AIPT Biar Lebih Kencang dan Hemat Daya
Jangan berhenti kagum dulu, pals. Karena ternyata ASUS VivoBook Ultra 15 OLED K513 masih pengen bikin kita makin termehek-mehek.Laptop ini punya keunggulan lainnya, yaitu AIPT (ASUS Intelligent Performance Technology). Teknologi ini merupakan desain termal yang sangat efisien dan solusi hemat daya. Cuma ASUS nih yang punya laptop eco friendly begini!
Mengombinasikan antara lima dan sembilan sensor pintar, desain kipas IceBlades aerodinamis dan catu daya 65 watt untuk meningkatkan kinerja CPU secara lebih cerdas. Nggak hanya itu aja meski dipakai seharian, baterainya tetap awet, mesinnya pun tetap dingin tanpa ngelag dan bunyi mendenging.
AIPT hadir dalam tiga mode, yaitu Whisper, Balanced dan Performance. Untuk mengubah mode, caranya gampang. Tinggal tekan kombinasi tombol Fn + F.
Lagi-lagi kabar gembira buat kita, pals. Kita bisa membawa pulang laptop keren ini dengan harga yang cukup terjangkau. Mulai dari Rp8.599.000, kita sudah dapat laptop ASUS OLED dengan prosesor Intel Core i3 generasi 11.
AIPT hadir dalam tiga mode, yaitu Whisper, Balanced dan Performance. Untuk mengubah mode, caranya gampang. Tinggal tekan kombinasi tombol Fn + F.
5. Ramah di Kantong
Puas dengan empat keunggulan laptop ASUS OLED di atas? Sudah nggak sabar mengadopsi tapi deg-degan sama harganya? Mahal nggak ya….Lagi-lagi kabar gembira buat kita, pals. Kita bisa membawa pulang laptop keren ini dengan harga yang cukup terjangkau. Mulai dari Rp8.599.000, kita sudah dapat laptop ASUS OLED dengan prosesor Intel Core i3 generasi 11.
Kalau aku pengen yang i5, jadi nabungnya kudu ditambahin dikit. Tapi masih cukup ramah di kantong sih dibandingkan laptop lain dengan spesifikasi sejenis.
Buat kalian yang pengen dapat rekomendasi produk ASUS lain yang sudah berteknologi OLED, cuzz klik ASUS OLED lebih lanjut.
Buat kalian yang pengen dapat rekomendasi produk ASUS lain yang sudah berteknologi OLED, cuzz klik ASUS OLED lebih lanjut.
Kita bisa produktif berkarya
Hidup sehat, juga bahagia
Teknologi membuat semua lebih mudah
Raih tanganku dan percayalah
Hidup ini akan lebih indah
Tinggalkan saja segala resah,beralihlah pada ASUS OLED
Hayoo, pada ikut nyanyi yaa? Begitulah ASUS OLED yang akan bisa membuat hidup semakin berwarna, sehat, bahagia dan produktif berkarya. Sebagai content creator bermata empat, aku sih say yes banget sama laptop modern yang satu ini, kalau kamu?***
Juara nih artikelnya.... Berkelas sih kalau Coach Marita yang nulis. Panjang tapi enak dibacanya...
ReplyDelete