Teman-teman kongkow pasti setuju, kalau masyarakat Indonesia cukup akrab dengan yang hal yang berbau mitos alias tidak boleh melakukan suatu hal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Perkara mitos pun juga sering terjadi dalam urusan merawat bayi. Mitos seputar tali pusat adalah salah satu contoh mitos yang banyak dilakukan dalam merawat bayi.
Banyak mitos yang menyebutkan jika tali pusat yang belum puput, atau terlepas dari pusar bayi, harus diberi tindakan macam-macam. Padahal, seperti dikutip dari Makuku Family Indonesia, kondisi bayi yang masih memiliki tali pusat sangatlah sensitif. Bukan tidak mungkin tindakan yang salah justru menimbulkan masalah kesehatan pada bayi tersebut.
Tali pusat bayi harus selalu berada dalam kondisi kering dan steril. Untuk menjaga hal tersebut, bayi yang baru lahir biasanya akan langsung dibersihkan kemudian dikeringkan. Lalu bagian tali pusat akan digunting dan diberi klem untuk menghentikan aliran darah. Kemudian, kita harus selalu menjaga tali pusat tersebut dalam kondisi kering.
Sudahkah Tahu 4 Mitos Seputar Tali Pusat Ini?
Biasanya mitos seputar tali pusat datang turun temurun dari orang tua, kakek nenek, dan orang-orang terdahulu. Parahnya, tidak sedikit yang percaya dan menelan bulat-bulat mitos-mitos tersebut, ketimbang berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Apalagi jika kita belum punya pengalaman sama sekali dalam urusan merawat bayi.Kira-kira, mitos apa saja sih yang paling banyak beredar di masyarakat seputar tali pusat bayi? Dan bagaimana kebenaran dari mitos tersebut? Berikut beberapa di antaranya, seperti dikutip dari Makuku Indonesia.
1. Menggunakan Gurita Agar Tidak Bodong
Memakaikan gurita pada bayi yang baru lahir bisa dibilang jadi salah satu hal ‘wajib’ bagi masyarakat Indonesia. Banyak yang percaya, dengan memakaikan gurita, tali pusat bayi akan mengempis dan menghindarinya dari bentuk bodong. Lantas apakah benar begitu?Menurut dr. Martina Siboe, SpA seperti dikutip dari situs Makuku Family Indonesia, bodong adalah penonjolan tali pusat yang disebabkan oleh bagian usus yang menonjol dari pusar dan umumnya tidak berbahaya. Kondisi tersebut biasanya akan sembuh sendiri. Tetapi kita harus tetap waspada jika terjadi kondisi tertentu, seperti tidak menutup setelah berusia tiga tahun.
Jadi mitos menggunakan gurita untuk menghindari bayi dari kondisi bodong tidaklah benar. Tidak akan ada pengaruh apapun dari gurita yang dikenakan, dengan kondisi tali pusat. Justru dengan menggunakan gurita, berpotensi mengganggu kebersihan dari tali pusat itu sendiri, bisa karena gurita yang tidak bersih atau gurita yang terkena air seni dari si bayi.
2. Menggunakan Minyak Herbal di Tali Pusat
Serupa dengan penggunaan gurita, memakaikan minyak herbal ke tali pusat bayi yang belum puput dipercaya bisa menghindari kondisi bodong. Kita sebaiknya tidak perlu lagi memercayai hal tersebut, karena hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang bisa membenarkan hal tersebut.Menggunakan minyak herbal justru bisa menyebabkan efek buruk untuk sang bayi. Selain infeksi, kulit bayi yang masih sangat sensitif bukan tidak mungkin akan menyebabkan alergi karena dioleskan minyak yang tidak sesuai dengan kondisi kulit. Untuk tali pusat sendiri, biasanya akan menutup dengan sendirinya dalam rentang waktu satu hingga dua minggu.
3. Tali Pusat Diberi Alkohol dan Betadine
Tali pusat bayi yang belum puput harus selalu dijaga kebersihan dan kesterilannya. Namun, untuk menjaga hal tersebut kita tidak perlu menggunakan alkohol, betadine, atau yang semacamnya. Sebaliknya, dengan menggunakan alkohol atau betadine justru berbahaya untuk kondisi tali pusat bayi itu sendiri.Seperti yang dijelaskan dr. Martina Siboe, SpA dikutip dari artikel di Makuku Indonesia, menggunakan betadine dalam merawat tali pusat bayi bisa menimbulkan gangguan tiroid. Hal itu disebabkan kandungan povidone iodine yang berpotensi masuk ke aliran darah. Sementara itu, penggunaan alkohol justru bisa memperlambat proses puputnya tali pusat sang bayi.
Jadi, menjaga kebersihan dan kesterilan tali pusat itu penting, tapi tidak perlu menggunakan alkohol atau betadine. Kita hanya perlu memastikan kondisi tali pusat dan sekitarnya selalu kering agar tidak terjadi infeksi.
4. Tali Pusar Ditempel Koin Agar Bentuknya Ideal
Orang tua mana yang tidak ingin melihat anaknya memiliki kondisi tubuh yang sempurna, termasuk kondisi tali pusat. Cukup banyak mitos yang menyebut, bahwa menggunakan koin bisa membuat bentuk pusar bayi menjadi ideal. Caranya, koin yang dilapisi kasa steril, diletakkan di atas pusar bayi.Padahal kebiasaan meletakkan koin tersebut tidak perlu dilakukan. Tidak ada penjelasan ilmiah yang membenarkan hubungan antara memakai koin dan bentuk pusar ideal.
Seperti yang sudah dijelaskan di poin-poin sebelumnya, tali pusat bayi yang belum puput harus selalu berada dalam kondisi yang steril. Justru dikhawatirkan akan terjadi infeksi atau hal sejenis lainnya jika tali pusat diberikan atau disentuh oleh benda lain, salah satunya koin.
Nah, setelah membaca penjelasan-penjelasan di atas, kita jadi paham kan sekarang bahwa mitos-mitos seputar perawatan tali pusat bayi tidaklah benar. Intinya adalah, kita harus selalu menjaga kebersihan tali pusat dan menjaganya dalam kondisi kering. Hal itu tersebut harus dilakukan sampai tali pusat terlepas atau puput.
Selain informasi mengenai mitos seputar tali pusat, teman-teman kongkow juga bisa mencari banyak informasi bermanfaat lainnya di Makuku Indonesia. Di Makuku Family Indonesia pun kalian bisa mendapatkan produk-produk berkualitas untuk ibu hamil, bayi, dan anak-anak. Tidak hanya produk berkualitas tinggi, Makuku Indonesia juga memberikan layanan profesional dan pengetahuan terkait bayi dan juga memberikan solusi untuk orang tua Indonesia.
Duh aku bahkan belum pernah tahu tentang mitos-mitos kayak gini menurutku sendiri tali pusat hal yang vital yang gabisa disentuh sembarangan
ReplyDelete