Memilih catering rumahan terdekat memang gampang-gampang susah. Kebetulan sudah dua bulanan ini aku sedang ‘putus hubungan’ dengan dapur. Meski bisa masak, entah kenapa aku tak terlalu bahagia jika harus menghabiskan waktu berlama-lama di dapur.
Anak-anak dan suamiku pun sebenarnya nggak pernah komplain dengan hasil masakanku. Enak-enak aja kata mereka. Namun, nggak tahu kenapa habis masak sesuatu, aku malah jadi malas makan. Malah pengen jajan bikinan orang gitu. Kan jadinya malah boros, masak iya, jajan juga masih jalan terus.
Hingga aku mulai iseng tuh cari-cari info catering rumahan terdekat yang bisa mengantar hingga ke tempatku tinggal. Aku ketemu dengen beberapa opsi. Aku sempat berlangganan selama satu minggu dengan salah satu catering rumahan. Tapi kok setelah dihitung-hitung, budget belanjaku jadi membengkak. Akhirnya nggak aku terusin deh langganannya.
Kucoba cari info catering rumahan lainnya, tetap aja mentok biaya mingguannya nggak cocok lah sama kantongku. Gini deh kalau orang malas, tapi dompetnya nggak mendukung buat malas, jadi mau nggak mau kudu rajin, hihi. Bendera putih pun kukibarkan. Menyerah deh cari catering rumahan.
Baru mau ngumpulin semangat untuk turun ke dapur lagi, eh qodarullah aku dinyatakan positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri. Meski sedih harus isoman, sejujurnya dalam hati kecilku, aku sedikit bersorak, “Yeaay, bebas tugas dari area dapur lagi.”
Terus aku mikir dong. Ntar selama isoman anak suamiku makan apa dong. Baru juga mikir gitu, tiba-tiba ada pesan masuk ke Whatsapp-ku. Pengirimnya adalah salah seorang tetanggaku, namanya Bu Happy.
Beliau ini memang jago masak, dan masakannya enak-enak. Ternyata, beliau menawari bantuan untuk menyediakan catering selama aku isoman. Wah, membaca pesannya aku langsung bersorak-sorai. Terjawab sudah kegalauanku.
Hari-hari selama isoman terjalani dengan penuh semangat. Apalagi masakan Bu Happy benar-benar menggoyang lidah. Menunya juga beragam, Nggak kaya aku yang bisanya masak sop, sayur bayam, sayur asam dan berputar lagi ke menu sebelumnya, wkwk.
Setelah isoman selama 13 hari berakhir, aku sudah kadung mager untuk kembali ke dapur. Aku iseng untuk tanya ke bu Happy apakah boleh catering hariannya diteruskan. Eh, beliaunya menyambut dengan gembira. Aaah aku pun lebih-lebih bahagia, bisa mengurangi waktuku di dapur, hehe.
Terus aku mikir dong. Ntar selama isoman anak suamiku makan apa dong. Baru juga mikir gitu, tiba-tiba ada pesan masuk ke Whatsapp-ku. Pengirimnya adalah salah seorang tetanggaku, namanya Bu Happy.
Beliau ini memang jago masak, dan masakannya enak-enak. Ternyata, beliau menawari bantuan untuk menyediakan catering selama aku isoman. Wah, membaca pesannya aku langsung bersorak-sorai. Terjawab sudah kegalauanku.
Hari-hari selama isoman terjalani dengan penuh semangat. Apalagi masakan Bu Happy benar-benar menggoyang lidah. Menunya juga beragam, Nggak kaya aku yang bisanya masak sop, sayur bayam, sayur asam dan berputar lagi ke menu sebelumnya, wkwk.
Setelah isoman selama 13 hari berakhir, aku sudah kadung mager untuk kembali ke dapur. Aku iseng untuk tanya ke bu Happy apakah boleh catering hariannya diteruskan. Eh, beliaunya menyambut dengan gembira. Aaah aku pun lebih-lebih bahagia, bisa mengurangi waktuku di dapur, hehe.
7 Tips Memilih Catering Rumahan Terdekat
Nah, dari pengalamanku survey dari satu jasa catering ke jasa catering lainnya, aku mengambil kesimpulan bahwa berikut ini adalah tahapan yang harus dilalui saat kita memilih catering rumahan:1. Budget
Buat aku, urusan budget itu nomor satu. Aku harus menghitung terlebih dahulu apakah biaya catering selama seminggu atau sebulan sesuai dengan budget belanja yang dikasih sama suami. Suami sih nggak ribet ya orangnya, cuma aku juga harus tahu diri dengan posisi keuangan doi.Doi udah kasih uang belanja yang lebih dari cukup. Kalau gara-gara aku yang malas masak, bikin budget belanja jadi nambah, aku kok nggak enak hati juga buat nodong ke suami. Jadi kalau aku malas masak dan budget belanja jadi nambah, sebagai bentuk tanggungjawab atas kemalasanku, ya aku bakal nombokin dari uangku sendiri.
Itu artinya aku juga harus menghitung lagi apakah pendapatanku akan tetap aman. Apakah alasan malas memasakku cukup worth it untuk menggunakan uang dari hasil kerjaku. Ya kan kalau nggak diambil buat tambahan bayar catering, aku bisa lebih foya-foya dengan uangku sendiri, wkwk.
2. Menu
Selanjutnya yang jadi pertimbangan adalah menu yang disediakan. Aku tuh hobi banget makan. Aku juga hobi mencoba-coba menu makanan yang belum pernah kurasakan sebelumnya, Namun kalau suruh coba-coba sendiri di dapur, dadah bye-bye.Makanya aku selalu suka lihat menu-menu yang ditawarkan oleh si penyedia catering. Kalau banyak menu yang bikin aku tertarik, biasanya aku bakal lanjut berlangganan.
3. Kebersihan dan Kesehatan
Nah, kalau yang ini aku biasanya pantau dari instagramnya. Biasanya mereka suka menyematkan informasi bahwa masakan yang dibuat tidak menggunakan MSG. Ada juga beberapa catering yang memotret proses pembuatannya.Beberapa catering menunjukkan kalau dalam pembuatannya cukup steril. Dari pilih bahan sampai proses memasak sangat menjaga protokol kesehatan dengan baik. Bahkan yang memasak pun menggunakan sarung tangan plastik.
Biasanya aku juga lihat saat masakan sudah sampai di rumah. Bagaimana kemasannya, apakah dibungkus dengan baik atau seadanya. Kalau aku kurang cocok dengan cara pengemasannya, aku akan putuskan untuk tidak lanjut lagi.
4. Kehalalan
Yang tak kalah penting adalah kehalalan. Baik dari pemilihan bahan hingga prosesnya. Makanya aku lebih sreg kalau yang memasak punya ilmu atau mindset yang sama terkait kehalalan. Atau setidaknya aku tahu kalau katering tersebut tidak memasak makanan non halal. Or kalaupun memang penyedia katering juga memasak non halal, aku tahu bahwa peralatan dapur yang digunakan berbeda.5. Cita Rasa
Selanjutnya yang jadi pertimbangan tentu saja soal rasa. Namanya sudah mengeluarkan uang, tentunya pengen dapat yang rasanya pas di lidah dong. Aku juga senang jika penyedia kateringnya welcome dengan masukan customer. Jadi kalau ada yang kurang pas bisa dikomunikasikan.6. Lokasi Catering dan Ongkir
Lokasi catering adalah hal yang kudu dipikirkan juga. Jika jarak lokasi jauh dari kita, berarti ongkos kirim yang dibebankan juga bertambah. Semakin dekat lokasi dengan rumah kita, tentu lebih hemat ongkir kan? Ada pula beberapa penyedia katering yang membebaskan ongkir kalau masih satu wilayah atau kalau kita berlangganan minimal 7 hari.7. Support Tetangga
At last but not least, sejak pandemi aku punya hobi baru. Jadi lebih sering jajan hasil jualan teman atau tetangga sekitar. Tahu sendiri kan sejak pandemi, banyak sekali yang ekonominya jadi terpapar. Ada yang suaminya kena PHK, atau dirumahkan tanpa tahu kapan akan dipekerjakan kembali.Karena kondisi tersebut, tak sedikit para ibu yang menggunakan kemampuan memasaknya jadi ladang rezeki untuk menguatkan ekonomi keluarga. Termasuk juga bu Happy. Seorang single mom yang membesarkan dua anak.
Meski anaknya saat ini sudah bekerja dan yang satu sudah hampir lulus kuliah, tentu saja beliau juga butuh pemasukan untuk pegangan sehari-hari. Senang rasanya bisa saling membantu seperti sekarang. Bu Happy membantuku menyiapkan menu masakan harian, aku juga bisa ikut membantunya sedikit-sedikit.
Gimana pals, 7 tips memilih catering rumahan terdekat kira-kira cukup membantu nggak buat kalian yang segank sama aku, gank mager masuk ke dapur? Hehehe.
Oya, meski udah dibantu bu Happy. Dalam sepekan aku hanya minta disiapkan menu untuk lima hari kerja. Alasannya sih sederhana, meski cuma kerja dari rumah, kalau udah dihadapkan dengan setumpuk to do list, aku suka lupa waktu. Apalagi mikirin dapur, udah nggak terekam di ingatan, wkwk.
Nah, kalau weekend kan ada suami di rumah, biasanya kami suka jeng-jeng ke mana. Atau kalau suami kangen sama buatan tangan istrinya, aku bisa masakin sendiri. Sekaligus kasih kesempatan buat bu Happy untuk liburan lah, siapa tahu mau jalan-jalan ama buah hatinya kan?
Lalu masalah baru pun muncul. Kan udah terbiasa masakan dengan beragam menu yang enak nih. Tinggal makan doang lagi. Terus kalau pas Sabtu - Minggu, aku jadi bingung, kudu masak apa ya?
Review Yummy App, Nggak Sekadar Sharing Resep Masakan
Untungnya kebingungan itu nggak berlangsung lama. Aku menemukan sebuah aplikasi yang bermanfaat banget buatku. Bahkan nggak cuma buatku, tapi juga bermanfaat banget buat bu Happy. Kok bisa?Nanti deh bakal aku ceritain lebih lanjut, makanya stay di sini sampai aku kelar berceloteh ya, pals. Masih kuat baca kan, hehe?
Sebelumnya aku mau kalian kenalan dulu sama aplikasi yang memiliki perpaduan warna brand oren dan putih ini. Namanya Yummy App. Ada yang pernah dengar sebelumnya?
Fyi, Yummy App adalah salah satu produk dari IDN Media. Tahu dong pastinya sama media besar besutan Winston Utomo dan William Utomo ini? Nggak kaleng-kaleng banget lah kalau produknya IDN Media. Makanya aku jadi penasaran deh sama aplikasi yang satu ini.
Kira-kira apa sih yang spesial dari aplikasi ini. Apalagi sebelumnya juga sudah ada aplikasi sejenis. Apa yang bakal bikin Yummy App ini beda. Kalian juga penasaran sepertiku, pals?
Yummy sudah berdiri sejak 2016. Merupakan multi-platform food-focused digital media, Yummy membahas mengenai resep masakan, tutorial, tips dan trik memasak. Awalnya Yummy memulai kontennya lewat Facebook dengan nama “Yummy Indonesia” dan Instagram dengan akun @yummy.idn.
Kira-kira apa sih yang spesial dari aplikasi ini. Apalagi sebelumnya juga sudah ada aplikasi sejenis. Apa yang bakal bikin Yummy App ini beda. Kalian juga penasaran sepertiku, pals?
Yummy sudah berdiri sejak 2016. Merupakan multi-platform food-focused digital media, Yummy membahas mengenai resep masakan, tutorial, tips dan trik memasak. Awalnya Yummy memulai kontennya lewat Facebook dengan nama “Yummy Indonesia” dan Instagram dengan akun @yummy.idn.
Ternyata sambutan masyarakat Indonesia cukup baik dengan konten-konten mereka, hingga akhirnya pada 2019 dirilis aplikasi Yummy yang bisa diunduh di Android dan iPhone. Adapaun keunggulannya dibanding aplikasi sejenis yaitu Yummy menghadirkan konten resep masakan mudah, bahkan ada yang bisa dilakukan hanya dengan lima langkah.
Menggaungkan tagline “MasakItuGampang”, Yummy meyakinkan bahwa siapapun bisa masak apa saja dengan mudah dengan bantuan aplikasinya. Hmm, bener nggak ya?
Fitur-fitur Yummy App
Sebelum menjawab bener atau nggaknya, aku akan ajak teman-teman kongkow untuk berkenalan dulu dengan fitur-fitur yang ada di dalamnya.1. Home
Setelah kita mengunduh aplikasi Yummy App, kita akan diminta untuk membuat akun di sana. Setelah masuk, welcome to Home alias beranda atau halaman utama dari aplikasi ini. Hal yang bikin aku senyum-senyum setiap kali buka aplikasi ini, aku bakal dipanggil Chef dong. Wkwk, cuma di Yummy deh kayanya orang nggak suka masak dipanggil Chef. Kan jadi ada sedikit semangat yang muncul kalau disapa keren begini ya?Selain itu kalau kita buka aplikasi ini di pagi, siang atau sore hari, gambarnya pun akan berbeda. Mataharinya bisa berubah lokasi gitu lo, pals. Lucu deh.
Di dalam Home kita bakal lihat beberapa fitur di bawah ini:
- Trending - berisi resep-resep yang sedang banyak dicari.
- Event & Promosi - berisi informasi event dan promosi yang bisa kita ikuti. Event-event tersebut juga banyak yang bertabur hadiah lo.
- Akun Official - Di sini kita bisa mengintip akun-akun dari para chef terkenal dan brand-brand ternama yang tentunya ada hubungan dengan dunia masak. Kapan lagi kan bisa intip resep masakan dari chef-chef favorit?
- Jelajah Kuliner Nusantara - Ada banyak resep masak dari berbagai wilayah Indonesia. Bener-bener bikin kita bertabur ide masakan, jadi masaknya nggak itu lagi, itu lagi.
- Resep Ide Jualan, Dijamin Laku - Cocok buat teman-teman kongkow yang pengen buka usaha, di sini berlimpah resep yang bisa dipakai untuk ide jualan. Mantap sih ini!
- Masakan Jatim, Uenak Poll - Ada yang berasal dari Surabaya dan sekitarnya, tapi lagi nggak berada di kota asal? Pastinya kangen dong sama masakan asli Jatim? Nah, kudu banget buka fitur ini karena bakal ada tutorial masak aneka menu dari Jawa Timur.
- Rekomendasi - Selanjutnya akan ada banyak daftar menu masakan yang bisa kita coba sehari-hari.
Cara mengikuti kuisnya juga gampang. Cuma tinggal tulis "Mau" lalu putar wheel-nya. Nanti kita akan diinfo hadiah apa yang bisa kita dapatkan jika beruntung. Baru bagian Home saja sudah selengkap ini. Kira-kira sudah nemu apa yang beda dari Yummy nggak, pals?
2. Tulis Resep
Kalau masih belum menemukan keunikan dari si Yummy, yuk kita kepoin bagian selanjutnya. Pada aplikasi yang bernaung di bawah IDN Media ini, teman-teman kongkow yang doyan masak dan punya resep-resep favorit hasil kreativitas sendiri, cuzz deh manfaatin fitur yang satu ini. Kalian bisa menulis resep kalian di bagian “Tulis Resep”.Menariknya, Yummy sudah menyediakan template menulis resepnya. Jadi buat teman-teman kongkow yang mau menulis resep di Yummy App, nggak perlu bingung lagi di mana harus nulis judul, nulis bahan-bahannya, juga langkah-langkahnya. Semua sudah disediakan tempatnya.
Nggak hanya itu, Yummy juga sudah menyediakan pula panduan menulis resep. Kalian tinggal baca dengan seksama dan langsung praktekkan aja. Hal seru lainnya, kalau resep masakan yang kalian tulis dan unggak ke Yummy di-acc oleh tim redaksi, kalian bisa dapat 100 Yummy Point. Fyi, 100 Yummy Point ini setara dengan Rp10.000. Nantinya point ini bisa di-redeem.
Wah, mayan banget kan ini? Nulis 10 resep aja udah bisa dapat Rp100.000. Kapan lagi kan berbagi resep bisa dapat tambahan duit? Kalau aku jago masak, udah pasti bakal kumaksimalkan sih fitur yang satu ini.
Di aplikasi ini tersedia fitur “Memilih Bahan”, kita hanya tinggal pilih saja bahan yang tersedia di kulkas lalu klik ‘Terapkan’. Langsung deh bakal muncul rekomendasi resep yang bahan-bahannya ada di kulkas kita. Asyik kan?
Wah, mayan banget kan ini? Nulis 10 resep aja udah bisa dapat Rp100.000. Kapan lagi kan berbagi resep bisa dapat tambahan duit? Kalau aku jago masak, udah pasti bakal kumaksimalkan sih fitur yang satu ini.
3. Masak
Ada yang sealiran sama aku? Suka baca resep masak, tapi begitu baca daftar bahannya, langsung mengkeret duluan karena nggak punya sebuah bahan tersebut di rumah. Hal itu nggak akan terjadi saat baca resep di Yummy App.Di aplikasi ini tersedia fitur “Memilih Bahan”, kita hanya tinggal pilih saja bahan yang tersedia di kulkas lalu klik ‘Terapkan’. Langsung deh bakal muncul rekomendasi resep yang bahan-bahannya ada di kulkas kita. Asyik kan?
Nggak hanya itu saja, kita juga bisa melakukan penyaringan dari menu-menu yang direkomendasikan menggunakan fitur “Filter”. Kita bisa melakukan filterisasi menu berdasarkan:
- Jenis Resep - Apakah hanya mau menampilkan resep yang ditulis oleh tim Yummy, atau juga mau nampilin resep yang dibuat oleh Komunitas atau pengguna-pengguna aplikasi ini.
- Tipe Resep - Untuk menampilkan menu-menu yang masuk tipe Populer, Terbaru, atau Bintang 4 Ke Atas.
- Durasi - Kita bisa pilih menu yang durasi masaknya 30-60 Menit, <30 Menit, atau >60 Menit.
- Porsi - Butuh menu masakan yang dibuat untuk >10 Porsi, <5 Porsi, atau hanya 5-10 Porsi?
- Budget - Yang paling menarik, ada fitur budget yang bisa menyesuaikan jumlah duit di kantong. Bahkan ada lo menu dengan budget <Rp10.000. Duh, ini sih memang membantu banget. Lalu ada juga pilihan budget lainnya; Rp10.000 - Rp30.000, Rp30.000 - Rp50.000, Rp50.000 - Rp70.000, atau Rp70.000 - Rp100.000.
- Kategori - Pilih kategori menu yang apa nih? Apakah Makanan Pembuka, Makanan Utama, Makanan Penutup, Cemilan, Minuman, dsb? Semua deh ada di Yummy. Kalau nggak percaya cuzz unduh aja, hehe.
4. Notifikasi
Jangan segan untuk membuka menu ini. Karena biasanya ada info spesial khusus dari tim Yummy. Biasanya sih memberikan informasi resep rekomendasi pilihan editor. Siapa tahu juga kalau nanti kita menang kuis, kabarnya bisa kita dapatkan dari sini kan?5. Akun
Sebagaimana aplikasi lainnya, Yummy juga punya menu Akun. Berisi informasi nama pengguna, jumlah resep yang sudah ditulis, berapa pengikut dan yang mengikuti, dan juga ada informasi mengenai Yummy Point dan kode referral.Yummy Point ini selain bisa didapatkan dari menulis resep, juga bisa didapatkan saat kita membagikan kode referral dan ada teman yang menggunakan kode tersebut saat mengunduh Yummy App di gawainya.
Biar nggak ribet, kita bisa membagikan kode referral lewat fitur undang teman. Setiap ada teman mengunduh dan menginstall Yummy App lewat link yang kita bagikan, kita bakal dapat 50 Yummy Point atau setara dengan Rp5000,-.
Wah, boleh juga nih. So, buat teman-teman kongkow yang belum unduh dan install Yummy App, boleh ya pakai kode referralku: marita-ningtyas-1.
Masih di menu akun, di pojok kanan atas ada gambar roda yang bisa digunakan untuk pengaturan alias setting akun. Kita bisa melengkapi data diri di bagian ini.
Itulah fitur-fitur yang ada di Yummy App. Sekarang aku yakin kalau teman-teman kongkow sudah bisa menemukan keunikan dan apa yang membedakan Yummy dengan aplikasi sejenis. Iya kan?
Aku terbantu sekali dengan fitur filter dan fitur memilih bahan yang ada di menu ‘Masak’. Dengan fitur memilih bahan, aku bisa menyortir menu-menu sesuai dengan bahan-bahan yang ada di dalam kulkasku. Jadi aku nggak perlu manyun saat nemu menu yang pengen kucoba, tapi ternyata bahan-bahannya nggak ada semua di rumah.
Masih di menu akun, di pojok kanan atas ada gambar roda yang bisa digunakan untuk pengaturan alias setting akun. Kita bisa melengkapi data diri di bagian ini.
Itulah fitur-fitur yang ada di Yummy App. Sekarang aku yakin kalau teman-teman kongkow sudah bisa menemukan keunikan dan apa yang membedakan Yummy dengan aplikasi sejenis. Iya kan?
Bagaimana Yummy App Membantuku?
Jadi, untuk orang yang nggak suka memasak sepertiku, bagaimana sih Yummy App bisa membantuku?1. Membantuku Memasak Simple
Seperti yang kusampaikan, meski sudah menggunakan jasa catering rumahan terdekat milik bu Happy, aku tetap harus turun ke dapur di hari Sabtu dan Minggu, atau saat bu Happy sedang berhalangan memasak karena ada acara tertentu.Aku terbantu sekali dengan fitur filter dan fitur memilih bahan yang ada di menu ‘Masak’. Dengan fitur memilih bahan, aku bisa menyortir menu-menu sesuai dengan bahan-bahan yang ada di dalam kulkasku. Jadi aku nggak perlu manyun saat nemu menu yang pengen kucoba, tapi ternyata bahan-bahannya nggak ada semua di rumah.
Lalu biasanya aku lanjutkan dengan melakukan filterisasi sesuai dengan budget dan waktu. Jadi kalaupun ada bahan tambahan yang harus aku beli, budgetnya nggak terlalu mencekik dompetku. Terus, aku juga suka pilih waktu masak yang nggak terlalu lama. Maklum deh, aku kan tim emak anti masak yang ribet-ribet, hehe.
Serunya lagi nih, resep masakan yang disediakan oleh Yummy App dilengkapi dengan video tutorial. Jadi makin terbayang bagaimana cara memasaknya. Selain itu ada juga informasi berapa langkah yang harus dilalui untuk menghasilkan menu tersebut. Pokoknya kalau langkahnya lebih dari lima, langsung aku skip, wkwk.
Karena Yummy, aku jadi bisa memasak menu yang sederhana tapi nggak itu lagi, itu lagi. Duh, ini sih udah prestasi banget buatku.
Selain harga yang ditetapkan beliau sangat terjangkau, rasa masakannya cocok banget di lidahku. Nggak hanya itu, beliau sangat terbuka dalam berkomunikasi tentang menu dan cita rasa masakan olahannya. Biasanya kalau habis kirim menu baru, bu Happy bakal minta masukan. Apakah rasanya sudah cocok atau belum. Bahkan beliau siap jika aku request menu.
Serunya lagi nih, resep masakan yang disediakan oleh Yummy App dilengkapi dengan video tutorial. Jadi makin terbayang bagaimana cara memasaknya. Selain itu ada juga informasi berapa langkah yang harus dilalui untuk menghasilkan menu tersebut. Pokoknya kalau langkahnya lebih dari lima, langsung aku skip, wkwk.
Karena Yummy, aku jadi bisa memasak menu yang sederhana tapi nggak itu lagi, itu lagi. Duh, ini sih udah prestasi banget buatku.
2. Request Menu ke Bu Happy dan Kasih Ide Tambahan Pemasukan
Selain membantu diri sendiri, aku juga bisa membantu Bu Happy. Aku kan sudah banyak dibantu nih sama beliau, tentunya aku juga pengen dong membantu beliau. Emang sih aku udah jatuh cinta banget sama olahan beliau. Gimana nggak jatuh cinta.Selain harga yang ditetapkan beliau sangat terjangkau, rasa masakannya cocok banget di lidahku. Nggak hanya itu, beliau sangat terbuka dalam berkomunikasi tentang menu dan cita rasa masakan olahannya. Biasanya kalau habis kirim menu baru, bu Happy bakal minta masukan. Apakah rasanya sudah cocok atau belum. Bahkan beliau siap jika aku request menu.
Uhuy, kapan lagi coba… Bisa pilih makanan, tanpa harus ribet masak. Dan Yummy membantuku untuk memberikan ide makanan ke bu Happy. Biasanya sih menu-menu yang pengen aku coba, tapi aku nggak punya semangat buat memasaknya sendiri.
Saat aku share link resep dari Yummy, bu Happy senang banget karena sudah ada perkiraan harga dari menu tersebut. Kata beliau, “Wah, ini aplikasinya bagus banget, bu. Jadi bisa mengira-ngira habisnya berapa buat belanja bahan-bahan.”
Lalu senyum bu Happy pun makin sumringah saat aku informasikan kalau ada kolom resep ide jualan yang berisi banyak menu berdaya jual buat dipraktekkan. Aku juga bilang ke beliau kalau ada Yummy Point yang bisa didapatkan saat menulis resep di sana. Yummy Point pun bisa ditukarkan dengan uang cash nantinya.
Beliau langsung semangat untuk unduh aplikasinya dong. Ya jelas dong, wong buatku yang nggak doyan masak aja, aplikasi ini helpful banget. Apalagi buat yang hobby masak kaya bu Happy, pasti terbantu banget.
Nggak cuma dapat ide masak, bisa dapat ide jualan dan tambahan uang jajan dengan berbagi resep masakan milik sendiri. Bener-bener sih Yummy App daebaaak!
Well, begitulah celotehku hari ini tentang memilih catering rumahan terdekat sampai review Yummy App. Semoga berguna buat teman-teman kongkow semuanya. Buat yang mager masak ataupun yang rajin masak, jangan lupa unduh Yummy ya!
Beliau langsung semangat untuk unduh aplikasinya dong. Ya jelas dong, wong buatku yang nggak doyan masak aja, aplikasi ini helpful banget. Apalagi buat yang hobby masak kaya bu Happy, pasti terbantu banget.
Nggak cuma dapat ide masak, bisa dapat ide jualan dan tambahan uang jajan dengan berbagi resep masakan milik sendiri. Bener-bener sih Yummy App daebaaak!
Well, begitulah celotehku hari ini tentang memilih catering rumahan terdekat sampai review Yummy App. Semoga berguna buat teman-teman kongkow semuanya. Buat yang mager masak ataupun yang rajin masak, jangan lupa unduh Yummy ya!
Seneng ya mbak bisa bantu orang lain mencari tambahan penghasilan. Yummy App bantu banget utk ibu rumah tangga
ReplyDeletesaya udah nyoba beberapa masakan dari aplikasi yummy ini :)
ReplyDeleteWah bisa katering dengan mudah, nih, aplikasi yummy memang solusi untuk masalah yang berkaitan dengan makanan, nih.
ReplyDeleteHihihi, sebelum pandemik saya pake catering atau makan di luar. Sekarang masak sendiri. Selain menurunkan budget, juga kita bisa berkreasi sendiri. Terbantu juga dengan aplikasi ini. Terima kasih informasinya, ya Mbak.
ReplyDeleteMantap nih, Bu Happy makin happy aja deh bisa membuat berbagai menu masakan kekinian yang punya daya jual. Hayuuk sini tim ibu mager, moga2 ga kelamaan magernya yaaaa... kan udah ada Yummy App. ;)
ReplyDeleteAplikasi Yummy app benar2 bisa membuat move on dari yang mager masak menjadi semangat, karena menunya banyak, cara bikinnya mudah dan bahan yang dibutuhkan juga gampang didapatkan.
ReplyDeleteBu happy oh Bu Happy asyik nih dapet referensi masakan buanyaaaaaaaaak dari Mbak Marita, eeeh salah maksudnya dari Yummy App, eaaaaa. Emang sih Yummy App paket komplit kan ya Mbak Marita, banyak variasi menu yang ditawarkan apalagi ada fitur keren lainnya. Cocok buat emak mager kaya aaaaakkkk...*sambil nglirik diri sendiri...kkkkuuuuuuu
ReplyDeleteiya looh
ReplyDeletebu happy bisa nambah menu baru buat jualan
dan mbak marita bisa kecipratan pahala + rezeki
aamiin
Saya pernah punya usaha katering rumahan sewaktu anak kedua belum lahir atau jauh sebelum pandemi. Pengin mulai lagi tapi masih belum mantap. Padahal udah ada Yummy App yang bisa jadi referensi buat mengatur menu.
ReplyDeleteAlhamdulillah kita satu server, yummy memang sangat membantu.
ReplyDeleteAsyik tuh ada menu khas daerah. Seperti menu khas Jatim itu, saya yang orang Sunda juga bisa ikutan praktek bikin masakannya. Lengkap ya di yummy aplikasi ini
ReplyDeleteBener juga ya mbaa. Ide masakan ini bisa kasi ke kateringan wkwkw jadii menunya tetep kepengenan kitaa hihi
ReplyDeleteMakasih ka atas tips memilih cateringnyaa..
ReplyDeleteDan app nya juga cocok buat aku yg lagi pengen belajar masakk 😁
Mbaaa, kok kita samaaa sih?
ReplyDeleteAku juga pakai catering punya tetanggaku, karena pandemi gini kan jarang ada acara kondangan/event, maka tetanggaku bikin layanan catering harian.
Murah2 menunya, hari ini gudeg komplet 25K aja :D
Btw, tapii aku juga kdg pengin uprek resep di dapur.
Ya udin, cuss pakai Yummy App dong yhaaaa
Senang rasanya bisa membantu bu Happy ya mba, sesuai banget dengan usaha beliau jadinya akan banyak resep masakan yang bisa dijadikan ide menu catering :)
ReplyDeletewah keren juga nih aplikasi yummy bisa jadi ide kita bikin bisnis catering ya mbak marita
ReplyDeleteDengan aplikasi Yummy App nggak perlu lagi nyatat resep pas lagi nonton acara masak-masak yaa, wkwkwk
ReplyDeleteJadi pas nonton bisa fokus nonton aja. Untuk resep yang dimasaknya bisa nyari di Yummy App ajaa
Enak ya ada cetering rumahan yang xoxok di dekatnya. Kalau saya, tetap harus masak sendiri nih bersama Yummy. Anak2 senenh banget emaknya masak lebih variasi.
ReplyDeleteMbaaak, aku juga tim malas masak tapi pengen makan enak. Sayang, aku tiggal di daerah yang nggak biasa orang buka catering jadi ya pilihannya tinggal 3. Beli masakan jadi, makan di luar, atau masak sendiri. Opsi terakhir sama sekali tak kusukai. Haha.
ReplyDeleteKehalalan memang jadi faktor penting, soalnya dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh. Jadinya kudu diperhatikan dulu saat ceki-ceki tempat catering
ReplyDeleteBudget emang nomor stau sih ya Mba sebelum ajuin kerjasama buat dimasakin sama catering. Udah gitu pilihan menu sama cita rasa dan kehalalan. Hihihi Yummy App beneran banyak membantu aku juga nih, apalagi buat aku mengenal resep dasar dan cara mengolah bumbu sederhana. Biar masakan di rumah nggak itu itu melulu dan, fitur durasi yang paling aku cintaaa. Cucok buat yang nggak betah lama lama repot di dapur sepertiku.
ReplyDeleteSama kita, kalau dah masak malas makan masakan sendiri hiks...akhirnya jajan lagi.
ReplyDeleteYang bikin happy dari Yummy App ini adalah ga cuma dapat ide masak, fiturnya lengkap...bisa jadi ise buat jualan dan tambah uang jajan deh ...Komplittt!
wah selain resep ternyata banyak juga ya artikel inspiratif buat yang mau bisnis kulineran, wajib diunduh deh ini Yummy apps
ReplyDeleteDari Yummy App kita bisa cari ider resep masakan termasuk untuk usaha ya. Aku suka ada filternya bisa dicari menu sesuai budget juga
ReplyDeleteAku juga pakai aplikasi Yummy app, pilihan menunya variatif, cocok banget untuk kita-kita yang suka masak tapi sering kehilangan ide. mau cari yang sesuai budget juga ada lho... bikin resep pun bisa.
ReplyDeleteInstall Yummy anti ribet banget utk kita para ibu yg bekerja. Udh gitu menunya bisa pas di lidah
ReplyDeleteaku juga mbak kadang kalau masak malah malas makan masakanku sendiri. apalagi kalau masak bekal kayaknya beli di luar lebih enak. hihi. tapi berhubung budget makan di luar nggak bisa banyak-banyak ya akhirnya tetap masak deh buat bekal
ReplyDeleteHelpful banget yummy app ini, saya sendiri juga pakai aplikasi ini. Saya tuh termasuk ibu-ibu doyan makan tapi nggak doyan masak. Wkwk. Sejak pakai yummy app yaa lebih sering masak sih alhamdulillah..
ReplyDeleteKeren banget emang Yummy app ini. Semua ada dalam satu app. Aku belum pernah sih nyari katering rumahan. Paling beli di gofud/langsung ke resto
ReplyDeleteAplikasi Yummi cocok buat nenek,-nenek yang tak suka berlama2,di dspur. Seperti saya.he he .. ..selamat siang Mbak Marita
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Mbak, sudah sehat. Saya juga sudah nyobain aplikasi Yummy, memang fiturnya selengkap itu. Keren deh
ReplyDeleteAku tadinya juga ingin catering di tetangga, kak.. Mengingat depan rumahku ini catering bulanan. Wangi masakannya selalu menggoda. Namun sayang, aku baru menyadari satu hal kalau ia memelihara hewan yang tidak diperbolehkan dalam agamaku, Islam.
ReplyDeleteJadi aku urung memesan meski ia bilang kalau makanan yang ia buat halal.
Uda paling bener, masak sendiri dengan panduan Yummy apps. Hehhe...atau pesen di Bu Happy juga..?
Bener sekali nih. Yang utama saat memesan catering tentu kehalalan dan kebersihan. Aku gak segan mengunjungi langsung tempat usah catering untuk menyakinkan diri.
ReplyDeleteHarga dan menu jadi prioritas kedua kalau no. 1 di atas terpenuhi.
Makin cakep zaman sekarang, kalo sudah ada aplikasinya yummy.
Yummy app ini lengkap banget fitur-fiturnya ya mbak. Pas banget deh buat kita-kita belajar masak. Pas juga dengan taglinenya masak itu gampang ...
ReplyDeleteDulu sempat kepikiran pengen buka catering, tapi kayak kurang yakin sama masakan sendiri. Hehe. Sekarang serba dipermudah dengan adanya aplikasi seperti yummy app
ReplyDelete