7 Kiat Kelola Penghasilan Menuju Blogger Bebas Finansial

Blogger bebas finansial apakah mungkin terjadi? Meski banyak yang mendapatkan penghasilan lewat ngeblog, para blogger sendiri jarang menjadikan ladang ini sebagai satu-satunya profesi. Dibandingkan menjadi profesi yang bisa memberikan penghasilan tetap, ngeblog lebih sering dianggap sebagai hobi yang menghasilkan.

Namanya juga hobi. Penghasilan yang didapat dari ladang ini tidak bisa ditentukan setiap bulannya. Bisa jadi bulan ini blogger panen cuan, eh bulan depannya kosong melompong. Apalagi buat blogger macam eike yang gagal melulu daftar adsense.

Dengan kondisi pendapatan yang on off seperti ini, apakah mungkin aku bisa gercep bebas finansial dengan bergantung dari hasil ngeblog saja?

Pengertian Bebas Finansial

Ngobrolin soal bebas finansial, teman-teman kongkow sudah paham kah makna dari istilah tersebut? Kalau dari hasil baca ke sana ke mari, seseorang dikatakan memiliki financial freedom saat tujuan keuangannya telah tercapai. Ada juga yang mengartikan orang yang bebas finansial adalah terpenuhinya kebutuhan di masa kini dan masa depan tanpa harus bekerja setiap harinya.

Selama ini mungkin kita memaknai kaya raya adalah bentuk dari financial freedom. Padahal belum tentu. Bebas finansial tidak melulu orang yang punya banyak uang.

Karena kenyataannya ada juga orang yang memiliki uang berlebih, tapi bocor sana-sini pengelolaannya. Jelas artinya belum merdeka kan?

Uang yang kita miliki mungkin biasa saja, tapi kebutuhan harian tak lagi menjadi beban dan kebutuhan masa depan sudah terplot dengan baik. Selain itu kita memiliki investasi atau aset yang bisa menjadi sumber penghasilan lain, sehingga tak perlu menunggu pendapatan dari pekerjaan utama. Saat kita sudah berada pada kondisi seperti itu, artinya financial freedom sudah ada dalam genggaman.

7 Kiat Menjadi Blogger Bebas Finansial

Setelah mengetahui arti financial freedom, kira-kira teman-teman kongkow sudah ada di posisi tersebutkah? Kalau aku, perjalanan menuju titik tersebut rasa-rasanya masih jauh deh. Namun bukan berarti nggak bisa kan?

Aku mencoba mencari referensi apakah seorang pekerja lepas bisa mencapai titik finansial yang aman dan merdeka. Tak sedikit artikel yang membahas kemungkinan tersebut.

Sama halnya dengan profesi lainnya, blogger pun tetap bisa memiliki kesempatan merdeka finansial. Tentu saja dengan syarat dan ketentuan berlaku. Apakah itu? Mampu mengelola keuangan dengan tepat.

Menyadari slengekanku terhadap cuan dan keinginanku untuk bisa mencapai kondisi merdeka finansial, mulai pertengahan tahun lalu aku mulai melakukan beberapa hal berikut ini:

1. Tetapkan Tujuan

Tidak memiliki goal dalam hidup itu membahayakan. Itulah yang aku rasakan dalam hal mengelola keuangan. Merasa nyaman dinafkahi dan tidak memiliki kewajiban untuk membantu suami, aku sering kali terlena dengan penghasilanku dari ngeblog. Aku jarang mencatat berapa yang kudapat dan kukeluarkan ke mana saja. Ujug-ujug uangnya sudah lenyap tak bersisa.

Hal itu kusadari karena beberapa tahun terakhir aku kehilangan tujuan. Aku tak punya goal yang ingin dituju. Benar-benar hidup secara pas-pasan. Pas butuh, pas ada.

Kelalaian tersebut tentu tak baik jika diteruskan lama-lama. Aku mulai kembali menetapkan tujuan. At least 10 tahun dari sekarang, aku bercita-cita tak lagi dibebani dengan kebutuhan harian dan masa depan. Tak lagi bingung besok makan apa, dan tak lagi pusing memikirkan biaya pendidikan anak-anak. Bismillah, bisa!

2. Diversifikasi Usaha

Jika hanya bergantung pada penghasilan ngeblog, mungkin saja tujuan itu tak akan mudah tercapai. Aku mulai berpikir untuk mengembangkan sayap lebih lebar. Tidak jauh-jauh dari dunia blogging, aku mulai fokus membangun Blogspedia Group.

Aku mulai mengumpulkan teman-teman yang mau diajak gabung sebagai tim penulis konten, sehingga bisa melayani lebih banyak klien. Selain itu, bersama dengan suami, kami memasarkan keahlian di bidang web development. Suami yang membuat web-nya, aku yang bertugas meng-update web dengan artikel-artikel bermanfaat.

Doakan ya, pals, semoga bisa menjadi salah satu ladang yang bermanfaat. Tak hanya untuk diriku dan keluarga, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar.

3. Catat Keuangan dan Lakukan Evaluasi

Bye-bye slengekan. Sejak pertengahan tahun lalu, saat pandemi mulai mengoyak bumi, aku mulai rutin mencatat penghasilan dari ngeblog. Lalu aku juga mulai merinci uang yang keluar dari pendapatan tersebut.

Catatan itu menjadi bahan evaluasi buatku. Ke manakah selama ini penghasilan tersebut mengalir. Ternyata aku sering kali kalap saat melihat promo buku dan mainan anak. Merasa uangku bebas dipakai untuk kesenangan pribadi, aku sering kali tak mengontrol saat beli ini dan itu. Kini aku menjadi tahu bocornya pendapatanku di mana dan bagaimana cara mengatasinya.

4. Kebutuhan vs Keinginan

Dari kebocoran keuangan yang kutemukan, aku mulai strict pada diri sendiri. Aku mulai memilah mana yang benar-benar kebutuhan dan mana yang hanya sebatas keinginan.

Membeli buku memang menjadi salah satu caraku belajar dan mengembangkan diri, tapi nggak semua buku harus dibeli kan? Aku harus berani memilih mana buku yang harus dibeli, dan mana yang bisa pinjam punya teman.

Hal yang sama berlaku juga untuk buku dan mainan anak. Aku nggak boleh kalah dengan promo yang menggiurkan. Jika dirasa mainan dan buku itu tak harus dimiliki, maka tak harus dibeli. Uang yang tadinya habis untuk beli buku dan mainan bisa dialokasikan ke kantong-kantong yang lebih bermanfaat.

5. Menabung

Menikah hampir 13 tahun dan kami hampir tak punya tabungan sama sekali. Mengerikan ya? Memang sih matematika Allah itu berbeda dengan matematikanya manusia. Namun cara hidup kami jelas tidak layak diteruskan.

Bersyukur suami kini mulai semangat menabung, yang kemudian juga menginspirasiku untuk memiliki tabungan pribadi. Syukur-syukur kelak bisa jadi tambahan tabungan pendidikan anak atau tabungan pensiun.

6. Miliki Dana Darurat

Selain menabung, aku juga kini mulai menyisihkan sebagian penghasilanku untuk dana darurat. Namanya hidup kita nggak tahu kan apa yang akan terjadi di depan sana.

Bersyukur untuk urusan kesehatan, BPJS Kesehatan selama ini sudah cukup meng-cover kebutuhan kami. Namun bagaimana jika ada hal-hal besar terjadi di luar kendali kami? Dana darurat ini kusimpan di rekening tersendiri agar tanganku tak gatal mengutak-atiknya.

7. Berinvestasi

Kiat terakhir yang tak kalah penting, aku mulai belajar berinvestasi. Setelah belajar dari teman-teman yang sudah punya aset aktif sebelumnya, aku memutuskan untuk berinvestasi emas dan reksadana.

Emas kupilih karena nilainya yang relatif stabil. Sementara reksadana menjadi pilihanku karena konon cara ini paling mudah dipelajari dan relatif aman.

Namun ada yang mengganjal di dalam hati. Produk reksadana ada banyak nian, mana yang harus kupilih ya?

OVO | Invest, Jalan Menuju Financial Freedom-ku

Pencarian dan pertanyaan besarku tentang reksadana pada akhirnya menemukan jawaban. Aku bertemu dengan OVO | Invest, jalur investasi yang membuatku klik. Ada yang pernah dengar produk ini, pals?

Produk yang baru saja launching pada 26 Januari 2021 ini masuk dalam jenis reksadana pasar uang. Maksudnya reksadana ini mengalokasikan 100% dana yang dikelolanya di instrumen pasar uang.

Reksadana jenis ini dianggap paling aman dan menjanjikan dibandingkan reksadana jenis lainnya. Hal tersebut dikarenakan instrumen pasar uang meliputi produk keuangan berlikuiditas tinggi, seperti deposito dan obligasi berkualitas, serta bisa dicairkan di bawah kurun waktu satu tahun.

Mengapa Memilih OVO | Invest?

Ada banyak produk reksadana yang bisa kita temui di dunia perbankan, pasti teman-teman kongkow pengen tahu kenapa aku menjatuhkan pilihan pada produk OVO | Invest kan? Cuzz langsung saja aku beritahu alasan di balik pilihan tersebut.

1. Karena OVO

Alasan utama karena ini OVO! Ada banyak e-money, tapi hanya OVO yang ada di smartphone-ku. Sebagai orang yang nggak suka ribet dan malas install banyak aplikasi, aku merasa cukup dengan memiliki OVO di HP.

Lewat OVO, aku sudah bisa bayar jajanan GrabFood, bisa bayar belanjaan Tumbasin, bisa beli pulsa, bisa bayar tagihan rumah tangga. Kalau satu aplikasi saja sudah bisa memberikan semua kemudahan, kenapa harus pasang banyak aplikasi kan?

Makanya saat aku tahu ada fitur Invest di OVO, aku langsung #GercepBiarMantep untuk daftar dan belajar investasi reksadana.

2. Mudah

Biasanya hal-hal berkaitan dengan keuangan itu ribet, tapi OVO | Invest sangat mudah dan #gercepbiarmantep. Aku bisa melakukan registrasi secara online lewat aplikasi OVO. Untuk membeli unit investasi, aku juga tinggal pakai saldo OVO Cash.

Nggak perlu banyak pula. Hanya dengan Rp 10.000, aku sudah bisa membeli aset aktif. Pembelian unit tak dikenai biaya admin pula. Senangnya hatiku.

3. Untung

Berinvestasi tentu saja mengharapkan keuntungan. Seperti yang sudah kusampaikan di atas, reksadana pasar uang seperti OVO | Invest ini potensi keuntungannya relatif cepat dan aman. Aku jadi punya hobi baru; memandangi portfolio investasiku, hehe.

4. Cepat

Serunya lagi, kalau kita mau mencairkan reksadana yang dimiliki, kita nggak perlu rempong. Cukup dengan beberapa kali gercep ngeklik, dana sudah langsung cair jadi saldo OVO Cash dengan cepat. Lagi-lagi tak dikenai biaya admin.

5. Aman

Selain mudah dan cepat, hal penting saat memilih instrumen keuangan adalah keamanannya. Berhubung aku sudah nyaman menggunakan aplikasi OVO yang sudah kubuktikan keamanannya, aku yakin fitur Invest - nya pun juga aman.

Enaknya lagi aku nggak perlu install aplikasi lain untuk memantau portofolio investasiku. Cukup dengan mengakses app OVO saja. Pas buatku yang nggak suka pasang banyak aplikasi, maklum HPku jadul, wkwk.

Syarat Berinvestasi di OVO

Wah, ada yang mau ikutan gabung di OVO | Invest? Hayuuklah… gampang banget kok caranya. Cukup lengkapi persyaratan berikut ini:

• Pastikan aplikasi OVO sudah update ke versi paling gress.
• Harus sudah member OVO premier. Kalau belum, cuzz pengajuan dulu di aplikasi. Siapkan e-ktp dan selfie diri yang terang dan tidak buram ya, pals.

• Memiliki saldo OVO Cash untuk pembelian unit investasi.

Mekanisme Pendaftaran dan Investasi OVO | Invest

Kalau tiga persyaratan di atas sudah kita penuhi, nggak perlu lama-lama, yuk kita segera berinvestasi.

• Buka aplikasi OVO dan temukan ikon “Invest”
• Klik pendaftaran/ registrasi. Ikuti langkah-langkah yang tersedia. Jika kita belum member OVO Premier, maka aplikasi akan mengarahkan untuk melakukan pengajuan upgrade membership. Proses verifikasi OVO Premier membutuhkan waktu maksimal 3 hari di luar hari kerja.

• Apabila akun OVO Premier telah terverifikasi, kita bisa mulai melakukan investasi. Caranya mudah kok, cukup pakai saja saldo yang ada di OVO Cash. Kita juga bisa membeli unit mulai dari Rp10.000. Buka fitur portofolio, lalu klik “Beli”.

• Sabar menanti ya, proses pembelian unit bisa berlangsung selama 3 hari bursa, tidak termasuk akhir pekan dan hari libur.

Pasti teman-teman kongkow sudah nggak sabar pengen memantau portofolio dan perkembangan unit reksadana yang dibeli ya? Tosss dulu ah!

Mekanisme Pencairan Investasi ke OVO Cash

Ada momen-momen tertentu yang kadang memerlukan biaya darurat. Beruntung kita punya OVO | Invest yang bisa dicairkan dengan cepat, tanpa tapi dan nanti. Caranya bagaimana?

• Buka portfolio investasi
• Klik pada button “Jual”
• Input jumlah yang akan kita jual
• Taraa, dana yang kita butuhkan langsung dicairkan sebagai saldo OVO Cash

Mudah kan? Sudah bisa dipakai sesuai kebutuhan. Ingat sebisa mungkin cairkan dana untuk kebutuhan yang krusial dan mendesak saja ya, pals.

Jujur perasaanku saat ini sangat lega. Aku yang beberapa waktu lalu masih bertanya-tanya dan merasa khawatir terhadap masa depan, apalagi saat pandemi menyerang, kini menjadi jauh lebih tenang.

OVO | Invest memberiku keyakinan bahwa menjadi blogger bebas finansial bukanlah hal yang mustahil. Kuy, beli unit reksadana sebanyak-banyaknya demi masa pensiun yang tenang nan bahagia! Jangan sampai ketinggalan, kudu #GercepBiarMantep. Daftar OVO | Invest sekarang dengan klik di sini. Semangat, pals!