Piknik murah meriah adalah hal yang sering aku lakukan bersama keluarga kecilku. Apalagi di masa pandemi begini, di saat mau ke luar rumah pun terbatas. Jadilah sebagai orangtua kita harus pintar-pintar menyiasati saat anak mulai dilanda kebosanan berada di dalam rumah terus-menerus.
Sebenarnya ketika New Normal mulai diberlakukan, kami sudah mulai piknik tipis-tipis. Staycation dan jalan-jalan ke kota sebelah (baca: Ungaran), tetapi karena sekarang kurva covid meningkat tajam, kami pikir berulangkali jika mau mengagendakan wisata ke luar rumah. Bahkan dengar-dengar pembatasan mobilisasi jilid dua akan kembali dijalankan.
Ikut kata pemerintah aja lah ya… biar pandemi segera usai dan kita bisa jalan-jalan dengan lebih merdeka seperti sebelum corona menyerang.
5 Cara Piknik Murah Meriah ala Rumah Kita
Kalau kita menggunakan istilah piknik, pasti yang terbayang adalah pergi ke sebuah lokasi wisata. Hmm, nggak salah juga sih. Wong memang kalau di KBBI, makna dari piknik adalah;Bepergian ke suatu tempat di luar kota untuk bersenang-senang dengan membawa bekal makanan dan sebagainya; bertamasya.Namun di masa pandemi seperti ini, kita harus mampu memaknai istilah piknik lebih secara ruhnya, bukan arti fisiknya. Kenapa sih kita melakukan piknik? Alasan yang terbesar biasanya adalah untuk keluar dari jebakan rutinitas yang sama setiap harinya. Serta untuk melakukan refreshing ataupun merekatkan bonding keluarga.
Nah, jika tujuan bertamasya yang kita incar adalah seperti yang kutulis di atas, seharusnya piknik tak selalu harus jauh-jauh. Bahkan di rumah saja kita bisa mengagendakan piknik bersama keluarga. Nggak percaya? Cuzz, ini beberapa ide piknik sederhana ala Rumah Kita:
1. Makan di Luar
Agenda makan di luar biasanya adalah momen yang cukup dinanti anak-anak. Namun sejak pandemi menghadang, aku dan ayahnya masih terlalu khawatir mengajak anak-anak makan di restoran atau cafe.Meski kini hampir tempat makan memberlakukan protokol kesehatan dengan cukup baik, rasanya masih belum rela mengajak anak-anak bepergian ke tempat orang banyak. Kecuali kami bisa memastikan kalau tempat makan yang dituju benar-benar sepi dan tidak banyak antrian atau bergerombol, barulah kami berani mengajak anak-anak.
Untuk menciptakan suasana makan yang berbeda, biasanya ayahnya anak-anak akan membelikan makanan dari warung lalu dibawa pulang. Setelah itu ia akan mengajak kami untuk duduk di teras.
“Ayo, anak-anak… kita makan di luar.” Seru ayah.
Anak-anak tentu saja awalnya protes, kata mereka ini namanya makan di teras, wkwk. Lalu ayah tak kalah cerdik dan menjawab, “Terasnya ada di luar rumah kan? Kalian juga bisa lihat pemandangan luar kalau makan dari sini.” Wkwkw, ada-ada saja kan?
Syukurlah, anak-anak protesnya sebentar saja. Setelah itu mereka asyik menikmati momen ‘makan di luar’. Malah kadang minta diulang lagi, hehe.
Untuk menciptakan suasana makan yang berbeda, biasanya ayahnya anak-anak akan membelikan makanan dari warung lalu dibawa pulang. Setelah itu ia akan mengajak kami untuk duduk di teras.
“Ayo, anak-anak… kita makan di luar.” Seru ayah.
Anak-anak tentu saja awalnya protes, kata mereka ini namanya makan di teras, wkwk. Lalu ayah tak kalah cerdik dan menjawab, “Terasnya ada di luar rumah kan? Kalian juga bisa lihat pemandangan luar kalau makan dari sini.” Wkwkw, ada-ada saja kan?
Syukurlah, anak-anak protesnya sebentar saja. Setelah itu mereka asyik menikmati momen ‘makan di luar’. Malah kadang minta diulang lagi, hehe.
2. Membangun Tenda
Buat yang rumahnya cukup luas, apalagi punya halaman di depan atau di belakangnya, bisa banget tuh mendirikan tenda dan camping ala-ala bersama keluarga. Berhubung rumah kami terlampau sempit, biasanya anak-anak berkreasi membuat area camping menggunakan selimut yang sedemikian rupa.Meski menghasilkan rumah yang berantakan, biarin saja lah ya… yang penting happy.
Ooh ya beberapa waktu saat kami baru saja membeli kulkas baru untuk menggantikan kulkas lama yang rusak. Anak-anak lebih excited dengan kardus daripada isinya. Mereka pun membuat rumah-rumahan dari kardus tersebut.
Cukup lo buat dua anak tidur di dalam kardus itu. Oleh ayahnya, diberi sentuhan ‘jendela’ agar anak-anak saat masuk ke kardus bisa tetap mendapat cukup udar. Bertahan beberapa hari sebelum akhirnya kardusnya koyak karena ditarik ke sana ke mari. WKwk.
Ooh ya beberapa waktu saat kami baru saja membeli kulkas baru untuk menggantikan kulkas lama yang rusak. Anak-anak lebih excited dengan kardus daripada isinya. Mereka pun membuat rumah-rumahan dari kardus tersebut.
Cukup lo buat dua anak tidur di dalam kardus itu. Oleh ayahnya, diberi sentuhan ‘jendela’ agar anak-anak saat masuk ke kardus bisa tetap mendapat cukup udar. Bertahan beberapa hari sebelum akhirnya kardusnya koyak karena ditarik ke sana ke mari. WKwk.
3. Petak Umpet
Lebih seru kalau rumahnya luas sih, tapi kalau memang adanya rumah mungil seperti milik kami, tidak menyurutkan semangat anak-anak berpetak umpet kok. Ya, meski sembunyinya di situ lagi dan lagi. Bahkan Affan hobi banget sembunyi di setiap kesempatan.Baru selesai mandi, dia sembunyi. Hanya mau dipakaikan baju kalau orangtuanya berhasil menemukan persembunyiannya. Begitu juga kalau habis buang air, pasti langsung cepat lari dan segera bersembunyi di tempat favoritnya, wkwk.
4. Mengukur Jalan
Ini adalah istilah yang disampaikan oleh almarhumah ibu kepadaku. Gara-garanya dulu aku sering banget ngajak suami muter-muter naik motor nggak jelas ke mana. Lalu ibu bilang, “Bocah kok senenge ngukur dalan.” Wkwk.Dan sampai sekarang hobi mengukur jalanan itu masih kami lakukan. Anak-anak pun dibawa serta dong. Buat kami ini hiburan paling aman saat bosan terkungkung terus di dalam rumah. Naik motor mengitari jalanan yang tak jauh dari rumah, tanpa berhenti ke satu titik. Jadi tetap aman dari kerumunan.
Syukur-syukur kalau di tengah jalan, anak-anak ngantuk lalu ketiduran. Asyiiik, emak bapak bisa couple time deh, wkwk.
Main air pun banyak versinya buat anak-anak. Ada versi berendam di ember, atau versi menemani ayah mencuci motor. Senangnya bukan main. Alih-alih membantu ayahnya mencuci motor, mereka asyik main pancuran di jalan.
Syukur-syukur kalau di tengah jalan, anak-anak ngantuk lalu ketiduran. Asyiiik, emak bapak bisa couple time deh, wkwk.
5. Bermain Air
Air memang selalu membuat anak-anak ceria. Meski resikonya tentu saja siap-siap bayar PAM lebih tinggi di bulan berikutnya. Namun melihat keceriaan mereka saat bermain air mengubah semua kecemasan tersebut. Ya, cukup diberi batasan saja bahwa durasi main airnya paling lama setengah jam, misalnya.Main air pun banyak versinya buat anak-anak. Ada versi berendam di ember, atau versi menemani ayah mencuci motor. Senangnya bukan main. Alih-alih membantu ayahnya mencuci motor, mereka asyik main pancuran di jalan.
Namun tak ada sesi main air yang lebih mengasyikkan selain hujan-hujanan. Air yang turun langsung dari langit ini selalu bisa membawa sensasi tersendiri. Bahkan kalau sedang naik motor bersama anak-anak dan tiba-tiba turun hujan, mereka nggak mengeluh sama sekali. Justru bersorak karena bisa main hujan di tengah perjalanan.
Hmm, anak-anak memang guru kehidupan. Saat orang dewasa terlampau sering mengeluh akan ini dan itu, anak-anak selalu punya cara untuk menikmati dan mensyukuri hidup dengan sederhana.
Tentu saja masih banyak aktivitas piknik murah meriah lainnya bersama keluarga. Apapun aktivitasnya, hal yang perlu diingat adalah fokus! Letakkan gadget, hadirlah secara keseluruhan untuk keluarga. Kan katanya mau refreshing? So, stop online and connecting to your family! Siap bikin suasana mewah di masa pandemi? Piknikin aja, pals!
Hmm, anak-anak memang guru kehidupan. Saat orang dewasa terlampau sering mengeluh akan ini dan itu, anak-anak selalu punya cara untuk menikmati dan mensyukuri hidup dengan sederhana.
Tentu saja masih banyak aktivitas piknik murah meriah lainnya bersama keluarga. Apapun aktivitasnya, hal yang perlu diingat adalah fokus! Letakkan gadget, hadirlah secara keseluruhan untuk keluarga. Kan katanya mau refreshing? So, stop online and connecting to your family! Siap bikin suasana mewah di masa pandemi? Piknikin aja, pals!
"Artikel ini diikutsertakan dalam ODOP ICC X Mubadalah.id"
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com