Ada yang pernah menyantap Nasi Megono? Enak dimakan hangat-hangat di pagi hari bersama keluarga. Aku cukup familiar dengan makanan khas yang berasal dari sentra industri batik di kawasan pesisir utara Pulau Jawa ini. Di mana hayo?
Yup, sentra industri batik di kawasan pesisir utara Pulau Jawa adalah Pekalongan. Ternyata Pekalongan tidak hanya dikenal sebagai sentra industri saja, tetapi juga dikenal dengan makanan khasnya yang melegenda. Makanan itu yang kusebut di awal postingan tadi. Bener banget, itu adalah Nasi Megono alias Sego Megono. Awalnya makanan ini hanya digunakan sebagai persembahan untuk Dewi Kemakmuran atau yang biasa disebut dengan Dewi Sri.
Kebetulan omku asli Batang yang masih dekat dengan Pekalongan, sehingga Sego Megono menjadi makanan yang tak asing di meja makan beliau. Aku diperkenalkan Megono oleh beliau. Sekali makan, nggak pernah mau berhenti. Rasanya unik banget.
Mungkin kamu masih asing dengan kuliner khas Pekalongan yang bernama nasi Megono ini kan? Untuk mengenalnya, kamu bisa menyimak beberapa fakta menarik tentang nasi Megono seperti di bawah ini:
1. Sejarah Nasi Megono
Usut punya usut, nasi Megono yang digadang-gadang khas Pekalongan ini ternyata bagian dari budaya Keraton Yogyakarta. Yang jauh sebelum dibangun sebagai Keraton Yogya, lebih dulu dikenal sebagai Kerajaan Mataram Kuno. Nah, nasi Megono biasanya digunakan oleh keluarga raja sebagai persembahan untuk upacara Bekakak.Upacara Bekakak sendiri merupakan proses persembahan alias sesaji yang dilakukan masyarakat di wilayah Mataram Kuno untuk Dewi Sri. Pekalongan saat itu masuk dalam wilayah Mataram Kuno. Tujuan dari sesaji ini agar panen melimpah dan rakyat hidup dengan makmur sentosa.
Nasi Megono merupakan makanan berbahan dasar gudang (kumpulan sayur mayur), nangka muda atau yang biasa disebut dengan gori, dan urapan nangka muda yang dicacah lalu dibumbui parutan kelapa dikenal juga dengan cecek. Semua bahan tersebut kemudian disusun menyerupai nasi tumpeng.
Setelah ajaran Islam masuk ke Pekalongan, nasi Megono tidak lagi menjadi sesaji. Namun tidak bisa begitu saja dihilangkan dari masyarakat karena terlanjur mendarah daging. Megono kemudian berkembang menjadi suguhan saat ada acara tahlil di masjid-masjid Pekalongan.
2. Cara Penyajian Nasi Megono
Kalau teman-teman kongkow datang ke Pekalongan, nggak bakal susah menemukan nasi Megono. Ada banyak spot yang menjual makanan khas ini di penjuru kota Pekalongan, bahkan di kota-kota sekitarnya. Penyajian megono biasanya dipadukan dengan cumi cumi, tempe mendoan, iwak pe (ikan sungai), kikil ataupun baceman (tahu dan tempe manis).3. Filosofi
Awalnya memang kuliner nasi Megono identik dengan upacara adat Bekakak, salah satu upacara khas Keraton Yogyakarta. Nasi Megono dulu dilarung ke laut. Namun dalam perjalanannya nasi ini merupakan suguhan pada saat peringatan hari besar Islam di masjid-masjid. Nasi Megono bukan lagi bagian dari acara adat untuk sesaji, tetapi dibagikan untuk disantap bersama-sama seluruh anggota masyarakat.4. Bahan dan Cara Pembuatan Megono
- Nangka muda 500 gr
- Kelapa setengah tua ½ butir
- Kencur 2 ruang
- Cabe merah 4 buah
- Daun sereh 1 batang
- Bunga kecombrang secukupnya
- Daun melinjo secukupnya
- Daun salam 2 lembar
- Gula pasir secukupnya
- Bawang merah 6 buah
- Bawang putih 3 buah
- Kemiri 3 biji
- Laos 2 ruang
- Daun jeruk 2 lembar
- Terasi 1 sdt
- Ketumbar 1 sdt
- Garam secukupnya
- Pertama tama campurkan semua bahan nasi Megono dengan bumbu yang telah dihaluskan, lalu diaduk secara merata. Pastikan benar benar rata, lalu kukus (30 hingga 40 menit).
- Setelah nasi Megono matang, angkat.
- Siapkan wadah saji yang ukurannya pas.
- Untuk memastikan semua bahan dan bumbunya sudah benar benar teraduk rata, kamu bisa aduk lagi nasi Megono yang sudah matang tadi.
- Koreksi rasa, kalau merasa masih kurang asin, kamu bisa tambahkan garam sedikit lagi sambil diaduk aduk supaya merata rasa asinnya.
Buat yang sudah pernah mencoba makanan khas Pekalongan yang melegenda ini, share dong di kolom komentar pendapat kalian tentang Nasi Megono.
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com