Melepaskan bosan lewat menulis adalah salah satu caraku melewati hari-hari berat selama pandemi. Pandemi covid 19 ini ternyata membawa hal baik bagi sebagian besar orang. Yang dulunya merasa tak memiliki passion, di masa pandemi justru menjadi titik balik mereka dalam menemukan passion dan potensi diri. Bagaimana denganmu, pals?
Menulis bukanlah hal baru buatku. Setidaknya sejak duduk di bangku SD, menulis sudah menjadi hobiku. Namun pandemi memang semakin menguatkan kecintaanku pada dunia ini. Saat berkegiatan di luar rumah semakin terbatas, menulis jadi sarana rekreasi yang mudah dan sederhana. Bisa dilakukan sambil momong anak, bahkan saat rebahan.
Sekarang ini menulis juga tidak lagi dianggap remeh. Nggak hanya lewat media sosial, banyak platform digital dibentuk untuk mewadahi generasi zaman now menyalurkan hobi menulis mereka. Aku tahu beberapa di antaranya; IDN App, KBM, Wattpadd, Storial, Babe dan masih banyak lagi.
Bahkan platform-platform tersebut kini bisa menjadi sumber pendapatan yang lumayan lo. Tak sedikit yang sudah berhasil mendulang emas dari platform-platform menulis digital. Aku sendiri belum pernah mencoba sih. So far, masih menikmati ngeblog di ‘rumah sendiri’.
Tips Melepaskan Bosan Lewat Menulis ala JS Khairen dan Irwan Bajang
Beberapa waktu lalu aku sempat mengikuti zoominar bersama JS Khairen dan Irwan Bajang. Fyi, aku baru tahu lo sama penulis muda bernama JS Khairen, wkwk. Asyik banget mengikuti zoominar yang diselenggarakan oleh Babe tersebut. Meskipun singkat, ada banyak hal yang sempat kugarisbawahi untuk meningkatkan kemampuan menulisku.
Dari sosok Jombang Santani Khairen, aku mendapat tips ciamik dalam menyusun sebuah tulisan;
10-20 halaman pertama tulislah pakai hati. Setelahnya tulis ulang pakai kepala!Tips tersebut pas diaplikasikan buat kita yang sedang berusaha menyelesaikan buku solo pertama. Maksudnya, di awal nulis, biarkanlah tulisan kita mengalir apa adanya. Jangan menulis sambil melakukan editing. Baru setelah 10 - 20 halaman pertama, bolehlah dijeda untuk melakukan editing terlebih dahulu baru lanjut ke halaman-halaman selanjutnya.
Sementara itu Irwan Bajang menceritakan bagaimana caranya agar kita bisa menjadi penulis yang profesional. Menurutnya menulis sebagai kesenangan dan pekerjaan haruslah dibedakan. Menulis yang sudah menjadi sebuah pekerjaan pastinya harus dijalani dengan sungguh. Artinya kita harus menyiapkan waktu khusus, menganggarkan biaya, dan memiliki aturan-aturan bekerja seperti profesi yang lainnya.
Berbeda ketika kita hanya menulis untuk senang-senang, kita masih bisa sesuka hati mengikuti mood dan nggak perlu terikat pada aturan tertentu. Irwan Bajang pada kesempatan yang sama juga memberikan tips bagaimana menyelesaikan tulisan dalam waktu singkat. Katanya begini nih;
Selain memberikan pressure kepada diri sendiri, Irwan Bajang juga menyampaikan pentingnya untuk memberikan apresiasi ke diri sendiri ketika sudah selesai menulis. Berterima kasihlah pada otak, tangan dan seluruh bagian tubuh yang sudah bekerja keras menyelesaikan tulisan kita. Tanpa keberadaan mereka, kita nggak akan mampu mengalirkan kata demi kata.
Berbeda ketika kita hanya menulis untuk senang-senang, kita masih bisa sesuka hati mengikuti mood dan nggak perlu terikat pada aturan tertentu. Irwan Bajang pada kesempatan yang sama juga memberikan tips bagaimana menyelesaikan tulisan dalam waktu singkat. Katanya begini nih;
Jangan dicharge laptopnya. Selesaikan sebelum laptopnya mati.Hmm, nice tips! Bener juga ya, seperti ada alarmnya. Laptop mati menjadi pertanda bahwa jam kerja sudah usai. Namun harus disiplin dan sadar diri nih. Kalau aku, begitu laptop mati ya…. segera colokin charger wkwk.
Selain memberikan pressure kepada diri sendiri, Irwan Bajang juga menyampaikan pentingnya untuk memberikan apresiasi ke diri sendiri ketika sudah selesai menulis. Berterima kasihlah pada otak, tangan dan seluruh bagian tubuh yang sudah bekerja keras menyelesaikan tulisan kita. Tanpa keberadaan mereka, kita nggak akan mampu mengalirkan kata demi kata.
Menjadi penulis itu mudah kok. Selama punya gagasan, semangat dan alat menulis, semua orang bisa menjadi penulis.
Mengatasi Writer’s Block
Nggak hanya membagikan tips menulis, JS Khairen dan Irwan Bajang saat itu juga menyampaikan teknik mengatasi writer’s block.Writer’s block adalah sebuah kondisi di mana seseorang mandheg menulis atau nggak tahu akhir tulisan harus dibuat seperti apa.Seharusnya writer’s block nggak akan pernah terjadi, jika kita memiliki cadangan tema menulis yang lain. Jangan fokus pada satu tema atau genre. Sehingga saat kita stuck menulis pada sebuah tema atau genre tulisan, pindah ke genre lain.
Namun saat otak benar-benar merasa buntu, sebaiknya jangan dipaksakan. Stop dan terima saja kebuntuan tersebut, lalu alihkan ke aktivitas lain, entah itu makan atau nonton film. Siapa tahu setelah itu, ada ide yang datang menghampiri.
Membuat deadline bagi diri sendiri juga bisa membantu kita terhindar dari writer’s block. Karena sesungguhnya tidak ada ampunan bagi penulis yang memiliki deadline. Mau writer’s block seperti apa, kalau deadline sudah mendekati, mau nggak mau terpaksa nulis juga kan?
Yang terakhir ini, setuju banget sih. Sering sekali aku berada di posisi tersebut. Otak rasanya kosong, tapi berhubung tulisan harus kelar pada waktu yang sudah ditentukan, ya akhirnya memaksakan untuk kelar. Pastinya nggak oke juga sih kalau seperti ini terus…
Ada banyak penulis dan ahli bahasa di Indonesia, tetapi 5 sosok berikut yang beberapa waktu ini memberikan andil besar dalam proses kreatifku. Mau tahu siapa saja?
Membuat deadline bagi diri sendiri juga bisa membantu kita terhindar dari writer’s block. Karena sesungguhnya tidak ada ampunan bagi penulis yang memiliki deadline. Mau writer’s block seperti apa, kalau deadline sudah mendekati, mau nggak mau terpaksa nulis juga kan?
Yang terakhir ini, setuju banget sih. Sering sekali aku berada di posisi tersebut. Otak rasanya kosong, tapi berhubung tulisan harus kelar pada waktu yang sudah ditentukan, ya akhirnya memaksakan untuk kelar. Pastinya nggak oke juga sih kalau seperti ini terus…
5 Penyala Semangatku untuk Tetap Menulis
Zoominar bersama Babe saat itu memberikan semangat baru bagiku yang mulai nglokro menulis secara profesional. Selain sesi belajar tersebut, aku mulai mengumpulkan beberapa sosok yang bisa membantuku menyalakan semangat menulis agar terus berpijar.Ada banyak penulis dan ahli bahasa di Indonesia, tetapi 5 sosok berikut yang beberapa waktu ini memberikan andil besar dalam proses kreatifku. Mau tahu siapa saja?
1. Tere Liye
Meskipun banyak rumor tak sedap yang melingkari nama ini, aku tetap selalu angkat topi pada karya-karyanya. Menikmati novel-novel hasil karyanya, aku selalu tak bisa berhenti bila belum mencapai halaman terakhir. Selamat Tinggal adalah salah satu buku Tere Liye yang baru saja kutamatkan.Nggak hanya alur ceritanya yang asyik, aku berasa dijewer berkali-kali saat membaca buku tersebut. Gara-gara novel itu, aku yang biasanya nonton drama korea gratisan lewat telegram, kini pelan-pelan mulai beralih ke Viu dan Netflix, wkwk.
Sekarang ini aku juga lagi senang mengikuti instagramnya. Apalagi sekarang dia senang berbagi tentang KBBI. Bermanfaat banget buatku karena masih sering keteteran terkait ejaan Bahasa Indonesia yang benar. Sampai kadang postingan Fiersa tentang KBBI kuscreenshot lo, salah satunya yang ini:
2. Fiersa Besari
Penulis dan pemusik yang satu ini memang beda. Nggak cuma bukunya yang asyik dinikmati, lagu-lagunya pun selalu mudah diingat dan terekam dalam waktu yang lama. Pelukku untuk Pelikmu adalah lagu besutan Fiersa favoritku. Lagunya pas banget memotivasiku untuk stop insecure, dan teruslah bersyukur.Sekarang ini aku juga lagi senang mengikuti instagramnya. Apalagi sekarang dia senang berbagi tentang KBBI. Bermanfaat banget buatku karena masih sering keteteran terkait ejaan Bahasa Indonesia yang benar. Sampai kadang postingan Fiersa tentang KBBI kuscreenshot lo, salah satunya yang ini:
Motivating banget buat menulis lebih baik nggak sih?
Lalu aku kepo deh ke akun instagramnya… unik. Doi membuat ciri khas dengan menuliskan potongan-potongan cerita dari buku-bukunya lewat mesin tik. Jarang banget kan sekarang yang pakai mesin tik. Buat yang butuh quote-quote romantis, cuzz dah follow IG doi, dijamin klepek-klepek, wkwk.
Doi penulis juga kok. Mungkin nggak banyak yang tahu, tapi diam-diam doi sudah punya 6 buku solo. Daebaak.
Fyi, doi adalah salah satu senior teater zaman kuliah yang kukagumi. Nggak cuma jago soal keaktoran, doi juga piawai merangkai kata dengan enak dibaca. Selain itu, jago banget deh memotivasi orang. Dulu doi adalah satu orang yang mendukungku untuk menutup aurat, sampai dibeliin kerudung segala.
3. Ivan Lanin
Buat yang serius belajar menulis, penting banget untuk ikuti akun media sosial beliau nih. Dari postingan-postingan media sosialnya, kita bisa belajar banyak tentang EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) yang benar. Kita juga jadi termotivasi untuk lebih mencintai bahasa sendiri daripada bahasa asing,4. JS Khairen
Baru mengenalnya sebentar gara-gara zoominar-nya Babe. Namun cara doi menyampaikan materi saat itu benar-benar mencuri hatiku. Gayanya santuy, tapi bisa membawakan materi berbobot dengan amat asyik.Lalu aku kepo deh ke akun instagramnya… unik. Doi membuat ciri khas dengan menuliskan potongan-potongan cerita dari buku-bukunya lewat mesin tik. Jarang banget kan sekarang yang pakai mesin tik. Buat yang butuh quote-quote romantis, cuzz dah follow IG doi, dijamin klepek-klepek, wkwk.
Darinya aku belajar soal membangun branding sebagai penulis dengan cara yang berbeda.
5. Soelhadi
Pasti bingung ya, siapa ini…Doi penulis juga kok. Mungkin nggak banyak yang tahu, tapi diam-diam doi sudah punya 6 buku solo. Daebaak.
Fyi, doi adalah salah satu senior teater zaman kuliah yang kukagumi. Nggak cuma jago soal keaktoran, doi juga piawai merangkai kata dengan enak dibaca. Selain itu, jago banget deh memotivasi orang. Dulu doi adalah satu orang yang mendukungku untuk menutup aurat, sampai dibeliin kerudung segala.
Nah, sekarang doi lagi getol-getolnya menyemangatiku untuk segera menyelesaikan buku solo. Bahkan katanya doi siap jadi ‘anjing’nya, wkwk. Jadinya aku yang ketakutan sendiri, laah belum apa-apa anjingnya sudah galak banget, hihi. Tapi memang motivasi dari doi membakar semangatku banget sih. Doakan saja semoga nggak sampai tengah tahun sudah ada satu buku solo yang kuterbitkan ya, pals.
Itulah sekilas random thought-ku tentang melepaskan bosan lewat menulis. Kulengkapi juga dengan 5 sosok yang saat ini sedang menjadi penyala semangatku untuk tidak berhenti berkarya. Kalau kalian, pandemi ini sudah menghasilkan karya apa saja nih, pals? Jangan bilang menghasilkan lemak tubuh ya.. hehehe.
Itulah sekilas random thought-ku tentang melepaskan bosan lewat menulis. Kulengkapi juga dengan 5 sosok yang saat ini sedang menjadi penyala semangatku untuk tidak berhenti berkarya. Kalau kalian, pandemi ini sudah menghasilkan karya apa saja nih, pals? Jangan bilang menghasilkan lemak tubuh ya.. hehehe.
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com