Setelah ngobrol asyik sama mbak Monica Anggen, saatnya berbincang dengan mas Punto Wicaksono. Siapa lagi kalau bukan teman sekamarnya Mbak Monic. Alias sang suami yang dipuji-puji sama mbak Monic sebagai sosok yang menjadikan istrinya as a queen, haduuuh, couple goals banget deh ini.
Membaca laman about me Mas Pewe, begitu sosok pria ini biasa dipanggil, ada kalimat yang menggugah rasa penasaranku;
Seorang Punto Wicaksono ini mempunyai gelar S.Kom lulusan dari sebuah Universitas kenamaan di Jawa Tengah - Universitas Dian Nuswantoro. Tahun 2017 adalah awal karir mas Pewe menjadi seorang blogger (masih noob), hobinya ngoprek sesuatu hal yang berhubungan dengan ilmu komputer.Mau tahu kenapa aku penasaran? Klik subscribe, like and comment dulu dong… eh dikira ini Youtube, wkwk. Tapi kalau mau subscribe Youtube Channel-ku boleh juga kok, di footer ada link mengarah ke youtube, cuzz aja diklik yaks.
Kembali ke jalan yang benar, kalau kalian penasaran apa yang membuatku penasaran, lanjutkan bacanya, pals…
7 Fakta Terkait Punto Wicaksono
Bagaimana mungkin seorang mas Pewe mengaku doi adalah blogger newbie? Lah menengok domain authority pe-we.com yang udah 44 (angka waktu artikel ini ditulis, saat artikel tayang bisa jadi sudah naik lagi), siapa yang bakal percaya kan?Rasa penasaranku terhadap pengakuan mas Pewe inilah yang membuatku mengajukan beberapa pertanyaan padanya. Dari hasil QnA tersebut, aku berhasil merangkum 7 fakta terkait mas Pewe berikut ini:
1. Alumni Universitas yang Sama Denganku
Siapa yang nyana sosok yang lahir di Jakarta ini ternyata kuliah di kampus polke. Apa itu? Polke merupakan singkatan dari jempol dan oke. Tagline buat Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS)… eits, kalau ngetik atau baca nama almamaterku ini, entah kenapa spontan aku nyanyi Mars UDINUS lo, wkwk.Yoyoy, ternyata mas Pewe ini kuliah di tempat yang sama denganku. Bedanya doi di Fakultas Komputer sama kaya suamiku, kalau aku cah bahasa gaess. Eh waktu kutanya jurusannya apa, sama juga sama mas suamik; Manajemen Informatika (MI). Lalu aku bisa mengira-ngira doi angkatan berapa di kampus, wkwk.
Soalnya jurusan itu sudah dihapuskan dari muka bumi. Dilebur sama jurusan Sistem Informatika. Seingatku angkatannya suamiku jadi angkatan terakhirnya S1 Manajemen Informatika UDINUS. Fyi, meski sama-sama bergelar S.Kom, seseorang bisa mengambil jurusan yang berbeda-beda, pals. Kalau di UDINUS dulu ada jurusan Teknik Informatika, Sistem Informatika dan Manajemen Informatika. Nggak tahu deh sekarang, sudah lama nggak main ke kampus.
Bukan bermaksud nyama-nyamain sama suami, tapi lagi-lagi ada pernyataan dari teman hidup mbak Monic ini yang sama persis dengan pernyataan suamiku, wkwk. Katanya merasa salah jurusan ambil MI. Meski memiliki pernyataan yang sama, alasan yang dimiliki keduanya berbeda kok.
Menurut mas Punto, saat memasuki dunia kerja, doi malah banyak ketemu orang-orang teknik dan belajarnya lebih banyak di dunia teknis. Baginya kuliah hanya untuk mendapat gelar dan pertemanan. Hahaha, setuju banget sih sama kalimat terakhir. Kuliah itu tentang menjalin networking. Ada kalanya nanti saat sudah melanglang buana ke sana ke mari, ada gunanya kok pertemanan di masa kuliah itu.
Btw, saat ngobrol tentang tempat kuliah, aku jadi kepo kok bisa anak Jakarta kuliah di Semarang. Ternyata oh ternyata, mas Pewe ini memang lahir di Jakarta. Namun saat duduk di bangku SMA, doi dan keluarga pindah ke Semarang. Alhamdulillah, satu rasa penasaranku terjawab sudah. Pantesan medhok banget orangnya…
2. Ngeblog Sejak 2017 Benar Adanya
Saestu.. dari tahun 2017.Itulah jawaban yang dilontarkan mas Pewe saat aku mengonfirmasi apakah benar kalau doi ngeblog sejak 2017. Dan ternyata memang benar. Awal mula coach di kelas Growthing ini terjun ke dunia blogging karena pada tahun tersebut, mas Pewe baru saja sembuh dari sakit.
Saat itu mau mencari pekerjaan tetap susah didapat. Akhirnya berinisiatif menjadi freelancer, salah satunya mencoba peruntungan di dunia blogging. Eh, ternyata sudah jalan dari Sang Maha Kuasa. Baru masuk ke dunia blog, langsung dipertemukan dengan para blogger kelas mastah, jadilah mas Pewe belajar banyak hal.
Beda sama aku ya, blognya sih dibikin 2013, tapi nggak belajar ke mana-mana. Jadinya ya stuck di situ aja sampai akhirnya baru sadar di 2016. Itu juga masih yang belum all out, baru di tahun ini benar-benar serius belajar blogging profesionally secara mendalam.
Dari sini aku bisa mengambil hikmah bahwasanya lamanya seseorang menggeluti sebuah bidang tidak menjamin dia lebih ahli dari yang baru saja nyemplung di bidang tersebut. Jikalau yang orang baru ini lebih giat belajar dan bekerja, justru bisa jadi lebih ahli dan sukses dari pemain lama.
3. SEO Membuat Mas Pewe Berbinar
Namanya juga kuliah di bidang IT, kepincut SEO itu bukan hal yang mengagetkan. Nggak jauh-jauh juga kan hubungannya? Begitulah yang dialami oleh mas Punto tentang ketertarikannya kepada SEO.Berawal dari beli hosting plus domain, mas Pewe merasa sayang kalau sudah bayar kok nggak sekalian didalami. Apalagi mempelajari printilan terkait SEO dan IT kan ya sesuai sesuai minat dan bakat.
Wis ngono ae.. simple.Tuh kan, medhoknya keluar, wkwk. Ya sesederhana itulah seorang Punto Wicaksono kepincut sama SEO. Apakah sesederhana itu juga ia kepincut mbak Monic? Eits, tunggu dulu… ada di babak selanjutnya.
4. Pengen Punya Percetakan
Impian mas Pewe yang belum terwujud ternyata pengen punya percetakan. Lalu aku teringat postingan di blog mbak Monic tentang seberapa gigih mas Pewe dalam mendukung impian istrinya. Sampai hijrah ke ibu kota dan memulai semuanya dari 0.Apakah impian doi ini juga terkait dengan bidang yang ditekuni mbak Monic sebagai seorang penulis buku?
Bisa jadi bisa nggak, tapi menurutku sih iya, wkwk. Sebagai sosok suami penyayang, impian istri biasanya jadi goal tersendiri gitu. Btw, mas Pewe ini juga sudah menerbitkan dua buku lo. Sungguh pasangan produktif nan inspiratif!
Nah, kalau masih merasa nggak siap ikut kelas Growthing yang terkesan menyeramkan, bisa dimulai dengan nulis di BRTnetwork dulu. Karena kata mas Pewe, lebih diarahkan untuk nulis ke sana daripada guest post di pe-we.com. Santuy, DA web BRT juga nggak kalah hebring kok, pals.
Anyway, kalau masih tetap mau guest post di pe-we.com, cuzz tengok saja Syarat dan Ketentuan Guest Post di pe-we.com ya.
Bisa jadi bisa nggak, tapi menurutku sih iya, wkwk. Sebagai sosok suami penyayang, impian istri biasanya jadi goal tersendiri gitu. Btw, mas Pewe ini juga sudah menerbitkan dua buku lo. Sungguh pasangan produktif nan inspiratif!
5. Cara Dapat Backlink dari pe-we.com
Siapa sih yang nggak pengen dapat backlink dari blog ber-DA 44, yang mungkin akan segera menemus angka 50, 60 atau malah 70. Super kan? Penasaran caranya kok bisa punya blog dengan DA angka super begini? Ikut kelas Growthing dong, rasa penasaran itu akan terjawab tuntas tas tas.Nah, kalau masih merasa nggak siap ikut kelas Growthing yang terkesan menyeramkan, bisa dimulai dengan nulis di BRTnetwork dulu. Karena kata mas Pewe, lebih diarahkan untuk nulis ke sana daripada guest post di pe-we.com. Santuy, DA web BRT juga nggak kalah hebring kok, pals.
Anyway, kalau masih tetap mau guest post di pe-we.com, cuzz tengok saja Syarat dan Ketentuan Guest Post di pe-we.com ya.
6. Mas Pewe Berbeda Sejak Bertemu Mbak Monic
Ngobrol sama cewek emang lebih asoy daripada ngobrol sama cowok. Pertanyaan yang kuajukan panjang-panjang, mas Punto jawabnya sekalimat doang, wkwk. Jadi, waktu sama mbak Monic aku sempat tanya tentang tips menjaga pernikahan. Nah, aku juga kepo dong sama suami mbak Monic ini, apa yang berbeda sebelum dan sesudah menikah sama Mbak Monic.Sama aja dengan pasangan-pasangan lain, pasti beda.Begitulah jawabannya, wkwkwkwk. Diplomatis sekali. Tapi ada kalimat pendahulunya kok, mas Pewe ngaku kalau sebelum nikah sama mbak Monic doi termasuk cowok urakan dan mbeling. Maklumlah namanya juga anak muda kan? Tentu saja setelah berkeluarga pasti beda dong, masa masih urakan dan mbeling to?
Tahu nggak njawabnya itu sambil medhok banget lagi… benar-benar orang Jakarta yang lebih njawani dari orang Semarang asli, wkwk.
Btw, dari sini aku jadi dapat quote:
Setiap orang pernah methakil pada zamannya. Muda boleh urakan, tapi kalau udah nikah tanggungjawab harus ada di garda terdepan.Piye, mantep nggak quoteku, pals?
7. Kalau Jodoh, Konflik Apapun Pasti Beres
Selain bertanya tentang perbedaan yang dirasakan sebelum dan sesudah ketemu mbak Monic, aku juga kepo tentang manajemen konflik yang diterapkan dalam rumah tangga pasangan hebring ini. Belajar dari yang punya jam terbang lebih tinggi di pernikahan boleh dong, siapa tahu dapat tips yang bisa dijalankan di keluarga kita kan?Dan beginilah jawaban bijak dari mas Punto;
Tiap pasangan pasti punya konflik, dan pasti juga bisa mengatasinya kalau memang jodohnya. Aku pun tak tau bagaimana mengatasi kalau ada konflik, yo dijalani ae. Dibicarakan baik-baik, dan salah satu harus ada yang mengalah. Walau nanti jadinya sama-sama ngalah mesti.. hehehe.Super kan jawabannya? Jadi kalau sudah memutuskan menikah dan yakin bahwa pasangan adalah jodoh kita, yakinlah segala konflik apapun itu pasti bisa kok teratasi. Bukan sekedar mampu mengatasi, tapi kalau sudah menikah, ya mau nggak mau HARUS MAU mengatasi konflik apapun.
Lagi-lagi di sini mas Punto juga menggarisbawahi tentang pentingnya berkomunikasi efektif dengan pasangan. Istri jangan kebanyakan kode, suami juga plis pengertiannya ditambah. Intinya dalam pernikahan itu harus ada kata SALING.
Sedaap bener kan obrolanku dengan seorang Punto Wicaksono? Nggak kalah ndagiing isinya dengan obrolan bareng mbak Monic ya? Semoga bermanfaat ya, pals. Sampai jumpa di sesi ngobrol dengan orang-orang inspiratif berikutnya!
Mantap mbak artikelnya. Halaman 1 google untuk kata kunci Punto wicaksono �� Makin pengen belajar di BRT habis kena tendang Madun soalnya di BRT 2.
ReplyDelete