Kurang lebih 7 purnama kulewati. Kini sudah saatnya Hutan Kupu-kupu harus kutinggalkan. Tentu saja semua pengalaman yang telah diberikan oleh Bunda Septi dan Ceu Kokom, atau yang kini mendapat panggilan baru sebagai Malika, tentu saja tak akan kulupakan.
Hutan Kupu-kupu benar-benar membawa sebuah keseruan yang berbeda. Selama belajar di Institut Ibu Profesional, baru kali ini aku bisa merasakan bertualang dipandu langsung oleh Bunda Septi. Memang beda rasanya. Feel so lucky karena bisa jadi salah satu mahasiswa di angkatan pertama Bunda Cekatan.
Serunya Menyiapkan Jurnal ke-8
Di pekan ke delapan, kami mendapat tugas yang lain daripada biasanya. Kalau di pekan-pekan sebelumnya, jurnal disusun dan dikumpulkan secara pribadi. Pada pekan terakhir petualangan di Hutan Kupu-kupu ini, kami diminta untuk membuat jurnal yang megah. Sebuah selebrasi untuk mengungkapkan kegembiraan kami menuju metamorfosa yang sempurna.Jurnal ini disusun bersama-sama seluruh HIMA Regional dalam bentuk video. Bukan Bu Septi kalau tantangannya biasa-biasa saja. Maka dengan segera dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, aku dan teman-teman HIMA Regional Semarang pun berdiskusi tentang seperti apakah video yang akan kami sajikan. Alhamdulillah tidak perlu negosiasi alot, tema dan alur video segera didapatkan. Dinda Akmala pun menyanggupi menjadi PJ jurnal ke delapan ini.
Kami diminta untuk mengumpulkan video dengan syarat dan ketentuan berlaku paling lambat pada hari Minggu, 12 Juli 2020, pukul 17.00. Alhamdulillah semua mahasiswa Buncek Semarang mau berperan serta secara aktif. Hari Selasa Pagi, Dinda Akmala membagikan hasil jadi video yang telah disunting. Duh, terharuuuuu.
Pengen tahu?
Wadidaw, belum boleh nih. Nanti kalau sudah diunggah di Youtube atau Fanpage Official IIP kukasih lihat deh, wkwk. Sekarang ngintip video selebrasi seru-seruanku bareng teman-teman Blogging Mentorship aja yuk.
Sebenarnya tim mentorship nggak diminta bikin sih, tapi karena aku merasa sesi mentorship ini sangat istimewa. Dipertemukan dengan mentee-mentee yang keren dan semangat belajarnya super banget, rasanya aku pengen membuat kenang-kenangan buatku dan mereka. Jadilah aku ngomporin para mentee untuk seru-seruan bikin video selebrasi. Alhamdulillah gayung bersambut, dan inilah videonya…
7 Hal Istimewa dari Bunda Cekatan
Ngobrolin soal kenangan, setiap tahapan di Institut Ibu Profesional memang selalu istimewa. Kalau di Matrikulasi aku bisa menemukan siapa diriku dan visi misi hidup yang ingin kutuju, di Bunda Sayang aku dilatih berkomit untuk tak sekedar menjadi ibu, namun seorang manajer keluarga. Nah, di Bunda Cekatan, aku diajak untuk melatih potensi diri yang ingin diunggulkan.Nggak main-main, bukan hanya menjadi mentee alias orang yang belajar, namun juga harus menjadi mentor, di mana aku harus berani membagikan sedikit wawasan yang kuketahui. Dan dari perjalanan 7 purnama itu, inilah 7 hal yang kudapatkan:
1. Keberanian
Dari dulu aku paling malas kalau ada tugas disuruh membuat mindmap, life mapping atau sejenisnya. Entahlah… memang ada sedikit ganjalan di hati. Takut ini, takut itu. Takut hanya akan menjadi imaji belaka. Takut hanya semangat di awal. Dan beragam ketakutan lainnya yang menghampiri. Namun, di Bunda Cekatan, ketakutan itu harus kulawan.Aku berusaha sekuat tenaga menyusun keping-keping puzzle yang mulai berserakan di otak. Kalau kubaca-baca lagi sekarang memang masih terlalu acak sih, rasanya semua mua mua pengen digapai dan diraih dalam satu waktu. Padahal mana ada sesuatu yang bisa terjadi secepat kilat? Mie instan saja tidak instan to?
Selain keberanian menyusun life mapping, keberanian lainnya yang harus diasah yaitu kemampuan untuk memilih satu topik utama untuk dijadikan cekatan. Karena multi tasking tak selamanya baik, pals. Kadang ruhnya jadi menghilang. Makanya aku sempat tersesat sebentar, dan alhamdulillah pada akhirnya di sesi mentorship bisa kembali lagi pada tujuan utama.
Keberanian berikutnya yaitu saat harus membranding diri menjadi mentor. Memberanikan diri untuk membuka Blogging Mentorship, sementara aku di Hutan Kupu-kupu Cekatan ada banyak blogger yang lebih profesional dan lebih berpengalaman. Alhamdulillah ada 5 mentee yang mendekat, meski harus ada satu orang yang gugur. Tak mengapa, inilah yang dinamakan perjalanan to?
Keberanian lain yang aku rasakan yaitu saat melamar mentor. Huff, memulai pembicaraan dengan orang baru buatku adalah hal yang sangat amat susah! Dan untuk menemukan mentor, mau nggak mau aku harus melakukannya. Dua kali aku sempat ditolak oleh calon mentor. Lalu sekali tidak ada jawaban. Alhamdulillah akhirnya aku dipertemukan dengan mentor yang super sabar.
Karena kesabarannya pula, aku jadi nggak sungkan-sungkan menceritakan segala hal yang ingin kuatasi. Makasih banyak mbak Puji, sehat-sehat yaaa.
2. Kemantapan Hati
Kami memilih topik yang sama, tapi aku sempat belok kanan kiri dulu sebelum akhirnya kembali pada titik yang ingin kutuju. Hasilnya? Jelas berbeda! Mbak Rusna begitu konsisten dengan Quran Journaling-nya, apa kabar aku yang masih naik turun kagak jelas. Yaaa.. meski adalah perkembangannya.
Namun aku belajar dari sini bahwa kemantapan hati saat belajar itu penting banget nget nget! Jadi ingat sama Quran Journaling-ku yang mandheg dan belum kumulai lagi. #tutupmuka.
3. Kesabaran
Sebagai seorang mentor, aku juga harus melatih kesabaran saat dihadapkan dengan mentee yang beragam karakter dan kemampuannya. Aku belajar untuk mengelola ego agar bisa berbagi dan melayani semaksimal mungkin. Meski pada akhirnya tentu saja jauh dari kata sempurna. Oleh karena di kesempatan ini, izinkan aku untuk mengucapkan maaf sebesar-besarnya untuk para mentee-ku tersayang… maaf untuk kebersamaan kita yang masih banyak kurangnya. Semoga silaturahmi nggak selesai sampai di sini ya.
Sementara itu, saat menjadi mentee, aku pun juga diuji kesabaran saat mbak mentor tercinta terkadang sulit dijangkau. Gelinya, aku baru nyadar di pekan ke-7 kalau sudah menyimpan nomor WA beliau, karena ternyata mbak Puji ada di WAG ManMedkom - All HIMA yang kukelola. Sedih sih di akhir-akhir masa Bunda Cekatan malah harus sering lost contact, tapi mau gimana lagi, namanya juga sedang menanti HPL, apalagi sudah mulai kontraksi palsu.. pasti rasanya uwow banget.
Dari mbak Puji ini aku juga banyak belajar tentang kesabaran yang sesungguhnya. La gimana.. masih hamil besar, eh jadi mentor buat orang yang setengah waras setengah nggak. Duh, duh… semoga aku tidak menjadi toxic untukmu ya, mbak.
4. Keteladanan
Yang super keren lagi, bagaimana beliau belajar menyajikan video yang awalnya terlihat biasa, dari hari ke hari semakin profesional. Masya Allah! Selama 7 bulan membersamai kami, bu Septi bahkan berhasil launching Ipedia, TV nya Ibu Profesional. Semangat belajar Bu Septi benar-benar nyetrum. Mengingatkanku agar tidak cepat puas ketika sudah berada di satu titik. Terima kasih banyak Bu Septi untuk keteladanan yang benar-benar membekas di hati.
5. Konsistensi
Mau sepositif apapun teman-teman di sekitar kita, mau sekuat apapun KaKahima memotivasi, kalau dari dasar diri tidak punya motivasi yang kuat, maka hancurlah sudah. Konsistensi sejatinya adalah kunci menuju cekatan. Sekalinya bubrah, maka harus diulang lagi dari awal.
Aku jadi ingat sebuah wejangan, kalau kita ingin membangun habit, setidaknya hal itu harus dilakukan selama 40 hari berturut-turut tanpa jeda. Begitu berjeda, harus diulang lagi dari awal. 40 hari adalah batas minimal untuk mengubah aktivitas baru menjadi sebuah habit. Konsisten memang butuh effort yang lebih dari luar biasa, maka tak heran jika mereka yang berhasil mendapatkan sayap-sayap terindah adalah mereka yang mengusahakan paling baik di setiap tahapan Bunda Cekatan. Angkat topi untuk teman-teman istimewa!
6. Kesempatan
Selain itu, yang tak bisa kulupakan adalah kesempatan bertemu dengan mentor dan mentee lintas wilayah. Bahkan aku bisa mendapat mentee yang tinggal di luar Indonesia. Namun lebih dari itu semua, kesempatan untuk belajar langsung dari Bunda Septi adalah hal yang paling kutunggu-tunggu. Apalagi didampingi dengan Ceu Kokom yang masya Allah energi positifnya nggak ada habisnya. Sesekali membantu Ceu Kokom di balik layar Bunda Cekatan membuat aku bersyukur bisa belajar langsung dari orang-orang hebat ini. Alhamdulillah…
7. Kenikmatan
Dan aku tidak mau berhenti di sini. Harus mulai menyiapkan diri dengan tantangan-tantangan baru di Kota Produktif yang insya Allah akan digelar tak lama lagi. Apa kamu siap terbang bersamaku ke kota itu, pals?
Sebelum terbang ke sana, boleh lah tengok narasi selebrasi Bunda Cekatan yang kubuat sesaat setelah video bersama teman-teman mentee tayang.
Bukan narasi baru, tapi kalimat-kalimat itu memang sungguh menggambarkan awal perjalananku di Bunda Cekatan. Bersyukur kini aku sudah kembali pada track yang seharusnya. Siap melaju ke wilayah ketiga di Pulau Cahaya, insya Allah. Semangaaat!
#selebrasibuncek1
Outstanding! Selain bikin video bareng, bikin 2 video mentorship dan blogging pula.. 🤩
ReplyDelete