Bagaimana rasanya berjalan 7 pekan bersama keluarga di rumah? Kalau di rumahku, ayahnya anak-anak tetap kerja seperti biasa sih. Tempat kerjanya termasuk yang tidak memberikan work at home pada karyawannya. Maklum kerja di tempatnya para garda terdepan. Bersyukur suami bukan termasuk tenaga medis, tapi tetap was-was sih setiap doi pulang kerja. Doi pun tiap pulang sekarang selalu mandi, padahal dulunya jarang-jarang mandi, wkwk.
Aku termasuk emak yang selow banget. Saat ibu-ibu yang lain bikin agenda ini agenda itu untuk menyiapkan kegiatan belajar dan bermain selama anak-anaknya sekolah di rumah, aku jujur tetap seperti apa adanya di hari-hari biasa. Saat memang harus mengerjakan artikel, dan aku nggak bisa fokus kepada mereka, ya kuizinkan anak-anak untuk nonton YouTube. Jadilah dua laptop dinyalakan, yang satu emaknya kerja, satunya buat anak-anak nonton.
So far sih belum ada keluhan bosan. Kalaupun bilang bosan, biasanya karena kangen jalan-jalan ke luar rumah. Maklum biasanya tiap malam kami ajak muter-muter naik motor sampai mereka tidur. Atau setiap weekend kami ajak piknik tipis-tipis ke Bandungan, atau Cimory. Dan selama physical distancing, anak-anak full di rumah. Bahkan saat aku harus ke pasar atau supermarket membeli kebutuhan mingguan dan bulanan, kami tak ajak mereka serta. Sabar ya, nak…
Meski sederhana kalau dilakukan dengan kesungguhan, seru banget lo main petak umpet bersama keluarga. Di rumah kami yang kecil mungil, bersembunyi jadi hal yang susah dilakukan wkwk. Belum lagi adiknya yang juga sudah mau ikutan, lalu menghitung dengan urutan angka yang asal. Bikin kami terbahak-bahak dan gagal cari tempat bersembunyi.
Lucunya, saat aku niat membacakan buku buat Ifa dan Affan dengan bantuan boneka tangan, dan kuberi suara yang berbeda-beda. Affan malah teriak-teriak, “emoh, bunda jangan gitu. Nggak oyeh gitu suaranya.” Hahahaha, disuruh biasa aja lo bacanya. Lucu memang si bujang cilik ini.
Misal dari sejumlah jari yang ada, ternyata ketemu huruf J, berarti kami harus menyebutkan kata berawalan J sebanyak-banyaknya. Yang menang, tentu saja yang menyebutkan paling banyak kata. Seharusnya sih dikasih batasan juga, misal tidak boleh menyebutkan nama kota dan negara, dan sebagainya. Namun karena kak Ifa juga sedang belajar memperkaya kosakata, jadi kami bebaskan. Eh, sampai sekarang masih suka lo main game sederhana ini.
Di panduan aktivitas belajar di rumah, ada beberapa kegiatan yang mengharuskan kami berkreasi. Dari membuat hiasan menyambut ramadhan, menyiapkan cheklist ramadhan dan membuat tameng dalam rangka mengajarkan keutamaan puasa. Ifa paling seneng nih diajak gunting dan tempel-tempel. Adiknya pun nggak kalah mau ikutan.
Di luar jam belajar kakak pun, dia biasanya bikin-bikin kreasi sesuka hatinya. Beberapa waktu lalu kertas lipat dan kertas gambarnya habis, dia titip minta dibelikan lagi kertas-kertas untuk berkarya kalau aku pergi belanja. Tentu saja aku kabulkan.
Ada cerita saat kami bikin kue bareng-bareng pekan lalu. Ifa dan Affan berebut ingin membantu emaknya. Lalu aku minta mereka bergantian memasukkan bahan-bahan kuenya, biar semua kebagian. Kebetulan saat lagi bikin adonan, aku juga sedang menyiapkan sayur untuk menu berbuka. Eh, baru ditinggal matiin kompor, adonan kue yang tinggal dimasukkan ke loyang, dikasih air setengah teko oleh Affan. Gagal deh bikin kuenya. Akhirnya disulap lah jadi adonan lain. Yang mecucu pastinya si kakak, wkwk.
Tapi sejak Ifa sekolah, hafalannya meningkat pesat meninggalkan emak bapaknya. Saat giliran kami yang harus murojaah hafalan, Ifa yang jadi pengawas… kadang suka nyeletuk dengan lugunya, “ya Allah ayah.. ayah.. kok nggak hafal-hafal sih..”
Belum lagi kalau ada surat yang hampir sama, suka tertukar antara ayat yang harusnya di surat A malah nyambung ke surat B. Lalu Affan pun ikut-ikutan membaca surat sebisanya.. dengan logat celatnya yang bikin suasana semakin ceria.
7 Aktivitas Biasa yang Serunya Tak Biasa
Meski tak mengagendakan kegiatan-kegiatan khusus, namun aku sadar bahwa harus punya waktu khusus bersama mereka. Tanpa disambi pekerjaan lainnya. Dan inilah yang biasa kulakukan bersama anak-anak di sela-sela aktivitas harianku:1. Main Petak Umpet
Ini adalah permainan yang selalu ditagih oleh Kak Ifa. Apalagi sejak doi membaca tulisanku di salah satu buku antologi bertema kehamilan. Dia jadi tahu waktu di dalam perut, dia sempat mengajak ayah bunda dan dokter yang merawatnya ‘main petak umpet’ sampai hampir saja dikira blighted ovum (lagi), Selama puasa Ifa nggak mau main petak umpet di siang hari. Katanya takut semakin lapar dan haus, maklum ini puasa pertamanya sampai maghrib. Jadi biasanya setelah shalat tarawih, kalau belum ngantuk, doi akan nagih, “ayo ayah, bunda, main petak umpet.”Meski sederhana kalau dilakukan dengan kesungguhan, seru banget lo main petak umpet bersama keluarga. Di rumah kami yang kecil mungil, bersembunyi jadi hal yang susah dilakukan wkwk. Belum lagi adiknya yang juga sudah mau ikutan, lalu menghitung dengan urutan angka yang asal. Bikin kami terbahak-bahak dan gagal cari tempat bersembunyi.
2. Baca Buku
Kegiatan paling mudah dan sederhana, namun kalau nggak diniatkan kadang jadi malas-malasan. Apalagi sekarang si kakak sudah bisa baca sendiri, kadang kalau adiknya minta dibacakan buku, aku minta tolong ke kakak untuk membacakannya. Namun tetap saja dibacakan cerita sama ayah bunda menjadi hal yang selalu dinanti.Lucunya, saat aku niat membacakan buku buat Ifa dan Affan dengan bantuan boneka tangan, dan kuberi suara yang berbeda-beda. Affan malah teriak-teriak, “emoh, bunda jangan gitu. Nggak oyeh gitu suaranya.” Hahahaha, disuruh biasa aja lo bacanya. Lucu memang si bujang cilik ini.
3. Main ABC 5 Dasar
Mainan zaman dahulu kala sih ini, kuingat-ingat lagi gara-gara suatu hari, jauh sebelum covid-19, Ifa lagi bosen baca buku dan pengen main petak umpet. Tapi emak bapaknya lagi mager beranjak dari tempat tidur. Akhirnya ingat sama mainan ABC 5 dasar ini. Kirain si anak bakal bosen, karena ya kan mainnya cuma gitu ya. Kaya hompimpah gitu, terus bebas mau mengeluarkan berapa jari. Semua jari dihitung pakai abjad. Abjad terakhir menjadi penentu kata yang harus kami kumpulkan.Misal dari sejumlah jari yang ada, ternyata ketemu huruf J, berarti kami harus menyebutkan kata berawalan J sebanyak-banyaknya. Yang menang, tentu saja yang menyebutkan paling banyak kata. Seharusnya sih dikasih batasan juga, misal tidak boleh menyebutkan nama kota dan negara, dan sebagainya. Namun karena kak Ifa juga sedang belajar memperkaya kosakata, jadi kami bebaskan. Eh, sampai sekarang masih suka lo main game sederhana ini.
4. “Homeschooling”
Mau tak mau salah satu aktivitas bersama anak saat di rumah adalah BELAJAR. Beruntungnya dari sekolah kakak tak banyak tugas yang memberatkan. Justru aku jadi ikut belajar membaca materi-materi yang diberikan, dan mencari akal bagaimana menyampaikan materi tersebut secara sederhana sehingga kakak bisa lebih mudah memahami.Di panduan aktivitas belajar di rumah, ada beberapa kegiatan yang mengharuskan kami berkreasi. Dari membuat hiasan menyambut ramadhan, menyiapkan cheklist ramadhan dan membuat tameng dalam rangka mengajarkan keutamaan puasa. Ifa paling seneng nih diajak gunting dan tempel-tempel. Adiknya pun nggak kalah mau ikutan.
Di luar jam belajar kakak pun, dia biasanya bikin-bikin kreasi sesuka hatinya. Beberapa waktu lalu kertas lipat dan kertas gambarnya habis, dia titip minta dibelikan lagi kertas-kertas untuk berkarya kalau aku pergi belanja. Tentu saja aku kabulkan.
5. Bikin Kue Bareng
Hal lain yang suka aku lakukan bersama keluarga, tepatnya sih bersama anak-anak, adalah membuat cake kukus. Ya, meski nggak begitu suka masak, tapi kalau masak kue aku agak senang sih. Masalahnya anak-anak kalau dimasakin kue, meski emaknya bisanya cuma begitu-begitu doang, semangat banget menghabiskannya. Apalagi kalau masih hangat, seloyang bisa langsung ludes.Ada cerita saat kami bikin kue bareng-bareng pekan lalu. Ifa dan Affan berebut ingin membantu emaknya. Lalu aku minta mereka bergantian memasukkan bahan-bahan kuenya, biar semua kebagian. Kebetulan saat lagi bikin adonan, aku juga sedang menyiapkan sayur untuk menu berbuka. Eh, baru ditinggal matiin kompor, adonan kue yang tinggal dimasukkan ke loyang, dikasih air setengah teko oleh Affan. Gagal deh bikin kuenya. Akhirnya disulap lah jadi adonan lain. Yang mecucu pastinya si kakak, wkwk.
6. Murojaah Hafalan
Kenapa seru? Karena jujur hafalan orangtuanya kalah telak dari hafalan si kakak. Maklum dulu zaman aku kecil, aku nggak diminta orangtua menghafal surat-surat. Sampai gede, hanya tiga surat Qul dan Al Ashr yang kuhafal di luar kepala. Yang lain kadang ingat, seringnya lupa. Payah ya? Baru setelah ikut liqo, alhamdulillah hafalan surat-surat pendek mulai bertambah.Tapi sejak Ifa sekolah, hafalannya meningkat pesat meninggalkan emak bapaknya. Saat giliran kami yang harus murojaah hafalan, Ifa yang jadi pengawas… kadang suka nyeletuk dengan lugunya, “ya Allah ayah.. ayah.. kok nggak hafal-hafal sih..”
Belum lagi kalau ada surat yang hampir sama, suka tertukar antara ayat yang harusnya di surat A malah nyambung ke surat B. Lalu Affan pun ikut-ikutan membaca surat sebisanya.. dengan logat celatnya yang bikin suasana semakin ceria.
7. Kruntelan di Kamar
Ini hal paling sering kami lakukan sih. Serunya di mana kalau cuma kruntelan di kamar? Melihat tingkah polah dan keceriwisan anak-anak itu adalah sebuah keseruan yang hakiki. Ada saja cerita yang keluar dari mulut mereka. Ada saja polah lucunya anak-anak yang bisa bikin orangtuanya terbahak-bahak.Intinya sih, mau merencanakan kegiatan ini itu atau tidak. Atau mau melakukan hal-hal sederhana seperti yang biasa kulakukan. Semuanya oke-oke saja. Yang penting adalah FOKUS. Karena BERSAMA dan di DEKAT anak itu berbeda.
Mungkin saja kita berdekatan satu sama lain di dalam rumah, tapi tak ada kebersamaan yang terwujud karena anaknya nonton youtube sendiri, emak bapaknya asyik juga dengan gadgetnya masing-masing. Jadi meski harus tetap bekerja di rumah, sempatkan minimal 15 - 30 menit sehari untuk memiliki waktu khusus bersama keluarga. Tanpa sambil-sambilan, tanpa terdistraksi HP, laptop, TV dan pekerjaan lainnya.
Aku juga mau berbagi cerita seru dari salah satu teman blogger yang tinggal di Turki, Mbak Rahma, yang menceritakan aktivitas anak-anaknya saat harus di rumah saja. Ternyata kegiatan anak-anak di Turki nggak jauh berbeda dengan anak-anak di Indonesia lo.
Btw, aku menulis ini sekaligus menasehati diri sendiri yang kadang terlalu asyik mengerjakan artikel-artikel hingga melupakan hak anak-anak untuk bermain bersamaku. Kalau kalian di rumah biasanya ngapain sama keluarga, pals? Tim yang rajin bikin activity plan atau tim yang seadanya kaya aku nih?
Happy quality time with family!
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Aku juga mau berbagi cerita seru dari salah satu teman blogger yang tinggal di Turki, Mbak Rahma, yang menceritakan aktivitas anak-anaknya saat harus di rumah saja. Ternyata kegiatan anak-anak di Turki nggak jauh berbeda dengan anak-anak di Indonesia lo.
Btw, aku menulis ini sekaligus menasehati diri sendiri yang kadang terlalu asyik mengerjakan artikel-artikel hingga melupakan hak anak-anak untuk bermain bersamaku. Kalau kalian di rumah biasanya ngapain sama keluarga, pals? Tim yang rajin bikin activity plan atau tim yang seadanya kaya aku nih?
Happy quality time with family!
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Kalau punya anak kecil dan jaringan internet lancar jaya, sebenarnya gak cepat bosan ya. Cuma anak saya sudah kangen berenang aja. Padahal di rumah juga mandi pakai bak
ReplyDeleteNomer 1 nggak bisa karena rumah mungil dan barang sedikit. Mau ngumpet di mana ya? Hahaha, paling ngumpetin mainan terus arkaan disuruh cari
ReplyDeleteHampir samaa Mbaa aktivitas kita, paling fav itu kruntelan hahaha...meski kasur gamuat buat berlima, kdg si bayik kegencet2 tapi anak2 suka bgt ngumpul di kasur ortunya
ReplyDeleteWkwkwk ngekek banget sama komentarnya Ifa pas murajaah. Kepikiran juga nih kayak gini saat udah punya anak. Kan pgn yak punya anak yg hafalannya banyak gitu, masa ortu segitu2 aja. Kudu semangat ngafal. Kan ga ada batasan usia :D
ReplyDeletePlaing enak kruntelan di kasur rame-rame ya Mbak....nyaman...kadang kamar jadi kaya kapal pecah karena buat mainan kemah-kemahan atau membayangkan sednag liburan di pantai wkkwkw (kode kangen liburan)
ReplyDeleteMain petak umpet di rumah sepertinya seru dan jarang dilakukan ya mbak, hehe.
ReplyDeleteSaya juga selow aja menghadapi jam belajar anak, karena anak saya cuma satu itupun sudah kelas XII, jadi masalah belajar sudah otomatis diatur sendiri ��
Aku ajak anak2 masak bareng n so far mrk suka. Kdg mrk menawarkan diri mau dibantu apa mah?atas suruhan ayahnya sebenere hehe tp lumayan g tll capek ada "asisten" di dapur. Klu pagi sdh rutin seblm pandemi si kakak nyapu halaman dan adik nyiramin bunga.
ReplyDeleteHihi..aku mbayangke anak Lanang waktu gak mau dibacain dongeng dg suara beda2, jadi ketawa sendiri. Mungkin buat dia aneh ya Bundanya mengeluarkan suara beda2 gitu.. Lucu2 putrane, mba..
ReplyDeleteKami juga melakukan banyak hal di atas. Kalo sama kakak paling suka nyobain resep2 masakan baru kalo sama adek bikin mainan edukatif trs main bareng
ReplyDeletekegiatan kita hampir sama mba, membaca buku bareng dn bkin kue walaupun sikecil niatnya membantu malah jd ngerusuhi haha
ReplyDeleteMainan ABC itu kayaknya bisa jadi ide nih. Jadi makin banyak kosa kata yang bisa diketahui Caca. Trims idenya mba
ReplyDeleteSekarang kegiatan favoritku main badminton bareng suami dan bocah di lapangan depan rumah haha seger jugaa
ReplyDeleteMain petak umpet itu seru emang, apalagi kalo ngumpet juga terbatas ya tempatnya karena di dalam rumah. Anakku dulu suka ngumpet di lemari, adiknya yang teriak manggil si kakak buat keluar
ReplyDeleteSeru yaaa kalau anak-anak masih nempel semua gitu. Anakku udah punya aktivitas sendiri-sendiri. Barengan ya kalau pas mereka minta dibuatin makanan aja. Baru deh pada bantuin dan rame gitu pas bareng-bareng masak.
ReplyDeletepaling enak keruntelan dikasur bareng anak, tapi entah mengapa anak ku adalah tipe yang selalu saja mengingatkan mandi pagi, "bangun tidur mandi nda" ucapnya. Jadi otomatis emaknya kudu bangun dan displin.
ReplyDeleteRame ya berkegiatan dirumah asal punya mamak yg kreatif dan ga pnh mati gaya. Anak2 pun ga cpt bosen. Pokoknya yg penting kumpullll
ReplyDeletesiapa sih yang ga suka kruntelan di kasur sambil ketawa ketiwi ya mbak, baca buku juga suka sama Julio. Semoga kelak biaa murojaah bersama jugaaa
ReplyDelete