Main Bersama Anak Ternyata Banyak Manfaatnya, Ini 6 Di Antaranya!

Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Seperti yang aku ceritakan di jurnal keenam Bunda Cekatan tahap ulat, bahwasanya di antara hadiah-hadiah keren yang aku dapatkan, ada satu hadiah yang cocok banget dengan jadwal ngeblogku di bulan ini. Yaitu materi dari Mbak Wita Maulida; tentang 6 manfaat bermain bersama anak.

Jenis Bermain bersama Anak

Selama ini mungkin sebagai orangtua kita menganggap main bersama anak hanyalah rutinitas atau kewajiban orangtua kepada anaknya. Tanpa kita sadari bahwasanya dalam proses bermain tersebut, tersimpan banyak sekali manfaat. Bermain sendiri menurut para ahli ada dua jenis; bermain bebas dan bermain terstrutur.

Bermain bebas maksudnya kita membiarkan anak memilih jenis permainan sendiri, tidak ada konsep dan kita cenderung mengikuti maunya anak. Sedangkan bermain terstruktur artinya ada hal-hal yang diatur, serta ada tujuan yang ingin kita gapai selama proses bermain. Baik bermain bebas dan bermain terstruktur harus seimbang.

Membiarkan anak bebas bermain tanpa arahan dan konsep tak sepenuhnya baik. Bisa jadi kita kehilangan fase-fase penting dalam tumbuh kembangnya. Dalam setiap jenjang usia, tumbuh kembang anak harus diperhatikan, apakah sudah tepat dengan usianya, ataukah terlalu lambat. Untuk mengamati perkembangan tersebut diperlukan jenis permainan terstruktur. Bisa dengan permainan yang fokus untuk melatih motorik kasar, motorik halus, kecerdasan bahasa atau kecerdasan inter personalnya.

6 Manfaat Bermain bersama Anak

Setelah kita tahu dua jenis cara bermain bersama anak, kini saatnya kita mengetahui apa sih manfaat bermain bersama anak. Dari infografis yang dibagikan mbak Wita Maulida, ada 6 manfaat penting dari bermain:

1. Tumbuh Kembang

Pada saat bermain dengan anak, kita sedang membangun bonding dengan dirinya. Semakin sering kita bermain dengan mereka, semakin dekat dan kuat bonding yang tercipta. Bermain bersama anak artinya kita benar-benar terlibat dalam permainan tersebut. Kalau anak main lego, ya kita ikut main lego. Anak main mobil-mobilan, ya kita ikut main mobil-mobilan.

Jika kita hanya sebagai pengawas saat anak-anak bermain, itu namanya bukan BERSAMA ya, pals. Namun lebih tepatnya hanya sekedar MENDAMPINGI.

Jika kita benar-benar meluangkan waktu untuk bermain bersama anak, kita jadi bisa memantau tumbuh kembangnya dengan lebih maksimal. Kita bahkan bisa menulis portfolio perkembangannya. Kita bisa mencocokkan apakah tumbuh kembangnya sesuai dengan tahapan usia.

2. Paham Aturan

Dengan terlibat langsung saat bermain bersama anak, kita bisa melatih anak untuk mendengarkan dan memahami instruksi atau aturan. Di sini anak belajar mengenai batasan dan konsekuensi yang didapat. Secara tidak langsung, lewat bermain bersama anak, kita juga melatih mereka untuk banyak mendengar dan menyampaikan pendapat.

3. Kreatif dan Imajinatif

Jika kita tak pernah meluangkan waktu bermain bersama anak, mungkin kita tak akan tahu bahwa lego yang disusun hari ini menurutnya adalah kapal laut. Sedangkan lego yang disusunnya kemarin adalah rumah atau istana. Dengan terlibat dalam permainan yang dilakukan, kita bisa mengasah kreativitas dan imajinasinya dengan lebih terarah.

Jika dilihat ternyata anak belum mampu memunculkan ide-ide kreatif dan imajinatif, kita bisa membantu dengan mencontohkannya secara langsung.

Kreatif dan imajinatif sejatinya adalah awal di mana seorang anak belajar dalam menemukan solusi untuk setiap tantangan dalam kehidupan yang nanti akan mereka hadapi.

4. Observasi Bakat Anak

Dengan bermain bersama anak, kita bisa memantau bakat-bakat apa saja yang dominan dimiliki oleh seorang anak. Bakat menurut Abah Rama bukan sekedar anak jago menyanyi, anak suka menggambar, atau anak senang olahraga tertentu.

Bakat adalah karakteristik bawaan yang diinstal Allah di dalam diri setiap manusia.

Dari teori Talents Mapping yang diperkenalkan Abah Rama, ada 34 peta bakat. Contoh ada anak yang bakat kepemimpinannnya tinggi, bisa dilihat saat bermain dia lebih suka mengatur daripada diatur. Ada anak yang bakat winning others over-nya rendah, bisa dilihat ketika bermain dengan orang baru dia tak langsung bisa beradaptasi, namun membutuhkan waktu sekian menit atau bahkan jam. Ada anak yang hobinya restorasi alias membetulkan barang rusak menjadi benar lagi. Ada anak yang hobinya mengumpulkan barang-barang, terlihat ketika dalam perjalanan pulang sekolah suka mengumpulkan barang-barang yang menarik dan membawanya pulang.

Bakat-bakat ini nantinya jika diarahkan bisa memudahkan orangtua dalam membantu anak menemukan potensi dirinya. Bahkan jika orangtua jeli, anak-anak bisa diarahkan dalam meraih profesi yang tepat dengan bakat-bakat tersebut.

5. Bonding Orangtua dan Anak

Sebagaimana disampaikan di poin pertama, bahwa dengan bermain bersama anak, maka kita telah mengalokasikan waktu khusus bersama mereka. Anak akan merasa lebih dicintai, dihargai dan dianggap keberadaannya. Dengan perasaan tersebut, hubungan antara orangtua dan anak akan terjalin baik. Anak-anak akan menaruh kepercayaan besar kepada kedua orangtuanya, sehingga mereka akan menceritakan semua hal, baik dan buruk, hanya kepada orangtuanya.

Bonding yang kuat ini tentu akan terasa membantu ketika anak-anak beranjak remaja. Kita jadi lebih mudah dalam menyampaikan nasehat. Anak-anak tidak perlu mencari tahu info-info dari luar, karena mereka lebih percaya info dari kedua orangtuanya.

Bonding yang kuat antara orangtua dan anak juga akan meningkatkan self worth dan self esteem dalam diri anak. Mereka bisa tampil penuh keyakinan di setiap fase hidupnya. Mereka berani berkata tidak untuk hal-hal yang tak sesuai prinsip orangtuanya. Mereka juga berani untuk tampil beda dan tak mudah ikut-ikutan tren negatif.

6. Sarana Rekreasi

Seringkali kita mengucap atau mendengar para emak yang merasa butuh piknik karena kelelahan mengurus domestic stuff. Tentu tak salah dengan keinginan tersebut. Setiap ibu (dan juga ayah) butuh me time untuk tetap waras, untuk memberi ruang pada diri sendiri tanpa atribut sebagai ibu, ayah, atau pasangan orang lain.

Namun di saat kita mencari-cari cara piknik yang tepat, kadangkala ketika kita selesai menjalani picnic time, ternyata kita justru rindu akan kehadiran dan ramainya anak-anak. Kadangkala jauh-jauh kita mencari piknik idaman, ternyata baru kita sadari kalau tidak ada piknik terbaik selain menikmati momen-momen bermain bersama anak.

Coba saja rasakan bedanya. Saat anak bermain di dekat kita yang sedang memasak, mungkin kita ikut melihat mereka bermain, namun emosi di dalam diri tak benar-benar terlibat. Selesai memasak beberapa menu, mungkin kita terasa capek dan ingin meluruskan kaki. Sesekali ketika capek ini datang, dekati anak yang sedang bermain dan ikutlah dalam kegiatan mereka. Jadi teman bagi mereka, dan rasakan emosi kita terlibat di dalamnya. 15 atau 30 menit kemudian, rasa lelah dan capek setelah memasak tadi tak terasa telah lenyap, berganti dengan senyum lebar karena menikmati momen bermain bersama anak.

Well, sejatinya aku menyusun tulisan ini juga sebagai pengingat untuk diriku sendiri yang kadang masih suka malas-malasan bermain bersama anak. Dengan mengingat kembali 6 manfaat bermain bersama anak di atas, semoga aku bisa lebih banyak meluangkan waktu bersama mereka, bukan hanya sekedar di dekat ataupun mendampingi.

Btw, thanks to mbak Wita Maulida atas hadiah infografisnya yang menjadi reminder bagiku. Kalau teman-teman biasanya main apa nih sama anak-anaknya? Ditunggu share-nya di kolom komentar ya.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.