Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Boro-boro me time, bisa mandi dengan paripurna saja sudah sebuah hal yang istimewa. Begitulah kata sebagian besar teman yang sudah bertitel ibu ketika ditanyai pendapat mengenai me time. Ya, me time bisa jadi berakhir hanya sekedar rencana dan impian untuk para ibu. Gimana mau me time? Ketika suami saja diajak kerja sama mengurus rumah dan anak susahnya bukan main. Ketika anak yang gede tidur, anak yang kecil masih melek dengan daya penuh.
Memang seberapa penting sih me time untuk ibu? Kucoba mengumpulkan banyak alasan untuk menguatkan hal ini. Namun akhirnya setelah kutulis dan kuurutkan, aku menyimpulkan bahwa hanya ada 2 alasan besar mengapa para ibu perlu punya jatah me time.
Pertama, Agar Tak Kehilangan Diri Sendiri
Tanpa sadar rutinitas harian yang dikerjakan oleh para ibu seringkali menggerus jiwanya sendiri. Para ibu mungkin hafal di luar kepala apa makanan kesukaan seluruh anggota keluarganya, tapi ketika ditanya apa makanan kesukaannya… mereka bingung menentukan. Para ibu mungkin hafal baju favorit semua anggota keluarga, tapi ketika ditanya mana baju favoritnya, ibu mungkin tertegun.
Apalah lagi ditanya hobinya, potensi yang dimilikinya, cita-citanya. Hal-hal tersebut semacam sesuatu yang sudah tak ada lagi di kepala para ibu. Dalam kehidupan para ibu, mereka sudah berazzam mendedikasikan sepenuhnya untuk membahagiakan keluarga. Hingga mungkin lupa hal-hal kecil terkait dirinya, apalagi hal-hal yang besar.
Maka tak jarang ketika usia semakin lanjut, anak-anak semakin dewasa dan meninggalkan rumah satu per satu. Ibu mulai kebingungan berada di rumah. Ibu mulai bingung mau melakukan apa karena selama ini hidupnya terkonsep untuk melayani keluarga, untuk membahagiakan keluarga. Ketika satu per satu anggota keluarga tak lagi tinggal di rumah, apa yang harus mereka kerjakan?
Jangan heran ketika kemudian muncul para ibu yang suka turut campur dalam kehidupan keluarga anak-anaknya. Mungkin bukan benar-benar keinginan mereka untuk bertingkah menyebalkan seperti itu. Bisa jadi karena yang mereka tahu adalah mengurusi kehidupan anak-anaknya.
Pastinya, sebagai generasi mamah-mamah muda, kita nggak mau dong kehilangan jati diri meski sudah menjadi ibu? That’s why penting banget untuk menyisihkan waktu setidaknya lima menit sehari untuk menjadi diri kita sendiri. Bukan menjadi ibu atau istri dari orang lain.
Lima menit bisa untuk apa? Lima menit bisa jadi sangat berharga… bahkan hanya sekedar ngemil kudapan tapi dengan penuh mindfulness bahwa kita adalah entitas tersendiri, pribadi tersendiri, di luar diri kita sebagai seorang istri dan ibu.
Memasuki usia pernikahan ke - 12, aku masih lebih suka dipanggil dengan nama sendiri, dibanding dipanggil bu Martin atau bundanya Ifa. Dan bisa dipanggil dengan nama sendiri juga bisa menjadi salah satu me time yang unik lo. Coba diingat kapan terakhir kali kita dipanggil dengan nama sendiri? Buatku bisa dipanggil dengan nama sendiri adalah sebuah cara untuk mengingatkan diriku bahwa aku masih ada, aku sebagai sebenar-benarnya aku. Bukan aku yang istrinya Pak Martin atau aku yang bundanya Ifaffan.
Kehilangan diri sendiri itu bisa jadi sangat membahayakan lo. Kita bisa jadi kurang percaya diri dan merasa tak jadi apa-apa ketika anak-anak semakin besar dan tak membutuhkan tangan kita untuk mengurusi mereka lagi. Sejatinya dengan menjaga agar diri sendiri tak hilang, kita akan jadi lebih mencintai diri sendiri. So, you deserve to have me time, moms. Go get it! Susah meluangkan waktu? Bisa baca tulisan lamaku tentang tips mencuri waktu untuk me time ya!
Kedua, Agar Tetap Waras
Selain agar tetap menjadi diri sendiri dan tak kehilangan jejak-jejak individual kita, me time buatku juga sarana untuk menjaga kewarasan. Ibu nggak boleh lelah, ibu nggak boleh sakit, ibu nggak boleh sedih… dan segala macam tuntutan tak tertulis lainnya bisa jadi menggerogoti jiwa setiap hari. Penting banget untuk menetralisir semua tuntutan-tuntutan tersebut agar nggak bikin hidup jadi mawut.
Tahu sendiri kan betapa mudahnya perempuan terkena virus baper? Terkadang bukan keinginan hati para perempuan untuk mudah baper. Bahkan perempuan yang jarang baper pun, ada kalanya bisa terkena baper ketika sudah terlalu capek, sudah terlalu lapar dan sudah terlalu terjebak rutinitas.
Untuk menghindarkan para perempuan dari kondisi-kondisi TERLALU tersebut, maka penting sekali adanya me time. Me time bukan sekedar kegiatan senang-senang yang bisa melalaikan kok. Me time juga bisa diisi dengan kegiatan penuh faedah yang bisa meningkatkan kualitas diri seorang ibu.
Dengan meningkatnya kualitas diri seorang ibu, maka akan meningkat pula kualitas anak-anaknya.
Jika kau ingin merusak sebuah generasi, rusaklah ibunya.
Pernah dengar kan kalimat tersebut? Karena benar adanya! Ketika ibu mulai terjebak rutinitas, lupa membahagiakan dirinya sendiri, lalu mulai jenuh, sedikit-sedikit marah dan perlahan mulai berubah menjadi “monster”… mengerikan bukan?
Bagus kalau sadar diri terkadang berubah jadi “monster”, berarti masih punya alarm dan setidaknya tahu cara mencegah menjadi “monster”. Yang bahaya kalau mereka tak pernah sadar dan tahu sesekali atau bahkan setiap hari sudah menjadi “monster”, mereka merasa bahwa hal-hal tersebut biasa saja dilakukan dalam proses pengasuhan anak-anak. Akhirnya kemudian dari para monster moms inilah lahir generasi monster berikutnya.
Tentu nggak mau kan kejadian seperti ini terus-terusan terjadi? Kita harus memutus mata rantainya agar stop di kita. Stop segala tuntutan tak tertulis yang bikin merusak jiwa.
Ibu boleh kok lelah, ibu boleh istirahat. Ibu boleh kok sakit, ibu bukan super woman. Ibu boleh kok bahagia, ibu kan juga manusia. Maka ibu, lakukan hal-hal yang kau sukai… agar kau tahu bahwa senyummu sangat berharga!
Apa me time kesukaan teman-teman? Kalau aku demen banget melakukan lima hobi ini. Lima hal ini benar-benar membuat mataku berbinar dan bisa mengembalikan stress level yang tadinya hampir ke angka 100 bisa turun ke angka 0. Yippiee…
Jadi, berhubung sekarang hampir jam malam… izinkan aku menyelesaikan tulisan ini, karena Crash Landing on You by Hyun Bin minta untuk dinikmati, wkwk. Happy having your me time, moms!
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript Writing 'Perempuan Menulis Bahagia'
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com