Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Masih dengan postingan flashback. Kali ini dalam rangka mendokumentasikan secara digital catatanku saat menghadiri Sekolah Ibu hari kelima yang diselenggarakan oleh Salimah Sendangmulyo pada bulan Ramadhan 1440 hijriyah. Narasumber di Sekolah Ibu hari kelima ini terlihat sangat familiar dari segi wajah dan suaranya. Mirip Aa Gym!
Ternyata oh ternyata, beliau adalah Aa Deda, yang tak lain dan tak bukan adalah adik kandung dari Aa Gym. Pantesan persiiis banget. Sayang, aku nggak ambil foto, hehe. Dalam kajian yang diadakan 11 Mei 2019 lalu, awalnya info yang diberikan kepada peserta Aa Deda akan menyampaikan tentang Mendampingi Anak dengan Cinta.
Namun saat hari H, beliau menyampaikan materi dengan tajuk Keluarga Bahagia dengan Bening Hati. Hmm, menarik kan?
Disampaikan oleh Aa Deda, jika kita bisa mengelola hati saat berumahtangga, maka seharusnya berkeluarga itu nikmat dan bisa menambah taat dan berlimpah manfaat. Bermanfaat di sini maksudnya;
- Produktif dan bisa menebarkan manfaat bagi ummat
- Lebih arif dan bijak dalam menyikapi masalah
- Lebih sabar
Nah, lo.. dicek silakan.. apakah rumah tangga kita sudah seperti itu? Jika belum, sepertinya harus simak materi dari Aa Deda dulu.
Pernikahan: Stres atau Bahagia?
Aa Deda menampilkan sebuah data mengenai alasan terjadinya konflik hingga berujung perceraian;
Perselingkuhan 50%
Ekonomi 24%
Bertengkar terus 16%
KDRT 7 %
Tidak memberi nafkah 3%
Konflik dalam rumah tangga biasanya mengalami fase 7P, diawali dengan tidak siap dengan perbedaan, lalu mulai timbul perselisihan, kemudian berkembang menjadi permusuhan, muncullah bibit-bibit pertengkaran hingga bisa terjadi adanya perusakan, yang kemudian berujung dengan perpisahan. Apakah selesai sampai di sini? Tidak.. perpisahan ternyata bukan akhir, biasanya muncul penyesalan yang semakin membuat stres.
Sejatinya bahagia itu diciptakan atau dicari? Kalau jawaban teman-teman dicari, ke manakah harus mencari kebahagiaan itu? Apakah lewat harta yang berlimpah? Nyatanya banyak pula orang yang berlimpah harta malah mengakhiri hidupnya, artinya mereka tak bahagia bukan?
Apakah kebahagiaan bisa didapat lewat obat penenang? Saat ini obat ini banyak dicari dengan alasan sering merasa khawatir terus-terusan, susah tidur dan galau. Dan pengguna obat penenang terbanyak adalah lelaki. Ya, ternyata banyak lelaki yang masuk RSJ, alasan terbesarnya karena perempuan! Nah loo…
Manusia itu memang sumbernya keinginan yang tidak pernah habis. Saat belum punya anak stres, setelah dikasih anak tambah stres. Sebelum punya suami stres ditanyai kapan kawin melulu, setelah punya suami tambah stres karena ternyata ngurusin suami nggak mudah. Belum lagi keinginan untuk mengikuti gaya hidup lingkungan di sekitar.
Jadi sebenarnya kenapa sih kita ini sering stres? Karena masalah yang kita hadapi melebihi ilmu yang kita miliki. Maka, tidak ada yang lebih menenangkan hati selain beribadah. Jika makan dan olahraga bisa menyehatkan tubuh, maka beribadah adalah sumber kesehatan batin kita.
Bagi orang beriman, sejatinya semua takdir Allah itu baik. Sebagaimana termaktub dalam HR Muslim;
Dari hadits di atas, maka bisa disimpulkan kalau kunci bahagia adalah;
1. Iman
2. Bersyukur
3. Sabar
5 Kiat Bahagia dalam Keluarga
Kunci utama untuk berbahagia sudah kita kantongi, namun nyatanya tidak mudah untuk mempraktekkannya dalam kehidupan berumah tangga. Jika yang 3 tadi masih kurang membuat kita bahagia, yuk kita coba membuka pintu kebahagiaan dengan lima kunci tambahan berikut ini:
1. Siap
Siap di sini artinya yaitu harus mau menerima kenyataan yang sesuai dan tidak sesuai harapan. Menerima yang sesuai harapan itu mudah, namun menerima kenyataan yang tak sesuai harapan? Jelas butuh latihan yang tidak instan.
Ketika kita merasa jengkel, sedih dan galau karena hal-hal yang tak sesuai harapan, boleh lo bicarakan hal ini untuk mencari solusi. Namun sesungguhnya berbicara yang bisa menguatkan mental itu hanyalah ketika kita bicara langsung pada Allah. Artinya, jangan curhat sembarangan, nanti bukannya dapat solusi malah tambah memperkeruh masalah. Tidak ada jalan keluar yang lebih baik selain jalan keluar dari Allah, maka jika ingin masalah cepat selesai, dekat-dekatilah Allah.
2. Ridho
Ciri-ciri ketika kita sudah memiliki sifat ridho ini adalah sabar dan tidak mengeluh. Wadidaw, kok berat ya ciri-cirinya? Baru kunci tambahan kedua saja sudah pengen mlipir rasanya…
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melatih ridho. Untuk bisa sukses menjalani ramadhan, butuh persiapan agar tidak terterkam. Begitu juga dalam berkeluarga, agar tidak mudah terjerat masalah, butuh ilmu dan persiapan dalam prosesnya.
Agar kita bisa memosisikan hati sehingga bisa benar-benar ridho, maka kita butuh latihan berulangkali, tidak ada yang instan. Kita harus mengenali dan memahami diri sendiri. Kita juga perlu:
a. Belajar
Belajar ini bisa dengan siapa saja, setiap orang bisa menjadi guru. Setiap kejadian akan menyisipkan ilmu dan setiap tempat sejatinya adalah ruang kelas.
b. Riyadhoh
c. Berlatih
d. Berdoa
Ada tahapan dalam doa; berdoa sendiri, mendoakan orang lain dan minta didoakan oleh orang lain.
3. Jangan Mempersulit Diri
Seringkali kita sudah tahu jalan keluarnya, tapi kita memilih untuk mempersulit diri sendiri. Akhirnya masalah yang seharusnya bisa cepat selesai, malah jadi semakin berputar-putar. Contoh mudah; ada yang kentut di sebuah ruangan, ya sudah terima saja. Daripada kita mengeluh, ngamuk, kepo siapa yang kentut, toh akhirnya kita tetap akan membaui kentut itu kan?
Contoh lain; suami naruh handuk basah di atas kasur, ya sudah ambil handuknya dan bawa ke tempat jemuran. Daripada kita mengeluh dan ngomel ribuan kali, toh pada akhirnya handuknya juga tetap kita yang bakal menjemur kan?
Sikapi masa lalu dengan tobat, hadapi masa depan dengan doa dan nikmati hari ini dengan sabar dan syukur.
4. Memperbanyak Evaluasi Diri
Jangan sibuk menyalahkan orang lain, karena yang ada kita akan semakin suntuk, jengkel dan nggak akan pernah selesai. Lebih baik kita fokus untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri sendiri.
Kita juga bisa banyak-banyak mengamalkan doa Nabi Adam dan Nabi Yunus berikut ini;
Jika kita merasa hidup selalu penuh masalah yang tiada habisnya, cek dulu shalat kita, ibadah-ibadah kita, lalu perbaiki shalat dan ibadah-ibadah kita tersebut. Yakinlah bahwa ujian itu sejatinya adalah penggugur dosa. Semakin iman kita bertambah, semakin banyak masalah yang muncul, hal itu karena Allah ingin tahu seberapa kuat keimanan kita.
Ingin suami bisa lebih perhatian, lebih saleh, dan lebih-lebih yang lainnya? Doakan pada Sang Pemilik Hati. Allah yang membolak-balikkan hati, Allah pula yang memberi hidayah. Sebagai manusia, kita hanya perlu menunjukkan ikhtiar terbaik agar Allah melihat usaha kita sehingga akhirnya Allah merasa doa dan ikhtiar kita pantas dikabulkan.
Sadarilah bahwa kita beribadah kepada Allah karena Allah telah memberi segala-galanya kepada kita. Begitu juga kenapa kita bershalawat kepada Rasulullah? Karena Rasulullah yang telah berjuang untuk Islam dengan sedemikian kerasnya.
5. Hanya Bersandar kepada Yang Maha Kuasa
Ada yang tahu doa saat keluar rumah? Mungkin kita sudah hafal di luar kepala, namun seringkali kita tidak benar-benar memahami maknanya. Doa tersebut merupakan bentuk kepasrahan dan ketawakalan kepada Allah, keyakinan kita padaNYA bahwa akan selalu dicukupkan.
Perlu kita yakini bahwa dalam hidup pasti akan selalu ada masalah. Allah yang memberi masalah, maka cukup minta pertolongan kepadaNya.
Masya Allah, materi yang disampaikan oleh Aa Deda memang sebuah pengingat yang dahsyat. Apalagi ketika beliau menutupnya dengan sebuah quote;
Banyak-banyaklah bersyukur agar 2AT; makin hari makin taAT, makin hari makin manfaAT.
Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di lain kesempatan.
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com