Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Setelah kemarin kita ngobrol-ngobrol tentang pentingnya ilmu berumah tangga, kali ini aku mau kembali melanjutkan obrolan seri rumah tangga ini dengan tips merawat cinta. Biar yang jomblo pengen segera ketemu jodoh, etdaah. Btw, jangan takut nikah muda ya, pals… yang terpenting siapkan diri dan mental dengan ilmu yang tepat. Pastinya niatkan untuk ibadah dan menggenapi separuh dien.
Ketika kita memasuki gerbang pernikahan… tahun pertama, kedua, ketiga… cinta yang awalnya menggebu-gebu perlahan mulai tak terlihat radarnya. Namun ada juga yang sejak awal garing, semakin usia pernikahan bertambah, garingnya pun nggak hilang-hilang. Waduuuh! Tapi begitulah seni menikah, kita harus pintar-pintar mengelola rasa cinta. Karena cintanya manusia itu nggak abadi, pals! Yang abadi cuma cinta Allah kepada hambaNya.
Beberapa waktu lalu, aku bergabung dengan sebuah WAG yang bertajuk “Merawat Cinta.” WAG ini dikelola oleh Adlil Umarat dan istrinya. WAG ini merupakan salah satu family project Pak Ading, begitu nama panggilan beliau, sebagai sarana membangun Indonesia strong from home. Sebagai praktisi dan fasilitator parenting class, Pak Ading menyadari ternyata banyak sekali yang belajar parenting, namun gagal mengaplikasikannya di rumah
Setelah dirunut, ternyata penyebabnya adalah belum kompaknya antara pasangan suami dan istri. Istrinya sudah siap mengaplikasikan ilmu, eh suaminya masih woles dan merasa nggak penting. Masih banyak suami yang belum sadar bahwa mengasuh anak bukan hanya tugas istri, tapi tugas bersama. Di samping sibuk mengurus anak, istri pun sibuk mengerjakan urusan domestik. Suami? Sedikit, yang benar-benar mau ikut turun tangan. Merasa semua pekerjaan domestik itu urusan perempuan. Walhasil, istri banyak kerjaan, capek dan lupa untuk mengurus suami.
Suami yang nggak mengerti betapa sibuknya istri seharian di rumah, hanya bisa mengomel dan mengkritisi. Akhirnya suami mulai mencari kenyamanan di luar, istri pun semakin sibuk dengan urusan rumah. Rumah tangga semakin nggak jelas.
Sementara itu, sang istri yang doyan belajar parenting, merasa sudah punya ilmu lebih dari suami, merasa kalau suaminya nggak bisa diajak bekerjasama dan nggak mau diajak kompak. Akhirnya, setelah join parenting class, bukannya keluarga tambah adem ayem, malah tambah panas.
Dari sini Pak Ading mendapat insight, bahwa sebelum memperbaiki pola asuh, hal terpenting yang harus dilakukan pertama kali adalah bagaimana menyatukan visi misi keluarga. Namun visi misi keluarga ini juga nggak akan dengan mudah terbangun, kalau rumah tangganya garing, cintanya entah ke mana, dan suami istri bersama hanya karena mengikuti alur.
Lalu dibuatlah kelas online bernama “Merawat Cinta” ini. Diharapkan setelah mengikuti kelas ini, pasangan suami istri bisa memiliki satu frekuensi. Dampaknya, pengasuhan terhadap anak jauh lebih mudah, lebih tenang, lebih berdaya. Jujur, waktu aku pertama kali masuk ke WAG ini, aku terkesima dan terkaget-kaget. Untuk merawat cinta hanya butuh melakukan hal-hal sederhana. Alhamdulillah hal-hal yang dibagikan oleh Pak Ading, termasuk hal-hal yang masih aku lakukan di rumah. Namun ternyata hal-hal sederhana, tidak biasa dilakukan oleh banyak orang. Saking tidak biasanya, bisa menjadi hal aneh dan malu untuk dipraktekkan.
Memang apa saja sih hal-hal sederhana itu? Sebelum aku bisikin, yuk kita belajar dulu tentang prinsip-prinsip dasar merawat cinta menurut Pak Ading.
5 Prinsip Dasar Merawat Cinta
Prinsip-prinsip dasar ini perlu diyakini, agar kegiatan merawat cinta itu begitu mudah dieksekusi. Ringan!
1. Memotong Ego
Saat menikah, kita harus siap memotong ego. Buang-buanglah AKU, karena yang ada harusnya KITA. Saat awal menikah, kita harus siap memotong ego 50%. Ketika punya anak satu, maka kita harus siap memotong ego menjadi 33%, dan seterusnya.
Kalau kita masih menggunakan ego AKU, itu artinya kita masih seumuran dengan anak-anak usia 2-4 tahun. Usia di mana fase egosentris muncul.
Pasangan yang tak mau saling memotong ego, maka pernikahannya akan penuh dengan konflik. Setiap hari berantem, berantem dan berantem. Sungguh tak nyaman, dan tentu saja akan berpengaruh pada perkembangan jiwa anak. Trust me, anak yang tumbuh dari orangtua yang terus berkonflik setiap hari sungguh tak sehat jiwanya. Because I was the kid, aku mengalaminya, dan itu melelahkan!
2. Mencintalah Tanpa Jika
Maknailah cinta sebagai kata kerja. Cinta itu membutuhkan tindakan. Cinta itu pembuktian dan bukan sekedar kata-kata. Selain itu cinta sejatinya tanpa prasyarat. Kalau kita masih suka bilang, “Soalnya suami nggak pernah ndengerin pendapatku sih..”, itu artinya cinta kita masih memakai syarat.
Kalau suami mendengarkan pendapat, kalau suami perhatian, kalau suami kasih uang belanja lebih, maka kita sayang suami. Tapi kalau suami sibuk sendiri sama game onlinenya, suami nggak mau bantu-bantu urus anak, suami pelit kasih uang belanja, ya suami nggak usah disayang. Mindset ini yang harus kita luruskan.
Ketika kita mencintai karena Allah, maka seharusnya tak ada prasyarat dalam mencinta. Kita mencinta pasangan karena berharap ridho dari Allah. Kita mencinta pasangan sebagai wujud ibadah kepadaNya.
3. Rumus Pernikahan; 10 % Kecocokan dan 90 % Penyesuaian
Tidak ada manusia yang benar-benar cocok! Maka jangan mencari pasangan yang benar-benar cocok 100 %. Suami dan istri lahir dari keluarga yang berbeda, dibesarkan dalam lingkungan berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda.. maka satu hal yang perlu digarisbawahi, maklumi dan terima perbedaan ini.
Ketika kita masih berkata, “Harusnya kamu begini..,” “Harusnya kamu begitu…,” berarti kita belum pada titik menerima perbedaan yang ada. So, terima perbedaan yang ada, dan jadikan perbedaan tersebut sebagai kunci untuk berkolaborasi.
4. Suami Istri=Rel Kereta Api
Suami istri itu sejatinya seperti rel kereta api. Rel itu ada di bagian kiri dan kanan. Sedangkan rumah tangga yang dibangun adalah keretanya. Jika nggak ada rel, kereta nggak akan bisa jalan sampai di akhir tujuan.
Yang namanya rel harus selalu ada di kanan dan kiri. Bayangkan kalau hanya ada rel sebelah kiri, pastinya kereta akan oleng kan? Begitu juga sebaliknya. Rumah tangga yang hanya bergantung pada suami atau istri saja akan oleng dan mudah goyah. Suami dan istri harus berperan sesuai porsinya. Hal ini pun berhubungan saat mengasuh anak. Jika anak hanya mendapat sentuhan dari ibunya saja, maka anak hanya mendapat sisi kelembutan, padahal anak juga butuh sisi ketegasan dari sang ayah untuk membentuk sosok yang berani dan bisa mengambil keputusan.
5. Api vs Air
Ketika sedang berkonflik, pastikan untuk memegang prinsip Api vs Air. Jika istri sedang marah, pastikan suami jangan ikut marah, tahan amarah dan jadilah air yang bisa mematikan “api” di jiwa istri. Begitu juga sebaliknya. Tentu rumah nggak akan nyaman to kalau setiap hari api bertemu api? Hawanya pasti panas dan siap membakar siapa saja yang ada di dalamnya.
Nah, itu tadi 5 prinsip dasar yang perlu kita yakini di dalam hati. Setiap kita menemukan masalah di dalam rumah tangga, sebelum mengambil tindakan, kembalikan dulu ke prinsip dasar ini. Selanjutnya setelah kita bisa menerima prinsip-prinsip tersebut, kini saatnya kita masuk ke langkah kunci apa yang bisa kita lakukan untuk merawat cinta dengan pasangan sah kita. Siap?
6 Langkah Kunci Merawat Cinta
1. Kelola Konflik dengan Tepat
Bicaralah baik-baik ketika ada masalah.
Ada 4 level resolusi konflik, mana yang biasa kita lakukan?
A. Pasif: biasa dilakukan oleh bayi. Setiap ada masalah hanya bisa diam, atau menangis. Jika kita setiap kali ada masalah, memilih melakukan hal ini, maka level kita dalam mengelola konflik masih seperti bayi.
B. Serangan fisik: ini adalah cara mengatasi konflik yang biasa dilakukan anak-anak berusia 2 -3 tahun. Kalau marah, ngamuk, melempar piring, dsb. Jika ada suami atau istri yang suka melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), maka itu artinya level dalam mengelola konflik masih setara sama anak balita.
C. Serangan verbal: biasa dipakai oleh anak 4-5 tahun. Ketika ada masalah, mereka suka ngomel tanpa henti. Lihatlah zaman now ketika banyak jempol-jempol beraksi membully artis, itu artinya cara mengelola konflik mereka masih setara dengan anak 4-5 tahun.
D. Bahasa: dipakai oleh anak 6 tahun ke atas. Ini adalah level mengelola konflik tertinggi. Untuk bisa mencapai level bahasa, bukan hanya anak yang harus dibiasakan dan dilatih. Orang dewasa pun jika tak pernah dilatih untuk berbicara baik-baik ketika ada masalah, bisa jadi tak akan pernah bisa mencapai level ini dalam mengelola konflik. Pastikan dalam berumah tangga, kita sudah ada di level ini agar masalah di rumah bisa diselesaikan dengan baik.
2. Desain Ulang Peran Istri dan Suami
Banyak suami istri menjalankan peran tanpa perencanaan. Sehingga kehidupan berjalan seperti air mengalir, lama-lama tugas suami istri menjadi tak kualitas. Pasangan jadi saling merasa tak puas. Oleh karenanya, kita perlu mendesain ulang peran istri dan suami. Salah satunya adalah dengan menemukan family mission alias misi keluarga dan kembali pada fitrah keayahbundaan. Seperti apa? Tunggu di postingan selanjutnya!
3. Hadirlah Secara Utuh di Rumah
Banyak dari kita yang gagal mengklasifikasi peran. Kita sering lupa peran sebagai istri, peran sebagai ibu saat di rumah. Malah kita asyik berperan sebagai online shopper, atau karyawan, masih asyik dengan gadget kita atau membawa kerjaan kantor ke rumah. Saat di rumah, ganti peran kita sebagai karyawan dan switch menjadi seorang ibu dan istri, sehingga kita bisa maksimal dalam membersamai keluarga.
Begitu juga suami, jangan bawa peran sebagai dokter, programmer atau direktur ke rumah. Saat di rumah kalian adalah suami dari istri, dan ayah dari anak-anak. Berperanlah dengan sesuai.
4. Temukan Bahasa Cinta
Kenapa sih kita sering nggak sinkron sama pasangan? Mungkin karena kita belum saling tahu bahasa cintanya. Nah, sekarang coba dulu deh lakukan tes sederhana untuk menemukan bahasa cinta kita dan pasangan, sehingga tahu bagaimana memenuhinya. Tes bisa dikerjakan di sini ya.
Jangan lupa ajak pasangan untuk melakukan tes ini juga ya. Setelah kita mengetahui apa bahasa cinta masing-masing, ikuti langkah-langkah berikut:
A. Jika pasangan mendapat skor tinggi di Words of Affirmation:
- Ekspresikan cinta kita secara emosional dengan menggunakan kata-kata yang "membangun," seperti pujian dan kata-kata ucapan terima kasih. Objek cinta bukanlah mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, tetapi melakukan sesuatu untuk kesejahteraan orang yang kita cintai. Itu fakta, bahwa ketika kita menerima kata-kata yang menguatkan, kita akan lebih termotivasi untuk melakukan balasan.
- Gunakan kata-kata penghiburan. Mereka yang memiliki bahasa cinta ini, biasanya senang diberi kata-kata dukungan. Kita harus belajar hal-hal apa yang penting bagi pasangan.
- Gunakan kata-kata kebaikan. Jika kita ingin semakin dekat denga pasangan, maka kita perlu tahu keinginan satu sama lain. Jika kita ingin saling mencintai, kita perlu tahu apa yang pasangan inginkan.
B. Jika pasangan mendapat skor tinggi dalam Quality Time:
- Kunci dalam waktu berkualitas adalah kebersamaan. Bukan hanya sekedar dekat, namun benar-benar melakukan hal-hal secara bersama-sama dan fokus, tanpa ada gangguan dari luar.
- Berlatih percakapan yang berkualitas. Kita perlu berlatih untuk mempertahankan kontak mata saat pasangan sedang berbicara. Dengarkan pasangan dan jangan lakukan hal lain pada saat yang bersamaan. Dengarkan perasaan dengan seksama, amati bahasa tubuhnya, dan sisihkan semua hal yang bisa mengganggu obrolan.
C. Jika pasangan mendapat nilai tinggi dalam Receiving Gifts:
- Berikan kehadiran fisik diri kita saat pasangan mengalami masa krisis. Hal ini bisa menjadi karunia yang paling kuat jika bahasa cinta pasangan adalah suka menerima hadiah.
- Hadiahkan pasangan sesuatu yang dibuat sendiri dari tangan kita, atau setidaknya kita yang mendesainnya. Buat mereka, yang terpenting bukan berapa banyak jumlah uang yang dihabiskan, tetapi ada sebuah proses terlibat! Semakin personal sebuah hadiah tersebut, semakin berharga buat mereka.
D. Jika pasangan mendapat skor tinggi dalam Acts of Service:
- Jika dulu di awal kita masih memiliki waktu untuk melayani apapun yang diinginkan pasangan, maka pertahankanlah hingga sampai kapan pun. Pelayanan adalah kunci membahagiakan orang-orang dengan bahasa cinta ini. Yang perlu diingat, permintaan bisa memberi arahan pada cinta, namun tuntutan bisa menghentikan aliran cinta
E. Jika pasangan mendapat skor tinggi di Physical Touch:
- Sentuhan fisik adalah cara yang sangat ampuh untuk mengomunikasikan cinta bagi mereka. Berpegangan tangan, mencium, merangkul, dan memberikan pijatan, serta hubungan seksual adalah cara berkomunikasi yang paling tepat. Semua hal tersebut akan membuat pasangan merasa aman di hati. Ingat, tidak ada yang lebih penting daripada merangkul pasangan yang memiliki bahasa cinta physical touch ketika ia mengalami masa krisis!
5. Luangkan Waktu Khusus Bersama Pasangan
Komit luangkan waktu minimal satu jam bersama pasangan. Kapan waktunya? Terserah teman-teman. Apakah setiap pagi setelah subuhan sambil ngeteh, atau malam hari setelah anak-anak tidur, atau dini hari setelah tahajud bersama. Pilih waktu yang tepat sesuai dengan ritme keluarga masing-masing.
Terus ngapain dalam satu jam itu? Apa saja! Yang terpenting adalah ngobrol! Ini adalah cara untuk merekatkan kembali bonding dan merawat kelekatan yang sudah ada. Saking sama-sama sibuknya, seringkali kita kelupaan ngobrol dengan pasangan. Hingga tanpa sadar, hubungan dengan pasangan menjadi garing. Maka mulailah ngobrol lagi. Ngobrol nggak harus hal yang berat-berat, bisa curhat masalah komunitas, suami bisa cerita tentang kondisi kantornya, dan sebagainya.
6. Puaskan 3 Kebutuhan Dasar Suami
Langkah kunci yang ini spesial untuk para istri ya; puaskan mata, perut dan kemaluan suami. Tiga hal ini penting banget untuk dijaga, karena di luar sana banyak ‘penggoda’. Jika tiga kebutuhan dasar ini telah terpenuhi di rumah, suami sudah nggak kepikiran untuk macam-macam.
Tips Memanjakan Suami
A. Memanjakan Mata Suami
Pensiunkan daster-daster, baik itu yang belel maupun yang mahal, tetap pensiunkan. Kasih orang. Gunakan "baju dinas aduhai" di kamar, dengan berbagai model. Contoh: lingerie. Pilih model yang bisa membuat suami ‘melek’. Jika suami nggak selera dengan lingerie, kita bisa pakai kaos super ketat atau hotpants saat di kamar bersama suami.
Pastikan selalu mandi dan wangi. Gunakan make up tipis saat menyambut suami pulang kerja. Kalau suami bertanya, “Tumben kok dandan?” Maka jawablah, "Mau memanjakan mata customer premium aku". Eaaa.
Tujuannya adalah agar mata suami puas, sehingga sudah nggak ada hasrat melihat perempuan lain, meski secantik apapun orang itu.
B. Memanjakan Perut
Pastikan suami kenyang sebelum berangkat kerja. Pastikan pula makanan sudah siap saat suami pulang kerja. Tidak harus selalu masak sendiri, sesuaikan dengan kebutuhan keluarga. Kita bisa pesan online atau beli di warteg sebelah rumah.
Yang terpenting, jaga agar suami tak kelaparan. Karena lapar bisa membuat suami seperti ‘singa.’
C. Memanjakan Kemaluan
Bicara manja ke suami dan lakukan sesering mungkin hal ini: "Kuras Sumur Suami" sebelum paksu keluar rumah. Lakukan mantra 3K alias “Kasih kasih kasih”.
Tujuannya adalah agar suami puas, sehingga sudah nggak ada hasrat dengan orang lain.
Tips Praktis Merawat Cinta
Selain berbagi tentang prinsip dasar dan langkah kunci merawat cinta, Pak Ading juga kerap berbagi tips-tips ringat terkait menjalin romantisme bersama pasangan. Dua diantaranya adalah:
A. Tatap Suami dan Doakan
Tatap suami selama 20 detik dari jarak dekat. Lalu ingat-ingat kebaikannya selama ini. Sampaikan doa terbaik kita untuk suami dalam menjalani hari meraih rezeki. Coba deh praktekkan seperti ini, “Aku izin tatap kamu 20 detik ya, Yank...aku mau berbagi energi positif."
Tutup dengan senyuman termanis, seolah-olah seperti barusan dikasih emas antam 500 gram. Selamat mencoba, lalu share apa respon suami ya.
B. Gunting Kuku Suami
Guntingkan kuku suami dan anak-anak. Kalau perlu lakukan menicure dan pedicure. Rutinkan tiap minggu dan rasakan curahan cinta dari anak dan pasangan setelah itu.
Jujur kalau ini aku belum pernah mraktekkin ke suami, aku lebih sering merawat wajah suami sambil bercandaan.
Oh ya buat teman-teman yang tertarik ikutan kelas online bersama Pak Ading, kebetulan Pak Ading lagi membuka batch #3 nih. Bisa untuk suami dan istri, kelasnya terpisah. Setelah ikut kelas ini, aku dan suami jadi lebih sering ngobrol lagi. Terus yang tadinya suka berasumsi ke suami, kini komunikasi jadi lebih enak dan ringan. Selain dikasih materi-materi, kita juga ada challenge hariannya, seru deh pokoknya. Yang tertarik, bisa cuzz isi form-nya di sini ya.
Itulah sedikit ilmu yang aku dapat dari grup Merawat Cinta bersama Pak Ading. Semoga bermanfaat untuk teman-teman yaa.
Cinta memang tak abadi, namun kita bisa terus menjaganya dengan memberikan usaha terbaik yang kita punya. Tidak mudah, namun juga tak sulit, sepanjang kita niatkan hanya untuk mencari ridho Allah SWT.
Terima kasih sudah mampir.
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Keren banget tulisan kakak engga Tahu mau Komen apa hehe justru kami banyak belajar dari dari tulisan kakak... semangat terus dalam menulis Dan menginspirasi 😍
ReplyDeleteSemangat..
ReplyDeleteWah bermanfaat banget nih Mbak tipsnya. Agar si suami bisa termanjakan hihi
ReplyDeleteKalau sudah berumah tangga itu memang nih ya biasanya masalah itu ada saja
ReplyDeleteWah ada kelasnya juga nih ya Mbak, keren banget. Pasti banyak sekali materi yang diberikan
ReplyDeleteTipsnya lengkap dan bermanfaat Mbak. Terima kasih.
ReplyDeleteRapi banget tulisannya dan super informatif.
ReplyDeleteMashaAllah 😍😍😍 bermanfaat sekali. Itukah pentingnya nyari ilmu dulu buat bekal nikah heheheh... Bdw, jombli jadi laper.... Eh baper😅😅
ReplyDeleteTerimakasih ilmunya mba.
ReplyDelete