Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
2019… Alhamdulillah masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menghela udara, semoga bisa menggunakan kesempatan yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya. Salah satu caranya yaitu dengan semakin semangat ngeblog!
Januari sudah memasuki hari kelima dan blogku baru tersentuh hari ini. Sebetulnya aku ada beberapa draft yang harus banget diposting di bulan ini, namun semuanya belum kelar.. duh. Di saat ngeblog mulai angot-angotan, dua hari lalu pas lagi instagram walking, aku menemukan postingan dari mbak @ainhy_edelweis. Seakan sentilan dari Allah untuk mengingatkan tentang niatku rajin ngeblog di tahun ini.
Finally, #ChallengAccepted! Meski aku merasa sedikit miris pada diri sendiri, kenapa semangat nulis hanya ketika ada challenge. Blogger macam apa iniih! Sebut saja aku blogger pencari challenge, hahaha. Blogging challenge yang diadakan mbak @ainhy_edelweis ini diselenggarakan selama 1 - 31 Januari 2019 dengan menggeber 10 tema. Kita bebas posting 10 tema tersebut selama masih di periode yang ditentukan.
Ada yang mau menerima tantangan dari mbak @ainhy_edelweis juga? Cuzzz yuk barengan!
Menyambut Tahun Baru
Aku termasuk yang tidak (lagi) merayakan tahun baru. Sudah beberapa tahun ini, aku biasa-biasa aja menyambut tahun baru masehi. Kalau zaman jahiliyah dulu, aku biasa menghabiskan malam tahun baru dengan begadang mantengin acara-acara musik di TV, jalan-jalan nggak jelas nungguin pesta kembang api, atau ngumpul bareng teman sambil bakar-bakaran jagung.
Semakin bertambah usia, aku merasa semua kegiatan itu unfaedah banget. Jadi sekarang ini aku memilih menyambut tahun baru dengan… biasa-biasa saja. Apalagi di akhir 2018 banyak banget bencana di negeri ini… yang paling nyesek itu pas 22 Desember 2018 ada tsunami di Selat Sunda… ya Allah.. semacam pertanda biar nggak aneh-aneh pas malam tahun baru. Fokus tafakur dan bersyukur masih bisa buka mata di tahun yang baru.
Sejak meninggalnya ibu di akhir tahun 2016, jujur hidupku rasanya hampa. Iya memang masih ada anak-anak dan suami, tapi berasa ada yang kurang dan hilang. Dan sejak saat itu aku kaya… mumi… rasanya kosong. Hidup ya hidup aja, punya resolusi, punya mimpi, tapi nggak ada greget buat menjalankan semuanya.
Bisa dibilang aku mulai asal-asalan hidupnya. Ibadah mulai kembali ke fase yang penting sholat, yang penting puasa, yang penting nutup aurat… apalagi urusan hidup lainnya. Bahkan kerjaan yang biasa bisa aku selesaikan dalam waktu sebulan saja sampai molor hingga tiga bulan, itu pun belum selesai! Aku bisa merasakan betapa jadi lebih mudah uring-uringan, bad mood, pokoknya nggak jelas banget lah. Bersyukur ada suami, anak-anak dan teman-teman positif sehingga aku nggak keluar jalur terlalu jauh.
Memasuki pertengahan 2018, aku dipertemukan dengan Pejuang Literasi (PL). Setelah sekian lama vakum ikut grup-grup kepenulisan. Akhirnya aku kembali bermuara di bidang yang memang membuatku menggelora. Sebenarnya aku tahu PL sudah cukup lama karena cuku sering ketemu dengan mbak founder-nya, Hessa Kartika. Apalagi setelah kami berada dalam payung yang sama di Komunitas Ibu Profesional Semarang dan sering gawe bareng.
Melalui PL, aku kembali menemukan gairah hidupku. Apalagi setelah ikut kelas mentoringnya, aku disentil habis-habisan mengenai NIAT! Memang di kelas tersebut yang disentil adalah agar para peserta mentoring meluruskan niat menulis untuk kembali lillahi ta’ala, bukan sekedar sebagai ajang cari duit, iseng atau malah ketenaran. Namun saat itu juga aku merasa tersentil untuk memperbaiki niat hidupku yang semakin kacau balau.
Beriringan dengan ikut PL, aku juga diamanahi menjadi fasilitator matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch #6, di sini aku juga berulangkali disentil tentang kehidupan. Bertemu dengan banyak perempuan dengan aneka background dan perjuangannya, aku malu.. Ya, malu jika hanya bisa jarkoni, isa ujar ora bisa nglakoni.
Meski aku akui sampai trimester akhir 2018 pun aku masih bagaikan setengah hidup setengah mati. Ujungnya, hampir semua target tidak terealisasi. Yang bikin nyesek adalah di saat aku hidup asal-asalan begini, aku merasakan betapa Allah menghujaniku dengan banyak nikmat yang luar biasa. Dikasih suami yang suabarnya ngepoll, anak-anak yang saben hari aja ada polahnya bikin emaknya ketawa, rezeki dari nulis alhamdulillah mengalir terus. Dengan segala nikmat yang masya Allah ini, aku seakan ditampar sama gusti Allah, hidup asal-asalan begini aja masih disayang bangeeeet. Kok ya kebangeten gitu kalau nggak segera move on.
Desember akhir, beberapa hasil belajarku bersama PL mulai terbit satu per satu. Di situ aku merasakan kembali greget. Aku mulai mengumpulkan remahan semangat yang tercecer. 2019 aku harus bangkit! Nggak boleh lagi ada semangat yang kendor. Good is not enough! Baik saja nggak cukup, harus selalu ada peningkatan.
Makanya untuk menggenjot semangatku, sejak awal tahun aku join beberapa challenge. Dari #30haribercerita, challenge ngeblog dari mbak @ainhy_edelweis ini, sampai memberanikan diri daftar grup hafalan al Quran, juga mengajukan diri jadi PJ untuk Parade 4 Tahunnya Gandjel Rel. Biar apa? Biar nggak ada waktu untuk leha-leha, nonton drakor berpuluh-puluh episode sampai lupa makan dan mandi, biar nggak ada lagi kerjaan yang keteter karena malas buka laptop, pokoknya biar bener lagi lah hidupnya.
Pokoknya #2019SemangatFullTank, fardhu ‘ain!
Menuju #2019SemangatFullTank
Biar nggak panas di awal lalu mbleret kemudian, aku sudah menyiapkan beberapa tips biar #2019SemangatFullTank terus berjalan sampai tahun-tahun berikutnya. Mau tahu?
1. Rajin-rajin tazkiyatun nafs. Pokoknya begitu ada alarm semangat mulai kendor, harus segera memperbaiki niat biar nggak keterusan.
2. Perbaiki ibadah. Hasil dari mengamati perilakuku dua tahunan ini, kualitas ibadah berbanding lurus dengan kualitas hidup kita. Jadi kalau mau memperbaiki semua lini kehidupan, ya mau nggak mau harus dimulai dari memperbaiki kualitas ibadah kita.
3. Mulai kembali menghadiri kajian-kajian ilmu. Dibandingkan pas awal-awal hijrah, intensitasku hadir kajian mulai berkurang. Nah aku mau mulai berburu kajian dan seminar-seminar lagi, biar ada self upgrading.
4. Memperbaiki time management. Manajemen waktu adalah kunci! Saat urusan mengatur waktu beres, maka semua urusan hidup insya Allah beres. PR banget untuk kembali menej waktu dengan lebih baik lagi.
5. Pasang poster yang menggugah semangat di depan mata. Kemarin di grup WA Gandjel Rel lagi bahas tentang umroh, duh keinginanku untuk bisa ke Rumah Allah semakin membesar. Makanya aku mau pasang poster Kakbah sebagai lecutan semangat. Selain poster kakbah, aku mau masang gambar mobil dan kolase buku-buku karyaku. Kenapa gambar mobil? Karena aku bosan kehujanan terus naik motor, wkwk. Boleh lah ya bercita-cita tahun ini bisa beli mobil, aamiin. Sedangkan kolase buku-buku karyaku sebagai penyemangat karena aku menargetkan tahun ini bisa terbit 25 antologi dan 3 buku solo. Bantu aamiinkan yang kenceng ya, pals. Dan jangan lupa dibeli bukunya… eh, yang ini masih buka PO lo? Mau?
6. Join challenge yang sesuai kebutuhan. Baik itu challenge menulis, atau challenge lainnya yang bisa menciptakan habit kebaikan, misal challenge membaca, challenge hafalan, dsb. Selain ikut challenge yang dibikin oleh orang lain, aku juga menantang diri sendiri dengan beberapa hal, seperti bikin jadwal posting blog secara rutin, bikin jadwal blogwalking, buat daftar membaca, dsb.
7. Buat jurnal syukur. Aku mulai kembali merajinkan untuk membuat jurnal syukur untuk mereview apa saja yang telah kulewati dalam sehari. Dan aku mewajibkan diriku untuk menulis tangan! Karena ternyata menulis tangan itu banyak banget manfaatnya. Nah ngomongin jurnal, buku agendaku mulai menipis, dan juga udah tahun baru biar fresh pengen beli agenda baru, terus aku ngepoin beberapa agenda kece dari Uprint.id, jadi mupeeng. Enaknya pilih desain yang mana ya?
Demikianlah usahaku untuk kembali greget hidup, greget berkarya, greget berbagi manfaat di tahun ini. Pokoknya #2019SemangatFullTank bakalan jadi taglineku tahun ini. Semoga tahun ini semakin berkah dan lancar semuanya. Doa yang sama untuk kalian, pals! Tahun baru, semangat harus terbarukan yaaa..
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Semoga apa yang diinginkan dapat segera terwujud bunda amin :)
ReplyDeleteSemoga di tahun 2019 menjadi lebih baik lagi :)
ReplyDeleteSemangat terus bunda :D
ReplyDeleteTerus berjuang bunda tetap semangat hehe
ReplyDeleteSemangat semangat hehe
ReplyDeleteTerimakasih mba marita sudah membakar semangat saya juga 😚semoga apa yang mba marita cita2kan semua berhasil.aamiin.
ReplyDeleteAlfatihah untuk ibunya yah mba �� memang ada titik di mana semua yg direncanakan berantakan, dlu juga di tahun 2017 smua yg sy agendakan gk terealisasi, bhkn mrsa hampa banget,, alhamdulillah akhr 2018 sy bangkit kembali, eh kok sy malah curhat ��
ReplyDeleteHappy Blogging mba, smga smngt selalu ��
Semangat mba.. semoga dimudahkan dalam merealisasikan harapannya. Aamiin
ReplyDelete