Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Senang sekali karena masih diberi kesempatan untuk bisa kembali menyapa sahabat-sahabat Marita’s Palace. Kali ini aku mau bercerita tentang pengalamanku belajar decoupage. Tahu dong ya decoupage? Sebuah seni kerajinan tangan yang lagi ngehits banget, terutama untuk yang demen sama hal-hal vintage, shabby chic dan rustic.
Aku sendiri suka melihat teman-teman yang pintar membuat decoupage. Apalagi melihat hasil jadinya, cantik-cantik… terus membayangkan kalau rumahku juga bisa tertata dengan sedemikian cute-nya. Saat asyiknya membayangkan a cute shabby chic house, tiba-tiba terbayang pula Affan yang super aktif dan kepo mengambil semua hiasan cantik itu, dan lenyaplah bayangan tentang rumah cute dan sweet tersebut, wkwkkw.
Baiklaaaah, nikmati saja semua kehebohan Affan yang sedang dalam masa selalu ingin tahu hal-hal baru, dari manjat rak hingga sebentar lagi dinding juga bakal dipanjat keknya. Bisa melihat semua barang di rumah rapi dan terletak di tempatnya saja sudah istimewaaah. Bahkan saat beberapa waktu lalu akhirnya dapat kesempatan untuk belajar decoupage, aku pun harus berjibaku dengan Affan yang ingin ikut bebikinan. Segala hal dipegangnya dari kuas, cat, veneeer… alhamdulillah… dengan segala kerempongan tersebut, jadilah decoupage pertamaku. Seperti apa? Nanti dulu dong.
Apa itu Decoupage?
Meski tertarik dengan decoupage, aku memang selama ini sebatas suka melihat saja hasil jadi bebikinan teman-teman yang banyak di share di sosial media. bukan apa-apa... takut ntar nyobain terus seneng, pengen nyoba lagi dan lagi, ntar kerjaan yang sudah ada jadi nggak kepegang. Hedeh, ngeles. Wkwk.
bagus yaks? Bukan bikinanku ini, nyomot di pinterest :D |
Aslinya aku kepo sama decoupage, botol yang tadinya biasa saja kenapa bisa berubah jadi cantik banget, atau malah kalau yang sudah expert, semua benda di rumahnya bisa disulap menjadi extraordinary dengan decoupage. Ada yang pintu rumah jadi penuh bunga-bunga, bahkan wadah beras pun bisa jadi so shabby chic. Itu benernya diapain? Meski sekepo itu, entah kenapa saat itu aku belum ada keinginan untuk googling. Yah, prinsip MENARIK TAPI TAK TERTARIK harus ditegakkan, biar nggak nyebur dan nemplok ke sana ke sini, sampai yang utama jadi lupa, hehe.
Akhirnya semua rasa ingin tahu itu terjawab sudah saat kopdar bareng kelas matrikulasi SSJP Jateng 1 pada hari Minggu, 23 September 2018. Masih ingat kan ceritaku tentang SSJP?
Baca juga: SSJP Jateng 1 Membangunkan Tidur Panjangku
Nggak terasa sudah hampir tiga bulan aku menemani SSJP ladies di kelas matrikulasi, tentunya keinginan untuk saling bertemu muka di dunia nyata semakin menjadi. Setelah beberapa kali diskusi, akhirnya diputuskanlah tanggal 23 September yang lalu sebagai kopdar pertama kami. Ya, meski nggak semua bisa hadir, karena nggak semua SSJP ladies berdomisili di Semarang, alhamdulillah tetap seru dan ceria.
Saat itu kami tidak mau kopdar pertama kami hanya sekedar ketemuan, ngobrol-ngobrol, makan-makan lalu pulang. Pengennya ada kesan yang tak terlupakan dari kopdar tersebut, ada sesuatu yang bisa dibawa pulang dan memperkaya wawasan kami. Alhamdulillah Cik Verena Ika, salah satu SSJP ladies bersedia bagi-bagi ilmunya tentang decoupage. Nggak cuma itu, beliau juga menyediakan tempat kopdar bagi kami. Makasih banget laaah buat Cik Ve, kopdar kemarin jadi semakin kece.
ini lo yang namanya Cik Ve |
Buat yang pertama kali belajar decoupage sepertiku, rasanya deg-degan banget begitu melihat bahan-bahan yang sudah disediakan. Bisa nggak ya, apalagi aku tuh udah lama nggak berdekatan dengan hal-hal yang berhubungan sama kerajinan tangan begini… eh masih sih, cuma beda… kerajinan tanganku ngetik pakai 11 jari di laptop… hehe. Untungnya Cik Ve ngajarinnya telaten dan pakai bahasa simple yang mudah dipahami, jadi gampang nyantol deh.
Kata Cik Ve, basically decoupage itu seni menggunting dan menempel, kaya kita jaman bocah dulu lo. Atau kalau punya anak yang masih duduk di PAUD, pasti pernah kan menemani mereka beraktivitas menggunting dan menempel? Cuma decoupage pastinya lebih artistic dan menantang. Karena hasil yang dituju dari decoupage ini adalah memberikan efek manipulasi, sehingga kesannya gambarnya itu nggak digunting dan ditempel, tapi dilukis. Terbukti saat aku share soal decoupage di status whatsapp, pada banyak yang bilang, “pengen belajar tapi nggak bisa nggambar.” Yeyeye, ketipu kan? Kata decoupage sendiri diambil dari bahasa Perancis, découper, artinya memotong.
Media untuk menempel bisa macam-macam, boleh telenan kayu, mangkuk keramik, botol bekas sirup, piring, pintu, ataupun tas anyaman. Sementara yang ditempel sendiri sebenarnya berupa napkin paper alias kertas tisu makan yang bermotif. Dari hasil googling, tisu ini biasa disebut dengan Servietten. Bentuknya memang sedikit berbeda dengan tisu makan yang kebanyakan kita gunakan. Nah, tantangannya tuh di sini, bagaimana caranya menempelkan kertas tisu yang tipis banget ke atas media yang diinginkan agar tetap rapi dan nggak sobek. Butuh ketelitian dan kesabaran! Wah, ini pas banget sebenarnya buat aku belajar sabar.
Cuma kemarin saat kopdar karena banyak yang benar-benar belajar dari nol, kami diajarin dulu pakai kertas. Biar nggak nangis bombay kalau gagal, hihi. Kalau pakai kertas dijamin lah nggak gagal. At least, saat belajar decoupage pertama kali, kita tahu dulu dasar-dasarnya decoupage apa. Jadi kalau mau bebikinan lagi udah nggak bingung langkah-langkahnya. Oya kalaupun nggak nemu napkin paper, boleh kok kita ngeprint sendiri di kertas, tapi Cik Ve bilang kalau bisa kertasnya yang tipis dan printnya pakai digital printing biar gambarnya awet.
Media yang ditempel dengan gambar-gambar cantik di sesi belajar decoupage saat kopdar SSJP yaitu telenan kayu. Prosesnya menurutku sih nggak terlalu ribet, aku masih bisa menikmati dan cukup bikin tertarik mencoba lagi di rumah, meski hampir sebulan berlalu belum bikin lagi juga, hehe. Sebelum memulai proses decoupage, siapkan dulu bahan-bahannya; media yang akan ditempel, kuas, cat tembok water based, tisu makan/ kertas bergambar yang akan ditempel, gunting, lem putih, cat akrilik untuk dry base (optional), dan vernis.
telenan, gambar yang mo ditempel dan kuas |
ini pritilan lainnya; cat, kuas, lem putih |
Ini nih proses decoupage yang aku jalani saat itu:
1. Awalnya telenan dicat dulu, ini optional ya, kalau mau pakai warna asli telenan juga boleh sih. Oya, kalau pakai kuas baru, jangan lupa kuasnya dibasahi dulu pakai air biar nggak kaku ya, pals.
2. Setelah cat mengering, lapisi dry base dengan cat akrilik untuk memberi aksen vintage or rustic (sesuai selera). Disesuaikan juga dengan motif gambar yang akan ditempel. Saat itu aku memilih warna silver untuk aksen dry base nya. Meski terlihat sederhana, kalau mengoles catnya terlalu tebal, hasilnya bisa kurang bagus. Padahal kalau lihat Cik Ve mengoles dry base kayanya enak banget, begitu nyoba, aaah nggak semudah itu srat sret nya.
Cik Ve lagi ngajarin cara ngecat dry base |
3. Setelah cat dry base kering, saatnya menempelkan gambar yang udah disiapkan. Sebelumnya gambar yang mau ditempel sudah dipotong sesuai selera dan kebutuhan ya. Gambar ditempelkan ke atas telenan menggunakan lem putih. Meski terkesan sepele, proses menempel ini butuh ketelitian dan kerapian, pals. Kalau nggak rapi, lem yang kita oleskan nggak rata dan ada udara yang masuk, saat ditempel ke telenan, gambar bisa terlihat kaya jalan yang ada polisi tidurnya, hehe… nggak mulus gitu deh.
proses melapisi dengan vernis |
4. Setelah gambar selesai ditempel dengan rapi, dan lem sudah mengering. Saatnya finishing… Caranya telenan divernis dulu menggunakan cat khusus vernis decoupage. Fungsinya agar gambar terlihat menyatu dengan media dasarannya, biar dapat kesan seperti dilukis itu lo. Terus beri tali di bagian telenan untuk aksen yang lebih kece. Jadi deeeh…. This is it, my first decoupage… not bad lah ya, pals? Ngayem-ngayemi diri sendiri, wkwk.
udah ditempel di dinding dapur |
Komentar pak suami pas lihat decoupage pertamaku, “bagus tuh Bun… lain kali kulkasnya didecoupage aja bun, biar cantik tanpa perlu beli kulkas baru.” Doeng doeng. Tapi boleh juga idenya tuh… pertanyaannya kapan ya bikinnya, hehe.
Btw, kalau mau beli napkin paper or printilan kebutuhan decoupage bisa lo ke cik @verena.ika, lucu2 napkinnya. Cik Ve ini juga ownernya @pigura_deframe, aih frame nya bikin pengen hias-hias rumah.. mupengin banget.
Alhamdulillah kopdar perdana bersama SSJP ladies yang diisi dengan sesi belajar decoupage saat itu berlangsung lancar dan menyenangkan, semoga bisa ketemu lagi di lain kesempatan ya anak-anak emak. Pastinya semoga bisa menyelenggarakan wisuda offline yang didambakan dan dihadiri oleh semua SSJP ladies, aaamiin. Sampai jumpa di postingan berikutnya, pals.
SSJP ladies dan hasil karyanya... |
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
1 comment
Terima kasih sudah berkunjung, pals. Ditunggu komentarnya .... tapi jangan ninggalin link hidup ya.. :)
Salam,
maritaningtyas.com
Salam,
maritaningtyas.com
Mbk kl decoupage di pintu bisa apa tidak, yg nota bene pintu pakainya cat kayu, bukan cat tembok yg berbasis air. Mksh mbk, smg sukses sll
ReplyDelete