Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Sudah baca pengalamanku saat menghadiri Workshop Daur Ulang Sampah Rumah Tangga? Buat yang suka craft, di postingan tersebut aku juga sudah menyisipkan cara membuat dompet koin yang cantik dari bekas kardus susu lo, siapa tahu mau bikin sendiri di rumah.
Saat aku tahu hari Kamis, 22 Maret 2018 yang lalu ada event, aku sekaligus minta ijin ke suami untuk me time sekalian. Mumpung Affan dititipkan ke daycare dan Ifa ikut ayahnya kerja sepulang sekolah, sekalian aja lah ya me time-nya dipuas-puasin. Jarang-jarang bo emak bisa keluar sendirian tanpa ‘ekor’nya.
Sebagai perempuan tulen yang maniak dipijat, sebulan tanpa pijat itu rasanya badan kaya dipukulin orang sekampung (emang pernah bu?). That’s why aku selalu spend one day untuk melakukan perawatan pijat biar bisa melemaskan otot-otot dan relaksasi tubuh serta pikiran. Namun berhubung waktu yang terbatas, biasanya aku lebih suka memanggil terapis ke rumah.
Berbeda dengan biasanya, kali ini aku ingin merasakan suasana yang lain. Pijat di rumah sih enak, nggak perlu repot ke mana-mana, terapis sudah langsung datang ke rumah. Namun sisi minus-nya menurutku, aku nggak benar-benar bisa me time. Baru asyik pijat, tiba-tiba Ifa datang… “bun, aku mau begini…” Belum juga Ifa kelar mengutarakan permintaannya, Affan sudah nyelonong naik ke tubuhku langsung nyerobot minta nenen. Eaaaa….
Jadilah hari itu mumpung dapat ijin keluar rumah, aku cuzz sekalian ke Sanasya Spa & Salon Muslimah. Dari dulu aku sudah pengen banget bisa merasakan perawatan di tempat ini, apalagi kalau lagi jalan ke Java Mall pas melewati counter Sanasya…. Iih rasanya pengen mampir. Warna ungu dan putihnya menggoda banget deh. Alhamdulillah, akhirnya keinginan itu bisa kesampaian juga.
Saat ijinku sudah di-acc sama pak suami, aku langsung reservasi ke customer service-nya Sanasya satu hari sebelumnya. Aku minta perawatan dimulai bakda luhur, sekitar jam setengah satu siang. Awalnya aku bingung mau perawatan apa ya di Sanasya, rasanya pengen coba semuanya, tapi kan ya ngitung budget dulu bu… kalau kalap, bisa-bisa besok nggak makan, hehe.
Sembari memperkirakan waktu yang dibutuhkan, akhirnya aku memilih treatment creambath, foot spa dan ear candle. Pengen sih ambil spa sekalian, tapi aku pikir pasti lama banget, ntar anak-anak dan suami kangen kalau aku perginya kelamaan… hihi, GR bo!
Selain masalah waktu, aku memilih tiga jenis treatment tersebut karena aku memang lagi bad hair day, telinga juga rasanya penuh hingga berasa sering mengganggu pendengaran dan kaki pegel-pegel banget. Maklum dua mingguan ini sok-sokan ikut aerobic gitu, baru masa-masa adaptasi, jadinya kaki berasa njarem deh.
Kalau teman-teman pengen tahu perawatan apa saja yang bisa dilakukan di Sanasya, berikut ini daftarnya silakan dilihat-lihat dulu.
Cuci Mata di Sanasya Spa & Salon Muslimah
Alhamdulillah sekitar hampir jam setengah satu siang aku sudah sampai di Sanasya. Buat yang nggak ngeh, pasti dikira Sanasya ini hanya hijab store alias butik busana muslim saja. Ya, di bagian depan Sanasya memang dipergunakan sebagai butik busana muslim.
Disambut dengan kerudung dan gamis penuh warna, apalagi diberi tahu sama mbak-mbak yang jaga kalau sedang ada diskon 50 % untuk beberapa item gamis, tiba-tiba kepikiran “apa treatment-nya besok-besok aja ya…. kayanya beli gamis lebih kece.” Untung akhirnya bisa juga menepis bisikan setan tersebut dan kembali meluruskan niat awal kenapa ke Sanasya.
Sebelum-sebelumnya saat aku melewati Sanasya, aku sering berpikir saat melihat tulisan di depan counternya, “hijab store, spa & salon… lah kecil begini terus spa & salon-nya di mana ya?” Akhirnya rasa penasaranku terjawab sudah hari itu. Ternyata di belakang pintu yang memisahkan antara butik dan area salon, terpampang nyatalah ruangan yang cukup luas.
Interiornya cantik dengan dominasi ungu dan putih, wanginya enak, pegawai dan terapisnya ramah-ramah. Nyaman… itu hal pertama yang aku rasakan ketika memasuki Sanasya. Berasa di rumah sendiri. Mbak Hidayah alias mbak Aya, terapis yang memanjakan diriku hari itu, mempersilakanku untuk berganti baju terlebih dahulu. Aku pikir nggak perlu ganti baju kalau nggak spa, ternyata tetep kudu ganti baju bo.
Sebelum ganti baju aku sempat lihat-lihat dulu ke sekeliling ruangan. Ada ruang khusus pijat, tempat ini khusus untuk melakukan spa, body masker, ear candle, totok wajah dan sauna. Terdiri dari tiga bed yang setiap bed-nya dipisahkan dengan korden yang full circle. Jadi kalau kita pas perawatan bareng orang lain, privacy tetap terjaga.
Lalu di bagian tengah, ada ruang kecil untuk berganti pakaian, juga ada beberapa kursi dengan cermin di depannya. Biasanya ruangan ini dipergunakan untuk melakukan treatment creambath, hair mask, foot spa, manicure, pedicure dan make up. Sementara di ujung kiri, ada tempat untuk melakukan cuci rambut.
Oya, tentu saja tersedia kamar mandi ya di sini. Dan kita juga nggak perlu khawatir meninggalkan sholat di tengah asyiknya perawatan tubuh, karena Sanasya menyediakan mukena-mukena yang bersih dan tempat untuk sholat dengan nyaman. So, ibadah lancar, perawatan tubuh pun tetap jalan.
Aku sudah buat video singkat saat aku di Sanasya, disimak dulu yuk, biar tahu seperti apa tempatnya dan bagaimana asyiknya perawatan di sana.
Saatnya Mulai Perawatan di Sanasya Spa & Salon Muslimah
Setelah puas melihat-lihat ruangan, aku pun berganti baju dan siap dimanjakan oleh Mbak Aya. Menurut terawangan talent’s mapping, bakat winning others over-ku lemah, jadi kalau ketemu orang yang nggak banyak omong, biasanya aku juga cenderung tidak akan memulai obrolan. Alhamdulillah mbak Aya pintar memulai obrolan, jadilah selama perawatan aku nggak canggung ngobrol sama doi.
Obrolan semakin hangat setelah mbak Aya bertanya, “masih kuliah atau sudah kerja mbak?” Uhuuuy… rasanya selangit. Saat kemudian aku bilang “aku sudah nikah mbak, sudah punya anak dua.” Mbak Aya takjub, “masa sih? Kaya masih mahasiswa lo.” Wallpaper bunga-bunga di Sanasya sepertinya menggambarkan suasana hatiku saat itu, hihi. Hari itu rasanya dibuat heppi terus deh, pas lagi kumpul sama teman-teman blogger dibilang tambah langsing, eh sekarang sama mbak Aya dikira masih mahasiswa. Aku langsung pengen ngaca terus, wkwk.
Saat aku cerita sama suami tentang hal ini, komennya nggak enak banget deh, “basa-basi doang tuh, bun.” Aah, doi mah nggak ngerti nyenengin perempuan sesederhana itu. Basa-basi atau tidak itu nggak penting, hehe. Cukup dibilang langsing dan awet muda, kaya dapat durian runtuh… sakit dong bo!
Sambil terus menjalani proses treatment yang aku pilih, aku dan mbak Aya masih asyik ngobrol. Dari obrolan tersebut aku jadi tahu kalau Sanasya ternyata sudah ada sejak tahun 2013. Ada tiga shift jadwal untuk para terapisnya. Aku juga sempat bertanya apakah boleh saat reservasi kita memilih terapis yang akan menangani. Mbak Aya mengatakan, “boleh saja mbak, asal terapisnya pas ada jadwalnya dan belum menangani customer lain.”
Siiip deh, soalnya aku jatuh cinta sama pijatannya mbak Aya.. enak bangeeet, pas di aku. Mantap!
Ear Candle
Perawatan pertama yang aku lakukan yaitu ear candle. Aku dari dulu pengen banget merasakan treatment ini, tapi takut, hihi. Akhirnya hari itu aku beranikan diri juga. Aku dipersilakan untuk tiduran di tempat tidur yang disediakan. Setelah siap, mbak Aya mulai memijatku di daerah belakang telinga, leher hingga punggung bagian atas.
Sembari dipijat, di telingaku diberi lilin terapi yang dibakar, aku nggak ngerti kaya gimana, karena kaca mata aku lepas jadi nggak kelihatan, hehe. Rasanya hangat, nggak panas dan nggak sakit. Setelah satu sisi selesai, gantian sisi lainnya.
ilustrasi ear candle |
Ternyata proses kerja ear candle begini lo, pals. Lilin yang dibakar akan menghasilkan asap hangat. Asap tersebut masuk ke dalam rongga telinga. Asap akan mencari jalan keluar melalui lubang batang ear candle. Aliran udara dan tekanan di dalam telinga akan mendorong kotoran yang menempel di rongga telinga keluar dan terangkat perlahan.
Btw, lilinnya nggak asal lilin lo ya. Ini lilin terapi khusus alias ear wax. Aku baru tahu kalau ear wax punya berbagai variasi. Beda warna, beda aroma, beda fungsinya lo. Misal ear wax dengan warna coklat biasanya beraroma kopi, fungsinya untuk menjaga kelenturan, terhindar dari penyakit insomnia, dan menenangkan pikiran. Masih ada lagi warna lain seperti biru, jingga, ungu dan pink. Tentu saja tiap macamnya punya fungsi berbeda.
Ada banyak manfaat lo dari ear candle. Selain membersihkan kotoran yang menyumbat telinga, ternyata ear candle juga bisa mencegah gejala vertigo, infeksi saluran THT, terhindar dari insomnia dan mengobati sinusitis. Semua manfaat tersebut didapat karena proses ear candle membuat aliran darah di kepala dan sirkulasi oksigen menjadi lancar. Selain itu aroma terapi yang dihasilkan dari pembakaran lilin bisa membantu kita untuk menenangkan pikiran dan mendapatkan perasaan rileks.
di sinilah aku mendapat treatment ear candle |
Meski masih banyak pro dan kontra mengenai treatment ear candle ini, aku ambil jalan tengah saja. Kalau ragu-ragu, jangan lakukan. Tentu saja kalau mau melakukan treatment ini, hindari melakukannya dengan orang yang tak punya skill dan pengalaman. Harus dilakukan oleh terapis yang berpengalaman sehingga kecelakaan saat treatment bisa dihindari. Contohnya di Sanasya, karena sebelum turun ke lapangan, para terapis sudah mendapat pembekalan dan pelatihan yang memadai terlebih dahulu.
Proses ear candle di Sanasya memakan waktu sekitar 25 menit. Biasanya sambil ear candle sekalian lanjut dengan facial atau totok wajah, tapi aku nggak ambil treatment tersebut. Kapan-kapan mau nyobain dua treatment itu aah.
Traditional Creambath
Setelah proses ear candle selesai, aku diminta mbak Aya untuk menuju ke ruang cuci rambut. Yup, sebelum creambath, rambutku harus dicuci dulu biar bersih. Aku paling seneng deh kalau ke salon terus dicuciin rambutnya, hehe. Rasanya enteng banget, apalagi sambil dipijat-pijat kepalanya. Rileks dan tenang.
Saat aku bilang mau creambath, mbak Aya tanya mau traditional creambath atau hair mask. Berhubung aku nggak paham bedanya, sebelum memilih aku bertanya dulu ke mbak Aya perbedaan dari kedua treatment tersebut.
creambath dulu ya.... |
Traditional Creambath biasa dilakukan untuk rambut yang tidak banyak masalah. Sementara hair mask cocok untuk yang rambutnya sering banget rontok atau yang rambutnya sering diwarnai. Selain itu kalau traditional creambath tidak disertai dengan perawatan back massage.Setelah mendapat penjelasan tersebut, aku memilih yang traditional creambath saja. Toh dua-duanya sama-sama berguna untuk menyehatkan rambut, menghaluskan dan mencegah kerusakan rambut.
Proses pencucian rambut dan pemijatan kepala sesi pertama usai, aku diminta untuk duduk di kursi yang disediakan. Rambutku dikeringkan pakai handuk lalu diolesi krim ginseng dengan merata oleh Mbak Aya. Aku memilih ginseng karena fungsinya untuk menguatkan akar rambut. Maklum rambutku sering berada dalam kondisi tertutup, jadi sering lembab. Biar kuat dan nggak gampang rontok, krim ginseng yang paling cucok deh.
Setelah itu, kepalaku ditutup dengan handuk hangat. Didiamkan selama kurang lebih satu jam. Sembari menunggu, mbak Aya memberikan pijatan di area leher, punggung hingga tangan. Enaknyaa. Jadi paham kenapa tetap harus ganti baju, hehe.
Satu jam kemudian, rambutku dibilas dan dikeringkan pakai hair dryer. Mbak Aya menawarkan apa aku mau menambahkan vitamin atau serum seharga Rp. 20.000,-. Aku memilih nggak nambah apa-apa. Lha wong begini saja rambutku rasanya sudah enteng dan segar. Bye-bye bad hair day.
Btw, wangi ginsengnya awet banget lo. Bahkan sampai hampir seminggu masih nempel wangi dan entengnya di rambut, padahal aku sudah keramas lagi di rumah. Jadi nagih creambath di Sanasya lagi kalau begini.
Foot Spa
Di sela-sela proses creambath, sembari menunggu krim yang dioleskan di rambut meresap. Mbak Aya melanjutkan proses treatment dengan foot spa. Pertama-tama, kakiku direndam menggunakan air busa yang dicampur garam. Rasanya semriwing seperti digigit semut. Fungsinya untuk merilekskan otot-otot kaki yang tegang.
Setelah ototnya rileks, kakiku diangkat lalu dirapikan kukunya alias pedicure. Seumur-umur baru kali ini aku merasakan pedicure lo. Ternyata enak ya… Kuku kakiku dipotong hingga rapi. Selama ini aku kalau motong kuku suka asal-asalan, sama mbak Aya potongannya jadi rapi dan enak dilihat, hehe.
Setelah kuku dipotong, kakiku dipijat. Pegal-pegal dan otot yang njarem lenyap seketika. Proses pemijatan dilanjutkan dengan scrubbing. Gunanya untuk membersihkan sel kulit mati di daerah kaki. Sekali-kali kaki perlu lah ya dimanjakan. Berat lo jadi kaki, mengangkat beban tubuh, nganterin kita ke mana-mana, kamu nggak akan kuat… halah terdilan juga akhirnya.
Sambil nunggu proses scrubbing, mbak Aya melanjutkan proses pembilasan dan pengeringan rambut. Lalu lanjut mengangkat scrub di kaki, dibersihkan dengan air hangat lalu kemudian dioles masker. Setelah itu dilanjut dengan diberikan body lotion. Hmmm, wangiiii dan lembuut. Kaki juga terlihat lebih cerah. Apalagi aku yang jarang banget memakai body lotion, seneng banget ini pasti si kaki.
peralatan perawatan kaki |
Proses terakhir di treatment foot spa yaitu kuku diberi krim kutikula, lalu digosok dengan alat khusus sampai kinclong. Kemudian disemprot spray khusus kuku, hasilnya…. Wow, nggak kalah sama kukunya Syahrini deeh… cantik cantik cantiiiik. Bahkan sampai aku bikin postingan ini saja, kuku kakiku masih kinclong dan lembut banget. Kasihan ini kuku tanganku pasti cemburu, next time kita manicure kamu ya sayangku…
Btw, proses foot spa membutuhkan waktu kurang lebih 30 – 45 menit. Jadi kalau ditotal, waktu yang aku butuhkan untuk ear candle + creambath + foot spa sekitar dua jam lebih dikit. Lumayan lama ya, tapi lebih singkat dari spa treatment. Kalau ambil spa bisa sampai tiga jam mungkin.
Di Sanasya Spa & Salon muslimah, kita bisa mendaftar menjadi member dengan membayar Rp 50.000, -. Beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan setelah menjadi member yaitu mendapat diskon 10 % untuk perawatan tertentu setiap hari Senin. Selain itu juga ada diskon 50 % di hari ulang tahun kita… waaah mantap ya? Pas ultah bisa perawatan seluruh tubuh nih di Sanasya.
Oya, setiap melakukan perawatan di Sanasya, kita akan mendapatkan kartu perawatan. Kartu ini gratis kok. Jadi meski belum mendaftar menjadi member, kita tetap bisa mendapat kartu ini. Kartu ini berfungsi untuk mencatat poin yang kita dapat. Setiap satu perawatan yang kita lakukan, kita akan mendapat satu poin. Karena aku hari itu melakukan tiga perawatan, aku langsung dapat tiga poin.. asyik. Kumpulkan sampai 10 poin, nanti kita bisa mendapat free treatment ratus/ ear candle. Pilih salah satu saja lo ya.
Hmm, asyik ya… banyak penawaran menarik di Sanasya. Kalau ditanya berapa nilai untuk Sanasya, aku kasih 8.5 / 10. So far sih aku puas dengan pelayanannya. Soal harga juga relatif terjangkau dan cocok dengan apa yang kita dapatkan. Apa aku bakal balik lagi ke Sanasya Spa & Salon Muslimah? Insya Allah, kalau ada rejeki lebih, mau banget ngrasain paket spa, facial dan totok wajahnya. Apalagi setelah sampai rumah, disambut anak-anak dan suami dengan hangat, “hmm, bunda wangiiii…” Badan enak, rambut enteng, pikiran segar… siap tempur lagi jadi strong woman. Kalau kalian tertarik memanjakan diri di Sanasya nggak, pals?
SANASYA Spa & Salon Muslimah
Java Supermall Lantai 2 No. 207
Reservasi : 024-8410105 / 081-325-297-555 / 0857–0023-7429
Instagram : @sanasyaspamuslimah
Facebook : Sanasya Spa Muslimah
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Sip banget ini yaa, jadi kalau pas ulang tahun dapat diskon 50%. Hehe, lebih hemat dong.
ReplyDeleteJadi pingin spa ke sini nih, kayaknya enak gitu, apalagi ada diskonnya untuk member.
ReplyDeleteJadi kepingin pedicure juga, buat ngrilex kaki yang kecapekan ih, hihi.
ReplyDeleteWah saya pengen nyobain pedicure, massage, facial dan creambath ah disitu. Thanks mbak Marita infonya menarik
ReplyDeleteJadi kepengin banget punya salon muslimah seperti ini. Semoga ya Allah. Amiin..
ReplyDelete