Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh
.
Hari
Minggu hari keluarga
Jalan-jalan
naik sepeda
Siapa ngaku
suka berwisata?
Jangan
lupa ke Pasar Karetan ya
Hihihi,
semoga nggak terlihat maksa ya pantunnya. Dari situ pastinya teman-teman bisa
nebak dong kali ini aku mau cerita soal apa? Yup, aku mau ngobrolin tentang
tempat wisata paling ngehits yang terletak di Kabupaten Semarang sekarang ini.
Apa lagi kalau bukan…. PASAR KARETAN.
Sejak
diluncurkan pada 5 November 2017, teman-teman dari GenPi (Generasi Pesona Indonesia) Jateng sudah banyak yang mengajak aku untuk mengunjungi tempat ini.
Namun karena setiap Minggu qodarullah selalu ada kegiatan yang berbarengan,
jadilah belum sempat juga ke pasar yang terletak di Dusun Segrumung, Meteseh -
Boja Kabupaten Kendal ini.
Sebenarnya
sudah masuk planning kok main ke tempat tersebut, namun menyesuaikan waktunya
itu yang butuh negosiasi dan komunikasi, hehe. Namun ketika mbak Ifa mulai kepo
dengan Pasar Karetan ini karena ada temannya yang cerita pengalaman
berjalan-jalan ke sana, mbak Ifa mulai mengajukan request untuk diajak main ke
sana.
Alhamdulillah,
akhirnya kesempatan yang dinanti-nanti akhirnya tiba juga. Di hari terakhir
tahun 2017 kami cuzz ke lokasi. Rencana awal sih kami mau berangkat sejak pukul
5 pagi gitu. Namun berhubung malamnya aku dan si ayah sama-sama mantengin
laptop, akhirnya perjalanan ke Pasar Karetan baru dimulai dari setengah tujuh
pagi.
Meski sudah
cukup kesiangan, namun jalanan masih relatif sepi. Sepanjang perjalanan mbak
Ifa sangat excited, penasaran di mana tempatnya. Namun begitu mulai
meninggalkan area BSB dan masih belum sampai juga ke lokasi. Mbak Ifa mulai
bertanya, “kok lama ya?” Hihihi. Kami sempat berhenti dulu sejenak di mart-mart
untuk menyelonjorkan kaki barang sejenak dan beli beberapa botol minuman untuk
menghilangkan dahaga. Maklum punyanya motor, ya kami makai motor buat ke
lokasi.
Begitu sampai
ke Nglimut, suami pikir lokasi deket di daerah situ. Google Maps mulai
dinyalakan. Aku diminta memegang handphonenya dan menunjukkan arah. Ternyata
euy masih jauh buanget dari Nglimut, hehe.
Setelah
melalui kelokan demi kelokan dan pemandangan pedesaan yang asri, mulailah kami
melihat ada tanda-tanda bahwa lokasi yang kami tuju telah hampir sampai. Kami
melihat beberapa kereta kelinci mengangkut segerombolan orang yang hendak
mengunjungi Pasar Karetan. Ternyata kami nggak bisa menggunakan motor langsung menuju ke lokasi karena saat itu tempat parkir
di depan lokasi cukup becek. Lagipula untuk mengatasi kemacetan di jalanan kampung
yang tak begitu luas tersebut, memang baiknya semua kendaraan pengunjung diparkir
di lokasi yang telah disediakan.
Saat itu sudah menunjukkan hampir jam setengah 10. Tempat parkir pun sudah hampir penuh.
Setelah memastikan dapat tempat parkir yang aman, selanjutnya tentu saja
menunggu kereta kelinci untuk mengantarkan kami hingga ke lokasi. Tapi ternyata
bukan hal yang mudah mendapatkan seat di kereta kelinci. Nggak ada tuh antre
yang rapi, mainnya serobot euy. Emang ya orang Indonesia lebih butuh diajarin
etika dulu daripada matematika. Mayan pegel juga beberapa kali diserobot sama
orang, mana sambil gendong Affan pula. Mbak Ifa pun mulai jengkel melihat
kerumunan massa yang nggak sabar dan rebutan kereta kelinci.
Mungkin hal
ini bisa dijadikan perhatian untuk GenPi atau para pengelola Pasar Karetan
bagaimana sebaiknya biar serobot menyerobot ini tidak terjadi. Dibikin halte
khusus kereta kelinci, dikasih karcis khusus atau gimana lah diatur antriannya
jadi biar rapi dan nggak kaya rebutan sembako, hehe. Oya, naik kereta kelinci
menuju lokasi ini gratis ya, jadi seperti fasilitas dari pengelola Pasar
Karetan kepada pengunjungnya.
Alhamdulillah
setelah ikutan seruduk-menyeruduk, dapat juga seat di Kereta Kelinci, yeaay
saatnya menuju Pasar Karetan! Ternyata nggak begitu jauh kok lokasi pasar
dengan tempat kami memarkir motor di sebuah SD. Saat itu pula aku dan si ayah
berencana, pulangnya jalan aja lah sambil menikmati pemandangan hehe.
Pasar Karetan
ini mengambil lokasi di Radja Pendapa yang merupakan sebuah lokasi wisata yang
dikelola pribadi. Kita bisa lo pakai lokasi tersebut untuk camping bareng
temen-temen atau acara-acara outdoor lainnya. Oya, ownernya Radja Pendapa ini
berbisnis jualan gebyok dan berbagai macam rumah joglo gitu deh.
Nah, mulai
awal November, GenPi kerjasama dengan Radja Pendapa mengadakan Pasar Karetan
dengan tujuan lebih mendekatkan masyarakat dengan alam dan mengenalkan budaya Jawa lewat kuliner, permainan
tradisional dan pertunjukan-pertunjukan seni. Kalau jare wong tuwa, nguri-uri
kabudayaan Jawi.
Welcome to Pasar Karetan
Di depan
lokasi, kami sudah disambut dengan booth menarik untuk berfoto. Cocok buat para
instagram photo hunters, hehe. Tapi karena saat itu kami sudah lesu di
perjalanan yang cukup jauh, kami nggak minat lagi deh foto-foto. Pengen cepet
masuk ke dalam, makan dan menikmati tempatnya yang konon kece banget. Eits,
sebelumnya jangan lupa untuk menukarkan uang kita kepada pengelola Pasar
Karetan. Ya, di sini semua transaksi menggunakan mata uang khusus. Jadi semacam
dari kardus gitu bikinnya, lalu diberi tulisan angka 5, 10, 20 kalau nggak
salah.
Masuk ke
lokasi…. Kami cukup terkesima. Alhamdulillah rame euy. Kesan pertama yang kami
dapat “berjubel ya bo, kaya lautan manusia.” Di antara jalanan yang penuh sesak
dengan manusia, pastikan mampir ke salah satu penjual makanan yang ada di sana,
pals. Silakan pilih, ada bakso, aneka bubur, pecel, nasi jagung, gudeg, dan
masih banyak lagi. Saat itu karena hampir semua tempat penuh, dan perut sudah
keroncongan. Mbak Ifa pun ketika ditanya mau apa, dia menjawab mau bakso. Ya
sudahlah akhirnya kami pesan tiga mangkuk bakso. Aku suka dari penyajiannya
adalah mangkuk dan sendok yang digunakan terbuat dari batok kelapa, memberikan
kesan alami dan ramah lingkungan.
Di lokasi
kami sempat bertemu dengan mbak Dian Eka, salah satu teman dari Ibu Profesional
dan tentunya beberapa rekan dari GenPi Jateng. Cuma saat itu aku ketemunya cuma
sama mas Encuss, alias mas Kuspriyatna. Teman kantor suami yang juga seorang
travel blogger serba bisa. Keren deh, dari nari sampai ngemsi dia jabanin.
Tinggal jadi suami dan bapak yang kayanya belum dicoba, eeeh?! Piss yo, mas
hehe.
Pertunjukan
yang bisa kami nikmati saat itu adalah Karawitan. Menyanyikan beberapa lagu Jawa dengan apik, membuat kami semakin
semangat mengeksplorasi Pasar Karetan. Fyi, setiap minggunya akan ada
pertunjukan yang berbeda-beda. Pernah ada pertunjukan tari, lalu minggu kemarin
kalau nggak salah bertema jarikan. Nah, kalau yang minggu ini mau cuzz ke sana,
bakal bisa menikmati pertunjukan Tari Payung dari Sanggar Tari Bekso Sumekar,
Ungaran Timur.
Setelah
mengisi perut dengan semangkuk bakso, kami pun siap menikmati lokasi. Naik
naik, turun turun. Memang benar kata orang-orang, tempatnya kece banget dan
sudah ditata sedemikian rupa agar bisa berfoto yang kece buat dipajang di
instagram.
Paling suka
main air di pancuran, airnya segeeeeer banget. Dingiiiin. Berasa langsung
pengen mandi deh. Pemandangannya bagus banget. Cuma karena penuh dengan orang,
akhirnya kadang untuk foto di beberapa spot akhirnya kudu ngantri gitu deh.
Di Pasar
Karetan kita juga bakal menemukan salah satu area yang isinya memperkenalkan
permainan tradisional gitu. Ada dakon, gobak sodor dan masih banyak lagi. Tapi
Ifa nggak tertarik, ya karena memang penuh aja. Dia ternyata lebih tertarik
naik ayunan yang terbuat dari kain warna-warni dibentangkan. Kita juga bisa
mainan panahan lo. Aku kemarin pengen nyobain, tapi antrinya lumayan panjang,
jadi belum kesampaian deh megang panah kaya Srikandi, hehe.
Selain
semangkuk bakso, kami sempat mencicipi bubur dan nasi jagung. Rasanya? Not bad
lah. Ifa sebenarnya pengen minum kelapa muda, tapi ternyata sudah habis. Kasihan
deh, mbak.
Setelah cukup
mengeksplorasi lokasi dan waktu pun sudah hampir mendekati jam 11.00 yang
artinya Pasar Karetan pun hampir usai, kami bersiap balik ke parkiran motor.
Sebelumnya tentu saja menukarkan uang yang masih tersisa ke bentuk rupiah dulu
biar bisa dipakai jajan di dunia luar, hehe. Sesuai rencana kami balik ke
lokasi parkiran dengan berjalan kaki.
Sebenarnya
kalau dari lokasi Pasar Karetan ternyata antri kereta kelincinya jauh lebih
tertib daripada waktu menuju ke lokasi. Namun karena sudah berazzam untuk jalan
kaki, ya kami enjoy the time aja. Menikmati suasana pedesaan sambil ngobrol
santai di jalan. Tapi ternyata mbak Ifa baru jalan beberapa langkah udah minta
gendong, hehehe.
Tips Berwisata ke Pasar Karetan
Kalau ditanya
mau nggak aku ke Pasar Karetan lagi, hmmmm…. Mungkin kalau nggak naik motor aku
mau, hehe. Cuapek buanget bo, dari Meteseh ke Meteseh, hiks. Kok? Iya, rumahku
kan di deket-deket Meteseh, Semarang. Sementara Pasar Karetan terletak di
Meteseh, Boja. Ih wow banget laaah.
Manja iih naik
motor ngeluh… Wkwkw. Ya, silakan kalau dianggap begitu. Karena memang berasa
banget nih pinggang mau copot setelah kurang lebih 2 jam naik motor, sambil
gendong Affan. Beruntung saat itu Ifa nggak pakai acara ngantuk di jalan. Kalau
Ifa ngantuk, tangan sambil megangin kepala doi, bisa nambah lagi level capeknya.
Pengaruh usia juga kali ya. Jaman kuliah kayanya motoran sampai Solo ya woles
aja, hehe.
Tapi setelah
aku berusaha menelusuri kenapa bisa secapek itu di jalan, aku mau berbagi tips
deh buat yang tertarik ke Pasar Karetan biar tetap fit hingga ke lokasi.
Tidurlah
dengan nyenyak malam hari sebelum travel to Pasar Karetan. Penting banget ini,
istirahat yang cukup akan membuat tubuh kita lebih fit dan nggak mudah capek di
jalan. Ini yang salah dari aku dan suami. Malamnya kurang tidur setelah
mantengin laptop, bahkan suami kayanya nggak sempat tidur, paginya langsung
ditagih Ifa “ayo, jadi nggak ke Pasar Karetan?”
Berangkatlah
sepagi mungkin. Yup, jam setengah tujuh itu udah kesiangan banget. Lagian kan
Pasar Karetan buka dari jam 6. So, sebaiknya sih setelah Subuh langsung cuzz
biar nggak kepanasan di jalan, udara pun masih bersih. Plus, saat sampai lokasi
nggak begitu uyel-uyelan. Buat orang yang nggak begitu suka crowded area kaya
aku dan keluarga, penting banget ini menghindari uyel-uyelan.
Pastikan
safety riding ya. Buat yang naik motor helm SNI, jaket, masker, cek semua
kelengkapan. Jangan lupa untuk menyiapkan perbekalan yang cukup, apalagi kalau
jarak rumah kalian cukup jauh dari lokasi kaya eike. Setidaknya air minum harus
banyak, jangan sampai dehidrasi di jalan. Coz dehidrasi juga bikin tubuh cepat
capek.
Saat nunggu kereta kelinci, plis antri dengan baik. Main serobot dan dorong-dorongan itu nggak baik ye, apalagi dorong-dorong ibu bawa anak. Ada anak kecil yang sampai keinjak kakinya dan nangis lo. Dan satu lagi, tolong dong no smoking, pengap bo. Banyak orang, ngebul seenaknya. Etikanya itu loooh, jangan malu-maluin Indonesia lah.
Siap-siap
bawa duit buat mencoba semua kuliner yang ada. Setidaknya ada 30 tenant kuliner
yang bisa kalian cicipi, bakal nyesel kalau nggak bisa nyobain semua hehe.
Google Maps
wajib hidup, terutama kalau baru pertama kali ke sana. Petunjuk yang
mengarahkan ke lokasi masih minim banget, jadi ya salah satu andalan untuk
dijadikan petunjuk hanyalah G-Maps dan tanya orang.
Pakai pakaian
yang nyaman dan menyerap keringat. Karena lokasinya di outdoor, pakai alas kaki
yang nyaman. Nggak usah pakai heels deh buat para emak, pakai sepatu kets atau
sandal gunung kayanya lebih enak buat dipakai jalan jauh.
Kalau sudah
di lokasi dan nyicipin ini itu, jangan buang sampah sembarangan ya, pals. Biar
alam kita senantiasa indah dan enak dipandang. Apa susahnya coba naruh sampah
di tempat yang disediakan? Miris kemarin lihat beberapa orang masih asal
ninggalin sampah, padahal MC nya sudah berkali-kali mengingatkan untuk membuang
sampah di tempatnya.
Yang bawa
baby, pakai gendongan carrier is the best pokoknya. Bayi aman, emak nyaman
hehe.
Insya Allah
kalau tips tadi diikutin dengan baik dan benar, nggak bakal merasa exhausted
banget deh di jalan. So, selamat jalan-jalan bersama keluarga, pals.
PASAR KARETAN
Jl.
Sasak 3, Meteseh, Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah 51381
Buka
Setiap Hari Minggu, 06.00 – 11.00
Instagram:
@pasarkaretan
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Jauh loh dari Meteseh rumah Mbak Marita ke Pasar Karetan. I feel you banget, Mbak. Langsung inget jaman kuliah dulu. PP dari Ngaliyan ke Tembalang tiap hari naik motor. Sebelun bisa naik motor, naik bus
ReplyDeleteKalo dari rumah Mama, Pasar Karetan agak dekat. Ntar deh kalo mudik mudah2an bisa kesana