Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Affan masih belum mau
berdiri tanpa pegangan lebih dari tiga detik nih. Kalau diposisikan berdiri dan
aku perlahan melepas pegangan, dia malah mulai aware terus tersenyum lucu dan
nggak mau melepas pegangannya, hehe. Ada-ada saja. Oke deh, sambil terus
dimotivasi agar mau berjalan mandiri, positive thinking aja ya, doi suatu saat
pasti mau berjalan. Mungkin sekarang dia sedang menguatkan otot-otot kaki dan
punggung biar bisa langsung lari, wkwk.
Salah satu aspek
kemandirian untuk anak usia setahun yaitu kemampuan berbahasanya yang
meningkat. Meski mungkin suara yang dihasilkan belum bermakna, ia mulai
mengajak komunikasi secara aktif. Begitu pula Affan, ia tidak lagi mengandalkan
tangisan untuk mengutarakan maksud hatinya. Kecuali kalau sudah benar-benar
lelah karena merasa tidak ditanggapi atau tidak dimengerti, baru deh
tangisannya keluar.
Salah satu cara untuk
memunculkan kemandirian dalam mengungkapkan perasaan dan keinginannya adalah
dengan mengenalkannya dengan beberapa jenis emosi. Aku cukup terbantu dengan
adanya buku emosinya Rabbit Hole. Bukunya besar, dan gambarnya menarik. Waktu
aku ikut arisan ini Affan masih bayi banget, dan aku sengaja memilih karakter
cowok di bukunya. Yang protes sih si mbak, kok bukan gambarku katanya, hehe.
Di buku ini ada beberapa gambar yang menunjukkan emosi marah, sedih, kaget, jijik, dsb. Di belakang buku ada cermin kecil yang bisa membantu kita mengajarkan pada si anak untuk melihat ekspresinya saat itu, sambil kita tanyai, misal “Affan lagi senang ya sekarang, tuh senyum-senyum sendiri.”
Ternyata latihan tersebut
cukup membantu Affan untuk mengutarakan maksud hatinya. Akhir-akhir ini aku
lihat dia mulai sering mengeluarkan nada yang berbeda. Saat dia senang, saat
dia excited akan sesuatu, saat dia marah karena mbaknya melarang mengambil
mainannya, atau jengkel ketika diturunkan dari tempat tinggi, dia akan punya
ekspresi wajah dan nada yang berbeda. Ia bisa wadul alias mengadu pada ayah
bundanya ketika mbaknya melarang mendekatinya saat bermain, atau saat ia ingin
ditemani main. Ia juga mulai suka memanggil-manggil ayah, bunda dan mbaknya.
Meski hampir semuanya dipanggil… “ayah.” Beberapa kali kudengar ia mulai bisa bilang “nda…”
saat memanggilku, dan “pa…” saat memanggil mbak Ifa. Namun selebihnya sering
kali memanggil “yaah” untuk semua orang di rumah.
Affan sedang sedih
Affan juga cukup cepat
akrab dengan orang yang baru dikenal. Lucunya ia suka memanggil orang yang
belum dikenal dengan menyebut, “heh heh” berulangkali. Saat disapa orang yang
tidak dikenal, biasanya ia senyum malu-malu, kadang menyembunyikan diri ke
belakang tubuhku, hehe. Namun ke beberapa orang lainnya, ia bisa langsung akrab
dan mau digendong.
Affan cerita apa ya..
Membersamai bujang kecil
belajar ekspresi dan berjalan mandiri memang lucu menggemaskan. Pantas saja aku
lihat temanku yang anaknya banyak kok wajahnya selalu awet muda, mungkin ini ya
rahasianya. Bersyukur dan selalu bahagia menikmati setiap momen bersama
anak-anaknya, hehe.
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
#Harikeenam
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com