Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Kalender 2017
sebentar lagi akan digulung rapi, kemudian disimpan atau dibuang dan digantikan
dengan kalender 2018. Tahun baru sudah di depan mata, berbondong-bondong
manusia mulai menyusun resolusi yang ingin dicapai di tahun yang akan datang.
Aku sendiri sudah lama tidak lagi membuat resolusi. Bukan apa-apa sih, soalnya
resolusiku biasanya melanjutkan resolusi tahun sebelumnya, hehe. Aslinya malas,
tapi ngeles dot com.
Namun
menyambut datangnya 2018, aku merasa harus ada beberapa hal yang aku rubah,
khususnya mengenai pola hidupku yang masih awut-awutan. Makan nggak teratur,
tidur sesuka hati, nggak pernah bergerak alias jarang olahraga adalah hal-hal
yang sepertinya memicu kondisi tubuhku menjadi semakin tidak seprima beberapa
tahun lalu.
Oke, nggak
bisa bohong usia semakin bertambah memang seringkali menjadi kambing hitam atas
kondisi tubuh yang tidak se-fit dulu. Namun kalau lihat teman-teman yang
usianya jauh di atasku masih terlihat bugar, aku langsung merasa tertampar. Ada
yang salah nih dengan cara hidupku.
Aku semakin
terjewer dengan kondisi kesehatanku ketika suami berkeluh kesah tentang tekanan
darahnya yang cenderung tinggi. Aku sendiri memiliki tekanan darah yang sering
cenderung rendah hingga tiap kali bangun dari posisi tiduran atau duduk ke
posisi berdiri, kepala seringkali berputar-putar, dan mata berkunang-kunang.
Pekerjaan
yang sering menuntutku di depan laptop berjam-jam membuat pinggangku sering
sakit, dan otot-otot di tubuh rasanya kaku. Bahkan sekarang kaki menjadi lebih
mudah kesemutan dan tangan seringkali kebas saat memegang sesuatu. Bener-bener tubuh
sudah memberi alarm untuk segera merombak gaya hidup nih.
Alasan
untuk Hidup Lebih Sehat
Tidak
dipungkiri anak-anak menjadi alasan utama bagiku untuk hidup lebih sehat. Ifa baru
akan memasuki usia keenam dan Affan baru saja berulangtahun kesatu. Anak-anakku
masih membutuhkanku untuk mendampingi mereka hingga menuju gerbang kedewasaan.
Sebagai seorang ibu, aku pun juga ingin senantiasa sehat dan bugar agar selalu
bisa optimal membersamai mereka. Apalagi mereka sedang berada di usia-usia 0 –
7 tahun yang merupakan masa-masa aktif, sepertinya kok nggak elok banget kalau
ibunya sering lemes dan nggak bertenaga.
Melihat usaha
suami untuk hidup lebih sehat juga merupakan sebuah pemicu bagiku. Apalagi ketika
suami bilang, “ayo bun, kita hidup lebih sehat agar bisa mendampingi anak-anak dan
menua bersama.” Kalimat suami pun dibuktikan dengan dimulainya ia berhenti
merokok. Bayangkan dari kapan tahun aku meminta berhenti merokok, tidak pernah
berhasil. Meski tidak pernah merokok di dekatku dan anak-anak, di luar rumah
saat bersama teman-temannya ia masih merokok. Setelah rasanya give up untuk memintanya berhenti merokok,
justru dia punya inisiatif sendiri untuk menghentikan kebiasaan buruknya.
Titik balik
yang membuat suami berhenti merokok yaitu ketika Affan harus dirawat inap di
rumah sakit karena bronchopneumonia. Melihat Affan harus diinfus dan nggak bisa
bebas bergerak, diterapi nebulizer yang membuat Affan menangis berulangkali
sepertinya telah membuat suami insyaf dan tobat untuk nggak merokok lagi. Jelas
saja aku menyambut hijrahnya ini dengan gembira.
Selain
berhenti merokok, suami juga mulai rajin berolahraga meski belum konsisten. Ia
juga mulai mengurangi makanan yang digoreng. Padahal dulu kalau nggak ada tempe
goreng, tahu goreng atau apalah yang digoreng, dia akan bergegas membuka kulkas
dan bikin telur goreng. Mau ada sayur sebanyak apa pun, kalau nggak ada lauk
yang digoreng bakalan nggak nendang buat suami.
my family, my reason to live healthier |
Selain anak dan suami, alasanku untuk hidup lebih sehat di tahun 2018 adalah sebagai wujud syukur atas amanah Allah yang telah memberikan kehidupan dan tubuh yang tak kurang suatu apa pun. Bukankah nanti tubuh ini juga akan dimintai pertanggungjawaban? Apa saja yang sudah kulakukan dengan tubuh ini, bagaimana aku menjaga kesehatannya. Aku pasti akan sangat menyesal ketika tubuhku kelak bersaksi betapa dholimnya diriku terhadap tubuh sendiri.
Dulu aku
termasuk orang yang tidak gampang sakit. Tubuhku tahan banting kalau orang-orang
bilang. Hujan-hujanan, panas-panasan, Alhamdulillah tidak berpengaruh banyak dengan
kesehatan tubuhku. Namun seakan terbuai dengan nikmat sehat yang Allah beri,
aku seenaknya saja menjalani hidup. Sekarang ini aku kok merasa tubuh menjadi
semakin ringkih. Kalau diingat-ingat sudah beberapa bulan terakhir, setiap
bulan selalu kena flu, batuk ataupun sekedar demam. Masalah lain yang sering
aku alami yaitu kepala migren. Saat migren menyerang, aku udah nggak bisa apa-apa, selain memaksa diri untuk tidur.
Ternyata gampang
sakit itu nggak enak banget. Pekerjaan rumah tangga dan urusan tulis-menulis
terbengkalai. Alhamdulillah punya suami yang sangat supportive dan memanjakan banget kalau aku lagi sakit. Sedihnya jika
kondisi badanku sedang tidak fit, suami juga lagi butuh belaian. Huhuhu, kasihan anak-anak.
Dengan
sederet alasan tersebut, nggak ada pilihan lain selain merubah pola hidup agar
lebih sehat sehingga bisa membersamai anak-anak hingga dewasa, menua bersama
suami dan berkarya dengan lebih optimal.
Caraku
Menjalani Hidup yang Lebih Sehat
Demi hidup
yang lebih sehat, aku sudah menyusun beberapa hal yang harus segera dieksekusi
selambat-lambatnya awal tahun depan. Berikut ini daftar yang telah aku buat setelah
semedi beberapa hari… lebaaaay.
Mengatur Pola Makan
Aku tipe
orang yang makannya sembarangan. Bukan hanya nggak memperhatikan asupan gizi,
namun juga jam makanku sangat amat tidak teratur. Aku bisa saja makan pagi sekalian
makan siang, atau makan siang sekaligus makan malam. Saking sudah biasanya
nggak teratur makan, aku jarang merasakan lapar. Apalagi kalau sudah di depan
laptop, aku benar-benar bisa lupa makan. Kalau sudah begini, suami yang bakal membawakan
sepiring nasi terus disuapi deh biar istrinya kemasukan makanan.
Aku sebenarnya
sadar banget pola makan yang nggak bener ini merupakan salah satu pemicu kenapa
tubuhku semakin hari semakin terasa ringkih. Kena hujan dikit, pilek. Kena panas
sedikit, pusing. Padahal usiaku yang udah kepala tiga ini, tubuh mau nggak mau
butuh perhatian lebih khusus. Makanya aku udah sounding ke diri sendiri kalau harus segera mungkin mengatur pola
makan sesuai fitrahnya. Tubuh kan sudah didesain sesempurna mungkin oleh Allah dengan
jam makan pagi, siang dan malam. Maka aku nggak boleh merusak fitrah itu.
Berhubung fitrahnya udah kadung rusak, aku harus segera melakukan recovery process.
Selain mengatur
waktu makan, aku juga harus mulai pay
attention pada asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Nggak boleh asal enak
dan asal makan, karena yang enak belum tentu sehat kan? Harus belajar lagi soal
gizi nih. Perbanyak makan sayuran, dan kurangi gorengan. Padahal aku nggak
pernah bisa nolak pisang goreng, hiks. Sesekali nggak papa kali ya? Priiiit.. back to focus… be healthier!!
Mengatur Pola Tidur
Selain pola
makan yang hancur, pola tidurku pun asal banget. Meski sekarang sudah lebih
mending dari sebelum punya anak dua, namun
tetap saja masih kurang sehat. Aku memang tidak lagi bisa begadang
seperti dulu. Jadi kalau pun jam kerja menulis aku ambil di sesi dini hari, aku
harus tidur dulu sebelumnya, at least dari jam sembilan malam sampai jam 00:00.
Seringnya
dari jam 00:00 aku akan melek sampai siang hari. Kalau anak-anak tidur baru
bisa curi kesempatan untuk tidur, namun kadang mata nggak juga bisa terpejam.
Alhasil seringkali tubuh merasa sangat exhausted. Kalau sudah kelelahan,
anak-anak yang jadi sasaran, hiks. Apalagi kalau insomniaku kumat, mau dipaksa
tidur seperti apa pun juga aku nggak bakal bisa tidur. Terus paginya berasa
kaya mayat hidup lagi jalan-jalan, hehe.
Berkaca dari
hal ini aku harus mengatur pola tidurku dengan lebih baik. Kalau aku tidur
malam mulai dari jam 9, at least aku
harus bangun setelah pukul 2 dini hari. 3 jam untuk menyelesaikan to do list
kerjaan insya Allah cukup, asalkan aku fokus dan nggak tengak-tengok sosmed.
Siangnya ketika Ifa dan Affan tidur siang aku bisa ikutan take a nap barang tiga puluh menit hingga satu jam. Sepertinya itu
jauh lebih baik ya? Ada sarankah untuk pola tidur buat nocturnal mom sepertiku yang mau nggak mau memang bisanya kerja
saat semuanya sudah tidur?
Yuk, Olahraga!
Sejak
dibelikan motor sama suami, aku tambah mager ke mana-mana. Kalau dulu masih
sempat jalan kaki ke pasar untuk belanja, sekarang jalan segitu aja aku ngos-ngosan.
Jadi ingat waktu beberapa hari lalu jalan-jalan ke Gua Kreo, ya Allah nafasku habis
bo naik turun tangga di situ. Hiks, padahal dua tahun lalu aku masih sangat
gesit.
Olahragaku selama
jadi ibu rumah tangga ya palingan masak di dapur, ngepel rumah, dan ngucek
cucian. Itu pun sekarang cucian sudah aku pasrahkan ke laundry karena malas nyetrika, jadi deh tambah kurang gerak.
Makanya aku pikir aku butuh jogging tiap pagi nih. Selain menggerakkan tubuh
yang semakin kaku, sebuah anugerah banget bisa menikmati udara pagi yang masih
sehat dan segar, belum tercemari polusi.
Salah satu olahraga impian |
Selain
jogging, sebenarnya aku pengen mulai rutin ikut senam lagi. Namun sampai detik
ini belum menemukan sanggar senam yang cocok. Waktu ikut workshop ustad Harry
Santosa hari Minggu lalu, qodarullah aku dapat brosur sanggar senam untuk muslimah,
sepertinya sebuah pertanda dari Allah biar aku segera menggerakkan tubuh nih.
Tapi kata
suami yang barusan ikut temu blogger kesehatan, aku mending tes rockpot dulu.
Dari hasil tes rockpot itu, nanti bisa ketahuan olahraga apa yang cocok buat
aku. Tes rockpot apaan? Jadi kalau menurut penjelasan suami, kita lari atau
jalan secara stabil di lintasan lari, misal di stadion, kurang lebih 1.6 KM. Jangan
lupa untuk mencatat waktu yang kita butuhkan saat menyelesaikan tes tersebut.
Nah, hitungan waktu itu nanti yang jadi patokan apakah kondisi tubuhmu fit atau
nggak. Bener nggak sih, colek para blogger kesehatan aaah…. Hmm, jadi kapan ya
mau tes rockpot?
Sedia Vitamin
Menjaga
kesehatan dengan melakukan tiga hal yang kusebutkan sebelumnya merupakan sebuah
ikhtiar. Namun jika sudah berikhtiar sebaik mungkin, qodarullah masih diberi
sakit, maka aku harus tetap siap menghadapinya. Toh, sakit adalah penggugur
dosa. Meski begitu bukan berarti lalu aku harus santai kaya di pantai menikmati
kesakitanku dong.
“Ibu nggak boleh sakit,” begitulah quote
yang sering dibagikan oleh para emak. Ya, dengan segala tuntutan dan kewajiban
yang ada, ibu-ibu seringkali dihadapkan pada kenyataan bahwa kalau sakit jangan lama-lama. Karena semakin lama seorang ibu sakit, semakin
banyak urusan yang terbengkalai. Dari urusan anak-anak, piring kotor yang
semakin menumpuk, cucian yang tak tersentuh, pakaian yang belum disetrika, hingga
dompet yang semakin menipis karena harus beli masakan jadi terus-terusan. Maka
mau nggak mau, menjadi ibu harus strong.
Untuk urusan
ini, aku biasanya berikhtiar dengan mengonsumsi
vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan. Berbagai penelitian
menemukan adanya hubungan antara kekurangan Magnesium dan Zinc dalam tubuh
dengan terjadinya alergi, infeksi serta penyakit yang disebabkan oleh jamur,
bakteri dan virus. Saat kita jatuh sakit, kan biasanya jadi malas makan dan
minum, maka nggak heran kalau kebutuhan nutrisi, vitamin serta mineral harian
tidak dapat dicukupi melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari. Saat seperti
ini, kita butuh asupan dari sumber lain yakni suplemen.
Setelah
membaca banyak review dari teman-teman blogger, Theragran–M banyak direkomendasikan sebagai vitamin yang paling oke
untuk mengembalikan daya tahan tubuh setelah sakit. Meski banyak yang
merekomendasikan, aku tak lantas percaya begitu saja. Apalagi meski nggak menyusui
secara eksklusif, aku masih tetap saja bergelar seorang ibu menyusui. Sebelum memutuskan
untuk membeli dan mengonsumsi Theragran-M, aku mencari tahu lebih dahulu apa saja kandungan dan
manfaatnya.
Ternyata aku
tuh kudet banget. Ketika semua orang sudah tahu dan menjadi pengguna produk
ini, aku baru sadar kalau Theragran-M sudah diresepkan oleh para dokter selama
40 tahun. Itu artinya produk ini sudah ada sejak tahun 1976. Ke mana aja ya aku
selama ini?
Suplemen yang
diproduksi oleh Taisho ini mengandung kombinasi multivitamin (Vit A, Vit B, Vit
C, Vit D, Vit E) dan mineral esensial (seperti Magnesium dan Zinc). Dengan
kandungan yang dimiliki Theragran-M, produk vitamin tersebut telah terbukti
meningkatkan, mengembalikan dan menjaga daya tahan tubuh, serta mempercepat
proses penyembuhan.
Aku sendiri
sempat bertanya kepada salah seorang dokter yang pernah kudatangi saat aku
jatuh sakit bulan lalu tentang aman atau tidak Theragran-M ini dikonsumi oleh
ibu menyusui. Ternyata dokter tersebut mengatakan dengan kandungan yang tertera
di kemasannya, produk ini aman untuk busui. Aah, jadi lega deh. Sejak saat itu
aku selalu sedia Theragran-M di kotak obatku. Sehingga saat tubuh drop dan
membutuhkan vitamin untuk mengembalikan
kondisi tubuh setelah sakit, nggak perlu pikir panjang segera ambil 1
kaplet sewaktu atau sesudah makan, insya Allah sakit seperlunya saja deh.
Do It Now!
Mau sepanjang
apapun daftarnya, kalau nggak segera dilaksanakan ya hasilnya bakal nol besar.
Maka aku akan menutup daftar rencana menuju hidup lebih sehatku dengan kerja,
kerja, kerja… eh, maksudnya segera laksanakan to do list ini tanpa nanti dan tapi. Tentu saja nggak lupa dengan
menyisipkan doa setiap hari kepada Sang Pemilik Hidup agar senantiasa diberi
kesehatan dan keberkahan di sepanjang sisa usia yang kumiliki.
Dengan lebih
sehat, aku bisa lebih semangat membersamai anak-anak yang sedang giat belajar ini
itu dan ingin tahu segala hal. Aku juga bisa menghindari kelelahan sehingga anak-anak
nggak perlu jadi sasaran amukku ketika tubuh terasa exhausted. Apalagi aku masih punya mimpi untuk menambah momongan
lagi, kalau tubuh nggak sehat, bisa-bisa pas hamil bakal keok dong. Tubuh yang
lebih sehat juga akan menjadikan aku partner yang lebih menyenangkan untuk
suami. Tentu saja istri yang sakit-sakitan, lemes, nggak bertenaga akan membuat
suami sedih dan kepikiran. Menua bersama adalah cita-cita kami, maka nggak ada
alasan untuk menunda-nunda perubahan pola hidup sejak hari ini.
Selain itu,
menjadi pribadi yang lebih sehat akan membuatku lebih optimal dalam berkarya. Aku
jadi tidak lagi punya alasan untuk menolak pekerjaan yang datang, itu artinya
aku bisa membantu suami menambah pundi-pundi emas. Dengan optimal bekerja, aku
harap tahun depan aku bisa travelling
with family ke beberapa destinasi impian kami. Dengan tubuh yang semakin
sehat, aku juga akan lebih mudah berbagi. Tidak ada lagi alasan untuk gagal
update blog karena kepala pusing dan badan lemes. Tidak ada lagi alasan untuk
batal hadir ke sebuah kegiatan karena my
body not delicious, hehe. Pokoknya mah lebih sehat adalah langkah awal
untuk mewujudkan rencana demi rencana lainnya. Doakan aku, pemirsaaaah!
Itulah #My2018Resolution,
kalau teman-teman punya resolusi apa di tahun 2018? Ceritain dong. Btw,
hujan masih setia nih hadir setiap hari, jangan lupa sedia vitamin yang oke
biar daya tahan tubuh kuat dan kalau sakit
jangan kelamaan ya.
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Artikel
ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.
Benar sekali, menunda-nunda akan membuat kita lupa pada tujuan sebenarnya..semoga selalu sehat ya mbak supaya bisa terus berkarya.. :)
ReplyDeleteDo it now..bener banget tuh kalo ga now ntar yg ada kek reslosiku tahun kemarin yg ga berhasil
ReplyDeleteBenar banget. Tahun ini, sering banget drop. Moga tahun depan bisa lebih sehat. Kayanya aku butuh suplemen deh.
ReplyDeleteTheragram m emang rekomended ya mbak rit, semoga selalu sehat ya, bener bapak yang merokok anaknya bisa asma atau krna bronkhitis, adik iparku nih belum tobat merokok, cuma baru mengurangi, keponakanku pernah asma dan brontis
ReplyDeleteSemoga sehat selalu ya mbak. Dan jangan menunda-nunda nih penting bgt buat aku tiruu
ReplyDeletepenasaran sama olahraga panah :D
ReplyDeletesemoga resolusinya terwujud ya, aamiin
Wah..ada ya test biar tahu olah raga yang cocok untuk kita apa...seru juga ya...jd ga salah pilih jenis olah raga yang pas.buat kita...nice info..salam kenal mbak..:)
ReplyDelete