Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Hari ini aku mendapat
ijin suami untuk menghadiri sebuah workshop tentang membuat jurnal kegiatan dan
portofolio bakat anak. Pengennya sih bisa datang sama suami, biar bisa lebih
seru dan mendalam saat mendiskusikan materi workshop di rumah. Beberapa
pertimbangan dan kemungkinan kami obrolin sebelum memutuskan aku boleh
berangkat. Kalau misalnya suami juga ikut serta, itu artinya anak-anak harus
ditempatkan di kids corner, artinya keluar dana tambahan lagi. Namun
dikarenakan budget yang kami miliki hanya cukup untuk seorang, akhirnya
diputuskan aku saja yang berangkat.
Bisa dibilang hari ini
benar-benar melatih kemandirian kami sekeluarga. Aku yang sudah sekian lama
biasa diantar jemput sama suami, mau nggak mau hari ini pergi ke lokasi acara
mengendarai motor sendiri. Sebenarnya aku senang sih, hehe. Naik motor
sendirian itu merupakan salah satu me
time untukku, rasanya menyenangkan bermain-main dengan gas dan rem, apalagi
tanpa anak-anak, jadi lebih bebas menambah kecepatan. Meski begitu, deg-degan
juga, karena sudah lama nggak ambil rute yang naik-naik ke atas bukit gitu,
wkwk. Mana jalan masih dibenerin. Alhamdulillah, mission completed. Nggak ada
setengah jam udah sampai lokasi, coz jalanan masih lengang waktu pagi.
Sementara untuk suami,
ngurusin dua anak sendirian itu jempolan banget deh. Kalau cuma sendirian sama
si Ifa sih bukan hal yang luar biasa alias udah terlatih. Tapi ditinggali Ifa
dan Affan, tepuk tangan dong buat si ayah. Kesan dari doi sih, bingung waktu Affan
mulai rewel wkwkwk.
Untuk Ifa sendiri, bukan
hal yang mengagetkan ditinggal bundanya belajar. Yang penting ada teman main di
rumah, apalagi sama ayahnya, dia sih fine-fine aja. Namun seperti biasa, Ifa
tanya berapa jam aku belajar, di mana belajarnya, pulang jam berapa, dan nggak
lupa berpesan “yang pintar ya belajaranya, bun.” Hari ini qodarullah di RW
tempat kami tinggal sedang ada lomba mewarnai dalam rangka Maulid Nabi, dan Ifa
bersedia ikut. Disusul kemudian ada undangan ulang tahun dari tetangga.
Alhamdulillah nggak ada masalah sewaktu ditinggal.
Bagaimana dengan Affan?
Bukan kali pertama juga sih buat Affan ditinggal bundanya beraktivitas di luar
rumah. Sebelumnya sudah beberapa kali Affan dititipkan di daycare dan nggak
pernah rewel. Seminggu lalu pun sempat di rumah sama Ayah waktu aku hadir ke
sebuah kajian. Cuma seminggu lalu perginya nggak selama hari ini.
Kenapa Affan nggak
diajak? Rencana awal sih diajak. Tapi dengan pengalaman waktu ngajak dia ke
PDA, dia nggak bisa anteng bikin aku nggak nangkap apa yang disampaikan
pemateri, dan kemudian akhirnya baru teratasi ketika ditempatkan di kids corner.
Waktu mendaftarkan diri untuk acara hari ini, aku tanya apakah kids corner
menerima anak seusia Affan, ternyata kids corner yang disediakan hanya untuk
anak mulai usia 3 tahun. Jadilah daripada datang tapi nggak bisa nangkap apa
materinya, diskusilah dengan si ayah dan ditinggallah Affan di rumah.
Eng ing eng, kata ayah,
Affan mulai rewel jam 12 siang. Sebelumnya sih anteng-anteng aja, dari nemenin
(baca: ngrecokin) si kakak lomba mewarnai hingga sempat tidur satu jam pas
kakak datang ke ulang tahun. Untungnya rewelnya si Affan, nggak yang nangis
teriak-teriak gitu sih. Namun Affan nggak mau makan, nggak mau tidur, mulai
mencari-cari di manakah bunda. Mungkin jengkel juga si Affan soalnya sorenya
sudah ditinggal bunda me time nonton Film Chrisye juga, hehe.
Pas aku sampai rumah,
langsung pecah tangisnya dan pengennya nempel kaya perangko. Sini sayang, come
to mama, hehe. Memang ya, anak 0 – 2 tahun mah maunya sama ibunya melulu.
Ibunya nggak ada bakal kaya kehilangan dunianya.
Btw, ini hari terakhir dari
sesi One Week One Skill “melatih Affan berjalan mandiri”, dan hasilnya
masih sama kaya seminggu lalu. Nggak papa deh, kalau udah siap pasti Affan
jalan dengan sendirinya.
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
#Hariketujuh
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com