Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Nggak kerasa
sudah masuk hari kelima aja nih tantangan 10 hari komunikasi produktifnya.
Semoga lancar hingga hari kesepuluh dan bisa extended to 15 days. Seperti biasa
aku bisa update menjelang deadline, karena memang bisanya pegang laptop cuma
saat malam hari. Meluangkan waktu di antara beberapa to do list kerjaan.
Wokay, hari
ini Ifa happy banget karena dapat informasi dari bu guru kalau besok tanggal 7
November, kelas mereka akan mengadakan outing ke Demak. Ifa bilang dia harus
bangun pagi dan berangkat lebih awal. Aku cuma tersenyum sambil
manggut-manggut. Bisa dipastikan besok tanpa susah aku bangunkan, pasti dia
sudah siap duluan. Selalu begitu kalau dijanjikan outing oleh ibu gurunya. Apa
minta outing setiap hari aja ya, hihihi.
Di grup
whatsapp kelasnya Ifa, bu guru juga menyampaikan beberapa rules menyangkut
acara outing besok pagi. Di antaranya anak harus dibawakan uang empat ribu
rupiah untuk membayar tiket masuk museum dan anak tidak boleh pakai sandal
jepit. Waduh, aku dan ayahnya baru ingat sepatu sandal kesukaan Ifa hilang
sebelah karena jatuh saat naik motor. Alas kaki yang tersisa ya tinggal sandal
jepit. Sekolah Ifa memang memperbolehkan anaknya pakai sandal, karena sering
menjelajah dan kotor-kotoran di alam. Akhirnya kami memutuskan untuk membelikan
sepatu sandal sejenis yang telah hilang.
Sesampainya
di toko swalayan tempat kami membeli
sepatu sandal yang lama, ternyata sepatu
sandal yang ingin kami beli sudah tidak ada lagi. Ada satu pasang, tapi
ukurannya terlalu kecil untuk Ifa. Saat kami mengajak Ifa ke toko lain untuk
mencari pilihan lain, Ifa menolak. Begitulah Ifa. Kalau kami sudah bilang “kita
ke toko A ya buat beli sepatu sandal,” ya beli sandalnya harus ke toko A,
diajak pindah ke toko B bakalan nggak mau dan manyun, atau malah tantrum.
Akhirnya daripada heboh, kami tanya ke Ifa;
Ayah:
“Ya sudah, kalau nggak mau ke tempat lain, Ifa maunya beli yang mana? Sepatu
sandal yang kaya punya kak Ifa dulu sudah nggak ada di sini.”
Ifa pun
bingung sambil matanya melihat-lihat beberapa pasang sepatu yang tertata rapi
di etalase. Akhirnya Ifa pun menunjuk ke sepasang sepatu. Setelah mencoba
beberapa ukuran, akhirnya diputuskanlah untuk membeli sepatu yang dipilih Ifa.
Sudah siap untuk berpetualang besok deh.
Ternyata kak
Ifa belum mau pulang;
Ifa:
“aku boleh main mandi bola dulu, bun?”
Aku:
“boleh, tapi sebentar ya. Besok kan mau pergi, jadi harus tidur lebih awal.”
Ifa;
“iya iya.”
Meski
setengah nggak yakin dengan iya-nya Ifa. Hehe. Sebenarnya tujuan Ifa ke mandi
bola itu mau main sama adiknya, tapi Affan-nya tidur dengan lelap. Akhirnya Ifa
main sendiri deh.
Aku dan
ayahnya mulai nggak nyaman. Tempat bermain di situ kurang tertata dengan baik.
Tempat duduk untuk yang menunggu pun hanya beberapa, jadi ya kami cepat capek.
Belum lagi ada beberapa perokok yang asapnya nyebar ke mana-mana. Akhirnya kami
mulai membujuk Ifa untuk pulang, setelah melihat sudah 15 menitan Ifa bermain
di sana.
Ayah:
“Sudah yuk, mainnya.”
Ifa:
“Masih mau main, masih sebentar.”
Bunda:
“Oke, mau main berapa menit lagi? Sepuluh atau lima belas menit?”
Ifa:
“Nggak mau disuruh milih. Masih mau main.”
Udah deh kalau
lagi keluar sungutnya begini, si Ifa bisa bikin naik darah deh. Akhirnya dengan
sedikit menata kesabaran, berhasil juga kasih penjelasan ke Ifa.
“Di
sini banyak yang ngerokok. Bunda dan ayah nggak tahan asapnya. Adik juga nanti
bisa batuk kalau banyak kena asap rokok. Belum lagi tempatnya panas, tidak ada
kursi untuk ayah bunda. Kalau kak Ifa mau besok kita ke Super*** ya, tempat
mainnya lebih luas dan nyaman. Adik bisa ikut main, dan merangkak mengejar kak
Ifa.”
Meski manyun
dan masih menyisakan sedikit rengekan, Ifa mau juga diajak pulang. Alhamdulillah,
kali ini bundanya nggak perlu pakai suara keras dan melotot. Kan sudah belajar
komunikasi produktif. Hehe.
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com