Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Hari ini
istirahat dulu dari mengerjakan tugas kelas Bunda Sayang Institut Ibu
Profesional dan cuzz menjawab tantangan dari #ArisanBlogGandjelRel periode 15. Kali ini temanya yaitu tentang ‘berinternet
sehat ala kamu’. Ide ini digelontorkan oleh mbak penulis kece dengan puluhan karyanya sekaligus salah
satu founder Blogger Gandjel Rel, DewiRieka alias Dedew yang berkolaborasi dengan mbak Prananingrum. Btw, mbak Ningrum selain jago ngeblog, juga pinter njahit lo, yang mau pesen seprei berkualitas top, cuz aja deh jejerin doi.
Kece banget
nih temanya. Sekaligus membuat aku ingat kalau ada teman yang menanti
postinganku tentang acara Internet Baik beberapa bulan lalu. #Plak.. lama
banget yee baru ditulis, ini yang nungguin udah lumutan kali. Lebih baik
terlambat daripada tidak sama sekali kan ya… #ngelesdotcom.
Selain dalam rangka memenuhi kewajiban arisan, tulisan ini juga aku buat dalam rangka #PostinganTematik #BloggerMuslimahIndonesia. Awalnya sih mau aku sendirikan, namun setelah hari demi hari membaca ulang tema yang diberikan, aku rasa kok hampir sefrekuensi. Jadilah, inilah pendapatku mengenai "Muslimah, Blog dan Dunia Maya".
Selain dalam rangka memenuhi kewajiban arisan, tulisan ini juga aku buat dalam rangka #PostinganTematik #BloggerMuslimahIndonesia. Awalnya sih mau aku sendirikan, namun setelah hari demi hari membaca ulang tema yang diberikan, aku rasa kok hampir sefrekuensi. Jadilah, inilah pendapatku mengenai "Muslimah, Blog dan Dunia Maya".
A. Kenalan Sama Internet Baik
Ngomongin soal blog dan dunia maya maka tak bisa dilepaskan dari keberadaan internet. Karena dua hal itu berkembang juga lantaran adanya internet. That's why penting banget kita entah sebagai siapa pun itu, apalagi sebagai muslimah, memahami cara berinternet yang baik demi bisa eksis di dunia blog dan dunia maya secara tepat serta pas porsinya.
Membaca tema yang diajukan oleh duo srikandi kece Gandjel Rel dan tim #PostinganTematik dari Blogger Muslimah Indonesia memang membuat ingatanku terlempar pada acara Internet Baik yang diselenggarakan di Hotel Santika Premiere pada 12-13 September 2017 yang lalu. Menghadirkan tiga narasumber yang ahli di bidangnya; Kang Mumu – founder Kakatu, kak Hilman – timnya bu Elly Risman dari Yayasan Kita dan Buah Hati, dan kak Widuri – ICT Watch, acara ini penting banget buat people jaman now biar lebih melek tentang berinternet secara sehat.
Membaca tema yang diajukan oleh duo srikandi kece Gandjel Rel dan tim #PostinganTematik dari Blogger Muslimah Indonesia memang membuat ingatanku terlempar pada acara Internet Baik yang diselenggarakan di Hotel Santika Premiere pada 12-13 September 2017 yang lalu. Menghadirkan tiga narasumber yang ahli di bidangnya; Kang Mumu – founder Kakatu, kak Hilman – timnya bu Elly Risman dari Yayasan Kita dan Buah Hati, dan kak Widuri – ICT Watch, acara ini penting banget buat people jaman now biar lebih melek tentang berinternet secara sehat.
Sayangnya
saat itu aku tidak diterima masuk di hari kedua, dikarenakan datang terlambat
setelah kelar siaran radio. Meskipun sudah ijin terlebih dahulu, ternyata tetap
tak ada tempat untukku, huhuhu.
Acara hari
pertama dipandu oleh moderator dan tiga narasumber menggeber tentang tips and
trik berinternet sehat. Di akhir acara hari pertama, setiap peserta harus
memilih coach mana yang mau diikuti pelatihannya di hari kedua. Apakah
pelatihan blogging, vlogging atau parenting. Saat itu sebenarnya aku memilih
pelatihan vlogging karena merasa aku butuh ilmu tentang ini secara lebih dalam,
namun apa dikata Allah belum mengizinkan untuk tahu banyak hari itu. Kenapa
nggak pilih parenting? Tema yang disampaikan oleh Kak Hilman sama persis dengan
yang pernah aku dapatkan dari seminar bu Elly Risman, bahkan gaya penyampaian
doi pun kayanya terinspirasi bangeet oleh bu Elly… ya iyalah… namanya juga satu
tim yee.. hehe. That’s why aku pikir memilih vlogging sebagai sesuatu yang baru
gitu deh.
Wokay, back
to Internet Baik, ternyata BAIK di
sini ada kepanjangannya lo; Bertanggung jawab, Aman, Inspiratif dan Kreatif.
So, diharapkan para peserta yang datang ke acara ini bisa pulang dengan menjadi
pribadi-pribadi yang menularkan kebiasaan berinternet secara sehat. Kalau dijelaskan
panjang x lebar x tinggi, ini loh maksudnya BAIK;
Bertanggungjawab
–
tentu saja bertanggungjawab dalam memanfaatkan internet dan media sosial secara
tepat, sesuai dengan norma dan etika. Bertanggung jawab pula dengan segala
resiko dampak negatif internet yang dapat membahayakan diri sendiri apalagi
orang lain.
Aman – dalam berinternet kita
harus bisa memastikan bahwa kita aman dari segala dampak buruk dari internet,
baik berupa kecanduan, pornografi, judi, dan aman dari potensi kejahatan yang
terjadi di internet. Untuk itu kita harus mampu mengenali berbgai bentuk bahaya
tersebut dan mengidentifikasi serta mengambil tindakan dalam melindungi diri.
Inspiratif – Sebagai people jaman
now, diharapkan kita tidak hanya menjadi pengguna internet secara pasif. Namun
juga mampu mendorong pemanfaatan internet sebagai cara hidup yang menjadikan
hidup lebih mudah, produktif dan menyenangkan, serta memberikan inspirasi dari
orang-orang yang sudah menggunakan internet baik.
Kreatif –
Selain memberikan inspirasi, penting banget buat kita untuk bisa menciptakan
ekosistem digital yang produktif sebagai wadah dan pengembangan daya cipta
serta kreasi, seperti membuat konten positif yang memiliki nilai manfaat bagi
orang lain melalui kegiatan online mereka. Contohnya…. Blogging dong, hehe.
Saat itu kang
Mumu memberikan contoh beberapa tokoh yang telah berhasil menggunakan internet
secara BAIK, antara lain; Al Fatih Timur dan Vikra Ijass lewat web sedekah
online kitabisa.com, Salman Khan dengan situs belajar onlinenya – Khan Academy,
dan Gen Halilintar lewat channel YouTubenya yang sudah menghasilkan hingga
miliaran rupiah.
Dengan
kehidupan digital yang semakin merangsek kita saat ini, memang mau tidak mau
kita nggak bisa lepas dari kebutuhan berinternet. Nyari PR anak kudu browsing,
nyari resep masakan tanya aki google, upload dagangan di fesbuk, bahkan sekedar
say hello sama suami – semua pakai internet.
Waktu PDA awal
bulan November yang lalu, abah Ihsan menyampaikan ketidaksetujuannya tentang
menyamakan internet dan smartphone dengan pisau. Ya, pisau di tangan chef bisa
jadi alat masak yang berguna banget. Namun di tangan orang jahat bisa jadi alat
pembunuhan. Sedangkan internet dan smartphone tidak bisa semudah itu disamakan
dengan pisau, karena dampak buruknya bisa jadi lebih buanyak dibandingkan
dampak positifnya jika kita tidak menyiapkan diri.
Jangankan
anak-anak yang bisa kecanduan game, terpapar konten negatif yang menjurus ke
pornografi, dan terjebak pedofil online, kita yang udah dewasa saja bisa dengan
mudah tergelincir cyber bullying, mom war yang nggak habis-habisnya,
radikalisme yang bikin pemikiran sempit dan dengan mudah boikot sana sini,
hingga melakukan pelanggaran privasi.
That’s why
saking berbahayanya internet kalau kita nggak melek dengan cara pakainya yang
benar, maka hayuk lah bergegas untuk menyiapkan diri agar lebih dewasa dalam
menggunakan kemajuan teknologi ini. Sebelum nyiapin anak-anak kita, tentu saja
emak-emaknya kudu nyiapin diri terlebih dulu kan?
Jangan merasa
hanya karena kita emak-emak dasteran yang lebih banyak stay at home terus
merasa nggak wajib membekali diri tentang berinternet sehat. Ingat euy, bencana
yang paling besar adalah bencana yang tak kita sadari kehadirannya. Salah satu
bencana yang paling bikin nyesek para orangtua jaman now jelas anak-anak yang
kecanduan game dan nggak bisa lepas dari smartphone. Namun sebelum handling
anak-anak, bekali diri kita dulu dengan ilmu yang tepat biar lebih kece saat
mendampingi anak belajar berinternet sehat.
7 Kebiasaan untuk Keren Berinternet
Satu, THINK.
Singkatan
dari True, Hurtful, Illegal, Necessary, Kind. Intinya, saat kita mau
mendapatkan sebuah informasi dari internet dan berniat menyebarkannya
pikirkanlah apakah postingan tersebut benar adanya, menyakitkan untuk pihak
lain atau tidak, kontennya illegal atau legal, perlu nggak dibuat viral dan
adakah kebaikan di dalamnya.
Dua, Respect.
Sebelum
posting sesuatu, pastikan kita tidak membahayakan diri sendiri dan menyakiti
hati orang lain. Hindari war yang bikin panas timeline sosial media dan kepala
nyut-nyutan deh. Bukankah damai lebih baik. Jangan pula paksakan pendapat diri
sendiri kepada orang lain, sepatu kita berbeda dengan sepatu yang mereka pakai,
setiap orang punya kaca matanya masing-masing, jadi mari saling menghormati
opini masing-masing dengan selalu berbagi info yang bikin adem hati.
Tiga, Turn Back HOAX.
Jangan
bersumbu pendek, pals. Tidak semua yang ada di media itu benar adanya. Bahkan
tidak semua media bisa dipercaya. Cek dan ricek dulu kebenarannya sebelum
disebarkan, jangan hanya ikut-ikutan teman dan terbawa hawa nafsu deh.
Empat, Take Care Your Self Branding
Sosial
mediamu, cerminan dirimu. Orang lain kini bisa dengan mudah menilai diri kita
seperti apa lewat sosial media kita. Maka berhati-hatilah karena jempolmu,
harimaumu.
Lima, Tell – Repot – Block
Kalau kita
menemukan konten yang tidak benar atau menyakiti hati, cara pertama yaitu ajak
diskusi orang yang posting konten tersebut secara baik-baik, jika cara pertama
belum berhasil, silakan cuzz cara kedua. Cara kedua yaitu gunakan fitur report
untuk melaporkan ke penyedia layanan. Ketiga, block (unfriend or unfollow) orang
tersebut biar nggak bikin senewen tiap baca postingannya. Kita juga bisa
melakukan aduan ke Kominfo saat menemukan konten negatif.
Enam, Posting nggak ya?
Sebelum
posting suatu link artikel, pikirkan apakah artikel tersebut baik, benar-benar
membantu dan bisa menginspirasi. Ketika ingin posting foto atau video, pikirkan
apakah konten itu akan menyinggung orang lain. Ketika ingin posting tulisan/
blog, sudahkah kita klarifikasi kebenarannya dan benarkah tulisan tersebut
bermanfaat? Setelah dipertimbangkan baik buruknya, silakan posting.
Tujuh, Ingat Kehidupan Nyatamu!
Jangan sampai
kena FOMO alias fear of missing out deh, pals. Begitu ada notifikasi dari
sosial media berbunyi, langsung cepet-cepet buka HP, saking takutnya
ketinggalan informasi. Santai aja, hidup nggak cuma di dunia maya, jangan
sampai kecanduan media digital. Hidup di dunia nyata jauh lebih menyenangkan
kok.
5 Prinsip Cerdas Berinternet
Keep Playing or STOP
Sebagai
orangtua kita wajib tahu lo game apa saja yang sedang disukai anak-anak dan
rate dari game tersebut, apakah itu untuk cocok dimainkan anak-anak atau tidak.
Kalau orangtuanya aja nggak paham anaknya main apa, terus gimana mengarahkan
mereka?
THINK before POSTING
Related to
bagian pertama dari 7 kebiasaan keren untuk berinternet, bekali diri kita
kemampuan THINK sebelum posting. Lalu tularkan skill tersebut ke anak-anak.
SARING before SHARING
Nggak ada
yang mau dikatain sumbu pendek, tapi seringkali kita nggak sadar kalau ternyata
kita ini sumbu pendek itu sendiri. Ada temen share video bagus, ngikut share,
ada temen share berita A, ikut share, tanpa cek dan ricek lagi. So, pastikan
lima hal ini dulu sebelum sharing ya.
Click or Close
Internet itu
bebas banget, kita bisa dapatkan apa saja pakai internet. Makanya wajib buat
diri kita dan anak-anak kita untuk membekali diri untuk BERANI close
konten-konten negatif. Karena sekalinya kita click konten negatif tersebut,
dampaknya bisa berkepanjangan dan bisa bikin kecanduan.
Wise while Online
Jangan asal
online, bijaklah saat online. Entah itu bijak dalam menggunakan waktu untuk
online ataupun bijak saat berkomentar. Lebih dari itu ada beberapa tips yang perlu
kita ketahui saat online. Cuzz deh.
Suka sama
infografisnya? Jangan kira aku buat sendiri ya, hihi.. itu ada di buku saku
yang aku dapat waktu acara Internet Baik. Pengen punya juga? Cuzz aja ke web
Internet Baik, kita bisa download versi PDF nya kok. Bahkan nggak cuma buku
saku tersebut, tapi juga ada banyak materi keren tentang berinternet baik yang bisa
didownload. Dijamin materi-materinya helpful banget untuk mengedukasi anak-anak
dan masyarakat lo, seperti 17 Rumus Keren Berinternet, Cakap Bersosial Media,
Buku Pegangan untuk Murid dan Guru, serta printable Ular Tangga Internet yang
kece abis.
Atau kalau mau hemat waktu dan nggak perlu download satu per satu, aku sudah save 8 modul kece itu ke Google drive dalam satu folder, bisa cuzz ke sini buat tengok-tengok.
Materi kece
itu bertujuan untuk memberikan Digital Citizenship Education alias Pendidikan
Kewarganegaraan Digital. Edukasi itu diharapkan bisa meluas ke seluruh lapisan
masyarakat agar pengguna internet bisa lebih produktif dan bertanggungjawab
sehingga internet bisa mengoptimalkan kehidupan penggunanya, tentu saja
termasuk para emak dasteran.
B.
Berinternet
Sehat Ala Aku si Emak Dasteran
Setelah
membekali diri dengan 7 kebiasaan untuk keren berinternet dan 5 prinsip cerdas
berinternet, saatnya kita para emak dasteran untuk merumuskan mau diapain nih
si internet. Apalagi selain sebagai emak dasteran, aku juga mempunyai kewajiban sebagai muslimah untuk amar ma'ruf nahi munkar. Jelas nggak bisa dong pakai internet secara asal-asalan, harus tidak keluar dari koridor alias harus tetap mengikuti batas-batas yang sudah ada di dalam al Quran.
Kalau buat
aku pribadi sebagai salah satu emak dasteran, internet berguna banget untuk dua
hal besar; memperkaya parenting skill ku dan memberdayakan diriku sebagai
seorang wanita muslimah.
Membesarkan Kids Jaman Now di Era Internet High Speed
Sebuah
pertanyaan ciamik diajukan Abah Ihsan pada PDA beberapa waktu lalu, “kalau anak kita, anggap saja berumur di
bawah 17 tahun meminta ijin untuk keliling dunia tanpa ada satu pun orang yang
boleh menemani, apakah kita akan memberikan ijin?”
Menggelitik ya.
Rata-rata peserta PDA kala itu jelas bilang “tidaaak.” Abah menanyakan alasan jawaban tersebut, ada yang
menjawab takut anak tersesat, takut diculik, takut nggak nyampai tujuan dan
banyak lagi lainnya. Kemudian Abah melanjutkan pertanyaanya, “lalu kenapa dengan mudah kita memberikan
smartphone yang ada sambungan internetnya di dalamnya kepada anak-anak kita?
Padahal lewat smartphone, anak-anak bisa berkeliling dunia dengan sangat mudah
hanya menggunakan jari!”
Kontan semua
peserta PDA merenung saat itu juga. Ketika anak belum cukup umur tidak kita
ijinkan keliling dunia beneran tanpa ada pendamping karena takut ini takut itu,
tapi kenapa kita nggak takut memberikan smartphone yang bisa membuat anak
surfing dari situs ini ke situs itu hanya demi agar anak anteng, anak nggak
rewel dan sebagainya.
Di zaman era
digital, informasi bisa diakses dengan mudah – di mana dan kapan saja dan terjangkau.
Sayangnya banyak informasi yang diumbar secara bebas dan bahkan tanpa filter.
Nah, selama ini kita udah membekali anak dengan ilmu yang tepat belum? Harusnya
sih kalau kita udah berani kasih smartphone ke anak, anak-anak kita sudah harus
khatam dulu bab berinternet secara baik dan sehat. Karena kalau belum, jangan
salahkan anak kalau sikapnya menjadi agresif, sering marah-marah, sering ngamuk
ketika HP kita minta, apalagi kalau udah kecanduan – bisa kaya orang sakaw
ketika tidak diijinkan ngegame atau pegang HP.
Didiklah anak
sesuai dengan zamannya. Bener banget nih. Memutus sama sekali hubungan anak
jaman sekarang dengan internet memang tidak mungkin, karena pekerjaan sekolah
pun sekarang juga butuh sambungan internet. Namun bukan berarti kita memberikan
kebebasan tanpa batasan kepada anak-anak.
Disampaikan
oleh Kak Hilman pada acara Internet Baik untuk mendidik anak di jaman digital,
orang tua perlu;
Satu, Melakukan attachment atau bonding kepada anak.
Ngomongin dan
ngajak ngomong itu beda, pals. Ngomongin artinya kita bawel alias ngomel
panjang kaya gerbong kereta. Sedangkan ngajak ngomong itu memberikan ruang
untuk berkomunikasi. Anak-anak butuh diajak berkomunikasi dan berdiskusi.
Menciptakan komunikasi yang hangat dan produktif akan membangun kelekatan anak
dan orangtua.
Jika tidak
ada kelekatan dengan orangtua, anak-anak akan cenderung mencari kebahagiaannya
di tempat lain. Salah satunya lewat smartphone, game, dan lainnya yang bisa
berujung pada kecanduan.
Salah satu
cara untuk melekatkan diri pada anak adalah rutin melakukan gerakan 1821 yang
diperkenalkan oleh Abah Ihsan. Dalam rentang waktu 18.00 – 21.00, simpan semua
yang berbentuk kotak dan fokuslah pada anak-anak. Ajak ngobrol, temani belajar,
bermain bareng dan baca buku berkualitas yang bisa membantu kita menyisipkan
nilai-nilai keimanan, kekuatan mental, kasih sayang dan moral.
Dua, Membangun Kepercayaan Anak
Sudahkah jadi
tempat pertama bagi anak untuk bertanya ini itu? Kalau belum, maka kita belum
mendapat kepercayaan dari anak. Untuk mendapat kepercayaan dari anak, tentu
saja kita harus melakukan poin pertama; berkomunikasi secara produktif dan
terus lekatkan diri dengan mereka. Dengan mendapatkan kepercayaan dari anak,
akan lebih mudah bagi kita memberikan edukasi kepada anak-anak, salah satunya tentang
YAY and NAY saat berinternet.
Tiga, Melakukan
Edukasi
Jangan
ujug-ujug nyeramahin anak soal bahaya internet, jangan ujug-ujug kasih sanksi
ke anak ketika terlalu banyak ngegame kalau kita belum melakukan poin ke satu
dan belum mendapat poin ke dua. Ini sebuah siklus yang runtut, pals.. nggak
bisa dibolak-balik susunannya. Lekatkan diri dulu ke anak – dapatkan kepercayaannya
– baru bisa kita mengedukasi anak-anak tentang nilai-nilai moral, agama dan hal-hal baik
lainnya, salah satunya tentang berinternet secara sehat.
Kak Hilman pada
saat Internet Baik menyatakan bahwa sangat penting bagi para orangtua untuk diskusi
– dampingi – fasilitasi kebutuhan anak menyangkut masalah berinternet. Ajak
diskusi anak tentang role model mereka di era digital, kenapa anak menyukai role
model tersebut, apa kelebihan role model tersebut, lalu gali lebih dalam minat
anak, Jika anak memiliki potensi lebih di bidang digital, kita bisa
mengarahkannya untuk menjadi creator daripada hanya menjadi pengguna. Tentu
saja setelah kita sampaikan hal-hal mendasar yang perlu dimiliki agar bisa
tetap aman di dunia digital, misalnya
yang telah dibahas sebelumnya; 7 kebiasaan untuk keren berinternet dan 5
prinsip cerdas berinternet.
Empat, Melakukan Kontrol
Ketika poin satu
hingga tiga sudah dilaksanakan, maka barulah kita bisa memberikan batasan
kepada anak masalah smartphone dan internet. Batasan yang disarankan oleh Abah
Ihsan mengenai smartphone dan penggunaan internet; jangan berikan smartphone
sebelum anak berusia 17 tahun. Artinya bukan sama sekali anak tidak boleh
menggunakan smartphone yang berkoneksi internet ya, tapi sebaiknya jangan
BELIKAN anak smartphone pribadi sebelum anak 17 tahun. Lebih baik PINJAMKAN
saja dulu. Bedanya? Ketika anak meminjam, maka sifatnya terbatas, kita masih
mudah memberikan kontrol pada apa yang dilakukannya. Sedang ketika kita
membelikan anak smartphone yang dipakainya sendiri, anak pasti merasa itu
miliknya dan semua hal yang ada di dalamnya adalah privacy-nya.
La iya kalau
kelekatan kita oke dengan anak, atau anak sudah mempercayai kita sebagai
sahabat terbaik, kita bisa mengarahkan mereka menggunakan smartphone dengan
baik. Kalau nggak? Ya, jangan kaget .. kalau anak-anak sekarang banyak yang
kecanduan pornografi, game bahkan rela bunuh diri hanya karena orangtuanya
nggak mau membelikan smartphone.
Anak-anak
juga perlu diberi batasan yang jelas kapan boleh pinjam smartphone ayah
bundanya, kapan bisa menggunakan koneksi internet, di mana boleh
menggunakannya, dengan siapa boleh menggunakannya. Batasan ini akan membantu
kita dalam menuntun anak berinternet secara sehat.
Kenapa harus
17 tahun? Sama kaya kenapa kita baru boleh dapat SIM di usia tersebut. Karena
di usia 17 perkembangan otak sudah mencapai kematangan yang sempurna. Otak di usia
17 sudah bisa membedakan baik dan buruk, bukan lagi senang dan tidak senang
atau suka dan tidak suka. Video ini mungkin bisa jadi referensi.
Nah, kalau ternyata
kita kecolongan anak mengakses konten negatif, don’t panic! Jangan langsung
ngomel pula, karena justru akan membuat anak menjauh. Pertama, tangkap
perasaannya. Apa yang dia rasakan setelah menonton konten tersebut, lalu
kemudian cek pemahamannya tentang apa yang telah diaksesnya. Jangan langsung
asal tuding bahwa anak terlanjur rusak, siapa tahu dia hanya ikut-ikutan teman
dan baru sebatas ingin tahu saja. Setelah kita tahu level pemahaman si anak,
barulah kita bisa memberikan brief yang tepat sesuai kebutuhan agar anak bisa
mendapatkan persepsi yang tepat. Jika dirasa sudah membahayakan, kita bisa berkonsultasi
kepada yang lebih ahli, ke psikolog anak misalnya.
Saat ide “No
Smartphone Before 17” digelontorkan oleh Abah Ihsan, banyak yang kemudian
membeberkan kesulitannya. Salah satunya karena di sekolah, anak-anak justru
diwajibkan membawa smartphone untuk kepentingan belajarnya. Sedih juga ya,
ketika orangtua sudah melek tentang batasan menggunakan smartphone dan
internet, ternyata tidak didukung oleh pihak sekolah.
Tapi jangan
khawatir, pals. Kita pedekate aja sama sekolahnya dan minta mereka untuk pasang
Kakatu School. Awalnya Kakatu memang didesain hanya untuk mempermudah orangtua
mengontrol penggunaan internet anaknya saat di rumah, namun dalam
perkembangannya Kang Mumu sepertinya menangkap bahwa di sekolah juga bisa
menjadi tempat yang membahayakan bagi anak-anak jika tidak dibatasi. That’s why
dibuatlah Kakatu School yang bertujuan untuk membangun sekolah ramah digital dengan
teknologi berinternet yang aman dan sehat.
Memberdayakan Diri Sendiri
Selain untuk menambah
informasi berkaitan dengan urusan asuh-mengasuh anak, internet bermanfaat
banget untukku dalam hal-hal ini;
Produktif dalam Karya
Jangan letakkan
HANYA di depan EMAK DASTERAN alias IBU RUMAH TANGGA, karena itu akan
mengecilkan makna diri sendiri. Buktikanlah meski lebih banyak di dalam rumah,
kita masih bisa produktif dalam karya. Bahkan seluruh rutinitas rumah tangga
kita itu layak disebut dengan kerja dan karya kok.
Hubungannya
dengan internet, tentu saja teknologi wajib ada tersebut sangat membantuku saat
aku membutuhkan printable sheet untuk anak-anakku, misal mewarnai, belajar
baca, dll. Bahkan aku sangat terbantu karena adanya internet dalam mencari
materi-materi menarik saat dulu masih aktif ngajar POS PAUD.
Selain itu
nggak bisa dipungkiri, internet membantuku sekali dalam hal blogging. Gimana bisa
ngeblog kalau nggak ada koneksi internet kan?
Produktif dalam Mengumpulkan Recehan
Karena
internet pula, semua orang bisa jadi penjual sekarang. Bahkan nggak perlu punya
produk sendiri pun, kita masih tetap bisa jualan, termasuk juga aku.
Dari jualan
buku paket harga jutaan yang sempat jadi trending topic beberapa waktu lalu
hingga jualan daster pernah aku lakoni, demi apa coba? Demi bisa beli lipen,
wkwkwk. Enggakding, orang lipen cuma punya sebatang doang. Kalau belum habis ya nggak beli, hihi.
Sebenarnya
aku merasa nggak begitu bakat jualan, meski orang bilang jualan itu bukan
masalah bakat tapi soal kemauan. Ya gitu deh mood jualan sering naik turun.
Tapi emang seneng sih ketika ada yang beli dan dapat keuntungan dari apa yang
kita jual. So far sih keuntungan yang aku dapat dari berjualan lewat internet
ini; dapat buku paketan gratis ---- komisi dari jualan buku aku belikan buku
juga buat anak-anak.. Alhamdulillah meski belum lengkap cukup lumayan lah untuk
membangun mini home library dan menumbuhkan minat baca ke anak-anak, dapat
daster gratis ---- komisi jualan daster dibuat beli daster sendiri. Ya, masa
yang jualan nggak ngrasain nyamannya pakai daster kece, hihi. Udah hafal nomor
WA ku kan? Cuzz aja lah kalau butuh buku atau daster ya… wkwkkw. Digetok mbak
Dedew dan mbak Ningrum nih, arisan malah buka lapak.
Produktif dalam Berbagi
Kadang malu
sih disebut blogger atau dimintai bantuan sama teman-teman untuk berbagi materi
tentang blogging. Secara ilmuku masih cetek banget, dan blogging-ku pun masih
acak adut dibanding teman-teman yang lainnya. Namun katanya kan bagikanlah
meski sedikit, insya Allah dari sedikit itu bisa berbuah banyak. Bener juga
sih, gegara diberi kesempatan untuk mengisi materi blogging online ke beberapa
teman yang membutuhkan dan offline di salah satu komunitas, aku jadi giat
belajar lebih banyak biar nggak stuck juga di titik ini. Dan jelas untuk hal
ini aku terbantu sekali dengan adanya internet. Thanks to Google Docs dan
kawan-kawan yang membantu aku dalam share hal-hal yang aku tahu.
Produktif saat Me Time
Bahkan me
time pun butuh internet. Secara me time favoritku itu nonton drama korea dan
smule-an, kalau nggak ada koneksi internet, udah deh mati gaya, wkwk.
Eits tapi
jangan salah, aku juga punya me time yang lebih berkualitas kok, salah satunya
yaitu mendengarkan kajian dakwah dari berbagai macam ustadz lewat Rodja TV,
Yufid TV ataupun Live FB.
Selain nonton
ceramah keagamaan, aku juga demen belajar lewat kulwap ini ke kulwap itu, salah
satunya ikut jenjang perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Saking
canggihnya, sekarang nggak cuma kuliah lewat whatsapp, tapi juga untuk yang
level koordinator mulai ditatar menggunakan Google Classroom. Kece daah!
Dan semua itu
butuh koneksi internet yang oke.
Buatku kalau sehari-hari
sudah penuh dengan aktivitas yang positif, maka kita jadi nggak punya waktu kok
untuk tidak sehat berinternet. Gimana mau sharing berita hoax, nggibahin artis,
atau ikut war, kalau dalam sehari sebenarnya ada banyak hal positif yang bisa dikerjakan
lewat internet.
So, siap
berinternet secara BAIK dan SEHAT kan, para emak dasteran dan muslimah sholihah? Siiiiip dah, salam
literasi digital!
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
NB: Maaf yaaa eike kalap dan terlalu semangat bikin postingannya, makasih buat yang sudah mampir dan baca. Semoga bermanfaat :)
yeayy...
ReplyDeleteyg ditunggu datang juga
tengkyu mom marita...
tulisannya selalu kece badai dan bermanfaat
Wah. Komplit...pit...pitt..pitttt
ReplyDeletekeren banget inii kompliiit, makasih artikel ciamiknya saaay...
ReplyDeleteIni bermanfaat banget, biar emak2 nggak kebablasan kalau internetan. :D
ReplyDeleteemak dasteran emang markotop paket super komplit ini.
ReplyDeleteWah, banyak dapat informasi nih dari tulisan Mba. Terima kasih sudah menginspirasi.
ReplyDeleteHehe kalo dulu mulutmu harimaumu, sekarang jempolmu harimaumu :D lengkap banget tulisannya, jadi tau internet BAIK dan kebiasaan berinternet yg keren nih :)
ReplyDeleteWaaahhh, ulasannya komplit n kece badai mbak, saya jadi dapet informasi baru dari membaca postingan ini, terutama tentag cara berinternet BAIK, tipsnya yang dibagikan juga bermanfaat banget, jadi reminder juga buat saya nih yang jangan sampai terkena FOMO. Ups!
ReplyDeleteTerima kasih sudah membagikan ilmunya mbak😊 Inspiratif banget.
Komplit banget mba.. wahyu bintangi ya.singkatannya keren keren hehe. Saya jadi salah fokus..
ReplyDeleteWah, terima kasih atas resume dan tipsnya, Mba...
ReplyDeleteWaaah, lengkap banget ini mbak. Makasih yaa informasi dan ilmu bergizi ini mah.
ReplyDeletewah lengkap banget mbak..
ReplyDeleteSaatnya memberdayakan diri dengan berkarya.Pas banget ini menuju resolusi 2018
Alhamdulillah tambah ilmu, komplit bin lengkap pake banget, bacanya juga gak cape secara bawainnya seruuu, makasih ya Mbak😊
ReplyDeleteMasya Allah..lengkap banget euyy..
ReplyDeleteSetuju dengan ulasannya..Bertanggung jawab - Aman - Inspiratif - Kreatif !
Suka banget ma tulisan Mbak, detail dan informasinya lengkap banget
ReplyDeleteTulisannya full isi. Saya baru tau loh kepanjangan internet BAIK. hihi...untung baca di sini
ReplyDeleteTulisannya lengkap sekali mbak, semoga nggak sampe jadi sumbu pendek yaa karena sy juga nggak suka dikatain gitu..hehe
ReplyDeleteWiih keren mba info grafisnya. Tulisannya lengkap banget ^^
ReplyDeleteKeren banget info dan tulisannya, Mbak. Pengingat diri yang mantap buat saya, nih. Sekalian izin share ya :)
ReplyDeletekomplit nih mbak...mksh ya mbak marita :)
ReplyDeleteMau coba Khan Academy belum jadi juga....
ReplyDeleteAnak saya punya hp sendiri kebetulan bukan dibelikan khusus tapi hp lungsuran. Beberapa aplikasi belajar ada di hpnya. Permaianannya disensor dan aplikasi yang tidak saya suka biasanya saya hapuskan. Jadi sifatnya mereka tidak bebas semaunya meski mereka klaim itu hp mereka..
Anak saya 6 dan 8thn.
Kumplit mbak tapi nggak bosenin bacany. makasih yaa sharingnya
ReplyDeleteKomplit plit plit kap kap lengkap. Terimakasih ilmunya mbak. Ilmu baru ini.
ReplyDeleteMakasih Mba... jadi diingatkan lagi sama seminar internet BAIK waktu itu :)
ReplyDeletebtw aku lagi jaga hasna banget nih biar nggak kecanduan youtube. kalau sama ayahnya pasti disodorin youtube dan setiap ayahnya di rumah jadi nagih, dan nggak mau dialihkan ke kegiatan lain. hiks.
makasih sharingnya, Mbak, tulisannya komplit plit dan selalu keren
ReplyDeleteWah lengkap banget tipsnya.
ReplyDeleteMakasih sharenya mbak.
Wah mbak Marita ini keren sekali!! Lengkap penjabarannya sampai ikutan seminarnya juga ya..semoga kita bisa mendapatkan banyak banyak pelajaran dari sini ya mbak,,yuk kita bisa berinternet dengan SEHAT!! :)
ReplyDeleteSalam kenal,
Meykke Santoso
Edukasi internet BAIK ini musti dilakukan secara konsisten. Emak-emak kan sering jadi korban berita hoax, hiks, baru baca bentar, berpikir, wah, keren, trus share tanpa berpikir apakah berita ini bener. syedddihhhh
ReplyDelete