Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Mengikuti program One Day One Status Rumbel Menulis IIP
Kaltimra sekaligus One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia membuat semangat
menulisku semakin menyala. Namun entah kenapa semangat itu hanya berlaku ketika
menulis di blog sendiri. Padahal masih ada amanah lain yang harus dituntaskan; artikel
konten pesanan klien yang nilainya insya Allah cukup untuk bayar tagihan
internet buat nonton drama korea berpuluh-puluh episode, hehehe. Tapi menulis
bebas dengan gaya sendiri dengan menulis sesuai arahan dan requested keywords
memang berbeda rasa. Wokay deh, mari jadikan ngeblog sebagai sarana refreshing
setelah berkutat dengan artikel-artikel pesanan klien.
2 Oktober merupakan Hari Batik Nasional, dan jujur aku baru
tahu kemarin ketika tema ini diajukan sebagai tantangan menulis. Parah deh,
berasa kudet banget saat itu. Kayanya kebanyakan nonton drakor sampai nggak
ngerti peristiwa penting bangsa ini. Aku langsung googling mengenai kapan 2
Oktober mulai dicanangkan sebagai Hari Batik Nasional. Usut punya usut ternyata
sejarah dijadikannya 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional cukup panjang juga.
Meski semua orang tahu bahwa batik merupakan salah satu
kekayaan bangsa, mengenalkan batik ke mata dunia dan membuat dunia yakin bahwa
batik adalah warisan budaya Indonesia tidak semudah membalik telapak tangan.
Batik mulai dikenal di kancah dunia sejak presiden kedua Indonesia, sang bapak
pembangunan – Bapak Soeharto, mengenakan kemeja batik pertama kali saat
menghadiri konferensi PBB.
Namun Malaysia, negara tetangga yang hobi mengklaim budaya
Indonesia sebagai budayanya, mulai mengaku-aku kalau batik itu kekayaan
bangsanya. Tentu saja Indonesia geram dan tidak tinggal diam. Hingga kemudian
pada tahun 2008, pemerintah Indonesia mendaftarkan batik ke UNESCO sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi.
Akhirnya pendaftaran batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk
Budaya Lisan dan Nonbendawi diterima pada 9 Januari 2009. Selang beberapa bulan,
tepatnya pada 2 Oktober 2009, UNESCO
mengukuhkan batik Indonesia dalam daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan
dan Nonbendawi, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Alhamdulillah, pada akhirnya batik
berhasil diakui dunia internasional sebagai warisan budaya asli Indonesia, di
bawah pemerintahan bapak SBY aka Susilo Bambang Yudhoyono. Itulah sejarah kenapa tanggal 2 Oktober kemudian
dicanangkan sebagai Hari Batik Nasional.
Meskipun aku kudet mengenai Hari Batik Nasional, namun aku
merupakan pecinta batik lo. Buktinya aku selalu memakai batik hampir setiap
hari. Formal banget? Ya enggak lah, justru batik yang kupakai ini merupakan
pakaian yang paling nyaman buat ibu rumah tangga sepertiku. Tebak, pakaian
apakah itu? Yup, 100 untuk teman-teman. DASTER!
Hampir semua daster yang aku miliki bermotif batik. Aku lebih
suka membeli daster batik karena bahannya adem dan nyaman untuk aktivitas
harian. Dulu aku mengoleksi beberapa kemeja dan blouse batik untuk kugunakan
saat kuliah atau ngantor, tapi sejak berhijrah menggunakan gamis, aku belum
punya banyak gamis bermotif batik. Itupun gamisnya nggak bisa dipakai buat
harian, cuma bisa dipakai saat kondangan. Kemarin waktu berselancar di timeline
Facebook, aku menemukan gamis batik yang cantik banget dan kayanya masih tetap
oke dipakai buat sehari-hari. Saat itu aku berazzam untuk membeli gamis
tersebut. Semoga saja saat aku mau membelinya, gamis batik incaran itu masih
ada stoknya ya. Aamiin.
Sejenis begini deh gamis batik yang lagi aku incar |
Tiga Cara Melestarikan Batik
Nah, membicarakan tentang batik tentu saja tidak bisa lepas
dari bagaimana cara kita melestarikannya. Ya memang saat ini batik telah diakui
dunia sebagai kekayaan bangsa kita. Namun jika kita sebagai bangsa Indonesia
tidak berupaya melestarikannya, lama-lama batik pun bisa menghilang dari
peredaran. Untuk mengantisipasi hal tersebut, menurut pendapatku setidaknya ada
tiga cara untuk melestarikan batik sebagai cagar budaya.
Pertama, mempelajari batik dan sejarahnya.
Kenapa sih batik diakui sebagai cagar budaya Indonesia? Tentu
saja karena batik itu tersebar hampir di semua wilayah Indonesia. Setiap wilayah
di negara ini selalu memiliki batik dengan ragamnya yang khas. Batik Solo tentu
saja berbeda dengan batik Pekalongan. Batik Pekalongan jelas tidak sama dengan
batik Semarangan.
Menurut situs Sahabatnesia, kurang lebih ada lima puluh motif
batik nusantara. Masya Allah, keren banget ya… Dan jangan salah, batik ternyata
tidak hanya ada di Jawa. Di Palembang, Jambi, Banjarmasin, Palangkaraya hingga
Papua juga memiliki batik dengan motifnya sendiri-sendiri.
Nah, kalau kita mengaku cinta batik dan cinta Indonesia sudah
sewajarnya kita mempelajari mengenai hal ini. Bukan untuk sekedar gaya-gayaan
tapi dalam rangka menjaga agar batik tidak pudar ditelan masa. Sebagai orang
tua, ini juga merupakan tugas bagi kita untuk mengenalkan batik, dari asal-usul
hingga maknanya, kepada anak-anak kita. Sehingga kecintaan terhadap batik tidak
berhenti di generasi kita saja.
Ngomong-ngomong, jenis batik apa sajakah yang kalian tahu,
pals? Kalau aku paling hafal sama Truntum, karena biasa dipakai saat acara
pernikahan oleh kedua mempelai. Truntum sendiri artinya menuntun. Maksudnya mengapa
batik truntum dipakai saat acara pernikahan memiliki makna yang dalam lo.
Diharapkan orang tua mempelai mampu memberikan petunjuk dan contoh kepada
putra-putrinya dalam memasuki kehidupan baru berumah tangga yang penuh
liku-liku.
Selain truntum, motif favoritku lainnya adalah mega
mendung. Kita akan menemukan banyak
garis lengkung yang beraturan pada motif batik mega mendung. Ternyata garis-garis
tersebut memiliki makna bahwa kehidupan manusia selalu berubah, ada saatnya
naik dan turun. Manusia diharapkan terus berkembang untuk mencari jati diri,
belajar dan menjalani kehidupan sosial agama yang nanti pada akhirnya bisa membawa
dirinya memasuki dunia baru menuju misi spesifik hidup yang diberikan sang
pencipta kepadanya. Wuih, dalam bangeeeet maknanya!
Itu baru dua motif batik saja sudah sedalam itu maknanya,
bagaimana kalau kita gali lima puluh motif batik nusantara ya? Kira-kira bisa
jadi berapa postingan blog ya?
Kedua, mempelajari cara membuat batik.
Kalau bukan kita yang mempelajari cara membuat batik, terus
siapa lagi? Kita nggak mungkin dong terus bersandar pada mbah-mbah perajin
batik yang sudah sepuh-sepuh itu. Bahkan tak jarang anak-anak para perajin
batik juga tidak mau mewarisi keahlian tersebut. Memang membuat batik,
khususnya batik tulis membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang luar biasa.
Alhamdulillah, kini kesadaran untuk melestarikan batik sudah
semakin tinggi. Sehingga banyak pihak yang mulai memfasilitasi para pecinta
batik yang ingin belajar membatik. Di Semarang kita bisa cuzz ke Kampung Batik
jika ingin belajar membuat batik langsung dari ahlinya. Di Kampung Batik, kita
juga bisa membeli kain-kain batik dari yang harganya terjangkau hingga yang
jutaan rupiah. Kita juga bisa melihat produksi batik printing dan belajar batik
tulis.
Mengutip dari artikel di Tribun Jateng, lokasi Kampung Batik
Semarang tidak jauh dari Pasar Johar dan Kota Lama yang terkenal. Dari kedua
lokasi tersebut kita dapat mengarahkan kendaraan ke bundaran Bubakan. Sampai di
bundaran tersebut, pilih arah menuju jalan Patimura, namun sebelum masuk jalan
tersebut, di sisi kiri jalan ada satu gang besar bertuliskan Kampung Batik
Semarang.
Ketiga, gunakan batik di setiap kesempatan.
Contoh daster batik yang aku punya |
Setelah belajar sejarah dan makna batik, dilanjut belajar
membuat batik, tunjukkan kecintaan kita pada batik dengan mengenakannya di
setiap kesempatan. Contohnya aku yang selalu memakai daster batik setiap hari,
hehe. Selain daster, kita juga bisa mengenakan batik di acara apapun. Entah itu
saat ngantor, reunian dengan teman sekolah, dan tentu saja saat kondangan.
Ngobrolin soal kondangan, tanggal 2 September 2017 yang lalu sepupuku
melangsungkan pernikahan. Saat itu aku kebagian rejeki kain batik dan kebaya
untuk dijahitkan sebagai seragam pihak keluarga mempelai pengantin. Bulikku
saat itu membebaskan mau dibuat model apapun. Aku malah jadi bingung mau
dijahit model apa kain kebaya dan batik itu. Secara aku sudah dua tahun ini
tidak lagi memakai setelan, jadi aku merasa bakalan aneh kalau pakai baju
kebaya sebagai atasan dan kain batik untuk bawahan. Apalagi biasanya kebaya cenderung
didesain body pressed, padahal kan man-eman kalau dijahit dan dipakai cuma
sekali saat acara itu saja. Akhirnya aku berniat untuk membuat dua kain itu
menjadi gamis/ terusan biar bisa tetap bisa kupakai selain di acara nikahan
sepupuku, tapi bingung adakah penjahit yang bisa menerjemahkan keinginanku ini.
Alhamdulillah, Allah kasih jalan. Aku dipertemukan dengan
teman sekolah saat duduk di bangku menengah pertama (SMP) lewat instagram. Namanya
Ika Puspita. Ternyata lulus dari SMA, dia mengambil jurusan tata busana saat
kuliah. Sekarang dia memiliki usaha jahit bertajuk Griya Kebaya Ika Puspita,
selain itu dia juga mengajar tata busana di sebuah sekolah di Salatiga.
Akhirnya aku menghubunginya dan kami pun ketemuan. Aku
menyampaikan keinginanku dan Ika pun langsung corat-coret bikin sketsa model
gamis kebaya yang aku inginkan. Voilaaa… beginilah jadinya… cantik kan? Kesan
tradisionalnya tetap dapat, tapi juga tetap syar’i.
Jarang ada yang ngeh kalau kebaya yang aku pakai bermodel terusan, hehe |
Selain gamis kebaya batik yang aku pakai, aku juga
menjahitkan gamis batik untuk Ifa dan kemeja batik untuk Affan di tempat Ika.
Nih, cakep kan… J
Ifa dan Affan juga cinta batik dong |
Bagi teman-teman wilayah Semarang dan sekitarnya yang ingin
membuat kebaya ataupun dress batik, bisa lo menghubunginya di nomor whatsapp 085727005230.
Ingin melihat koleksinya yang cantik-cantik, bisa cuzz ke akun instagramnya di
@ikapuspita85.
So, in the end of this
post, I only would say, please keep calm and love batik always ya, pals. Terima kasih sudah berkunjung dan sampai jumpa di postingan
selanjutnya.
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post
Blogger Muslimah.
#ODOPOKT2
#OneDayOneStatus
#Day10
#BelajarMenulis
#IIPKaltimra
Kita harus bisa melestarikan batik ya mbak.. Batik Indonesia keren banget pokoknya.. ^^
ReplyDeleteIya dong mbak, kalau bukan Kita siapa lagi? :)
DeleteBatik Indonesia emang mantap ya Mbak. Ciri khas bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. ^.^
ReplyDeleteBetul banget mbak, jangan sampai dicuri bangsa lain :)
DeleteSaya cinta batik juga..Oh ya selain baju bisa juga pakai tas batik, sepatu, kalung..sekarang banyak ragamnya.
ReplyDeleteUntuk hiasan dinding juga ada, sprei, taplak dll..:)
Betul banget mbak.. pokoknya batik anywhere and anytime ya :)
DeleteYa Allah aku tuh pengen banget ikutan one day one post tp selalu aja kalah dgn kerjaan dan entah apa lagi. Kacau bgt management waktuku. Eh knp jadi ngelantur yah...hehehe.... Love batik always lah pokoknya
ReplyDeleteIni juga menantang diri sendiri aja mbak. Yang ODOP lalu akhirnya kalah tarung.. semoga yg ini berhasil. Aamiin.
DeleteKoleksi batik dan kebayanya cantik2 bgt :D jadi pengen bikin juga ... aw~!
ReplyDeleteHayuk dah bikin, buat nikahan. Hehe.
DeleteAku kalau ke kantor seringnya pakai atasan batik 😊
ReplyDeleteEnak ya mbak, adem..
DeleteI love batik very much mbak. Bangga aja kalo kemana2 bisa pakai pakaian yg aseli dari indonesia yaaa
ReplyDeleteIya mbak.. berasa pede nya jadi Naik berkali lipat ya.
DeleteAku senang sekali sama batik, Mbak. Di rumah pun aku pakai batik. Bukan daster, tapi rok batik yang memang sengaja aku jahit sendiri.
ReplyDeleteMotif batik di Indonesia itu emang sangat beragam ya mbak. Kalau lihat pakaian batik gini, jadi ingat jaman sekolah dulu pasti ada satu hari yang mewajibkan kita untuk pakai seragam batik :)
ReplyDeleteCakep2 koleksinya
ReplyDeleteYang aku suka dari batik itu pemaknaannya yang dalam. Motifnya bukan sekadar motif, tapi ada arti n tujuannya. So, jgn sampe salah2 pake batik
ReplyDeleteIndonesia kaya banget ya, batik aja banyak macam nya aku sampai nggak hafal saking banyaknya, pokoknya love Indonesia dan love batik banget lah. :)
ReplyDeleteSaya termasuk pencinta batik juga, Mbak. Suka pakai di kesempatan apa pun bahkan main ke perpustakaan di hari biasa. Nyaman dan unik sih. Semoga batik lestari!
ReplyDeleteDaster is the best ya, mba.
ReplyDeleteAku sering bikin baju dari kain batik
Saya juga suka memakai batik. Terutama tunik dan rok.
ReplyDeleteBtw jadi keinget mau bawa anak2 ke museum buat belajar membatik abis baca postingan ini. Ketunda mulu hehe. TFS :)
Eh .. itu terusan batik ya mba ? Aku kira enggak lho. Bagus banget rancangannya. Makin laaf sama batik
ReplyDeleteaku suka deh dengan makin populernya batik jadi oke aja dipakai setiap hari. Acara formal maupun informal tetap catchy dengan batik khas Indonesia
ReplyDeleteDitempatku bekerja sekarang, kita menetapkan setiap hari kamis untuk hari Batik, Mbak. Kita masing-masing bebas mau berkreasi batik dalam bentuk apa, saya makin cinta sama batik jadinya hehe
ReplyDeleteAku pernah dtg ke tempat pembuatan batik betawi, liat cara buatnya, aduuh susah dan lama. Sepatutnya memang kita ikut melestarikan yaa
ReplyDeleteBatik merupakan salah satu budaya bangsa, jadi sangat perlu dilestarikan. nie post mba'
ReplyDeleteAku dapet warisan dari Mamaku kain batik ada kayaknya 22 atau 24 lembar batik tulis. Trus aku engga tahu diapain. Pernah titip cuciin di temanku pengusaha batik. Udah itu yaa simpen lagi. Sayang mau digunting atau dibuat baju. Dibalik kain batik itu ada karya dan kerja orang yang tak ternilai sih kataku...
ReplyDelete