Assalammualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Apa kabar, pals? Hari ini kepalaku pusing sedari
siang, kupakai untuk tidur pusingnya nggak menghilang juga. Rencana mau update
postingan siang tadi terpaksa ditunda malam ini deh. Alhamdulillah, dengan
bantuan segelas kopi, pusing di kepala lenyap seketika. Ternyata kangen kopi…
hihihi.
Pals,
pasti sedih ya kalau lihat anak sakit, apalagi kalau sampai kudu dirawat inap
di rumah sakit. Meski bukan kali pertama merawat anggota keluarga di rumah
sakit, namun merawat anak sendiri tetap saja pengalaman yang berbeda.
Sebulan yang
lalu, tepatnya Sabtu, 16 September 2017, aku dan ayahnya anak-anak terpaksa
membawa Affan ke IGD Rumah Sakit Wongsonegoro karena panas tinggi yang tak
juga turun. Parasetamol sudah diberikan, namun panas tak juga mereda, malah
semakin naik. Kondisi anak yang semakin lemas dan lesu membuat hati teriris-iris.
Akhirnya
setelah melalui pemeriksaan demi pemeriksaan di IGD, diputuskanlah kalau Affan
harus rawat inap. Bronchopneumonia dan diare menjadi dua diagnosa sementara
dari dokter saat itu. Sedih banget. Ifa dulu juga pernah kena bronchopneumonia waktu
setahunan, tapi nggak nyampe harus rawat inap, hiks.. berasa gagal jadi ibu.
Mana kedua
anakku punya tipikal pembuluh darah kaya aku, susah dicari dan diketemukan,
jadilah proses pemasangan infus berjalan begitu dramatis. Bayangkan sampai
harus pindah lokasi empat kali, Alhamdulillah setelah dipegang oleh kepala
ruangan IGD, langsung ketemu dan infus terpasang dengan lancar. Affan nangisnya
udah heboh banget gitu. Dalam hati protes juga sih, mbok yao dari tadi yang
masangin infus sesebapak aja kenapa sih..
Waktu itu
kami cukup lama ngendon di IGD karena ruangan yang sesuai dengan BPJS kelas 2 kami
kosong semua. Ketika sampai jam tiga sore masih belum dapat kamar juga, akhirnya dengan
berbagai pertimbangan kami memilih naik kelas. Kebetulan waktu itu yang tersedia hanya tinggal satu ruang di Banowati.
Proses
rontgen sempat diulang dua kali karena Affan banyak bergerak. Namun Alhamdulillah
akhirnya dapat juga hasil yang bagus. Setelah rontgen kelar, kami pun dibawa portir
ke ruangan. Alhamdullillah, ruangannya cukup nyaman. Ada televisi layar datar,
AC, sofa untuk penunggu dan tamu yang bisa diubah jadi tempat tidur, serta sebuah
kamar mandi dalam. Uniknya aku takjub melihat sprei yang dipasang. Seingatku setiap
aku rawat inap di RS, spreinya pasti bertuliskan nama rumah sakit, rata-rata warnanya
kalau nggak hijau, putih ya biru. Kali ini spreinya motifnya lucu.
Pagi harinya
saat perawat datang untuk mengganti sprei aku tanyakan hal itu kepadanya. “Spreinya sekarang bagus ya mbak, nggak kaya
dulu.” Mbak perawat pun menjawab dengan senyum manisnya, “iya bu, kalau pasiennya anak-anak memang
spreinya dipilihkan yang motif lucu-lucu.” Baru tahu eike. Entah itu sudah kebiasaan
dari dulu, atau baru-baru saja, yang aku rasakan sebagai pelanggan setia Rumah
Sakit Wongso Negoro selama kurang lebih sepuluh tahun, pelayanannya memang semakin
meningkat.
Alasan Memilih Rawat Inap di Rumah Sakit Wongsonegoro
Btw,
kalian tahu kan Rumah Sakit Wongsonegoro? Jangan-jangan dari tadi aku cerita
nggak ngeh lagi Rumah Sakit Wongsonegoro di mana, wkwkwk. Rumah Sakit yang
berlokasi di Jalan Fatmawati No 1 Semarang ini dulunya dikenal sebagai Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Semarang alias RSUD Kota, atau lebih familier disebut
dengan RS Ketileng karena lokasinya di wilayah Ketileng.
Fyi,
banyak yang bilang berobat di RS milik pemerintah itu pasti begini, begitu dan bla
bla. Alhamdulillah meski dulu pernah punya pengalaman buruk, namun aku tetap pelanggan
setia RS pemerintah yang satu ini. Alasannya;
satu,
karena lokasinya dekat rumah,
dua,
karena BPJS lebih mudah digunakan di RS
pemerintah daripada swasta,
tiga,
paling ramah sama kantong,
Alasan
keempat sengaja aku coret karena sering jadi alasan teman-teman saat aku cerita
kalau pelayanan di RSWN meningkat pesat. “Yo
mesti, suamimu kan kerja di situ, jadi dapat pelayanan bagus.”
Well,
kalaupun alasan tersebut muncul, lebih ke arah keuntungan buat aku karena suami
lebih mudah wira-wiri saat aku butuhkan. Namun soal pelayanan, aku berani jamin
semua diperlakukan sama di RSWN dan aku rasa di semua rumah sakit.
Back
to
ke cerita Affan ya.. Alhamdulillah sakitnya Affan nggak parah-parah banget. Allah
lagi pengen njewer aku aja kali biar lebih fokus sama kesehatan anak-anak. Hasil
rontgen yang agak mengkhawatirkan karena dokter bilang hillusnya membesar
(kalau nggak salah begitu pernyataan beliau), jadi sebelum pulang Affan harus
di test mantoux untuk memastikan apakah doi ada TB atau nggak.
Deg-degan sih
tapi yakin kalau Affan nggak ada TB. Soalnya Ifa pernah ditest juga pas kena
bronchopneumonia dan hasilnya negatif, di rumah nggak ada yang punya riwayat
TB, sehari-hari Affan sama aku terus, ayahnya memang perokok tapi insya Allah
doi perokok yang beretika. Anyway,
doain ya si ayah udah lima hari ini nggak ngerokok, semoga istiqomah selamanya.
Aamiin. Dan bener kok, ketika tiga hari setelah keluar dari rumah sakit, kami ngontrolin
si Affan, hasil mantoux negatif. Alhamdulillah, Affan pun bebas dari obat.
Sementara
hasil laboratorium atas feses Affan menyatakan kalau ada bakteri di dalamnya.
Noted. Anak ini lagi aktif-aktifnya menjelajah rumah, dan memasukkan apa saja
yang ditemuinya. Aku yang kudu lebih waspada dan lebih rajin bersihin rumah.
Terapi yang
diberikan Affan saat di rumah sakit yaitu nebulizer dua kali sehari, tiap pagi
dan malam, kurang lebih 30 atau 45 menit ya. Aku nggak begitu ngeh, yang pasti
lebih lama dari biasanya saat aku nebulizer si Affan di Harapan Bunda. Sementara
untuk kasus diarenya, Affan diberikan obat yang ada kandungan Zinc-nya.
Alhamdulillah
selama di rumah sakit Affan nggak rewel, palingan dia bosan karena nggak bisa
ke mana-mana. Ya iyalah, tangannya dicencang pakai infuse. Tapi ya gitu karena gerak
terus, infusnya jadi sering berdarah, untung nggak sampai harus ganti tempat.
Gara-gara infus juga, pipis Affan jadi buanyaaaaak. Baru dipakaiin diapers,
udah penuh, pusing kepala emak nak, wkwkw.
Yang lebih
bikin semangat, si Affan makannya jadi banyak. Antara seneng dan miris juga
sih. Sebelum Affan inap di rumah sakit, makannya lagi susah-susahnya. Eh, di
rumah sakit maemnya masya Allah apa aja masuk. Ini jadi tanda tanya, anaknya
emang doyan apa emang masakan di rumah sakit lebih enak dari masakan si emak
ye. Tapi menunya emang enak-enak sih. Emaknya aja doyan, hihi.
Peningkatan
Kinerja di Rumah Sakit Wongso Negoro
Selama tiga
hari di rumah sakit, aku berasa nginap di hotel sih. Kalau nggak ingat tagihan
dan Affan yang meringis karena diinfus, betah aja aku di situ. Hehehe. Pagi-pagi
cleaning service bersihin ruangan. Nggak tanggung-tanggung, ada dua cleaning
service dengan tugas berbeda. Yang satu buang sampah ruangan, nyapu dan ngepel
ruangan. Satunya lagi bagian bersihin kamar mandi dan wastafel.
Terakhir aku
rawat inap di RS ini sembilan bulan lalu saat melahirkan Affan, seingatku
petugas cleaning service yang
membersihkan ruangan masih pakai cara jadul. Yaitu dengan membawa satu botol
air mineral yang tutupnya dilubangi, diisi air + cairan pembersih, lalu airnya
disemprotin ke lantai, dilap deh pakai kain pel. Satu petugas juga melakukan
semua pekerjaan bersih-bersih, dari buang sampah, nyapu, ngepel dan bersihin
kamar mandi.
Sementara
sekarang, petugas cleaning service-nya
udah bawa sepaket alat-alat buat bersih-bersih secara professional. Jadi ingat
si ayah dulu pernah kerja jadi cleaning service dan diajari pakai alat-alat
itu. So, ini salah satu peningkatan yang
aku lihat di RSWN. Jempol satu. Beneran deh, rumah sakit tempat kerja suami sekarang
memang bersih buanget. Beda banget lah sama sepuluh tahun lalu, hihihi. Kinerja
cleaning service-nya top markotop lah. Waktu ngontrolin Affan, aku sempat lihat bagaimana pegawai rumah sakit yang sepertinya berwenang atas kebersihan memberikan arahan
pada tim cleaning service. Woke deh,
lanjutkan!
Lanjut ke
masalah instalasi gizi. Tiap jam setengah tujuh, makan pagi diantarkan. Tapi
bukan jadwal makan yang mau aku ceritakan, yang bikin takjub adalah ketika tim
dari instalasi gizi datang ke keluarga pasien dan menanyakan apakah menunya cocok.
Adakah saran atau keluhan dengan menu tersebut. Aku sih merasa nggak ada
masalah dengan menu yang ada, hanya aku sampaikan kalau Affan belum bisa makan
daging utuh, jadi bisa dikasih daging giling. Alhamdulillah Affan juga nggak
ada alergi. Aku nggak tahu apakah semua pasien mendapat layanan begini, atau karena pasiennya bayi sembilan bulan yang tentunya belum banyak makan ini itu. Namun case ini bikin aku kasih jempol kedua buat RSWN.
Saat itu
Affan dirawat oleh dokter muda nan cantik, kalau nggak salah namanya dokter
Adriana. Kesan yang aku dapat dari beliau, informatif saat menyampaikan diagnosa,
sangat reasonable dalam pemberian
obat, antibiotic tidak serta merta langsung diberikan ketika si anak nggak
membutuhkan, dan ramah. Yang bikin meleleh itu ketika hari Senin saat belia
visit si Affan, beliau meminta maaf karena hari Minggu nggak bisa visit
berkaitan ada tugas dari RS. Wow, dokter minta maaf… padahal aku maklum aja
kalau Minggu dokternya nggak visit karena aku pikir itu hari libur, setahuku
yang masuk cuma dokter jaga. So, pelayanan dari mbak dokter ini membuat
jempolku kudu aku setorin lagi.
Nggak cuma cleaning service, instalasi gizi, dan
dokternya yang bikin takjub, apotekernya pun ternyata visit dan konsultasi juga
ke ruangan. Saat itu qodarullah obat Affan yang dibawa dari IGD
sudah habis dan aku tanya ke perawat “apakah sudah tidak dapat obat lagi?”,
perawat menyampaikan “nanti akan ada
apoteker yang datang, bu. Ditunggu ya.” Nggak lama kemudian, mbak
apotekernya pun datang dan memberi penjelasan kenapa pasien diberikan obat
tersebut, dosis dan informasi terkait lainnya. Oke, qodarullah aku memang kenal
dengan mbak apotekernya, tapi itu nggak mengurangi penilaianku atas peningkatan
rumah sakit ini. Jempol lagi deh buat RSWN.
Selain
pelayanan-pelayanan tersebut, RSWN menata interior maupun eksteriornya semakin
baik. Di depan ruangan Affan, aku menemukan gazebo dengan meja dan kursi kayu
yang nyaman buat nongkrong. Kata ayahnya, “enak
nih makan di sini sambil ngobrol dan lihat pemandangan, wkwk.” Aku pun
sering bawa Affan keluar ke situ saat bosan di dalam kamar.
Dari pengalamanku
menemani Affan rawat inap bulan lalu, aku kasih nilai 8.5 deh buat RSWN. Semoga
ke depannya pelayanannya semakin oke dan terus ditingkatkan.
Baca juga: Rumah Sakit Ramah Anak di Semarang
Tips Biar Mendapat Pelayanan yang Oke Saat Berobat di Rumah Sakit
Aku sering
menemui banyak orang komplain atas pelayanan sebuah rumah sakit. Namun setelah
ditelusuri bukan karena rumah sakitnya yang melayani dengan nggak benar, tapi
karena si pasien nggak paham sama alur dan prosedur pelayanan di rumah sakit.
Contohnya
waktu kemarin aku di IGD. Ada satu keluarga membawa putranya yang berusia 15 atau
18 bulan ke IGD karena diare. Oleh pihak IGD diberi pengantar untuk melakukan
beberapa tes di laboratorium. Setelah melakukan tes,pasien kembali lagi ke IGD.
Baru beberapa menit menggerutu nggak jelas tapi tidak tanya juga ke petugas
IGD. Aku sempat mendengar gerutuannya, “anakku
kok rak diapak-apakke piye sih.”
Aku cuma
senyum dan jadi ingat beberapa kasus di berita akhir-akhir ini. Kasus gawat
darurat itu ada tingkatannya, bisa jadi ketika tingkat paling atas, dokter akan
langsung menyuruh pasien rawat inap. Ketika ini yang terjadi pasti prosedurnya
pasien akan langsung dipasang infus, dll. Namun jika tingkatannya sedang, meminta
pasien untuk tes di laboratorium adalah salah satu pelayanan yang diberikan
oleh rumah sakit. Tentu saja untuk melakukan tindakan lebih lanjut, apakah
pasien harus rawat inap atau diperbolehkan pulang, dokter IGD membutuhkan hasil
dari laboratorium ini. Ketika hasil lab-nya cukup baik, pasien akan diijinkan
pulang dan diberi obat. Kalau hasilnya nggak oke, barulah disampaikan untuk
rawat inap. Masalahnya nunggu hasil lab
itu lama bo. Bisa berkisar antara dua sampai tiga jam. Nah ini banyak yang nggak
ngerti.
Aku pun
menerangkan pada si ibu untuk sabar dulu menunggu hasil laboratoriumnya keluar.
Qodarullah hasil lab si anak ibu ini nggak bagus, jadi harus rawat inap. Si
anak pun dipasang infus. Saat itu oleh pihak IGD si ibu diminta melakukan
pendaftaran untuk rawat inap, ibunya langsung bingung. Aku memberikan saran, “bapaknya saja yang suruh daftar bu”.
Untung bapaknya pas masuk, ibunya udah rempong anaknya mau dibawa ke ruang
pendaftaran. “Nggak usah dibawa bu
putranya, biar bapak saja yang daftar, ibu sama anaknya di sini aja. Nanti
kalau sudah dapat kamar langsung diantar ke kamar kok.” Begitu aku mencoba
memberi penjelasan.
Ya, kadang kala aku merasa pelayanan di institusi pemerintahan itu ribet. Tapi aku
baru sadar, sebenarnya nggak ribet kok kalau kita tahu alur dan prosedurnya. Masalahnya
banyak masyarakat yang nggak tahu dan nggak mau tahu. Jangankan prosedur untuk
rawat inap dan rawat jalan. BPJS saja belum merata lo. Budhe yang pernah
bantuin mengerjakan urusan rumah tangga pernah aku tanya apakah punya BPJS atau
Jamkesmaskot menjawab kalau dia nggak punya, dan nggak ngerti bagaimana cara
mendapatkannya.
Okelah untuk
kita yang suka baca media, baca buku, baca koran, kita bisa dapat banyak
informasi. Namun untuk masyarakat menengah ke bawah yang boro-boro baca koran,
kadang rumah sakit di mana saja dia nggak ngerti, informasi macam begini masih
jauh dari jangkauan. Harus lebih banyak sosialisasi dari pemerintah ke RT dan
RW agar semakin banyak orang yang paham tentang hal ini.
So,
buatku cuma satu tips kalau pengen dapat pelayanan oke dari semua rumah sakit.
Pahami prosedur dan alur yang ada di rumah sakit itu. Ketika kita paham, kita
tahu alasannya kenapa diperlakukan seperti itu. Finally, kita akan mikir beberapa kali dulu sebelum complain.
Buat yang
butuh prosedur pelayanan rawat inap dan rawat jalan di RS Wongso Negoro,
silakan bisa lihat gambar berikut ini.
ALUR PASIEN PULANG RAWAT INAP |
Btw, RSWN sekarang membuka pelayanan rawat jalan shift sore lo. Bertempat di Paviliun Gatotkaca, berlaku untuk umum, BPJS, dan Jamkesmaskot. Fyi, tempatnya bersih banget, desainnya modern dan wuangiii. Aku tadi sempat jalan-jalan ke lokasi, nggak berasa lagi di dalam sebuah rumah sakit milik pemerintah, bagus bangeeet.
Buat yang
malas antre rawat jalan di pagi hari yang sering rame, bisa lo dicoba untuk
rawat jalan shift sore ini. Yang harus dicatat; pendaftaran HANYA melalui On
LINE hari Senin sampai dengan hari Jumat. Verifikasi Pendaftaran On Line pada
pukul 11.00 WIB s.d. 13.00 WIB khusus pada hari Jumat. Verifikasi Pendaftaran
On Line pada pukul 11.00 WIB s.d. 15.00 WIB pada hari Senin s.d. Kamis Pelayanan dimulai pukul 14.00 WIB s.d.
selesai.
Semoga info
ini bermanfaat ya. Jangan takut untuk berobat di rumah sakit milik pemerintah.
Kenali prosedurnya dan jadilah bagian dari masyarakat yang menikmati layanan
dari pemerintah. Jangan lupa juga untuk selalu share informasi positif kepada
mereka yang belum paham alur pelayanan kesehatan ya. Mari bantu saudara-saudara
kita untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak dari pemerintah.Salam sehat
selalu!
#ODOPOKT17
Wah, ingatanku langsung melayang ke jaman kuliah perawat dulu. Pernah praktek disitu. Tadi aku sambil inget-inget apalah namanya. RS Kodya? Eh baca lagi, baru deh inget. RS Ketileng... Jian lali tenan kan
ReplyDeleteDulu suka ada kambing lewat tuh di lorong. Sekarang masih ada gak? Kayaknya gak ada lagi ya
kambingnya sudah disembelih mbak. Alhamdulilah keduluan nulis :). Luph u bun2
ReplyDeleteMantaaab kak Infonya Komplit pake Buued, semoga pelayanan Makin baik seperti aku ke dia Dan mereka haiis
ReplyDeleteIni salah satu karyawan RSWN yang baiiiik banget, hehe. Tetap ikhlas dalam melayani ya mas Cuzz.. :)
DeleteMantaaab kak Infonya Komplit pake Buued, semoga pelayanan Makin baik seperti aku ke dia Dan mereka haiis
ReplyDeleteDetail banget reviewnya, boleh lah :) syukur sdh sembuh juga...
ReplyDeleteAnak saya 2 kali di Ruang ini.. pertama 4 bulan lalu, kedua hari ini... Semoga semua berjalan dengan baik. Thanks reviewnya bagus sekali.
ReplyDeleteSalam blogger..