Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Hari minggu
yang cerah seperti ini memang asyik untuk menghabiskan waktu bersama keluarga
ya. Namun kebetulan hari ini aku nggak ada agenda ke mana-mana, jadi aku mau
berbagi opini tentang wonder woman aja deh.
Wonder woman
yang aku maksud di sini bukan film yang baru saja tayang di bioskop, namun
wonder woman yang mengacu pada sosok wanita kuat dan bisa melakukan apa saja.
Menurut kalian, wanita seperti apakah yang layak disebut sebagai wonder woman?
Jujur,
telingaku kadang suka gatal kalau mendengar istilah super mom, wonder mom,
wonder woman, super woman atau istilah sejenisnya untuk menggambarkan bahwa
wanita itu dituntut untuk kuat, bisa melakukan apa saja, nggak boleh minta
bantuan, nggak boleh sakit, bisa multitasking dan sebagainya. Memang harus ya
begitu?
Bukan
maksudku juga untuk mengkampanyekan bahwa wanita itu lemah, atau makhluk yang
tidak berdaya. Tentu saja wanita itu kuat, namun kuat yang seperti apa? Apakah
benar saking harus dituntut kuat, sampai perlu memanipulasi perasaan sendiri ketika
memang sedang membutuhkan bantuan, sedang butuh didengar, atau sedang butuh
dipeluk?
Luar Biasa Menjadi Wanita Kuat |
Bergabung ke
dalam sebuah support group untuk para ibu dan wanita di Facebook, membuatku
semakin sadar betapa banyak permasalahan yang dihadapi para wanita di luar sana
hanya karena tuntutan dunia agar mereka menjadi KUAT. Hampir sebagian permasalahan itu timbul
karena keluarga dan pasangannya tidak mau tahu atau tidak diberi tahu bahwa
sesungguhnya mereka lelah, mereka butuh bercerita, mereka butuh dibantu.
Maka jangan
heran jika tingkat baby blues dan post partum depression kini semakin meningkat
di Indonesia. Terbukti semakin banyaknya kasus wanita membunuh anaknya atau
wanita mengakhiri hidupnya di berita akhir-akhir ini. Sungguh miris, kan?
5 Cara Agar Menjadi Wonder Woman
Nah, baiknya
gimana nih biar kita bisa jadi wonder woman yang sebenarnya? Menurutku ada
beberapa hal yang harus kita lakukan;
1. It’s Okay To Be Not Okay
Menjadi kuat
itu bukan berarti kita harus selalu merasa baik-baik saja. Wanita yang kuat
buatku adalah wanita yang bisa mengatakan aku lelah, aku sakit, aku ingin
menangis, aku tidak baik-baik saja. Dengan jujur pada diri sendiri itu artinya
kita mau membuka diri kepada orang lain bahwa kita hanya manusia biasa yang
juga bisa lelah, bisa sakit, bisa meminta bantuan.
Sekarang coba
deh kita pikir, mana yang lebih baik menjadi wanita yang pura-pura kuat dengan
mengerjakan segala sesuatunya sendiri, tapi sebenarnya tidak baik-baik saja?
Atau mau mengakui bahwa diri kita sedang lelah, sedang ingin berendam di air
hangat untuk menyegarkan pikiran, sedang ingin mencium aroma laut agar tenang,
namun setelahnya bisa merubah dari yang awalnya tidak baik-baik menjadi baik-baik
saja?
Menangislah
jika harus menangis. Menangis itu hadiah dari Allah untuk wanita agar bisa
meluapkan segala rasa di hatinya. Menangis itu bukanlah bentuk kesedihan,
justru dengan membiarkan diri kita menangis saat dibutuhkan, kita tahu dengan
benar apa itu kebahagiaan.
Kita itu
manusia biasa, pals. Pasti punya rasa sakit, rasa sedih, rasa lelah, rasa
marah. Manusiawi sekali jika kita meluapkannya. Yang harus diperhatikan
bagaimana cara mengungkapkannya? Tentu saja dengan bijak dan tidak berlebihan.
2. Ngomong
Saiiii
Ada kalanya
wanita lebih memilih diam dan tidak menyuarakan kata hatinya. Padahal wanita
itu butuh sekurang-kurangnya tiga puluh ribu kata tiap hari untuk dikeluarkan.
Kalau nggak dikeluarkan, nggak cuma jadi jerawat, bisa jadi penyakit juga lo.
Lebih bahaya lagi ketika dikeluarkan dengan cara yang nggak tepat, misalnya
ngomelin anak. So, cari teman yang tepat sebagai tempat berbagi. Buat yang
sudah punya pasangan (halal), bisa bercerita kepada pasangannya.
Aah, suamiku
nggak asyik diajak curhat. Beberapa kali aku mendengar pernyataan
tersebut. Wokay, aku nggak tahu apa yang
terjadi di rumah tangga kalian, tapi jika memang pasangan tidak lagi bisa
menjadi tempat untuk berbagi rasa, kita bisa mencari teman lainnya. Entah itu
ustadzah, psikolog atau sahabat yang bisa mendengar lebih baik.
Yang pasti
jangan salah cari teman curhat. Pilihlah yang bisa mendukungmu, tahu ilmunya
dan tidak menjerumuskanmu. Salah satunya kalian bisa gabung ke group support
milik mbak Nur Yana Yirah, Motherhope.
Sebuah grup support yang didirikan untuk
para ibu, khususnya yang memiliki masalah depresi, post partum depression, baby
blues dan tidak punya tempat untuk bercerita. Bahkan di grup ini juga kini
tersedia pendampingan bersama psikolog lewat grup whatsapp.
Buat yang
lebih suka menulis, cara ini juga sangat efektif untuk memberikan self healing
pada saat kita sedang merasa lelah, terluka, atau marah. Inilah yang aku
lakukan, lewat menulis aku bisa bebas mengungkapkan isi hati dan tidak
membiarkan lukaku membesar serta membahayakan diriku.
3. Ukur Kemampuan Diri
Ketika
pekerjaan rumah tangga tidak ada habisnya, anak-anak satu per satu menangis
tanpa henti, orderan online shop ngawe-awe… kepala tiba-tiba nyut-nyutan,
jantung mulai berdegup kencang dan badan terasa lungkrah. Coba tanyakan kembali
pada diri sendiri apakah benar kita mampu melakukan semuanya?
Pilah dan pilih
kegiatan yang paling utama untuk kita saat ini. Menentukan skala prioritas itu
penting banget, pals. Jangan sampai karena keinginan menjadi wonder woman, kita
melakukan semuanya tanpa bantuan, sedang tanpa disadari fisik dan psikis kita
mulai terganggu.
Jika memang
kita merasa butuh bantuan untuk urusan bersih-bersih rumah, carilah bantuan.
Atau kalau memang kondisi ekonomi tidak memungkinkan untuk menyewa ART, minta
bantuan pada suami. Tentu bilangnya dengan baik-baik ya, ingat prinsip
berbagilah kebahagiaan.
Tunggu waktu yang tepat untuk bicara dari hati ke hati,
jangan saat suami pulang langsung diberondong dengan keluhan. Biarkan ia
melepas lelah dulu sepulang kerja, mengisi perutnya lapar, menyiram tubuhnya
agar kembali segar, baru kita ceritakan apa kebutuhan kita.
Kita bisa
meminta bantuan psikolog untuk masalah psikis yang mengganggu. Yang mengganggu
seperti apa?
Kalau kita sudah mulai insomnia, mulai mendengar bisikan-bisikan
tak jelas, mulai memukuli atau menyakiti anak, kata-kata kotor mulai
keluar, menutup diri dari orang lain, bahkan mungkin mulai menyakiti diri
sendiri – mulai terbersit untuk mengakhiri hidup. Ketika hal-hal itu kita
alami, segera lari kepada ahlinya! Bagaimana kita mau jadi kuat kalau ternyata
jiwa kita butuh disembuhkan?
Pals, kita
itu manusia sosial. Jadi sangat manusiawi untuk meminta bantuan. Kalaupun harga
diri kita terlalu tinggi untuk meminta bantuan, ambillah waktu untuk
beristirahat sejenak, meski sekedar hanya mandi lebih lama dari biasanya atau
menikmati secangkir kopi kesukaan.
Mana bisa anakku ngintil terus, mana bisa ditinggal sebentar saja nangisnya kaya gitu? Aku lebih memilih membiarkan anakku nangis kenceng dan aku menepi dulu, ambil wudhu atau sekedar minum ai putih, lalu mengambil nafas panjang baru memegang anakku kembali.
Mana bisa anakku ngintil terus, mana bisa ditinggal sebentar saja nangisnya kaya gitu? Aku lebih memilih membiarkan anakku nangis kenceng dan aku menepi dulu, ambil wudhu atau sekedar minum ai putih, lalu mengambil nafas panjang baru memegang anakku kembali.
Daripada
tetap bersama anak yang menangis sedang kondisiku tidak dalam keadaan tenang.
Setidaknya itu akan lebih aman buat aku dan anakku. Aku tidak akan tanpa
sengaja menyakiti anakku dan diriku.
4. Memiliki Empati
Dalam
pendapatku wonder woman itu merupakan wanita yang memiliki empati kepada
sesamanya. Wanita yang tidak menghakimi sesamanya hanya karena perbedaan
pilihan yang dipilih teman wanita lainnya.
“Lahiran kok
SC berarti belum jadi ibu yang sempurna,”
“Sarjana kok
nganggur, buat apa sekolah tinggi-tinggi.”
“Gitu aja
nangis, cengeng, masalahku lo lebih gede dari kamu.”
“Makanya
berusaha, males sih kamu, makanya ASI nggak keluar.”
“Bikinnya
kurang yahud tuh, masa kalah sama yang baru nikah aja udah hamil lo.”
Dan masih
banyak lagi hal lainnya. Ketika kita tak bisa membantu orang lain dengan
mendukungnya, cukup dengarkan beri pelukan itu jauh lebih menguatkan.
Siapkan
telinga untuk mendengar lebih banyak daripada mulut yang kadang tak bisa
mengontrol diri saat bicara. Tak perlu tergesa memberikan nasihat ketika tak
diminta, karena kadang teman kita yang akhirnya mau curhat malah jadi down
mendengar penjelasan kita yang panjang kali lebar kali tinggi.
Masalah kecil
buat kita bisa jadi masalah besar buat orang lain, begitu juga sebaliknya. Maka
tidak perlu merasa masalah kita yang paling besar. Karena Allah sudah
memberikan kehidupan bagi para hambaNya sesuai dengan kekuatannya
masing-masing.
Tugas kita hanyalah mendukung sesama wanita lainnya agar tetap
kuat menjalani ketetapan Illahi. Tugas kita hanyalah cukup menjadi
sahabat-sahabat yang bijak.
Empati inilah
yang sepertinya mulai hilang di antara para wanita. Sedikit-sedikit mom war,
sedikit-sedikit nyinyir. Timeline selalu penuh dengan perdebatan demi
perdebatan. Lelah bo.
5. Hanya Allah, Allah Lagi dan Allah Terus
Ini hal
terakhir tapi buatku ini yang paling penting. Hari Sabtu lalu saat mengikuti parenting
day di sekolah Ifa, pembicaranya adalah Bu Mia Inayati Rachmania yang merupakan
direktur tempat Ifa bersekolah.
Beliau ini memiliki 11 orang anak, masya Allah.
Beliau bercerita bahwa banyak yang tanya kepada beliau, memang nggak pusing ya
bu, memang nggak rempong ya bu, memang nggak stress ya bu, memang nggak capek
ya bu dan berbagai macam pertanyaan sejenis.
Bu Mia menjelaskan
kalau dirinya memang sosok yang senang tersenyum, jadi tak banyak orang yang
tahu kesusahan yang beliau alami. Namun sebagai manusia biasa pastilah
perasaan-perasaan yang ditanyakan pernah perjadi dalam hidup beliau.
Beliau menegaskan bahwa apapun yang terjadi cukup satu kunci yang kita pegang,
ingatlah kalau kita punya Allah. Pegang kunci itu dengan kuat dan yakinlah
Allah akan selalu membantu setiap lelah, sakit, dan semua masalah kita.
Manusia bisa
jadi berkhianat, menyakiti, tidak mendengar dan malah mengecewakan, namun Allah
akan selalu memberi jalan keluar terbaik asalkan kita mau bersandar hanya
padaNya. Bukan hal yang mudah memang, namun tak ada salahnya dicoba bukan untuk mengubah segala lelah menjadi lillah.
Itulah lima
hal yang menurutku harus dimiliki seorang wonder woman. Mungkin kalian mau
menambahkan poin-poin lainnya, pals?
Aku sendiri sampai detik ini masih merasa
belum menjadi wonder woman. Masih sering menyimpan perasaan sendiri, masih
sering nyinyir sama masalah orang, masih kurang mendengarkan, dan yang lebih
parah terkadang masih nggak yakin kalau Allah pasti membantu setiap masalahku.
Hiks.
Semoga kita
bisa bermetamorfosa menjadi wonder women dan saling menguatkan sesama wanita
ya. Terima kasih sudah membaca my random thought ini dan sampai jumpa di
postingan berikutnya.
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Tulisan ini
diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah
#ODOPOKT7
#OneDayOneStatus
#Day16
#BelajarMenulis
#IIPKaltimra
Masih belum bisa jadi wonder women mba hiks
ReplyDeleteThe real wonder women ku masih ibu ku :)
Karena jadi wonder woman itu nggak ujug2 mbak. Butuh ditempa dulu hehe.
DeleteThanks sharing #selfhelp nya Mba Marita. Dan aku juga baru tahu ttg motherhope itu. Sepertinya sdh makin banyak ya support grup yg peduli pada masalah masalah Emak zaman now.
ReplyDeleteIya mbak. Motherhope didirikan sama mbak Nur Yana Yirah krn dia juga pernah ngalamin Post partum depression..dia nggak mau ibu2 lain mengalami Hal yang sama. Or kalaupun mengalami Ada yg support :)
DeleteTFS ya mb, jika tak bisa menjadi wonder woman setidaknya jangan jadi cat woman halah hahaha... Semoga Allah memberikan banyak kemudahan untuk para perempuan menggapai kebahagiaannya. Aamiin
ReplyDeleteAamiin.
DeleteAku suka jadi cat woman wkkwk
Semoga kita menjadi wanita muslimah tangguh, tegas tapi luwes ya mbak 😊
ReplyDeleteTerlove
ReplyDelete