Assalammualaikum
waromatullahi wabarokatuh.
Membicarakan
harapan, pasti semua orang memilikinya. Entah itu hanya satu, atau bahkan tak
terhingga. Hidup dan harapan adalah sebuah benang merah. Kalau aku boleh
bilang, harapan adalah kekuatan untuk tetap bertahan hidup.
harapan/ha·rap·an/ n 1 sesuatu yang (dapat) diharapkan: ia mempunyai ~ besar dapat memenangkan pertandingan itu; 2 keinginan supaya menjadi kenyataan: ~ ku agar ia kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa; 3 orang yang diharapkan atau dipercaya: pemuda ~ bangsa;~ hidup 1 kemungkinan tetap hidup: ~ hidup korban pesawat yang nahas itu sangat tipis; 2 kemungkinan dapat hidup lebih lama; (sumber: kbbi.web.id)
Harapan, keinginan, mimpi --- tiga kata yang memiliki efek
resonansi. Menggetarkan diri kita untuk senantiasa mencapainya. Sayangnya,
acapkali ragu dan jenuh melanda hingga diri merasa harapan akan musnah tanpa
sisa. “Apalah aku ini yang mengharapkan hal semacam itu,” “apakah mungkin
harapan tersebut bisa terwujud?’ “kayanya harapan itu ketinggian deh buat aku,”
dan masih banyak lagi pernyataan-pernyataan yang kita buat sendiri, tanpa sabar
melemahkan usaha kita untuk mencapai harapan-harapan tersebut.
Yuk, kita coba langkah-langkah berikut agar senantiasa mampu
memelihara harapan kita terus menyala dan berkobar;
Pertama, selalu husnuzon
pada Allah alias selalu think positively
pada Allah. Jika kita
meremehkan kemampuan kita itu sama saja kita meremehkan kekuasaan Allah. Lihat
apa yang telah Allah beri untuk kita. Tubuh yang sehat, udara gratis yang
tinggal dihirup, kehidupan yang masih terbentang luas - nyatanya kita masih
diberi umur hingga hari ini. Maka itu artinya kesempatan untuk bisa meraih
harapan kita senantiasa masih ada. Bisa saja itu nampak tidak mungkin untuk
kita, namun tiada yang tak mungkin untukNYA.
Kedua, kencengin doanya, pals.
Setelah kita mampu berhusnuzon pada Allah, tentu saja tiada lengkap jika kita
tak menyebut harapan-harapan itu di dalam setiap doa. Tentu saja tanpa kita
bilang pun Allah sudah mengetahuinya. Namun tentu saja akan ada bedanya harapan
yang disebut dalam doa dengan harapan yang hanya disimpan tanpa dimintakan
padaNYA. Ketika anak kita pengen suatu barang yang mahal, sekali dia minta bisa
jadi kita menolaknya. Namun ketika dia memintanya berulangkali bahkan ditambah
usaha dengan menjadi lebih rajin, lebih hemat jajannya, hati ibu mana yang tak
akan terketuk? Begitu juga Allah. Dia bisa saja mengabulkan semua harapan
hamba-hambaNYA, namun tentu saja IA akan lebih mencintai hamba yang rajin
bertafakur, merapal harapan demi harapan dalam setiap doa hingga para malaikat
mendengar dan meminta Allah mengabulkannya..
Ketiga, ikhtiar alias usaha. Harapan hanya akan jadi harapan jika tidak
diiringi dengan usaha yang maksimal. Doa harus dilengkapi dengan usaha, pals.
Karena usahamu akan dilihat Allah. Semakin maksimal usaha yang diniatkan untuk
meraih ridho Allah, semakin besar harapan itu akan terwujud. “Aku berharap
anak-anakku jadi sholih dan sholihah.” Nah, tunjukin lewat ikhtiar dong. Pengen
anak sholih tapi tiap hari nggak dibersamai, cuma dikasih nonton tipi sama hape
doang. Kalau anaknya kecanduan, nggak ngerti kasih batasan. Emaknya asyik
online shop ato cekikikan di grup-grup whatsapp, ngerjain ini itu di rumah
sampai nggak ada waktu buat nginstal software kebaikan di dalam diri anak.
Diajakin hadir ke seminar/ workshop parenting bilangnya anaknya baik-baik aja
dan nggak bermasalah. Jleb ya, pals… aku yang nulis juga makjleb. Berasa banget
masih kurang ikhtiar, maunya berharap terus mak bedhundug langsung ada
hasilnya. Dasar menungsa, menus-menus
kakean dosa, begitu kata almarhum ibuku dulu.
Keempat, tawakal. Ketika kita sudah husnuzon, doa tak pernah
putus, ikhtiar nggak pernah lelah, tapi kenapa harapan demi harapan yang kita
punya tak juga tercapai? Pals, tugas kita hanyalah berikhtiar, masalah hasil
itu hak prerogative-nya Allah. Kalau kok harapan, mimpi dan keinginan kita tak
sejalan dengan realita serta fakta yang kita hadapi, kembali lagi ke nomor
pertama; husnuzon sama Allah. Ada banyak alasan kenapa Allah belum mengabulkan
harapan kita. Pertama, Allah ingin kita lebih giat lagi berdoa dan berikhtiar.
Kedua, Allah melihat harapan itu belum waktunya dikabulkan, kita hanya perlu
menunggu dan yakin pada ketetapanNYA yang selalu terbaik untuk hidup kita.
Ketiga, Allah tahu bahwa harapan itu jika dikabulkan tidak membawa kebaikan
untuk kita, maka digantiNYA dengan sesuatu yang lebih tepat.
Jadi, apa harapan besarmu, pals? Semoga senantiasa semangat
untuk mewujudkannya. Semoga Allah ridho atas semua harapan-harapan kita. Jangan
takut mengharapkan sesuatu, namun takutlah jika kita berharap tinggi pada
selain Allah!
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
#ODOPOKT12
#OneDayOneStatus
#Day21
#BelajarMenulis
#IIPKaltimra.
Makasih sharingnya, marita..pencerahan buatku yang lagi lesu..
ReplyDeleteSetuju banget mbak ririt, aku pun mengamalkan keempatnya, harapan itu selalu ada buat orang yang percaya akan kebesaran Alloh 😊
ReplyDeleteBerharap tapi tetap yakin bahwa yang diberikan oleh Allah itu yg terbaik untuk kita...
ReplyDelete