Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Tanggalnya
cantik nih hari ini, 10 – 10 alias 10
Oktober. Hari ini aku mau bercerita tentang aku dan hobiku. Tema ini merupakan
tantangan arisan #BlogGandjelRel periode ke tiga belas yang diajukan oleh mbak
Ika Puspita dan dik Arina Mabruroh. Dua nama ini termasuk dua blogger favoritku
yang banyak menginspirasi untuk keep writing and keep sharing.
Aku sendiri
belum lama kenal mbak Ika Puspita, ya mungkin baru jalan dua tahunan ini. Meski baru sebentar,
entah kenapa sering merasa klik sama doi. Mungkin karena tanggal lahir kami
terpaut sehari, meski beda tahun. Selain itu kami juga punya beberapa hobi yang
sama, salah satunya mendengarkan musik dan tentunya menulis. Ndak iyo ya, sok
tahu aku ik, hihi.
Kalau sama
dik Arina Mabruroh (sok tua banget, hehe), aku sempat ketemu beberapa kali di komunitas
HSMN sebelum tahu kalau doi aktif blogging. Namun seringnya aku nggak ngeh. Jahat banget ya aku. Maaf ya, bumil
cantik… bukan apa-apa, aku emang pelupa banget sama nama orang. Kudu ketemu
setiap hari baru bisa hafal, hehe. Meski jauh lebih muda dari aku, tapi aku
akui doi dewasa banget!
Wokay deh,
nggak perlu lama-lama aku mau menjawab tantangan dari mereka. Aku bakal
ngurutin hobiku dari yang paling sering aku lakukan dan menurutku lebih urgent
dilakukan hingga ke yang jarang aku lakukan dan tidak lagi begitu urgent,
kecuali kalau lagi kangen.
Hobi #1;
Menulis
Tanpa sadar
sebenarnya aku sudah hobi banget menulis sejak Sekolah Dasar. Saat itu aku
punya beberapa diari. Setiap malam sebelum tidur aku pasti curhat ke diari,
entah tentang cowok idaman, pertikaian sama sahabat ataupun tentang kejengkelanku
soal orang tuaku yang hobi berantem.
Saat
pelajaran Bahasa Indonesia, aku paling
suka kalau diberi tugas mengarang. Yang lain selembar folio saja nggak habis,
aku bisa minta nambah. Selain mengarang, aku juga suka kalau disuruh buat
puisi. Karena puisi juga aku beberapa kali diikutkan lomba baca puisi untuk
mewakili sekolah ataupun RT. Alhamdulillah beberapa kali aku menyabet juara.
Hobiku
menulis berlanjut hingga ke SMA. Aku beberapa kali kirim hasil tulisanku ke
media remaja, seperti KawanKu, Annida, Aneka. Namun nggak pernah ada yang
lolos. Kasihan deh. Aku juga pernah nekat ikut lomba karya tulis siswa. Menang?
Boro-boro menang, masuk finalis aja kagak, hehe. Namun itu tidak menyurutkan
langkahku, aku tetap saja menulis, meski nggak ada yang baca sekalipun.
Saat kuliah,
aku tetap menulis. Mata kuliah Writing
menjadi hobiku. Nilaiku nggak pernah bergeser dari A. Aku juga sempat dapat
beasiswa karena karya ilmiahku menang di tingkat universitas dan maju ke tingkat
selanjutnya mewakili kampusku. Gara-gara kemenanganku ini, aku juga pernah dua
atau tiga kali didaulat sebagai pembicara di kampusku untuk mengenalkan karya
ilmiah ke teman-teman mahasiswa. Saat itu kampus biruku tercinta alias
Universitas Dian Nuswantoro masih buta soal lomba-lomba karya ilmiah. Bisa
dibilang saat itu aku termasuk tim perintis. Sekarang? Jangan tanya.. sudah
beberapa kali adik-adik kelasku memenangkan lomba-lomba tersebut. Proud of you, adik-adik tingkat! Di masa
kuliah ini pula aku mengenal blog. Aku tidak lagi menulis di diary tapi
kualihkan ke dalam blog.
Kenangan Menang Lomba Esai untuk Guru |
Lulus kuliah
aku sempat jadi guru honorer di sebuah SD negeri. Saat itu aku sempat sekali
mengikuti lomba esai untuk guru tentang belajar bahasa Indonesia yang mengasyikkan.
Sebenarnya aneh sih. Lulusan Sastra Inggris kok nulis tema tersebut.
Alhamdulillah, aku berhasil meraih juara
ketiga dan dapat uang pembinaan yang lumayan banget. Pak Kepala Sekolahnya saat
itu happy banget. Makanya waktu aku resign, doi menyayangkan keputusanku.
Setelah punya
anak dan stay at home, siapa yang
menyangka kalau ternyata menulis berkembang menjadi hobi yang dibayar. Diawali
menjadi content writer untuk bos peternak
web, lalu kenal dengan beberapa komunitas menulis dan akhirnya bisa menerbitkan buku antologi. Hingga
tahun lalu aku memutuskan mulai fokus ngeblog. Merubah tujuan ngeblog yang tadinya
cuma sebagai tempat curhat menjadi ruang ekspresi yang lebih bermanfaat.
Selain itu,
menulis buatku juga healing therapy.
Salah satu sarana untukku menghapuskan trauma di masa kecil, inner child hingga ketakutan demi
ketakutanku. Ya, menulis adalah cara yang bisa membantuku melihat hidup dengan
lebih positif. Menulis menjadi sarana bagiku untuk menjewer telingaku sendiri,
menjadi pengingat yang bisa kubaca lagi di lain waktu serta menjadi warisan
untuk anak-anakku kelak.
Hobi #2; Belajar dan Berjamaah
Hobiku yang
selanjutnya dan paling sering aku lakukan sekarang ini adalah meningkatkan
kualitas diri. Salah satunya dengan hadir ke acara-acara seminar dan workshop,
khususnya di bidang parenting. Alasannya tentu saja karena aku masih kurang
bekal untuk menjadi seorang ibu dan istri. Apalagi dengan latar belakang semi
broken home dan fatherless yang aku miliki, aku memiliki inner child yang harus
aku kenali cara mengatasinya.
Tentu saja
selain acara-acara parenting, aku juga suka hadir di acara yang berkaitan
dengan dunia yang aku jalani sekarang; blogging. Sayangnya belum banyak
acara-acara tersebut di Semarang. Beberapa kali hadir di event yang
diselenggarakan oleh brand, namun sebenarnya paling seru kalau lagi meet up
sama teman-teman blogger lainnya, terutama Gandjel Rel. Meet up dengan mereka
pastinya berkualitas dong, selain temu kangen, juga pasti ada sesi belajarnya.
Ngobrolin
soal meet up, aku juga bergabung dengan beberapa komunitas. Selain komunitas
blogger, aku juga masuk ke komunitas parenting, menulis dan grup-grup jualan.
Tujuannya tentu saja untuk menambah teman, memperluas networking, meningkatkan
wawasan hingga membentuk personal branding.
Bahkan
gara-gara banyak gabung ke beberapa komunitas, whatsapp ku jadi penuh grup.
Coba tebak ada berapa grup di whatsapp
ku? Yang jawabannya benar, aku kasih hadiah kerupuk.. tapi beli sendiri ya,
hehe.
Yang pasti
dari hobi ini aku mendapat banyak manfaat. Salah satunya adalah mengusir
kebosanan karena di rumah seharian, secara aku sebenarnya suka banget
beraktivitas di luar rumah. Bergabung di komunitas ini itu bisa menjaga
semangatku, baik dalam proses mengasuh anak, blogging ataupun berjualan.
Hobi #3; Membaca
Katanya kan
kalau mau jadi penulis yang baik harus rajin membaca, jadinya aku masukin deh
membaca sebagai hobi di level ketiga. Hehehe. Nggak begitu juga kali…
Aku memang
suka membaca sejak aku punya skill membaca. Ya, ketika kelas satu SD aku mulai
bisa membaca kalimat, ibuku mulai berlangganan Bobo. Nggak sampai sehari,
majalah edisi minggu itu pasti sudah tuntas kubaca. Saking senangnya membaca,
aku sampai lupa tidur. Meski ibu menyuruhku tidur dan mengganti lampu kamar dengan
lampu yang lebih nyaman untuk tidur, aku diam-diam menyembunyikan Bobo di bawah
bantal. Kalau sudah kurasa aman, aku segera ambil majalah itu dan kutuntaskan
halaman demi halaman. Akibatnya aku pun minus, sampai sekarang sudah mencapai
minus delapan.
Saat masuk
SMP, aku tidak lagi membaca Bobo. Aku mulai membaca Annida dan majalah-majalah
gaul semacam Kawanku, Aneka dan sejenisnya. Ketika SMA aku mulai memilih bacaan
yang agak berat, semacam karya-karya sastra punya penulis-penulis tempo dulu
dan melahap majalah Horizon. Berhubung dulu tinggal di Salatiga, toko buku cuma
satu dan yang dijual pun terbatas, aku lebih sering meminjam buku di perpustakaan.
Meski begitu berbeda untuk urusan majalah Horizon, aku masih rajin beli Horizon
sampai duduk di bangku kuliah. Sayang, majalahku banyak yang dipinjam dan
berujung tidak kembali ke tanganku. Hiks.
Sampai sekarang
pun aku masih suka membaca. Paling genrenya aja yang jadi berubah, kalau dulu
suka baca yang fiksi, sekarang mulai banting setir baca buku dengan tema
parenting dan agama. Aku juga mengoleksi beberapa buku, nggak banyak sih,
disesuaikan dengan budget yang ada saja. Aku lebih suka menambah koleksi buku
buat anak-anak, hehehe. Habis buku anak-anak sekarang bagus-bagus.
Hobi #4;
Nonton Drama Korea
Aku nggak ngerti
deh ini termasuk hobi yang berfaedah atau unfaedah. Tapi nonton drama korea itu
bener-bener me time yang relaxing banget! Setelah update postingan
blog, ngerjain artikel pesanan, dan seharian berkutat sama urusan rumah tangga,
drama Korea bisa jadi obat pereda lelah yang ajiib.
Biasanya aku
nonton drama Korea ketika anak-anak sedang tidur, kalau nggak ikut ketiduran
sih, hehe. Biar nggak bikin waktu mubazir, aku lebih suka menonton drama korea
yang lagi tayang di negaranya. Jadi aku nggak perlu tuh ketagihan nonton
belasan episode hingga bisa nggak tidur berhari-hari. Dengan nonton drama yang
lagi tayang, aku cukup nyisihin waktu sejam setiap harinya untuk nonton satu
episode. Terus harap-harap cemas nunggu kelanjutannya minggu depan. Berasa kaya
nonton sinetron jaman dulu kala itu lo.
Cara ini juga
efektif untuk cepat move on dari sebuah seri drama. Nggak ada waktu buat baper
karena judul lain menanti setelahnya, hehe.
salah satu drakor favorit |
Aku suka
drama Korea bukan karena aktornya yang ganteng-ganteng, karena jujur aku nggak
banyak hafal nama-nama aktornya. Paling kadang merasa kayanya pernah lihat nih
orang, yang main di mana ya… Aku benar-benar nonton drama Korea karena
ceritanya. Banyak kisah yang sederhana tapi bisa dibikin apik banget oleh
mereka. Belum lagi keseriusan sineas Korea dalam membuat drama. Drama itu kan
sekelas sinetron to di Indonesia? Tapi aku berasa lagi nonton bioskop!
Meski
terkenal karena jual kegantengan, sebenarnya aktor Korea beneran bisa akting
lo. Bahkan untuk bisa debut pun mereka melewati proses yang panjang. Banyak
film Korea yang kemudian juga diadaptasi oleh sineas Hollywod lo. Daebak!
Hobi #5; Musik dan Teater
Dua hal ini
adalah hobi yang sering aku lakukan saat masih sekolah dulu. Kalau musik sih
sejak kecil memang hobi mendengarkan musik dan menyanyi. Selain menyanyi di
kamar mandi, aku sempat beberapa kali ikut lomba menyanyi di tingkat RT,
sekolah hingga kota, tapi nggak pernah menang, hihi.
Waktu SMP aku
juga sempat diajak menemani ngeband sahabatku. Sahabatku vokalis band tersebut,
kadang nemenin dia nyanyi tapi nggak pede, soalnya sahabatku suaranya bagus
banget, hihi. Waktu kuliah aku beberapa kali nemenin pacarku (yang sekarang
jadi suami) ngeband. Karena mereka ngeband suka-suka, kadang aku disuruh ikut
nyanyi juga. Lumayan bisa teriak-teriak menghilangkan stres, hehe.
Saat ini pun
aku masih suka nyolong-nyolong nyanyi kalau lagi kangen. Kalau dulu sebulan
sekali biasanya ke karaoke sama suami, tapi sejak ada Smule nyanyi di rumah aja
lah, hihi.
Jangan diketawain yee :D
Aku mulai
mengenal dunia teater sejak SMA. Saat itu aku langsung kepincut karena buatku
latihan teater itu bisa mengeluarkan tekanan hidup yang biasanya aku
sembunyikan. Kok bisa? Iya… soalnya di teater kan ada latihan vokal, nah
latihannya ini kan teriak-teriak gitu, plong aja rasanya setelah teriak-teriak,
hehe. Selain itu, aku suka teater karena bisa berlatih menjadi karakter yang
berbeda-beda. Aku pernah memerankan seorang ibu yang anaknya bunuh diri, anak idiot,
hingga pelacur.
Aku masih
aktif teater sampai kuliah, eh nggak ding, sampai di tahun pertama nikah aku
masih latihan teater kok. Aku dan beberapa teman waktu kuliah saat itu sempat
membangun komunitas seni bernama Sawo Kecik. Kami sempat manggung beberapa
kali, bahkan pernah ke tiga kota. Sayang sekarang sudah punya kesibukan
masing-masing. Di sisi hati yang paling dalam, aku masih berharap bisa
menginjak panggung lagi, berperan di bawah temaram lampu dan disaksikan
beberapa mata. Semoga, one day!
Itulah ceritaku
tentang lima hobi yang senantiasa menjaga kewarasanku dalam hidup. Bersyukur
bisa mencuri waktu di sela-sela aktivitas sebagai ibu dan istri untuk melakukan
hobi. Nggak kebayang deh kalau sampai sehari saja tidak mengerjakan salah satu
hobiku, bisa pening kepala Barbie, hehe. Yang pasti, mengerjakan hobi itu ya
sekaligus me time buatku.
Btw,
dari
lima hobi ini adakah yang sama dengan hobimu,pals? Salam semangat! Ssst, Affan mau tidur nih, jangan berisik
ya.. biar aku bisa nonton drakor. Dua episode terbarunya My Golden Life belum
aku tonton nih, hehehe. See ya!
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Wuah ada beberapa yg sama mb hobinya, dunia music, peran, nonton..hehe walau sudah tdk seinten dulu.
ReplyDeleteKeren mb pernah menang karya ilmah, lanjutkan mb marita :)
Iya mbak kalau musik sama teater udah jarang pakai banget. Hampir nggak pernah. Kalau nonton yang belum bisa berhenti, hehe.
DeleteNomer 3 dan 4 sama nih, btw mbak ririt udah nonton the battleship island rame loh, film tentang perang korea melawan jepang, yang main soo jong ki dan so ji hub
ReplyDeleteHeeh belum mbak, udah masuk daftar nonton.. keasyikan nonton serial terus hehe. Makasih udah diingatkan.
DeleteWaaahhh, samaaa hanya nyanyi dan teater yang enggak. Hahhaha...
ReplyDeleteAseeek.. Ada temannya.. lagi nonton drakor apa mbak :)
DeleteSamaaaa kecuali drakor hehe. Kalo teater udah lewat masanya 😅
ReplyDeleteHahaha.. biar gak spaneng mbak drakornya sambil Cari ide nulis :)
DeleteHampir sama
ReplyDeleteCuma drakor sudah lewat...dulu, faktor U kali, tambah tua saya jadi nggak ngikuti hihihi
Hahaha.. Masa sih mbak.. saya juga U nya udah mulai naik2 ke atas gunung nih hihi
Deleteha ha samaan kita mbak suka drakor
ReplyDeleteSuaranya merduuu...kapan2 karaokean bareng yuuk, say :D
ReplyDeleteKalau aku suka nonton hampir semua genre film tapi enggak termasuk horor ding :D
ReplyDeletebunda Rita multitalenta banget :-D
ReplyDeletesemuanya bisa, hehehhe alhamdulillah ya nulis bisa jadi duit :-D
drakor kyaaaaaa, sekarang jadi tontonan wajib di rumah mertua biar ga jenuh :-D
Yang serupa kayaknya hanya nomor 1. Tapi aku suka nulisnya cuma sebatas nulis di blog aja.
ReplyDelete