Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Selamat hari
blogger nasional, pals! Ya Allah nggak nyangka sudah menemui hari blogger lagi…
kayanya baru kemarin memperingatinya. Btw, sampai hari ini sudah mencapai
peningkatan apa saja sebagai seorang blogger nih pals? Sudah semakin rajin
posting kah? Page view tambah oke kah? DA/ PA tambah naik kah? Sudah tambah banyak job-nya kah? Apapun itu
semoga tambah yang baik-baik aja ya, pals. Dan tentu saja semoga kita bisa
semakin banyak menebarkan manfaat.
Dalam rangka hari
blogger nasional tahun 2017 ini, Blogger Muslimah yang masih mengelar program
One Day One Post sengaja memilih tema tentang “Hari Blogger Nasional Kiprah
Muslimah di Dunia Blogging”. Hmmm, lumayan bikin manggut-manggut dan cekot-cekot nih temanya. Secara aku masih
merasa belum banyak berkiprah nih sebagai blogger, masih begini-begini saja,
dan kadang juga masih merasa tidak pantas plus kurang pede menyebut diri
sebagai blogger.
Namun demi
menyemarakkan hari blogger nasional sekaligus dalam rangka mencintai dan
menghargai profesi, bismillah aku mau share 5 tips ala aku bagaimana seorang
muslimah berkiprah di dunia blogging. Sebelum aku geber tips tersebut, kalau
kalian kepo sama alasanku ngeblog, boleh lo main ke 7 Alasan Kenapa Aku TetapNgeblog.
Pertama, kuatkan branding diri sebagai seorang muslimah yang menekuni dunia blogging.
Personal
branding menurutku penting banget. Apalagi jika kita membawa-bawa “muslimah”
dalam ranah kehidupan kita. Sudah jelas ya yang disebut muslimah itu adalah
wanita muslim alias wanita yang beragama islam. Tentu saja jika kita mengaku muslimah, maka
sudah pasti kita harus berperilaku sesuai yang dicontohkan dan diajarkan di dalam
agama kita lewat al Quran dan al hadits. Mungkin belum sempurna, namun
setidaknya terus berusaha memperbaiki diri agar kita pantas menyandang predikat
muslimah.
Muslimah
bukan hanya soal pilihan pakaian, namun juga tentang bagaimana kita berkata,
bermuamalah dengan orang lain, bahkan saat kita bersosial media sekalipun. Apalagi
jika kita ingin memperkenalkan diri sebagai muslimah yang aktif blogging, tentu
saja kita pun harus banyak berbagi hal yang bisa membawa manfaat. Aku kadang
suka ngilu kalau melihat teman-teman yang saling berdebat tiada habis untuk
perbedaan yang tidak harus diperdebatkan di media, atau nyinyir nggak karuan
hanya karena beda parpol, beda tempat ngaji. Rasanya nggak enak dipandang mata,
profil picture-nya sudah cantik-cantik berhijab lebar, tapi statusnya bikin
pusing kepala. Kok aku jadi ikut nyinyir ya… #plak.
Ya, intinya
menurutku kalau memang ingin dikenal orang sebagai muslimah yang berkiprah di
dunia blogging; perlihatkan hal tersebut dalam keseharian dengan selalu
bersikap santun baik di dunia nyata dan dunia maya, banyak buat status yang
inspiratif, berbagi semangat, mengingatkan untuk berbuat kebaikan, curhat boleh
tapi yang elegant lah ya, hehe. Tentu saja jangan lupa bagi-bagi postingan
blognya di sosial media, biar banyak orang yang membaca dan mendapat manfaat
dari tulisan kita, meski mungkin tidak banyak.
Beneran deh,
seneng kalau ada yang tiba-tiba nyolek lalu bilang, “mbak, aku suka stalking
kamu lo. Tulisan di blogmu bagus-bagus deh. Inspiratif. Jangan bosan menulis
ya.” Atau ada yang tiba-tiba curhat lewat wapri tentang masalahnya gara-gara
baca tulisan kita. Rasanya senang ada
yang menanti dan mengapresiasi tulisan kita. So, jangan diumpetin di bawah
bantal tulisannya, pals. Siapa yang tahu ternyata di luar sana ada yang
membutuhkan apa yang kita tulis.
Kedua, tulislah yang baik dan bermanfaat.
Dulu aku menganggap
blog sebagai diari online. Sering tidak mikir ketika menulis, tidak mempertimbangkan
apakah tulisanku membawa manfaat. Kalau netral alias tidak membawa kebaikan
sekaligus tidak ada keburukan di dalamnya sih nggak apa-apa, tapi kalau
ternyata tulisanku jadi influence orang berbuat keburukan, kok jadi deg-degan
juga ya.
Akhirnya
ketika mulai serius menekuni dunia blogging, aku mulai pilih-pilih tema yang
akan aku tulis. Sebelum aku mulai menulis sesuatu, entah itu di blog atau
sosmed, aku pikirkan berulangkali, apakah ada manfaatnya, apakah ada yang
tersinggung, apakah akan menimbulkan perdebatan, dan sebagainya.
Aku juga
mulai menulis beberapa tema religi, bukan untuk sok pintar atau hanya dalam
rangka berbagi kepada pembaca, namun juga demi mengikat ilmu agar tidak mudah lupa
sekaligus self reminder untuk diri yang mudah goyah imannya ini. Jadi saat diri
lagi futur, aku biasa membaca lagi tulisan yang pernah aku posting dan kembali
menemukan semangat untuk terus memperbaiki diri.
Membawa brand
“muslimah” di dalam diri membuat aku sedikit mengerem tulisan yang mungkin bisa
merusak citra agama yang aku anut. Meski seringkali aku juga menyelipkan bahwa jika
ada yang buruk dariku, maka itu murni dari akhlakku yang belum sepenuhnya baik,
bukan dari agamaku yang insya Allah ajarannya paling sempurna. Namun pasti ada
saja yang kemudian menggeneralisasi dan menyudutkan agama yang ku anut karena
kesalahan yang kuperbuat.
That’s
why,
sebagai muslimah yang berkiprah di dunia blogging, aku ingin terus membenahi
tulisanku agar tidak hanya sekedar curcol nggak jelas, namun juga bisa jadi
pengingat, pembawa manfaat sekaligus bisa bernilai ibadah.
Ketiga, menyortir job.
Selain
memperbanyak tulisan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan pembaca, aku juga
mulai memilih-milih tawaran job yang datang. Nggaya banget sih, job belum
seberapa sudah pilih-pilih? Lagi-lagi kembali kepada hal; membawa citra diri
sebagai muslimah. Aku banyak merasa bersalah ketika tulisanku mengandung
sesuatu yang haram, atau syubhat. Contohnya aku pernah mendapat tugas untuk
menulis tentang kredit, meski kemudian kuarahkan temanya menuju kredit syariah,
ternyata ketika tulisan sudah published, ada getar di hati yang merasa itu
tidak benar.
Berbekal dari
itu pula, aku mulai berani menolak job yang mungkin saja tidak sesuai dengan
tuntunan agama. Meski dapat fee-nya banyak kalau kok nggak sesuai dengan hati
nurani dan ajaran agama, mending say no aja deh. Misal, beberapa waktu lalu ada
kesempatan menulis tentang bursa saham. Ketika berdiskusi dengan suami tentang
hukum bursa saham, akhirnya aku memilih mundur.
Keempat,
bergabunglah dengan banyak komunitas.
Kayanya nggak
afdol ya kalau sudah serius blogging, tapi menyendiri gitu. Bergabung dengan
banyak komunitas yang positif akan memberikan berbagai manfaat. Selain bisa
menambah teman dan mengikat tali silaturahmi, punya banyak komunitas akan mempertemukan
kita dengan banyak kegiatan, pengalaman dan wawasan baru. Ujung-ujungnya tidak
hanya memperluas mindset, namun juga jadi punya bahan tulisan baru dong di
blog, hehe.
Selain itu
kita juga bisa berbagi tentang dunia blog pada komunitas-komunitas di luar
blogging. Misalnya saat berada di grup parenting, kita bisa tuh cerita manfaat
blog sebagai media menuliskan portofolio anak. Sementara dengan bergabung di
komunitas blog tentu saja bisa menambah daftar blog walking dan memperluas
keilmuan blogging kita. Yang awalnya mungkin cuma bisa pakai template bawaan
platform blog, lama-lama bisa setting template sendiri. Yang awalnya ngah-ngoh
soal SEO, perlahan kenalan sama SEO dan segala fungsinya. Tidak akan pernah ada
sia-sia dari melebarkan sayap kita ke berbagai komunitas, coba saja!
Kelima,
bagikan ilmu blogging yang kita miliki.
Soal ini
mungkin masuk wilayah passion juga. Karena banyak aku temui ada beberapa teman
yang blogging-nya udah oke banget, bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah lewat
blog dengan kece banget, dia ceritakan pula di status-status sosmednya. Namun
ketika beberapa teman berkomentar minta diajari, beliau seperti tidak berkenan
untuk membagi tips dan triknya.
Entahlah,
kalau aku karena dasarnya suka ngecipris dan sok-sokan ngajarin orang, kalau
ada yang tanya tuh malah semangat banget. Aku anggap jadi sarana untukku
belajar bareng. Kalau dipikir-pikir aku tuh belum ada apa-apanya dibanding
teman-teman yang tiap bulan selalu ada tawaran job, yang DA/ PA nya meningkat
secara signifikan, punya jadwal posting yang jelas, bisa nembus adsense dengan
gemilang, diendorse sama produk-produk tertentu. Aku mah masih jauh dari itu
semua. Namun entah keberanian dari mana yang aku punya, aku pede aja ketika ada
yang memintaku ngajarin ngeblog.
Awalnya sih
dari tugas matrikulasi Institut Ibu Profesional yang menggelitikku untuk berbuat
nyata di masyarakat. Isenglah buka kelas blog di rumah dan online, ternyata Alhamdulillah
yang minat ada beberapa. Gayungku kemudian disambut oleh IIP Semarang dan aku
malah diberi kesempatan untuk menjadi koordinator rumah belajar literasi media.
Weleh, barusan lulus matrikulasi kok langsung ditodong jadi koordinator. Mana
aku nggak paham banget yang dimaksud sama literasi media itu apa.
Akhirnya,
bismillah… aku ambil juga tantangan tersebut. Alhamdulillah sudah sebulan
berjalan aku menggawangi kelas online literasi media di IIP Semarang, dari yang
ngebahas blog, sosmed sampai bedah buku, seru deh. Namun yang paling seru
adalah ketika akhirnya kelas blogku di rumah kualihkan untuk kelas blogging-nya
IIP secara offline. Awalnya deg-degan, ternyata seru lo membersamai para
emak-emak pembelajar.
Ada yang ngeklik
aja takut, ntar kalau jadi rusak bagaimana. Ada yang kepo akut, hingga akhirnya
berani coba-coba sendiri. Insya Allah ilmu yang sedikit ini ketika aku coba
bagikan ternyata aku malah mendapat lebih banyak. Banyak cerita, banyak kisah,
dan gara-gara kelas ini juga, mau nggak mau aku jadi terus belajar blogging
dengan lebih baik. At least, ketika teman-teman bertanya aku bisa memberikan
jawaban yang tepat dan nggak ngasal.
Karena kelas
blogging ini pula, kami malah ketiban rezeki untuk di shoot sebagai model
iklannya Biznet lo next week. Jadi ceritanya, kami kan cari tempat yang asyik
dan ada fasilitas wifi buat belajar ngeblog, tapi kalau bisa yang nggak berbayar
lah, maklum emak-emak irit. Akhirnya dapatlah info kalau Biznet store
menyediakan tempat secara gratis. Mata ijo dong nih para emak, langsung kami
booking setiap kamis pagi deh tempat itu.
Ternyata pihak
Biznet kagum sama semangatnya emak-emak. Kalau mahasiswa ngeblog mah biasa, lah
ini emak-emak ngeblog keren banget, kata mereka begitu. Apalagi yang ngajar sambil
gendong bayi pula… wkwkkw… Maklum ye, Affan mah belum bisa ditinggal kaya si
kakak, masih nemplok kaya perangko.. asisten junior bundanya.
So,
jangan ragu untuk berbagi, pals.
Meski sedikit, meski menurut kita itu nggak seberapa, namun dari yang sedikit
itu insya Allah akan menjadi lebih banyak dan banyak lagi. Yang pasti, berbagi
itu indah dan membahagiakan lo… coba aja kalau nggak percaya, pasti ketagihan
setelah itu, hehe.
Itulah lima
hal yang aku pikir harus diusahakan oleh para muslimah dalam kiprahnya di dunia
blogging. At last but not least, happy national
blogger day, keep writing and keep sharing ya, pals!
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
#ODOPOKT22
Baarakallahu fiik, Mbak. Blogger muslimah yang keren ini mah 👍
ReplyDelete