Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Yeay, #ArisanBlogGandjelRel periode ke-12 sudah dikocok, dan Alhamdulillah akhirnya keluar juga namaku. Pada periode ini aku berpartner dengan penyair ternama dari Temanggung, mbak Dini Rahmawati, yang ternyata tempat tinggalnya di Semarang tidak jauh dari rumahku.
Sebenarnya sebagai penarik arisan aku nggak punya kewajiban posting di periode ini, namun karena tema yang kami tentukan “Tentang yang Pertama” cocok dengan topik tulisan yang sudah lama mengendap di draft dashboard-ku, sekalian sajalah dipublikasikan… hehehehe.
Waktu masih remaja aku punya banyak cita-cita, dan salah satu yang nggak kesampaian adalah jadi penyiar radio. Ceritanya dulu salah satu guru SD-ku memiliki profesi sampingan sebagai penyiar radio. Beliau itu gaul, lucu, menyenangkan, ramah, asyik, pokoknya guru favorit banget deh. Namanya Pak Ari. Kalau nggak salah nama udaranya saat lagi siaran yaitu Gilang.
Suaranya kalau lagi siaran empuk banget. Yang nggak ngerti, pasti dikira mas-mas berondong, padahal kalau pecinta drakor bilang beliau mah ‘ahjussi rasa oppa’, hehe.
Aku ngefans banget sama beliau, sampai kalau lagi belajar pasti harus sambil ndengerin beliau siaran. Saat SD aku keukeuh banget kalau udah SMA mau ikutan seleksi jadi penyiar di radio Zenith, radio paling terkenal di kota Salatiga jaman itu.
Rasanya keren banget cuap-cuap sambil memutarkan lagu request dari pendengar. Namun karena masa SMA bisa dibilang salah satu titik terendah dalam hidupku, aku jadi nggak begitu serius sama cita-citaku itu.
Meski begitu aku cukup senang karena suaraku sempat beberapa kali mengudara di Salatiga lewat puisi yang aku bacakan dalam rangka peringatan hari ibu. Saat itu juga yang merekam suaraku Pak Ari. Aaah, jadi kangen sama beliau, apa kabarnya ya sekarang.
Nah, Alhamdulillah akhirnya mimpiku untuk bisa merasakan siaran di radio, meski bukan jadi penyiar, kesampaian juga pada hari Jum’at, 8 September 2017 yang lalu. Saat itu aku diberi amanah oleh Institut Ibu Profesional untuk menjadi salah satu narasumber dalam rangka mengenalkan komunitas IIP ke masyarakat Semarang secara lebih luas.
Sembari menginformasikan seminar dan mini talkshow dalam rangka wisuda kelas matrikulasi IIP Batch #4 yang akan kami laksanakan. Alhamdulillah acara tersebut telah berjalan lancar pada hari Sabtu lalu, tanggal 23 September 2017. Insya Allah, soon aku akan share materinya ya… semoga saja tidak kelupaan, hehe.
Mbak Ida Choirunnisa bercerita tentang sejarah IIP dan manfaat yang beliau dapatkan, pic by mbak Endah Tutik |
Waktu dikasih tahu bahwa aku diminta untuk siaran bareng mbak Indah Laras dan mbak Ida Choirunnisa di Radio Imelda, hatiku langsung sorak-sorak bergembira, bergembira semua.. sudah bebas negeri kita, Indonesia merdeka.. eh, kok malah nyanyi ya… maapkeun, kalap… saking senengnya, hehe. Fyi, mbak Indah Laras sendiri merupakan salah satu mantan penyiar senior di Radio Imelda, suaranya bo… merdu banget.. beruntung deh bisa siaran sama beliau, jadi belajar banyak cara public speaking.
Mendengar bahwa Radio Imelda akan menjadi lokasi siaran perdana kami, aku tiba-tiba langsung ingat sama seorang kawan lama jaman kuliah yang merupakan penyiar di radio tersebut. Dalam hati aku berbisik “wah, jangan-jangan ntar siarannya ketemu si Febby nih.”
Qodarullah, feelingku benar ternyata. Rasa gembiraku saat itu langsung jadi triple deh; bisa ngrasain siaran di radio, ketemu teman kuliah sekaligus bisa berbagi informasi tentang IIP bersama mbak-mbak senior yang kece badai.
Pengalaman pertama siaran di radio itu sangat berkesan buatku selain karena impian menjadi kenyataan. Juga karena aku mendapatkan semangat dari kisah yang dituturkan oleh mbak Ida Choirunnisa dan mbak Indah Laras.
Saat itu mbak Ida berkisah tentang bagaimana IIP menjadi tempat yang nyaman untuk beliau belajar banyak hal baru dan menemukan teman-teman luar biasa untuk saling belajar. Sosok mbak Ida yang hatinya begitu lembut ini sempat menitikkan air mata haru saat menceritakan betapa berartinya IIP dalam fase kehidupan beliau.
Mbak Indah Laras sedang berkisah tentang arti IIP untuknya, pic by Mbak Endah Tutik |
Bahkan seorang mbak Indah Laras yang sudah berkecimpung di dunia radio sekian lama, sudah menjadi ibu dari tiga orang anak yang mulai beranjak remaja pun merasakan manfaatnya bergabung dengan IIP. Bahwa sebagai ibu sudah sepantasnya kita harus terus memperbarui ilmu dan semangat belajar. Bahwa menjadi ibu tidak hanya bisa mengandalkan naluri dan kodrat, namun juga wajib untuk terus memantaskan diri agar dapat membersamai keluarga lebih baik lagi.
Sedangkan saat itu aku berbagi bahwa NHW – NHW (Nice Home Work) yang diberikan saat kelas matrikulasi sangat membantuku dalam menerima dan mengunci inner childku, sehingga aku lebih fokus pada hal-hal positif dan menemukan misi-misi spesifik hidupku.
Tips Siaran di Radio
Yah, pengalaman pertama dalam hal apapun memang selalu membawa kenangan dan kesan mendalam. Dari siaran pertamaku di Radio Imelda itu, aku mengambil kesimpulan bahwasanya kalau kita mendapat kesempatan sebagai narasumber di sebuah acara radio, at least harus menyiapkan beberapa hal di bawah ini;
Bergaya bersama mbak Ida, mbak Indah, dan mbak Endah (pic milik mbak Endah Tutik, taken by Febby Imelda) |
- Pastikan kesehatan kita sedang prima, selain karena ruangan siarannya dingin banget, kondisi kesehatan kita juga berpengaruh dengan kualitas suara yang kita hasilkan. Jangan makan gorengan dan minuman dingin biar tenggorokan kita nggak gatal sehingga mengganggu proses siaran.
- Siapkan air minum selain untuk menjaga agar tenggorokan nggak kering, air minum juga bisa mengurangi nervous, hehe. Meski biasanya pihak radio akan memberikan segelas air minum, ada baiknya kalau kita juga persiapan bawa dari rumah, siapa tahu kurang to.
- Jika narasumbernya keroyokan (lebih dari satu), biasanya kita hanya akan diberi microphone, dan tidak menggunakan headphone, maka pastikan kita mengontrol suara… jangan sampai terlalu keras, karena pasti nggak enak banget didengar sama yang di rumah. Especially, buat yang suaranya kenceng kaya aku, hihihi.
- Persiapkan materi yang akan kita bagikan ke pendengar sebaik mungkin sehingga saat siaran ketika ditanya oleh penyiarnya, kita nggak nge-blank dengan materinya dan bisa runtut menjelaskannya. Bisa mencontoh cara mbak Ida Chairunnisa, beliau sampai nyiapin kepekan lo saat siaran. Keren deh pokoknya.
- Jangan datang terlambat! Ketika kita sudah dapat jadwal siarannya, pastikan setidaknya setengah jam sebelumnya kita sudah sampai di lokasi. Pengalamanku kemarin mepet banget datang ke lokasi, jadi agak ngos-ngosan saat siaran. Lagian kalau datang lebih awal kan enak, bisa briefing dan ngobrol-ngobrol dulu sama penyiarnya.
- Request lagu favorit, mumpung nggak perlu antre dan bakalan dimainkan deh lagunya sama sang penyiar.
- Jangan lupa dong sempatkan foto saat siaran buat bukti kalau apa yang kita alami bukan hoax, hehehe.
Btw, pada hari Rabu, 13 September 2017, aku merasakan siaran di radio untuk kedua kalinya. Kali ini aku merasakan kecenya ruang siaran di UpRadio yang berlokasi di Universitas PGRI Semarang. Hmmm, jadi nagih nih pengen siaran lagi… umur kepala tiga gini masih bisa nglamar jadi penyiar nggak sih, hehehe.
Itulah sekelumit pengalaman pertamaku siaran di radio yang sangat berkesan dan menyenangkan. Kalau kamu punya pengalaman pertama yang menarik nggak, pals? Tentang apa, ceritain dong di komen. Makasih ya sudah mampir dan sampai jumpa di cerita-ceritaku berikutnya.
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Wah aku penggemar imelda dari jaman SMP. Skr kalo pergi bawa mobil radio pasti deh imelda
ReplyDeleteAku dulu jaman masih kuliah juga sering dengerin Imelda, hehe.
DeleteSeru yaaa siaran, waktu kuliah cita2ku pengen jadi penyiar radio hihi..
ReplyDeleteToss mbak Dedew :)
DeleteKeceee, sayang ga sempet dengerin mba Marita siaran. InsyaAlloh ada siaran yg kedua, ketiga, dan seterusnya ya mbaa
ReplyDeleteLebih kece mbak Rahmi lah yang pernah jadi penyiar beneran... Hehe. aamiin. Makasih mbak doanya. :)
DeleteAku selalu ditolak tiap ngelamar di radio. Suaraku kurang masuk jadi penyiar hihi *malahcurhat
ReplyDeleteSetidaknya pernah ngelamar.. aku cuma berani bermimpi doang hehehe
DeleteDulu pas SMA pernah juga nyicip jadi penyiar remaja di RSPD. Trus bbrp waktu lalu juga diajak sm mb Uniek itu loh. Menyenangkan kayaknya ya bisa jd penyiar
ReplyDeletewah keren ya mbak rit bisa siaran di imelda
ReplyDeleteSaya kok jadi mupeng ya mbak, sejak SMP suka dengerin radio dan penasaran banget hal menarik apa saja yang terjadi di balik siaran.
ReplyDeleteAku cuma sekali aja ikut siaran bareng Rahmi sama Okta. Malah kapok karena gak pede dengerin suara sendiri, hahahaa
ReplyDeleteWah, seruuu...! aku juga dulu pernah pengen jadi penyiar radio habis suaranya empuuk2 banget :D
ReplyDeleteBarakallah Mba, siaran pertamanya semoga nanti berlanjut lagi ;)
Keren mbak Marita bisa siaran di radio Imelda, itu salah satu radio favorit di Semarang kan ya..
ReplyDeleteIya penyiar radio memang suaranya merdu-merdu, sering loh pendengar jatuh cinta sama penyiar radio hanya karena dengerin suaranya saja, padahal belum pernah lihat orangnya, hehe..
Keren dek bisa siaran di Imelda. Btw, aku penasaran gimana cara gabung ke IIP. Bimbing daku yaa
ReplyDeleteDeg-degan tp ketagihan yaaa
ReplyDeleteKamu kece bun, aku belum pernah siaran tapi sering nungguin sahabat siaran :-D dulu jaman SMA
ReplyDelete