Wah, baru masuk hari kesembilan One Day One Posting yang digelar Blogger Muslimah, sepertinya aku sudah harus mengibarkan bendera putih nih. Empat hari berturut-turut aku gagal posting karena badan yang semakin drop disusul suami yang juga ikutan tepar. Jadilah laptop tak tersentuh sepanjang empat hari ini.
Namun aku akan tetap berupaya untuk menyelesaikan tantangan ODOP hingga akhir bulan meski bolong-bolong, semangaaaat! Ngomongin soal tantangan konsisten untuk bisa posting setiap hari, maka nggak bisa lepas dari DISIPLIN. Yuph, buat aku pribadi seharusnya setiap hari aku bisa posting asalkan semua kegiatan dalam sehari berjalan sesuai dengan yang telah dijadwalkan. Masalahnya sebagai manusia yang moody-nya lebih sering nongol dan susah diatur dalam sebuah ritme rutinitas, aku seringkali melanggar apa yang sudah kutetapkan sendiri.
Padahal sebagai seorang ibu rumah tangga, disiplin itu penting banget nget nget. Begini deh... jika seorang ibu yang bekerja di ranah publik, misal mengajar atau kerja kantoran, jam kerjanya kan jelas tuh. Harus datang ke kantor atau sekolah di jam sekian, pulang jam sekian. Beda dengan ibu-ibu macam aku yang memilih bekerja di dalam rumah, entah itu sebagai full time housewife atau nyambi jualan online or nulis, tidak ada jam kerja yang jelas.
Ketiadaan jam kerja inilah yang seringkali bikin aku keasyikan. Aku pernah beberapa kali mencoba jualan online, dari jualan buku, baju sampai MLM, kalau sudah asyik nerima orderan, tiba-tiba lihat jam hari sudah beranjak siang dan baru nyadar kalau kerjaan rumah tangga belum terpegang sama sekali. Begitu juga saat aku asyik di depan laptop, entah untuk menggarap tulisan orderan dari klien atau update postingan di blog sendiri, karena merasa nggak punya jam kerja aku jadi begitu santai. Kadang malah nggak segera mengerjakan to do list-nya, malah asyik scrolling status-status Facebook, lihat-lihat postingan Instagram.... dan tahu-tahu Affan yang tadinya lelap sudah bangun dan ngajak main, gagal lah niat untuk kerja.
Lama-lama aku merasa jengah juga hidup nggak teratur begini. Rumah berantakan, nyapu ngepel kalau sempat, masak nggak kepegang, mandi pun seperlunya... haduuuh hidup macam apa ini? Dan kalau udah begini, akhirnya jadi uring-uringan sendiri, suami kena, anak kena, padahal salah siapa... salahku sendiri!
Alhamdulillah, beruntung kemudian aku dipertemukan dengan kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional. Aku belajar banyak dari kelas ini. Terutama soal mengenal diri sendiri dan mengatur waktu. Kini aku berupaya untuk mengusir cantik pikiran semacam "kenapa kerjaan rumah tangga nggak ada habisnya ya... nyapu, ngepel, nyuci, nyetrika, masak, belum ngurus anak-anak... belum deadline tulisan..."
Iyee, nggak bakalan ada habisnya kalau aku nggak menentukan prioritasku. Nggak bakalan ada habisnya kalau aku nggak bikin jam kerja. Nggak bakalan ada habisnya kalau aku nggak bisa disiplin! Apalagi sejak nggak ada ART, kerasa banget deh kalau menunda-nunda pekerjaan semua bakal terbengkalai.
Dengan munculnya kesadaran diri inilah, aku mulai membuat kandang waktu;
- Kandang waktu A: 03.00 - 06.00 - Fokus pada pekerjaan rumah tangga (mencuci, memasak, menyapu dan mengepel)
- Kandang waktu B: 06.00 - 18.00 - Fokus pada anak-anak dan pengembangan diri sendiri (stimulasi anak, main sama anak, belajar ilmu perbloggingan, liqo, baca buku, dan sebagainya)
- Kandang waktu C: 18.00 - 21.00 - Family time
Setelah jam 9 malam semua aktivitas cenderung fleksibel. Jika pekerjaan rumah tangga ada yang belum beres, aku bisa lanjutkan di jam-jam ini. Jika pekerjaan rumah tangga sudah beres semua dan belum merasa ngantuk, aku bisa habiskan dengan mengobrol bareng suami. Jika suami udah capek atau asyik coding, aku bisa nonton drakor. Tapi seringnya sih di jam-jam ini aku lebih sering ikut tidur sambil ngeloni duo bocah. Dan entah kenapa alarm tubuhku biasanya bunyi di jam sebelas atau dua belas malam, aku biasa mengerjakan tulisan sampai mata mengantuk.
Dengan memiliki kandang waktu dan prioritas di setiap kandang tersebut, aku jadi lebih bisa teratur dan menikmati hidup. Ketika lagi harus ngurusi cucian, aku bisa fokus bersama seember sabun dan kucek-kucek baju. Ketika lagi sama anak, aku bisa fokus main sama anak dan nggak kepikiran kompor. Ketika harus kencan sama laptop, aku pun bisa fokus menyelesaikan tulisan.
Dulu aku pikir rutinitas itu menyebalkan, namun sekarang aku sadar rutinitas yang dihasilkan dari sebuah kedisplinan itu membawa banyak manfaat, antara lain;
- Rumah menjadi lebih teratur, bersih dan rapi.
- Rumah yang rapi membuat penghuninya jadi lebih nyaman berada di dalamnya.
- Ketika merasa nyaman, mood menjadi lebih terjaga.
- Ketika mood terjaga, mau beraktivitas apa saja pun jadi lebih enak.
- Tidak ada lagi sambil-sambilan, bisa fokus mengerjakan apa yang harus dikerjakan.
- Fokus membuat pekerjaan lebih cepat tuntas.
- Saat semua tuntas pada waktunya, say good bye to uring-uringan.
Yuph, itulah beberapa manfaat yang aku dapatkan dari berdisiplin. Meskipun hingga kini aku belum sepenuhnya bisa menjalankan semua kandang waktu yang aku buat, namun aku akan terus berusaha hingga bisa menaklukkan sepenuhnya. Aku lupa dengar dari mana, tapi katanya kalau ingin membuat sebuah kebiasaan baru, maka kita harus melakukannya selama empat puluh hari selama berturut-turut, tanpa boleh bolong. Kalau di tengah jalan sudah bolong, maka kita harus mulai lagi dari awal, begitu seterusnya hingga kebiasaan baru itu benar-benar telah terekam di bawah sadar.
Pastinya, dulu aku pikir untuk menjaga kesehatan jiwaku, aku lebih suka beraktivitas sesukaku. Nyatanya toh enggak sehat-sehat juga.. hihi. Justru ketika aku mulai mengatur prioritas dan jam kerjaku di rumah, aku lebih merasa sehat dan bisa mengeksplor lebih banyak hal. Bismillah.. semoga bisa terus lebih baik dan lebih baik lagi. Btw, kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #5 sudah dibuka lo pendaftaranya, jangan lupa daftar ya!
Wassalammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
#ODOP
#BloggerMuslimahIndonesia
Wah inspiratif kak, masya Allah.. ^^
ReplyDeleteDisiplin juga sangat bermanfaat buat mahasiswa sepertiku, dengan jadwal semua pekerjaan selesai dan nggak keteteran Insya Allah..
Wah benar kak,disiplin.kunci sukses.tetkadang planning target sudah di buat secantik mungkin,tapi kalau ga ada cek list nya pun lalai lagi deh.ngelihat planning target sendiri sprti angin lalu walau sudah di tempel di dinding mana pun.saya sempat punya planning target dan saya buat ceklist di setiap hari nya dan alhamdulillah malah jadi kebiasaan.karna dgn men ceklis kita jd bisa evaluasi diri kapan kita saat rajin dan jd tau banget kapasitas diri kita sdh sampai mana.dan bisa jd malu dgn diri sendiri.hehehe
ReplyDeletemba, kalo tidur sehari berapa jam? jam 3 udah bangun? aku kesulitan banget ngatur waktu. siang gak bisa dipake kerja blogging atau design sama sekali. gak konsen, maklum anak - anak masih balita
ReplyDelete