Hi, pals… lama tak bersua nih. Suasana libur lebaran masih hangat mendekap, hingga tak sadar blog sudah cukup lama dianggurin, keasyikan main ke sana-sini. Btw, mumpung masih syawal, ijinkan aku mengucapkan taqoballahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Semoga Allah menerima puasa kita di bulan ramadhan dan semoga kita masih bisa dipertemukan dengan bulan ramadhan di tahun-tahun mendatang. Aamiin.
Salah satu hobiku yaitu membaca biografi dan kisah inspiratif. Buat aku membaca biografi seseorang bisa membuatku belajar banyak hal. Selain menambah wawasan, juga bisa membuka sudut-sudut pandang lainnya dalam menatap kehidupan. Dari kisah hidup orang lain, aku belajar bahwasanya setiap insan di dunia ini diberikan ujian dan jalan hidup sesuai kemampuannya masing-masing, tidak ada manusia yang lebih kuat, lebih lemah, ataupun lebih hebat. Aku juga percaya Allah menciptakan beragam manusia dengan berbeda-beda karakter dan jalan hidupnya agar kita bisa saling belajar dan memahami, bukan untuk merasa saling unggul satu sama lain.
Nah, beberapa waktu lalu aku baru saja membaca kisah hidup seorang Atmaji Sapto Anggoro. Adakah yang mengenal beliau? For your information, beliau ini salah satu orang yang berjasa dalam membesarkan Detik.com. Tahu kan detik.com yang merupakan salah satu portal berita online terbesar di negeri ini?
Berkenalan dengan Atmaji Sapto Anggoro
Saat aku tahu bahwa beliau adalah salah satu orang di balik layar Detik.com, aku langsung semakin penasaran tentang kehidupan dan kisah-kisah inspiratifnya. Pastinya akan ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari sosok pria kelahiran Jombang, 4 Oktober 1966 ini.
Sebagai putra dari seorang kapten, Sapto – begitu beliau biasa dipanggil, dibesarkan dengan sangat disiplin. Maka tak heran jika beliau tumbuh dengan semangat juang yang tinggi dan pantang menyerah dalam menjalankan sebuah usaha. Pak Sapto menamatkan pendidikan menengahnya di SMAN 1 Jombang, kemudian meneruskan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya - Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS).
Berbekal pendidikannya inilah pak Sapto memulai karier jurnalistiknya di Surabaya Post, Harian Buana, dan Republika. Hingga kemudian pada 1999, beliau bergabung dengan Detik.com. Salah satu pencapaian terbaiknya yaitu pada tahun 2011 ketika mendirikan Merdeka.com yang bekerjasama dengan KapanLagi Network. Saat itu beliau sukses membawa Merdeka.com ke peringkat tiga besar berdasarkan ranking Alexa untuk portal berita dalam Bahasa Indonesia. Wow, keren banget ya…
Namun pak Sapto tidak berpuas diri dengan pencapaiannya tersebut. Hingga kemudian pada 2015, ia mendirikan media monitoring Binokular. Sembari membesarkan Binokular, ia juga membangun portal berita Tirto.id pada 2016.
Dengan segala prestasi yang telah diraihnya dan jatuh bangunnya di bidang jurnalistik, beliau tetap santun dan rendah hati. Tidak ada sedikit pun keinginan untuk jumawa. Bahkan semakin berkibar namanya, beliau semakin ingin memberikan kemanfaatan kepada sesama. Salah satunya dengan mendirikan Padepokan ASA di Wedomartini, Yogyakarta. Melalui Padepokan ini, beliau ingin berbagi ilmu bisnis dan berbagi ilmu jurnalis kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya untuk generasi muda yang tertarik berkecimpung di dunia digital dan media online.
Binokular, Bisnis Unik yang Menjanjikan
Salah satu hal yang membuat aku semakin tertarik dengan Pak Sapto adalah tentang Binokular. Buat aku idenya untuk mendirikan dan membangun sebuah bisnis di bidang media monitoring sungguh mengesankan. Pak Sapto mampu menangkap kebutuhan pebisnis, institusi, politikus, hingga brand ternama bahwasanya mereka butuh partner yang bisa membantu mereka mengumpulkan data-data berkenaan dengan popularitas dan pemberitaan mengenai produk mereka.
Pak Sapto merintis Binokular bersama dua rekannya, Nur Samsi dan Teguh Budi Santoso sejak tahun 2010. Namun Binokular sendiri mulai aktif pada 2011 dan semakin berkembang pada 2015. Kini sudah tidak terhitung lagi berapa banyak klien yang telah bekerjasama dengan Bino. Sebut saja Indosat, Toyota, XL, kementerian BUMN hingga beberapa perusahaan konsultan pemenangan pilkada, pilgub, maupun pilpres sering memanfaatkan data hasil olahan Binokular
Pak Sapto mengungkapkan alasan didirikannya Binokular karena kebutuhan untuk memfilter dan memonitor informasi atau pemberitaan baik pada media yang sudah online ataupun pada media yang masih offline semakin meningkat. Seperti yang kita tahu, media adalah alat pembentuk opini. Opini sangat memungkinkan untuk memiliki efek pencitraan terhadap sebuah produk, korporasi ataupun institusi. Tentu akan lebih mudah mengelola isu, bila si pemilik produk, tahu sejak dini isu atau pemberitaan yang berkembang di tengah masyarakat, baik itu melalui media mainstream ataupun news media.
Dengan hadirnya Binokular, para klien merasa dimudahkan untuk mengumpulkan data yang mereka butuhkan tentang popularitas produknya. Dengan data yang dikumpulkan oleh Binokular, mereka bisa mengevaluasi produknya agar lebih baik dan semakin bisa menjawab kebutuhan masyarakat.
Keseriusan Pak Sapto membesarkan Binokular terlihat dari dua kantor yang dia dirikan. Selain memiliki kantor di Jakarta, Bino juga memiliki kantor di Jogjakarta sebagai workshop. Binokular memiliki sekitar 140 karyawan yang setiap hari terlibat dalam bisnis monitoring tersebut.
Semakin aku kulik lebih dalam, aku jadi tahu kenapa Binokular bisa berkembang dengan sedemikian pesat. Setidaknya ada lima trik jitu yang dilakukan oleh pak Atmaji Sapto Anggoro dalam membesarkan bisnis media monitoring-nya ini;
Pertama, Binokular memberikan layanan kustomisasi kepada kliennya. Segala kebutuhan monitoring media bisa ditampilkan dan disimpan dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan klien. Klien bisa memilih apakah mereka hanya ingin memonitor media cetak, atau juga melakukan monitoring TV dan sosial media. Bahkan klien juga bisa melakukan integrasi ketiga-tiganya. Demikian juga dengan format file penyimpanan, cara menyajikan datanya, ataupun cara pengiriman pelaporan. Binokular, akan mendesain perangkat layanan monitoring berdasarkan kebutuhan dan permintaan klien.
Kedua, Binokular memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Media cetak senusantara bisa dilayani Binokular dalam waktu yang bersamaan. Binokular bisa melakukan monitoring pada lebih dari 100 surat kabar di 34 provinsi di Indonesia. Semua berita surat kabar lokal, dihadirkan pada hari yang sama dengan jadwal terbitnya. Selain itu, dalam cakupan Bino, ada 215 jenis majalah, 32 tabloid, lebih dari 1000 pers online dan 19 televisi nasional. Bino juga melakukan monitoring pada news media, termasuk jaringan sosial seperti twitter, facebook, forum dan blog.
Ketiga, Binokular sangat terpercaya. Layanan monitoring media Binokular menggunakan model web service. Untuk mendukung agar layanan bisa diakses pelanggan dalam 24 jam, Bino menyelenggarakan sistem dan perangkat IT bertingkat, sehingga meminimalisir terjadinya gangguan dalam mengakses layanan monitoring media Binokular. Dasbor yang menjadi keunggulan kompetitif Binokular juga sangat membantu banyak klien.
Keempat, penyimpanan data. Binokular sangat memahami pentingnya database bagi para kliennya. Database konten hasil monitoring media akan tetap dalam server penyimpanan Bino selama klien dalam ikatan kontrak. Database ini berguna manakala dibutuhkan media tracking terhadap isu-isu tertentu, atau sebagai bahan analisis terhadap performa kehumasan klien.
Kelima, inovatif. Industri monitoring banyak berhubungan dengan perkembangan teknologi. Binokular sangat menyadari hal itu. Karena itu, Binokular akan selalu melakukan inovasi-inovasi terkait layanan monitoring yang tujuannya bermuara pada kenyamanan, kepraktisan dan kedayagunaan layanan monitoring media, bagi para pelanggan. Binokular akan terus menciptakan aplikasi yang user friendly bagi para klien.
Pak Sapto mengungkapkan bahwa ke depannya Binokular akan mengarah ke bisnis big data dan meningkatkan kemampuan dengan menerapkan deep learning application.
Saat ini, masih di monitoring media, pak Sapto juga mulai mengembangkan bisnis monitoring iklan televisi terrestrial di bawah nama brand Adatensity. Brand ini dikembangkan oleh perusahaan Sigi Kaca Pariwara, salah satu perusahaan besutan Pak Sapto yang lain. Dengan Adatensity, pelanggan yang umumnya perusahaan pemilik brand retail bisa mengetahui rencana pesaing melakukan marketing promo di mana saja, di channel televisi apa, di acara apa, pada jam-jam berapa, dan sebagainya. Keunggulan Adatensity ini, klien bisa mengetahui pergerakan belanja iklan setiap brand dan lini industri secara real time dan terus menerus. Adatensity juga sudah menjalin kerjasama strategis dengan perusahaan asing.
Wow, keren sekali ya ide Pak Sapto ini. Sepertinya salah satu yang bisa kita petik dari kisah hidup dan perjalanan bisnisnya adalah tidak berpuas diri ketika sebuah prestasi sudah diraih. Hal yang paling sulit ketika sebuah prestasi telah tercapai adalah mempertahankan dan mengembangkannya. Pak Sapto telah mengajarkan kita untuk selalu melakukan inovasi dan diversifikasi produk ketika bisnis kita telah mencapai target tertentu. Selain itu, yang aku garis bawahi dari kisah beliau adalah sudah seberapa banyakkah manfaat yang telah kita berikan untuk sesama?
Semoga bermanfaat ya, pals dan sampai jumpa di postingan berikutnya! Keep writing, keep sharing and keep inspiring J
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com