Assalammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...
Alhamdulillah sudah masuk ke hari 16 bulan ramadhan. Antara senang karena ibadah berjalan lancar, sekaligus sedih karena ramadhan sudah setengah perjalanan. Ada yang merasa juga kah kalau ramadhan kali ini berjalan sedemikian cepat? Semoga saja kita bisa mengisi bulan ini dengan ibadah-ibadah yang membawa berkah ya, pals.
Ngomongin soal ramadhan, kalau dipikir-pikir harusnya kita bisa lebih menghemat pengeluaran dibandingkan bulan-bulan biasa. Namun entah kenapa justru saat ramadhan pengeluaran membengkak bisa dua hingga tiga kali lipat. Kalau membengkaknya untuk sedekah, alhamdulillah... la kalau larinya ke perut semua...? Bahaya ini!
Bukan hanya bahaya bagi perut yang bisa tambah buncit, angka di timbangan yang bergerak semakin ke kanan, juga bahaya bagi ruhiyah kita. Bukankah seharusnya di bulan nan suci ini kita belajar memuliakan jiwa, memuliakan rohani, bukan sekedar memuliakan perut?
Kenapa sih di bulan ramadhan kita cenderung menjadi manusia-manusia konsumtif, terutama saat berbuka puasa. Padahal kalau kita lagi puasa sunah di hari-hari biasa, nggak harus juga tuh ada kolak, es cincau, bubur kacang hijau, tapi kenapa kalau di bulan ramadhan rasa-rasanya ada yang kurang kalau nggak menyediakan pritilan-pritilan tersebut?
Mumpung masih di hari keenam belas, yuk luruskan niat kembali. Bahwasanya kita berpuasa untuk belajar menahan diri tidak hanya lapar dan haus, namun juga hawa nafsu. Sesuatu yang berlebihan juga merupakan bagian dari hawa nafsu. Itu artinya ketika kita berubah menjadi manusia konsumtif di bulan ramadhan, kita masih gagal mengendalikan hawa nafsu.
Kira-kira apa saja ya yang bisa kita lakukan untuk bisa menghindari sifat konsumtif di bulan puasa?
1. Buka Seadanya
"Berbukalah dengan yang manis" banyak dikumandangkan di iklan-iklan sirup yang mulai bersliweran beberapa minggu sebelum ramadhan. Padahal bukan itu tuntunan yang sebenarnya.
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air.
Rasulullah sendiri mengajarkan untuk berbuka hanya dengan kurma, jika tidak ada kurma maka cukuplah air putih. So, nggak perlu sebenarnya kita mengada-adakan kolak, bubur kacang hijau, es cincau dan sebagainya. Kalau ada dana berlebih boleh lah, tapi kalau sampai harus pinjam sana sini demi bisa berbuka kekinian, jangan sampai ya.
Kalaupun harus berbuka dengan yang manis, yang disarankan adalah buah-buahan segar, bukan minuman manis olahan pabrik. Jangan tergoda iklan di TV deh, lagian banyak-banyak gula inilah yang bikin timbangan justru semakin naik setelah selesai ramadhan.
Beberapa dari kita ada pula yang berdalih menyiapkan menu buka puasa yang enak-enak karena mau melatih anak puasa. Justru kalau sedari kecil kita biasakan dengan budaya yang salah kaprah, nanti anak akan terbiasa bahwasanya kalau buka puasa harus selalu ada menu-menu tersebut. Sekali-kali boleh lah, tapi tidak menjadikan kebiasaan. Bahkan mumpung puasa kita justru bisa menanamkan nilai-nilai hidup sederhana kepada anak-anak.
2. Susun Menu Selama Seminggu
Berbelanja secara mendadak akan mengakibatkan kita berbelanja tanpa perhitungan. Yang ada sampai pasar kaya orang kalap. Ada cincau dibeli, ada dawet diborong, ada pisang kepok ditawar.. dan sebagainya. Untuk menghindari terjadinya hal-hal tak diinginkan seperti ini, alangkah baiknya jika di awal minggu kita telah menyusun menu untuk satu minggu ke depan. Bahkan jika bisa membuat menu sebulan ke depan, it is much better.
Menu yang telah kita susun ini nantinya akan jadi panduan belanja. Patuhi panduan itu, belanjalah sesuai dengan kebutuhan menu yang telah disusun. Jangan cheating di tengah jalan ya! Ingat bulan ramadhan, bulan tarbiyah untuk menahan diri dari hal-hal yang berlebihan.
3. Banyak-banyak Menunduk
Cobalah sekali-kali ketika keinginan menyeruak, pengen es cincau, es dawet, bubur kacang hijau, es kelapa muda, kita menengok ke arah mereka yang kondisinya jauh di bawah kita. Boro-boro mereka bisa berbuka dengan yang kita inginkan, bisa berbuka dengan air putih saja sudah alhamdulillah.
Dengan berempati kepada mereka yang kekurangan, insya Allah kita jadi lebih bersyukur dengan kondisi yang ada. Bahkan kalau kita punya uang yang lebih dari cukup, daripada dihabiskan untuk menu sahur dan berbuka yang terlalu berlebihan, kenapa tidak kita siapkan takjil berbuka puasa untuk mereka yang membutuhkan?
Jadi ingat sebuah quote dari iklan sebuah susu kaleng; "serakah itu kalau dimakan sendiri, kalau dibagi-bagi itu namanya berkah."
4. Berhenti Sebelum Kenyang
Jangan hanya karena habis puasa seharian, terus kalap semua yang ada di meja makan langsung dilahap. Ingat kan tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang? Nah, pas banget di bulan ramadhan ini kita belajar untuk menjalankan tuntunan tersebut.
Lapar banget setelah puasa? Iya pasti. Namun bukan berarti di saat berbuka kita kaya balas dendam, semua dibeli dan dimakan. Makanlah secukupnya sehingga perut tidak kekenyangan dan kita masih bisa melakukan ibadah sholat magrib, isya dan tarawih dengan tenang dan khusyuk. Bayangkan kalau perut terlalu penuh dengan makanan, pasti sholat jadi nggak tenang karena perut rasanya nggak enak, bahkan bisa jadi batal berkali-kali saking penuhnya isi perut.
5. Buat Sendiri
Hal yang paling bikin kantong cepat kempes di bulan ramadhan itu kalau dikit-dikit kita jajan di luar. Kenapa tidak buat sendiri saja? Selain lebih hemat, tentu saja jauh lebih sehat daripada jajan di pinggir jalan. Hal ini pun berlaku ketika kita menyiapkan snack khas Idul Fitri. Jika kita punya banyak waktu dan tenaga, kita bisa membuat kue kering sendiri sebagai suguhan tamu saat Idul Fitri. Nah, berhubung sudah di tengah bulan ramadhan, segera kumpulkan resep kue kering dari segala penjuru, terus cuzz praktek di rumah deh. Selamat mencoba dan semoga berhasil ya!
6. Sedekahkan THR
THR seringkali bikin lapar mata. Lihat baju bagus langsung beli, lihat sandal cantik langsung dibawa ke kasir, lihat tas menarik langsung gesek kartu debit.'
Sebelum membelanjakan THR secara kalap, buatlah skala prioritas mana yang harus dibeli dan tidak. Sebelum itu semua, jika kita punya hutang, sebaiknya bayar dulu hutang tersebut. Malu dong sama Allah, pakai baju baru tapi masih punya hutang yang belum lunas.
Setelah hutang beres, sedekahkan THR kita ke tempat yang tepat. Bulan ramadhan adalah bulan terbaik untuk bersedekah. So, daripada THR habis tiada guna, gunakan THR sesuai porsi dan kebutuhan.
7. Prinsip In - Out
Tidak ada yang melarang pakai baju baru di hari raya. Namanya juga hari raya, tentunya kita pasti ingin terlihat spesial. Bukan karena ingin dilihat keren sama orang lain, tapi sebagai wujud kegembiraan karena kita telah sukses berpuasa selama satu bulan penuh.
Namun sebelum kita berbelanja baju, tengoklah dulu lemari kita. Seberapa penuhkah lemari itu? Apakah kita benar-benar membutuhkan baju baru? Masihkah ada baju yang belum pernah dipakai? Setelah menimbang semua hal tersebut dan pada akhirnya kita tetap membeli baju baru, jangan lupakan prinsip in - out; jika ada satu baju baru masuk ke dalam lemari, maka harus ada satu baju dikeluarkan dari dalam lemari.
Prinsip ini selain menghindari lemari yang terlalu penuh, juga membantu kita untuk membagikan kebahagiaan kepada orang lain. Kita bisa bekerja sama dengan teman-teman lainnya untuk mengumpulkan pakaian pantas pakai, lalu kita serahkan ke panti atau yayasan yang membutuhkan.
Itulah tujuh tips dariku untuk mengatasi sifat konsumtif di bulan ramadhan. Kalau kamu punya tips lain nggak, pals? Share dong tips yang kamu punya di kolom komentar.
Thanks for reading, pals. Sampai jumpa di postingan berikutnya ya. Wassalammua'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
#1minggu1cerita
#1minggu1cerita
nice post :)
ReplyDeleteanw, saam kenal yhaaa
Thank you. Salam kenal juga.
DeleteKutipan pertama makjleb banget buat saya... Makasih sdh diingatkan yaa...
ReplyDeleteSama-sama mbak :)
DeleteMakasih tipsnya kak.
ReplyDeletesaya memang sulit menahan niat belanja kalau pas ramadhan padahal kan puasa itu harusnya mampu menahan hawa nafsu, termasuk urusan belanja heheh. thanks for sharing :)
ReplyDeleteHehe belanja memang selalu menggoda.. Cara menahan diri utk tdk shopping cuma satu, ga punya uang sama sekali, hihi. Makasih udah mampir mbak.
Deleteyang jadi problem pengeluaran membengkak dan tambah buncit,,buka puassa biasanya malah jadi ajang balas dendam :) ,nah itu :(
ReplyDeleteHahaha.. Begitulaaaah.. :D
DeleteIni masalah laten sebenarnya. Pertanyaan yang kita tahu jawabannya, tapi agak sedikit susah ketika ingin menyajikan yang terbaik pada keluarga. Emang sih, yang terbaik belum tentu mahal. Tapi bener katamu Mbak, pritilan2nya itu yang bikin pengeluaran nambah.
ReplyDeleteKandani kok mas, kayane ora sepira tapi ketika dihitung.. Ih woow
Deletein out pakaian itu kadang bingung out-nya dikemanain hehe
ReplyDeleteBtw TFS tipsnya :D
Kalau aku biasanya tak kasih ART atau mbak2 sayur yg biasa bantuin aku, mbak. Atau serahkan ke panti mbak pasti diterima dgn tangan terbuka.
Delete7 tips sederhana yang susah pelaksanaannya :P
ReplyDeleteHahaha.. Buka kartu aja aah.. Tinggal yg no 2 dan 5 yg blm konsisten.. Lainnya insya Allah pelan2 tp signifikan hehe..
Delete