Selamat hari Kamis, pals.
Hari ini aku mau berbagi sedikit informasi yang tertunda.
Sabtu, 12 November 2016 yang lalu aku mendapat kesempatan untuk hadir pada
Parenting Class di RSIA Kusuma Pradja di Jalan Bugangan Raya No 3-5 Semarang. Materi
yang disampaikan yaitu mengenai “Persiapan Kesehatan Pranikah dan Penanganan
Pasutri yang Sulit Mendapatkan Keturunan”. Pembicaranya merupakan sosok yang
sudah sangat senior di bidang infertilitas dan telah berhasil membantu banyak
pasangan dalam program inseminasi, beliau adalah Prof. dr. Noerpramana, MMedSc,
SpOG (K-Fer).
Waktu mendapatkan informasi mengenai parenting class ini, aku langsung tertarik
untuk ikutan meskipun aku sudah melewati masa-masa tersebut, namun tidak akan
ada yang namanya sia-sia. Pasti ada yang bisa didapatkan dan dibagikan kepada
yang membutuhkan. Pernah mengalami kondisi disebut sebagai pasangan infertile karena
tiga tahun sejak kuret pertama mengalami kekosongan alias tidak mengalami
kehamilan sama sekali meskipun tidak dalam program KB, aku mengerti sekali
rasanya bagaimana keinginan untuk hamil untuk membuncah. Apalagi ketika lihat
teman atau saudara kita sudah menimang momongan. Namun anak memang rezeki dan
mutlak hak prerogative Allah, kita hanya bisa berupaya sebaik-baiknya.
Direktur RSIA Kusuma Pradja Membuka Acara Parenting Class |
Nah, salah satu ikhtiar agar kita tidak mengalami masa-masa infertile,salah satunya adalah dengan melakukan persiapan kesehatan pranikah. Prof. Noer waktu itu menyampaikan banyak pasangan tidak mau melakukan check up sebelum pernikahan karena takut pernikahan akan gagal jika hasilnya buruk. Prof. Noer meneruskan bahwasanya itu adalah resiko. Namun semua kembali lagi kepada diri kita masing-masing, apakah penting untuk mendapatkan check up sebelum pernikahan atau tidak. Sisi positifnya tentu saja ketika kita mengetahui ada penyakit atau kelainan dalam diri kita atau pasangan, kita telah siap sebelumnya dan lebih kuat dalam menghadapinya bersama.
Prof. dr. Noerpramana, MMedSc, SpOG (K-Fer) |
Dalam waktu yang singkat Prof. Noer menjabarkan dengan
sangat baik apa-apa saja yang harus disiapkan oleh pasangan yang akan menikah
serta apa-apa saja penyebab infertilitas sehingga ada banyak pasangan yang
sulit mendapat keturunan.
Persiapan Medis Pranikah
Masih banyak anggapan yang menjamur di masyarakat awam bahwa
sulitnya mendapat keturunan pasti berdasarkan dari pihak wanita. Selalu wanita
yang menjadi sorotan ketika mereka tak kunjung hamil meski sudah menikah
bertahun-tahun lamanya. Padahal sebenarnya baik wanita dan laki-laki memiliki
kontribusi yang sama dalam hal ini. Pasangan sulit mendapat keturunan bisa
disebabkan 50% dari perempuan dan 50 persen dari laki-laki.
Ketika membicarakan mengenai hal ini, maka tidak bisa lepas
untuk membicarakan kesehatan organ reproduksi. Organ reproduksi wanita yang
meliputi mulut rahim, saluran telur, dan indung telur, serta organ reproduksi
pria yang meliputi sperma, dan anatomi betuk penis/ testis harus dalam kondisi
yang baik.
Meskipun begitu memang bisa dikatakan dalam persiapan medis
pranikah, wanita cenderung akan lebih ribet dibandingkan laki-laki. Prof. Noer
menyampaikan bahwa sangat penting bagi seorang wanita menjaga kesehatan
reproduksinya dikarenakan organ reproduksi begitu kompleks. Wanita juga
nantinya akan mengalami masa-masa kehamilan, melahirkan dan menyusui yang
sangat menguras tenaga, semakin terjaga kesehatan reproduksinya semakin baiklah
kondisi seorang wanita.
Tips sederhana dari Prof. Noer untuk para wanita;
jadikanlah hubungan suami istri sebagai
bentuk cinta dan ibadah, bukan beban dan sekedar tanggung jawab. Semakin rileks
diri kita, semakin kita bahagia, semakin sehat tubuh dan psikis kita.
Untuk menjaga kesehatan reproduksi baik bagi pria dan wanita,
tentu saja sangat penting bagi kita untuk menjaga gaya hidup sehat. Yang
pertama yaitu, makan makanan bergizi seimbang, tinggi serat dan rendah lemak.
Kedua, lakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari. Ketiga, tidak merokok.
Organ Reproduksi Wanita
Penting bagi kita untuk mengenal organ-organ reproduksi,
khususnya wanita karena memang letaknya di dalam sehingga perawatannya jauh
lebih kompleks. Yang pertama yaitu vagina, fungsinya sebagai liang senggama dan
jalan lahir. Vagina juga merupakan penghubung alat kelamin luar dan dalam yang
dibatasi oleh hymen. Dalam keadaan normal, vagina memproduksi cairan yang
berwarna bening dalam jumlah yang tidak berlebihan sebagai sistem perlindungan
alami. Dalam jaringan vagina juga hidup bakteri pelindung (doderleins) yang
jumlahnya cukup dominan, fungsinya untuk menjaga keseimbangan ekosistem vagina.
Pada kondisi tertentu, keseimbangan tersebut akan terganggu, khususnya jika
sedang mengalami stress, menjelang atau setelah haid, kelelahan, diabetes,
orgasme, hamil atau sedang mengonsumsi obat hormonal seperti pil KB. Bila
keseimbangan terganggu, pH dalam vagina menurun sehingga pertahanan alamiah
juga menurun dan bisa mengalami infeksi.
Selain vagina, dalam tubuh wanita ada yang namanya rahim
atau uterus, fungsinya berkaitan dengan
menstruasi dan kehamilan. Berat normal rahim kurang lebih 60 gram, sedangkan
ketika hamil beratnya bisa mencapai 1200 gram. Di dalam rahim terdapat saluran
telur (tuba fallopii) dan indung telur (ovarium) sebagai tempat memproduksi sel
telur dan hormon estrogen.
Menstruasi dan Gangguannya
Membicarakan kesehatan reproduksi wanita maka tidak bisa
lepas dari menstruasi. Menstruasi adalah kondisi dimana keluarnya darah dari
rahim seorang wanita melalui vagina atau jalan lahir dalam jumlah tertentu,
biasanya 50-60 cc dalam rentang waktu 3-7 hari, secara berkala dalam setiap
bulan. Maka jika ada yang mengalami menstruasi kurang dari dua hari atau lebih
dari tujuh hari, maka bisa dikatakan tidak normal.
Siklus haid berbeda pada setiap wanita. Yang baik adalah 28
hari, jika ada yang memiliki siklus 21 atau 35 hari maka masih dalam rentang
normal.
Gangguan haid biasanya berupa; gangguan siklus, gangguan
lamanya haid dan gangguan jumlah darah. Gangguan siklus meliputi siklus panjang
(lebih dari 35 hari) dan siklus pendek (kurang dari 21 hari). Gangguan lamanya
haid meliputi haid panjang (lebih dari 7 hari) dan haid pendek (kurang dari 2
hari). Adapun gangguan jumlah darah meliputi darah terlalu banyak (lebih dari
80 cc) dan darah terlalu sedikit (kurang dari 30 cc). Selain gangguan tersebut,
ada juga gangguan lain yang biasanya berupa nyeri haid dan sindroma pra haid
(PMS). Nyeri haid sendiri bisa terjadi karena adanya infeksi atau
endometriosis.
Gangguan-gangguan haid tersebut terjadi karena
ketidakseimbangan hormone estrogen dan progesterone. Penyebab lainnya dikarenakan
adanya infeksi, tumor, obat-obatan dan alat kontrasepsi. Jangan sepelekan
gangguan haid karena bisa mempengaruhi kesehatan tubuh secara umum. Untuk
mengatasi gangguan-gangguan tersebut, Prof. Noer membagikan tips; menjelang
haid kurangi makanan yang mengandung garam, perbanyak sayur dan buah,
berpikiran positif tentang haid serta berolahraga.
Masa Reproduksi Sehat Wanita
Usia 20 hingga 35 tahun adalah usia terbaik bagi wanita. Pada
usia ini kehamilan dan persalinan aman. Usia di atas 35 tahun memiliki resiko
yang tinggi untuk hamil dan bersalin. Maka disarankan bagi para wanita untuk
menikah di awal usia 20an. Sehingga kalaupun tidak langsung dikaruniai
keturunan, masih banyak waktu tersisa untuk berikhtiar.
Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
Para dokter tidak menyatakan bahwa pre marital check up
adalah sesuatu yang harus, namun hampir semua dokter menyarankannya. Tentunya
dibutuhkan kesepakatan antara calon suami dan istri. Sayangnya untuk melakukan
tes ini biayanya cukup mahal, maka masih jarang pasangan yang melakukannya.
Kalaupun ada yang berniat untuk melakukannya, Prof. Noer berharap bahwa itu
bukan karena kecurigaan dan untuk
mengetahui keperawanan calon istrinya.
Lebih jauh, tujuan dari pre marital check up adalah untuk
membangun keluarga yang sehat dan sejahtera, mengetahui kemungkinan kondisi
kesehatan anak yang akan dilahirkan (riwayat kesehatan kedua belah pihak,
termasuk soal genetic, penyakit kronis, penyakit infeksi yang dapat
mempengaruhi kesehatan keturunan).
Adapun manfaat dilakukannya pre marital check up antara
lain; mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan,
terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan
genetika (keturunan), memperoleh kesiapan mental karena masing-masing
mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya, dan mengetahui
penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat
membahayakan calon pasutri, termasuk bakal keturunannya.
Pemeriksaan kesehatan pra nikah idealnya dilakukan enam
bulan sebelum dilangsungkannya pernikahan. Namun, kalaupun tidak sempat, bisa
dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Jika ditemukan adanya
penyakit atau infeksi menular, maka bisa segera diobati sebelum terjadinya
pernikahan.
Prosedur untuk melakukan pre marital check up ini yaitu;
datangi dokter spesialis, dokter puskesmas atau dokter umum, dokter akan
melakukan wawancara singkat mengenai riwayat kesehatan guna mengetahui penyakit
apa saja yang pernah diderita, riwayat kesehatan pada anggota keluarga (kanker,
epilepsi, diabetes), juga keadaan lingkungan sekitar dan kebiasaan sehari-hari
(merokok, pengguna obat-obatan terlarang). Setelah itu akan dilakukan
pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan fisik seperti tekanan darah,
keadaan jantung, paru dan tanda-tanda fisik dari penyakit seperti anemia, asma
dan kulit.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan tes
kesehatan pra nikah yaitu puasa mulai pukul 22.00 sehari sebelumnya dan setelah
sampel darah diambil, baru deh kita bisa menikmati sarapan. Selama puasa hanya
diperbolehkan minum air putih. Jangan lupa untuk membawa sedikit sampel faeces
(tinja) pagi hari di dalam wadah yang bersih.
Bila setelah tes tersebut ditemukan adanya peyakit yang
membahayakan keturunan, seperti gangguan darah, thalasemia, leukemia, diabetes,
kanker atau HIV/ AIDS sekalipun. Kesepakatan untuk menikah tetaplah hak mutlak
calon pasangan. Dokter hanya berhak untuk memberikan gambaran tentang resiko
yang akan dihadapi pasangan dan keturunannya, berdasarkan hasil pemeriksaan.
Infertilitas dan Penanganannya
Infertilitas merupakan ketidakmampuan pasangan untuk
menjadikan kehamilan dan kelahiran anak yang hidup. Ada dua jenis infertilitas,
yaitu infertilitas primer dan sekunder. Infertilitas primer adalah kondisi
pasangan yang belum pernah mengalami hamil sama sekali walaupun telah melakukan
senggama secara teratur dan tidak menggunakan metode pencegahan selama 12
bulan. Sedangkan infertilitas sekunder adalah kondisi pasangan yang pernah
mengalami kehamilan kemudian kosong dan tidak terjadi kehamilan kembali
walaupun senggama rutin dalam 12 bulan.
Masyarakat sering menyangkutkan infertilitas dengan
kemandulan. Padahal sebenarnya dua hal tersebut sangat berbeda. Infertilitas
yaitu kekurangmampuan pasangan dalam menghasilkan keturunan, namun masih
memiliki kesempatan untuk memiliki keturunan atau dengan kata lain kurang subur. Sedangkan kemandulan (sterilitas)
yaitu laki-laki yang telah dikebiri atau wanita yang rahimnya telah diangkat
sehingga tidak mungkin memiliki keturunan.
Penyebab Infertilitas
Ada lima faktor yang mempengaruhi terjadinya infertilitas,
yaitu usia, frekuensi hubungan seksual (sebaiknya dilakukan seminggu dua kali,
terlalu sering ataupun terlalu jarang sama-sama tidak baik), lingkungan, gizi
dan nutrisi (gizi terbaik untuk pasangan infertile adalah ikan di laut dalam
yang tidak teracuni merkuri), stress psikis.
Angka infertilitas di Indonesia semakin tahun semakin
meningkat. Jika dulunya 12%, kini meningkat lebih dari angka tersebut. Penting
bagi para pasangan yang mengalami infertilitas untuk tetap pasrah dan terus
berikhtiar, karena kondisi psikis yang down juga bisa mempengaruhi semakin
sulitnya mendapatkan keturunan.
Untuk menangani infertilitas, tidak bisa sama setiap
kasusnya. Dokter akan memberikan terapi yang berbeda berdasarkan penyebab terjadinya
infertilitas.
Infertilitas pada laki-laki
Infertilitas pada laki-laki bisa terjadi karena adanya
kelainan anatomi, misalnya tidak bisa menyemprotkan sperma dengan sempurna atau
bentuk testis yang tidak turun. Kriptorkismus
adalah kondisi ketika seseorang pria memiliki testis yang tidak turun. Normalnya
testis bergerak turun ke dalam skrotum/ buah zakar, sementara pada kasus testis
yang tidak turun, testis tidak bisa menghasikan sperma karena masih di dalam
tubuh yang suhunya jauh lebih tinggi daripada di dalam skrotum.
Selain itu infertilitas bisa juga disebabkan gangguan
fungsi; ejakulasi dini. Gangguan spermatogenesis adalah hal yang paling umum
ditemukan dalam menyebabkan infertilitas pada laki-laki.
Sperma pada laki-laki normalnya ada 20 juta atau lebih per
cc nya. Kondisi normal sperma harus lebih dari 20juta dan bergerak 50 % atau
lebih, tidak terjadi infeksi dan bentuk yang normal ada 30% atau lebih. Jika
setelah melakukan tes ditemukan bahwa kondisinya normal, maka pasangan cukup
melakukan terapi senggama alami, namun harus disesuaikan dengan masa subur sang
istri.
Namun jika spermanya kurang dari 10 juta cc, maka harus
dilakukan inseminasi. Ada pula sperma botak (sperma tak berekor). Sperma jenis
ini bisa menyebabkan inferilitas dikarenakan tidak disukai oleh sel telur.
Ada beberapa istilah menyangkut gangguan spermatogenesis
ini, antara lain normozoospermia (jumlah sperma dan geraknya normal),
oligozoospermia (jumlah sperma kurang), asthenozoospermia
(gerak sperma kurang) dan teratozoospermia (bentuknya kurang).
Gangguan pada sperma ini bisa disebabkan karena suka mandi air
panas atau memakai pakaian yang terlalu ketat.
Suhu yang terlalu panas tidak baik untuk testis, karena dapat merusak
sperma dan menyebabkan kemandulan laki-laki. Mandi air panas dan pakaian yang
terlalu ketat juga dapat meningkatkan suhu di skrotum, yang dapat menurunkan
jumlah sperma. Bila jumlah sperma menurun, maka kemungkinan untuk membuahi sel
telur juga akan semakin kecil.
Dalam proses produksi, testis sebagai pabrik sperma
membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34-35 derajat
celcius, sedangkan suhu tubuh normal 36,5-37,5 derajat celcius. Bila suhu tubuh
terus menerus naik 2-3 derajat celcius saja, proses pembentukan sperma dapat
terganggu.
Selain gangguan anatomi, kelainan fungsi dan
spermatogenesis, infertilitas pada laki-laki juga bisa disebabkan oleh masalah
hormonal . Gangguan hormonal ini merupakan salah satu penyebab utama
infertilitas pada pria. Produksi sperma diatur oleh hormon seksual pria.
Apabila terjadi gangguan atau masalah hormonal maka hormone gonadotrofin akan
turun dan produksi sperma juga akan menurun. Sperma yang jumlahnya sedikit
biasanya juga disebabkan kekurangan hormon testoteron.
Paparan lingkungan seperti rokok, stress dan alcohol dapat
menurunkan kuantitas dan kualitas sperma pria. Bahkan kopi dan obat ereksi (Viagra)
dapat membuat sperma menjadi abnormal.
Penyakit menular seksual (PMS) juga bisa mempengaruhi
kemampuan pria dalam menghasilkan sperma yang sehat. Infeksi kelamin seperti
gonore dan chlamidia menurunkan mobilitas sperma dan memengaruhi organ
reproduksi pria. Selain itu, PMS juga dapat menyebabkan tersumbatnya saluran
sel sperma dan peradangan prostat dan saluran kencing pria.
Infertilitas pada pria juga bisa disebabkan adanya antibodi yang
diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh
untuk menonaktifkan sperma. Bila sperma kehilangan aktivitasnya, maka tidak
bisa untuk membuahi sel telur. Jika yang
terjadi adalah kondisi seperti ini, maka pasangan tidak boleh melakukan
senggama selama enam bulan, atau harus melakukan kondom.
Infertilitas pada Wanita
Pada umumnya infertilitas pada wanita disebabkan berbagai
faktor, antara lain:
- Faktor vagina (vagina yang normal, tidak terlalu basah ataupun kering). Lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan penghambat terhadap spermatozoa dan membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
- Faktor uterus (apakah ada infeksi atau tumor). Adanya kista atau miom dalam rahim bisa menjadi penyebab infertilitas. Sebenarnya adanya kista dalam rahim itu normal, asalkan ukurannya tidak lebih dari 18 mili.
- Faktor serviks (sering keputihan atau tidak)
- Faktor tuba fallopii (salurannya baik atau buntu). Jika ada kebuntuan pada saluran inii, maka harus ditiup atau dioperasi, jika dua cara ini sudah ditempuh dan belum juga dikaruniai keturunan, maka bayi tabung bisa menjadi alternative.
- Faktor ovarium (menstruasi normal atau tidak). Siklus haid yang lebih panjang dari normal berhubungan erat dengan unovulatory (tidak adanya sel telur yang dihasilkan indung telur). Sementara siklus haid yang tidak teratur bisa disebabkan karena adanya gangguan kista ovarium atau penyakit lainnya, kondisi stres, kecapekan atau terganggunya keseimbangan hormone.
- Faktor ovulasi (tidak ada ovum yang matang). Ovum matang hanya bertahan 24 jam, jika tidak dibuahi dalam 24 jam maka tidak terjadi embrio. Masalah ketidaksuburan pada wanita juga bisa disebabkan Polocyestic Ovary Syndrome (PCOS) dan endometriosis. PCOS merupakan gangguan dimana kantung sel telur tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak terjadii ovulasi. Wanita yang mengalami PCOS menjadi inferti karena tidak ada sel telur yang matang, sehingga tidak terjadi pembuahan. Gejalanya biasanya adalah siklus haid yang tidak teratur (terlambat, tidak haid atau haid 2-3 kali dalam sebulan). Banyak wanita yang gemuk mengalami PCOS. Untuk mengatasinya maka harus melakukan diet dan terapi hormonal dengan diberikan obat kencing manis (netformin). Selain PCOS, endometriosis juga bisa mempengaruhi kesuburan wanita. Endometriosis merupakan keadaan patologi pada sistem reporduksi perempuan dimana jaringan selaput lender rahim (endometrium) yang seharusnya berada dalam rahim, malah tumbuh di luar ronga rahim (saluran telur, indung telur atau pada rongga pinggul). Kondisi ini bisa menghambat kehamilan. Diperkirakan 30-40% wanita dengan kondisi ini sulit memiliki keturunan karena kondisinya mampu membunuh sperma.
- Faktor hormone (FSH, LH, estrogen dan progesterone).
- Antibodi terhadap sperma. Jika semua gangguan di atas tidak diketemukan, maka kemungkinan terbesar penyebab infertilitas pada wanita adalah antibodi terhadap sperma. Prof. Noer mengatakan jika penyebabnya adalah hal ini maka tidak ada jalan lain jika memang masih menginginkan keturunan, maka sebaiknya berganti pasangan (menikah dengan orang lain) atau adopsi.
- Faktor lainnya, meliputi gaya hidup dan lingkungan yang terpapar rokok. Asap rokok mengandung lebih dari 400 racun yang bisa menyebabkan penurunan produksi sel telur sehingga mengganggu kesuburan. Selain rokok, kesuburan wanita juga juga berkurang dikarenakan efek samping obat. Maka berhati-hatilah dalam mengonsumsi obat-obatan.
Apa yang Harus Dilakukan Pasangan Infertil?
Jika dalam satu tahun kita telah melakukan senggama secara
rutin dan tidak sedang dalam program KB, namun tak kunjung hamil, maka kita disebut
sebagai pasangan infertile. Jika mengalami hal ini maka yang harus dilakukan
adalah menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan suami istri agar diketahui
penyebabnya. Untuk pria, pemeriksaan
meliputi pemeriksaan fisik dan analisa sperma. Sedangkan untuk wanita perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium (kencing darah, kadar hormon) dan radiologis
(USG, HSG).
Selain melakukan pemeriksaan, kita juga harus menjaga
kebugaran tubuh dengan berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi tinggi. Kita
juga harus menjalani gaya hidup sehat; menghindari rokok, narkotik dan alcohol.
Jangan lupa juga untuk mengontrol berat badan, karena berat badan juga
mempengaruhi kesuburan. Berat badan harus ideal, tidak boleh terlalu kurus dan
gemuk. Tentu saja tidak lupa untuk selalu konsultasi dengan dokter.
Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB)
TRB merupakan penanganan terhadap gamet (ovum dan sperma)
atau embrio (konsepsi) sebagai upaya untuk mendapatkan kehamilan di luar cara
alami.
Adapun jenis-jenis TRB antara lain;
- IUI (inseminasi) – biasanya dilakukan untuk mengatasi faktor suami seperti ejakulasi buruk, impotensi neurologis, dan disfungsi seksual. Inseminasi buatan juga telah digunakan sebagai alat untuk mengatasi buruknya kualitas dan kuantitas sperma, volume ejakulasi rendah, antibody antispermia. Selain itu inseminasi juga bisa dilakukan untuk mengatasi faktor istri seperti faktor serviks. Inseminasi dilakukan dengan cara menyemprotkan sperma suami yang dipilih ke dalam saluran telur dan pembuahan tetap di dalam rahim istri. Jika sudah dilakukan inseminasi sebanyak 4-6 kali tetap tidak hamil juga, dokter akan menyarankan untuk melakukan bayi tabung. Keberhasilan inseminasi bisa mencapai 30 persen, tentunya tergantung usia pasangan. Semakin muda usia, semakin tinggi tingkat keberhasilan.
- IVF (bayi tabung) – tingkat keberhasilan bayi tabung bisa mencapai 50%
- ICSI (bayi tabung dengan teknik injeksi sperma dalam sitoplasma sel telur)
Semoga informasi ini bermanfaat bagi teman-teman yang sedang
program kehamilan atau berencana menikah. Apapun itu, tetap semangat dan
husnudzon bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaik.
Pembagian Doorprize pada Parenting Class |
By the way, besok Sabtu, 21 Januari 2017, RSIA Kusuma Pradja akan kembali menggelar parenting class lo. Temanya tentang “Bahaya TORCH pada Ibu Hamil”. Cocok banget buat yang lagi program hamil atau yang pernah mengalami keguguran berulang. Yuk, belajar bareng-bareng besok Sabtu. See you there, pals and thank you for reading!
Next Parenting Class |
Wow, lengkap bangettt mbak pemaparannya.
ReplyDeleteSaya dulu sempat ragu melakukan pre marital check up, tapi akhirnya bismillah tetap melakukan, demi kebaikan bersama.
Wah, keren mbak.. Iya mbak penting banget ternyata :)
DeleteSeringkali urusan fertilitas terlalu dibebankan d pihak wanita ya.. padahal bisa dilakukan bareng2 pasangan, KB contohny..
ReplyDeleteIya mbak, kalau urusan begini sering wanita jd tersangka pertama, padahal butuh kerjasama dua belah pihak ya :)
DeleteAku dulu sebelum nikah hanya test tokso aja, Alhamdulillah snegatif, dan skrining infertilitas baru kami lakukan di 2011 setelah 3 taun menikah, bukan apa-apa biayanya mahal hehehe, jadi nabung dulu, dan setelah inseminasi di april 2016 kemarin dan tak berhasil, sering diundang seminar ama smc rs telogorejo gratis serba serbi infertil dan ivf ☺
ReplyDeleteIya memang mahal, kemarin prof. Noer jg bilang begitu. Yang penting trus berikhtiar ya mbak, smoga tahun ini mbak Vita diberi momomgan. Aamiin
DeleteSeminar yg fokusnya pranikah.masih jrg ya, Mba. Bisa kurekomendadikan nih, infonya. Tfs Mbaa
ReplyDeletesama-sama mbak :)
Deletemakasih banget mba Marita, udah sharing soal ini.
ReplyDeleteAKu jadi tahu banyak, karena masih blm nikah.
Sama-sama mbak, semoga bermanfaat :)
DeleteLengkap sekali Mbak Marita. Dulu aku nggak periksa apa2 sebelum nikah. Mungkin skr penting sekali ya periksa pranikah. makasih informasinya
ReplyDeleteAku dulu juga nggak priksa kok mbak. Mahal juga mbak. Tidak wajib sih mbak, tapi disarankan sebaiknya priksa. Soalnya sekarang semakin banyak pasangan infertil, sehingga kalau sudah tahu sebelumnya kan jadi jauh lebih siap, tujuannya sih begitu.
DeleteLengkap banget! Makasih ulasannya Mba.. sangat bermanfaat nih.
ReplyDeletejadi ingat dulu aku lahiran di Kusuma :)
Sama-sama mbak. Wah, lahirannya di Kusuma ya? Sekarang tambah oke keknya...
DeleteDosen saya jg mewanti-wanti buat mahasiswanya melakukan pre marital check up (karena saya kuliah di kesehatan).
ReplyDeleteLengkap banget mbak pemaparannya. Terima kasih..
Sama2.. Semoga bermanfaat :)
Delete