Pantai,
kuliner, kesenian dan budaya tidak akan bisa lepas dari Yogyakarta. Salah satu
kota di Indonesia yang adat istiadat dan kebudayaan-nya masih melekat kental di
nadi-nadi kotanya. Kalau diingat-ingat, sudah lama sekali aku tak mengunjungi
kota tersebut. Terakhir kali aku menginjakkan kaki di kota tersebut, kalau
tidak salah sekitar delapan tahun yang lalu. Saat itu aku bersama teman-teman
di Komunitas Seni Sawo Kecik
mengadakan pagelaran teater di Sanggar Teater Garasi. Sebuah pengalaman yang
menakjubkan!
Berbincang
tentang kesenian di kota Yogyakarta memang tidak akan ada habisnya. Selain
kesenian tradisional, kesenian kontemporer pun semakin banyak bermunculan.
Buatku, seni di Yogya adalah daya tarik tersendiri yang selalu membuatku rindu
untuk menghabiskan lebih banyak waktu di kota itu.
Beberapa
waktu lalu, sebuah film fenomenal yang dirilis pada akhir bulan April 2016
telah mampu membawa kerinduanku pada Yogyakarta. Apalagi kalau bukan Ada Apa Dengan Cinta 2. Film tersebut
tidak hanya menuntaskan tanda tanya-tanda tanya mengenai hubungan Rangga dan
Cinta, namun juga mampu menyeruakkan keinginanku untuk berlabuh kembali ke
Yogyakarta.
Salah Satu Adegan AADC 2, diambil dari Web Blog AiryRooms |
Beberapa
destinasi wisata yang ditampilkan di salah satu film blockbuster Indonesia itu
semakin memperkuat keinginanku untuk segera mengagendakan liburan bersama
keluarga ke salah satu kota terindah yang memiliki daya tarik magis di Pulau
Jawa itu.
Kalau
ngobrolin wisata alam Yogyakarta, seperti pantai-pantainya ataupun
bangunan-bangunan kuno bersejarah, sudah banyak sekali yang membahasnya. Kali
ini aku ingin mengulik beberapa tempat yang menjadi pusat kesenian di Yogyakarta.
Buat
yang ingin menikmati tempat-tempat
wisata kesenian di Yogyakarta ini, ada baiknya jika kalian tinggal beberapa
hari di kota budaya tersebut agar lebih puas dalam menjelajahi dan
mengeksplorasi kesenian yang ada di sana. Percaya deh, sehari tak akan pernah
cukup untuk menikmati seni di Yogyakarta. Jika kalian butuh hotel yang sesuai
budget dan dekat dengan lokasi yang akan dikunjungi, silakan klik di sini. Akan ada banyak pilihan
hotel yang menarik. Nah, yuk sekarang kita keliling ke tujuh tempat wisata
kesenian di Yogya pilihanku!
Pertunjukan Tari Klasik dan Musik Tradisional di Kraton Yogyakarta
Jika
biasanya kita mengunjungi Kraton Yogyakarta untuk sekedar berkeliling-keliling
menikmati eksotisnya tempat tinggal raja ini, sekali-kali kita sempatkan untuk
hadir pada jam-jam khusus dimana kita bisa menikmati berbagai pertunjukan seni
tari klasik dan musik tradisional.
Pertunjukan Tari Klasik di Keraton Yogya |
Sebagai
pusat pemerintahan dan kepemimpinan di Yogyakarta, kraton seperti simbol
keramat bagi kota ini, termasuk juga di bidang seni dan budayanya. Bagi yang
ingin tahu jadwal pertunjukan kesenian di kraton Yogya, nih aku punya
contekannya;
Minggu
jam 11.00 - 12.00: Latihan tari klasik kraton
Senin,
Selasa, Rabu jam 09.00 - 12.00: Musik tradisional/ gamelan
Kamis
jam 10.00 - 12.00: Pentas wayang Golek
Jumat
jam 09.00 - 11.00: Macapat
Sabtu
jam 09.00 - 12.30: Wayang kulit
Pertunjukan Jazz Mben Senen
Bagi
yang lebih menyukai kesenian modern atau kontemporer, Yogyakarta pun menawarkan
banyak pilihan, salah satunya pertunjukan Jazz Mben Senen. Pertunjukan yang
diselenggarakan oleh Komunitas Musik Jazz Yogyakarta ini dimaksudkan untuk
memasyarakatkan musik Jazz ke kalangan luas. Jika sebelumnya musik Jazz lebih
banyak dinikmati oleh kalangan menengah ke atas, pergelaran jazz setiap hari
Senin ini ingin menyampaikan pesan bahwa jazz itu milik semua kalangan.
Pertunjukan Jazz Mben Senen, Gambar diambil dari SatuHarapan.com |
Jazz
Mben Senen diadakan di halaman Bentara
Budaya - Kota Baru. Pergelaran ini menghadirkan sebuah pertunjukkan musik
yang elegan namun merakyat. Untuk dapat menikmati jazz di Jazz Mben Senen kita
tidak dikenai biaya selain parkir kendaraan, namun disediakan kotak sumbangan
bagi para penonton jika ingin menyumbang seikhlasnya. Jazz Mben Senen dimulai
dari pukul 20.00 hingga tengah malam.
Sendratari Ramayana
Siapa
yang tak kenal dengan kisah Rama dan Shinta yang melegenda? Sebuah kisah cinta
antara Rama dan Shinta yang diganggu oleh kehadiran Rahwana yang juga
diabadikan pada pahatan di relief Candi
Prambanan ini bisa kita nikmati lewat pertunjukan apik bergelar Sendratari Ramayana.
Sendratari
kisah Rama Shinta ini adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan
sulit tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa
tari, drama dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan
kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa
Sanskerta.
Sendratari Ramayana, Gambar diambil dari Detik.com |
Di
Yogyakarta, terdapat dua tempat untuk dapat menikmati Sendratari Ramayana.
Pertama, di Purawisata Yogyakarta yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, sebelah
timur Kraton Yogyakarta. Tempat ini telah memecahkan rekor Museum Rekor
Indonesia (MURI) pada tahun 2002 karena mampu mementaskan sendratari setiap
hari tanpa pernah absen selama 25 tahun. Sendratari Ramayana bisa kita nikmati
di Purawisata setiap malam, pada pukul 20.00 – 22.00.
Tempat
menonton Sendratari Ramayana lainnya adalah di panggung terbuka Ramayana Candi
Prambanan. Namun pagelaran ini hanya diselenggarakan di bulan-bulan tertentu,
yaitu bulan Mei – Oktober, pada pukul 19.30 – 21.00.
Papermoon Puppet
Aku
pertama kali mendengarnya tentu saja di film AADC 2 yang fenomenal. Sebuah pergelaran
seni berupa teater boneka yang begitu menggugah hati dan rasa. Meskipun pertunjukannya
terlihat ringan, sebenarnya teater boneka ini mengangkat tema yang cukup
serius, yaitu sejarah tahun 1965. Tentunya tahu dong ada apa di tahun tersebut?
Pendiri
Papermoon, Ria, menceritakan bahwa awalnya teater boneka yang mulai dibentuk
tahun 2006 ini ditujukan untuk hiburan anak-anak. Namun dalam perkembangannya
Papermoon mulai merambah ke penonton dewasa, terutama ketika Iwan Effendi,
suami Ria mulai mengambil bagian dalam teater ini. Papermoon ternyata juga sudah
malang-melintang hingga ke manca negara lo.
Papermoon Puppet - Gambar diambil dari Yogyanews |
Selain
mengadakan pertunjukan, Papermoon sering menggelar workshop bagi yang tertarik
belajar mengenai teater boneka. Buat yang ingin lihat langsung teater boneka
ini bisa main ke markasnya di Jalan
Langensuryo KT II, No. 176 Yogyakarta 55133.
Museum Anak Kolong Tangga
Namanya
cukup unik ya. Ternyata disebut demikian karena museum yang ditujukan untuk
anak ini memang letaknya ada di kolong tangga concert hall Taman Budaya
Yogyakarta. Selain namanya, yang unik lainnya dari museum ini adalah koleksi
mainan tradisional yang dimilikinya.
Gambar diambil dari Blog Jejakbocahhilang |
Bagi
yang berkunjung ke museum ini dan membawa kurang lebih 15 orang dalam
rombongannya, pengelola sangat welcome
untuk memberikan workshop mengenai
permainan-permainan tradisional. Setiap akhir pekan ada banyak workshop dan kegiatan menarik untuk
anak, misalnya menari, story telling,
belajar membuat kerajinan tangan dan masih banyak lagi. Kita juga bisa
memborong mainan-mainan tradisional dengan harga yang sangat terjangkau.
Inside Museum Anak Kolong Tangga, gambar diambil dari Blog Nasirullah Sitam |
Museum
yang terletak di kompleks TBY, Jl
Sriwedari No 2, tak jauh dari Kawasan Titik Nol Yogyakarta. Hari
operasionalnya adalah hari Selasa – Jumat dengan jam operasional 09.00 – 13.00
WIB dan Sabtu – Minggu dengan jam operasional 09.00 – 16.00 WIB. Pengunjung
berusia di bawah 15 tahun tidak dikenakan biaya tiket masuk.
Museum Affandi
Gambar diambil dari Yogyatrip |
Affandi,
salah satu maestro di bidang seni lukis ini memiliki banyak karya yang
fenomenal. Maka tak heran, jika kemudian didirikanlah Museum Affandi sebagai
penghargaan atas karya-karyanya. Museum yang memiliki desain interior unik dan
menarik ini berlokasi di Jl. Laksda
Adisucipto 167 Yogyakarta 55281 Indonesia. Bagi penggemar lukisan, wajib
banget mampir ke tempat ini saat singgah ke Yogyakarta. Museum ini buka pada
jam 09.00 – 16.00. Siapkan Rp. 20.000,- untuk bisa menikmati koleksi lukisan
yang ada di sana.
Klinik Kopi
Katanya
bahas pusat kesenian, kok ada warung kopinya juga? Buat yang sudah nonton AADC
2 pasti paham kenapa aku masukkan Klinik Kopi ke tujuh wisata kesenian di Yogyakarta. Tempat ini berbeda dengan warung kopi
yang banyak ditemukan di berbagai daerah. Firmansyah atau yang lebih dikenal
sebagai Pepeng, pemilik Klinik Kopi memiliki pengetahuan yang cukup luas
mengenai dunia kopi. Ia sangat senang berbagi informasi dan seluk beluk
mengenai sejarah dan dunia kopi.
Pepeng, Storyteller of Coffee - Gambar diambil dari Kompas |
Berbeda
dengan kafe dan resto penjual kopi, Klinik Kopi tidak menyediakan wifi. Menurut
Pepeng, wifi hanya merusak kenikmatan saat bersama keluarga dan teman. Tentu
saja jika ada wifi, obrolan Pepeng tentang kopi tidak akan bisa dinikmati
dengan baik. Di tempat ini, pengunjung juga bisa berkeliling ke tempat biji
kopi yang dikeringkan, melihat proses roasting hingga peracikan alias brewing.
Pepeng ingin setiap pengunjung Klinik Kopi tidak hanya asal menikmati kopi,
tapi setelah mampir di tempat tersebut, pengunjung dapat lebih memahami kopi
dengan baik.
Interior Klinik Kopi, Gambar dari Web Klinik Kopi |
Pepeng
selalu menyediakan waktu sekitar empat jam, dari jam 18.00 – 22.00 untuk memberikan
informasi mengenai kopi dan dunianya. Kopi adalah minuman yang memiliki cita
rasa dan seni yang cukup tinggi dan asyik untuk dipelajari. Yang tertarik
menikmati kopi, cerita dari Pepeng yang menyebut dirinya sebagai Story Teller
of Coffee, dan interior unik dari Klinik Kopi, silakan mampir ke Jalan Kaliurang Kilometer 8. Posisinya,
dari arah Yogya, berada di gang kecil persis di samping instalasi PLN, Banteng,
lalu masuk ke kanan sekitar 50 meter. Akan tampak pagar bambu dan semacam
pondok atau dangau dari bambu rancangan arsitek Yusing.
Tentunya
selain tujuh tempat di atas, masih ada banyak wisata kesenian di Yogyakarta.
Kalau kalian punya rekomendasi lainnya, boleh dong yuk dibagi di sini!
Pengen liat langsung papermoon puppet
ReplyDeleteIya mbak.. Sama :) ternyata udah lama juga ya.. Baru tau gara2 AADC2
DeleteSaya baru melihat Sendratari Ramayana tahun 1971.
ReplyDeleteYang lain belum saya tengok
Terima kasih infonya
Salam hangat dari Jombang
Wah.. Saya belum pernah semua pakdhe.. Pengen banget nonton Sendratari Ramayana dari dulu..
DeleteSebagian besar tempat wisata di Yogya belum pernah aku datangi...padahal pengeeen :(
ReplyDeleteSama mbak.. :(
DeleteAku yang dah pernah museum kolong anak tangga doang...ihik, padahal wong jogja.. :-( sendratari malemm...trus klo liat yang tari2 gitu nggak tlaten. Klinik kopi...baru ya? Padahal nggak gitu jauh dr rumah...malah baru tau.. Thanks, nice info
ReplyDeleteHihi klo nonton yg bau2 kesenian mmg soal minat sih ya mbak. Kalo klinik kopi baru atau gak kurang tahu jg.. Hihi, tahunya ada di AADC 2...
DeleteSama2 mbak :)
Huaaa... ! aku belum pernah lihat semuanya itu... semoga kapan2 ke jogja bisa kesana. aamiin..
ReplyDeleteaamiin.. :)
DeleteWahh pasti seru banget ya.. thanks udah berbagi pengalaman, ditunggu next postingannya
ReplyDeletesama-sama. Makasih juga sudah mampir :)
DeleteSemua informasi yang di sajikan sangat menarik, saran dari kami postingannya lebih diperbanyak lagi, terima kasih..
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungan dan sarannya :)
Deleteartikel dan web yang sangat bagus, dan bisa jadi pengetahuan, dan di perbanyak lagi artikel-artikelnya, agar banyak juga yang berkunjung kesini..
ReplyDeleteThank uuu :)
DeleteNice share mba. Jadi pengen ke jogja lagi..hehe
ReplyDeleteSama mas, saya juga :)
DeleteKeren banget apalagi papermoon puppetnya
ReplyDeleteJadi pengen nonton langsung :)
Delete