Jujur,
sebagai seorang wanita mungkin aku super aneh bin ajaib. I don’t like cooking, or specifically i don't like kitchen! Terus anak sama suami nggak pernah makan
gitu? Ya nggak segitunya lah J. Selama ini aku mengandalkan Mbak Narti untuk
urusan dapur. Mbak Narti adalah tukang sayur langganan keluarga kami, namun dia
itu pengertian banget. Dilihatnya sayur yang kubeli seringkali mengering di
dalam kulkas tanpa tersentuh, dia menawariku untuk mengolah sayur-sayur itu
menjadi masakan. Sejak saat itulah, kemalasan memasakku semakin menjadi-jadi.
Mungkin bisa dihitung dengan jari aku masuk ke dapur dalam sebulan bahkan
setahun, hehe.
Karena
jarang ke dapur, gas elpiji-ku jadi ngirit bangeet. Gas tabung 12 kg bisa 6-8
bulan sekali baru beli, hihi. Gunanya cuma buat merebus air, menghangatkan
sayur kiriman dari mbak Narti, bikin mie rebus atau goreng telor buat sarapan
suami. Beruntung suami bukan tipe yang neko-neko, doi pengertian banget kalau
istrinya udah ngerjain tulisan nggak bisa diganggu gugat apalagi disuruh ke
dapur, bisa-bisa keluar taringnya.
Mungkin
juga karena nggak neko-neko itulah, akunya jadi malas bereksplorasi di dapur.
Sekalinya dimasakin sayur dan lauk aneka rupa, yang disentuh suamiku cuma tempe
goreng. Jadilah aku yang bosan sendiri masak itu-itu saja.
Namun
adakalanya aku terpaksa turun gunung ke dapur. Misalnya seperti minggu ini
karena mbak Narti harus pulang ke desanya, jadi nggak bisa kirim masakan. Ya,
mau nggak mau masuklah aku ke dapur. Meskipun kalau pas nggak mood, akhirnya
pilih jajan di luar sih, hehe.
Terkadang
mood pengen masak pun bisa datang sesuka hati. Biasanya kalau lagi pengen
masak, selain masak menu harian macam sop cakar, tumis kangkung saus tiram,
sayur asam jagung dan tentu saja tempe goreng. Aku punya resep andalan yang
sering kali dikangeni seluruh anggota keluarga, macaroni schotel kukus.
Taken from YouTube Channel Dapur Umami
Bukan
barang yang istimewa untuk keluarga lain, tapi untuk keluargaku melihat
macaroni schotel terhidang itu ajaib banget. Menandakan bahwa sang bunda sedang
dalam mood terbaiknya :D.
Gampang
banget kok bikin macaroni schotel ini. Googling saja pasti banyak resep yang
bisa dipraktekkan di rumah. Tapi kalau aku sih biasanya pake resep dari Dapur
Umami ini, sambil dimodifikasi dan disesuaikan dengan stock yang ada di dapur.
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
- 250 g macaroni rebus
- 100 g
daging asap (biasanya aku ganti pakai dua bungkus sachet atau 1 kaleng kornet,
ditambah sosis yang kupotong kecil-kecil)
- ½ bh
bawang Bombay
- Bawang
putih secukupnya
- ½ btr
pala (kalau aku lebi suka pakai merica bubuk secukupnya)
- 5 btr
telur (hihi, aku biasanya pake dua butir telur aja, ngirit)
- 50 g keju
parut (biasanya aku lebihin, biar gurih. Apalagi kalau dikombinasikan antara
keju cheddar yang diparut dengan mozzarella, tambah mantaaaap)
- 1 sdm
margarin cair (aku biasa skip bahan yang ini, biasanya margarine cuma kupakai
untuk ngolesin Loyang atau wadah adonan saat mau dikukus saja)
- 100 ml
susu cair
- gula dan
garam secukupnya
- 1 sachet
Masako® rasa sapi (aku jarang banget
tambahin ini, kalaupun merasa kurang mantap, aku lebih suka pakai bumbu
penyedap non msg, seperti Alania)
- 3 sendok
tepung terigu (optional)
Cara Membuat:
1. Di resep aslinya sih bawang Bombay dan bawang
putih diiris tipis-tipis. Kalau aku lebih suka dihaluskan alias diulek. Selain
bawang Bombay dan bawang putih, aku campur juga dengan merica bubuk, garam dan
gula secukupnya untuk penguat rasa. Jikalau merasa perlu menggunakan bumbu
penyedap, silakan saja.
2. Yang
pakai daging asap, dagingnya bisa dipotong kecil-kecil. Kalau aku sih lebih
suka pakai yang praktis, alias kornet dan sosis. Kornet kukeluarkan dari
sachet/ kalengnya, dan sosis kuiris lembut.
3. Biasanya
aku tambahkan tepung terigu kalau pas ada stock. Tepung terigu kucairkan dulu
dengan air sebelum nanti dicampurkan ke adonan.
4. Tumis
bumbu yang sudah dihaluskan dengan margarine atau minyak goreng, tunggu hingga
baunya harum. Setelah harum, masukkan macaroni yang sebelumnya sudah direbus,
kornet, sosis atau daging asap. Lalu tepung yang sudah dicairkan. Tunggu hingga
setengah matang. Kemudian masukkan telur dan susu. Aduk rata hingga mengental.
5. Tuang
adonan tersebut ke dalam wadah sesuai selera. Bisa ditaruh di Loyang, nanti
tinggal diiris-iris, atau ditaruh di wadah sekali pakai yang terbuat dari
alumunium foil. Kukus hingga matang, angkat, dan sajikan.
Hmm, yummy…
dicocol pakai saos tambah nikmat. Biasanya agar ada tambahan sayurannya, aku
juga kadang suka menambahkan ke adonan wortel yang diparut halus. Tapi jangan
dikira hoax ya karena aku nggak punya dokumen pribadi saat-saat pembuatan resep ini. Maklum kan buat food blogger, hehe.
Selain
macaroni schotel, kalau lagi demen masak biasanya aku suka bikin brownies
kukus. Tapiii biar nggak ribet biasanya aku pakai tepung instan dari Pondan,
hehe. Jadi tinggal nyiapin telur, margarine dan cokelat sih.
Begitulah
resep andalan dari seorang wanita yang paranoid akut sama dapur. Semoga
bermanfaat.
#OneDayOnePost
FunBlogging Day 9
Aseek..besok bawain makaroni scootel nya doong :D
ReplyDeleteWkwkwk... liat besok lagi mood masak apa nggak ya :D :D
Deletesama mbak,aku juga moody bgt masak, kmrn pas lg insaf mah sempet bikin es pisag ijo sama cilok, prestasi bgt buat yg ga suka ke dapur, bikin2 makanan sendiri :D
ReplyDeleteya Allah, alhamdulillah ada temannya.. kirain cuma aku aja yang moody masak :D :D
DeleteSaya suka masak, tapi sekarang kalau lagi progmil suami beli lauknya aja, nasi masak hehe, biar berhasil jangan capek2 katanya heuheu, wah macaroni schotel kesukaanku tuh mbak
ReplyDeleteBener mbak, yang penting ada nasi, lauk mah gampang, hehe
Deletemau..brownis kukusnya... nyam,,nyam..
ReplyDeleteSini sini aku bagi, hehehe..
DeleteSama mbak Marita saya juga nggak bisa masak nih, yang masakin ibu karena kami serumah, hehe
ReplyDeleteMakaroni skotel itu kesukaan anakku mbak, dia sering bikin tapi aku nggak doyan karena pake susu dan keju jadinya neg :)
Iya kalau pakai pondan praktis ya, berasa pinter bikin roti hihi
Alhamdulillah ada temennya lagi, hihi...
DeleteWah, enaknyaaa... aku juga tinggal serumah sama ibu, tapi ibu sudah nggak bisa masakin lagi :( Kata beliau, "nek ibu mari, tak gawekne roti pisang mbek sup krim ya..." Yang disebutnya dua makanan kesukaan saya :)
Hehe, enaak mbak makaroni scotel, cocol di saus buat ngilangin enegnya :)
Nyam nyam nyam, mantap sekali nihh mbak, boleh minta gak mbak .. hehehe
ReplyDeletesilakan mas, didownload gambarnya, hehe :)
Deleteakuuu paling males kalau lama di dapur.. makanan udah siap saji selera makan jadi ilang :(
ReplyDeleteUdah kenyang sendiri saat masak ya mbak :)
DeleteSpagetti juga gampang ya mbak kalo pake bumbu jadinya.. Hihihi
ReplyDeletehehe, iya mbak :)
DeleteWah, baru nemu nih ada ibu-ibu yang parno sama dapur. Kalo saya malah kebalikan, sekalipun saya cowok tapi suka sekali di dapur. Cuma kadang nggak enak aja sama istri, kerjaan saya malah ditinggal-tinggal buat masak padahal istri lebih jago masaknya. Hehehehe...
ReplyDeleteBtw, saya kurang suka masakan instan seperti itu, Mbak. Sangat tidak disarankan untuk terlalu sering dikonsumsi.
Setelah post ini saya baru tahu kalau banyak juga yang nggak suka ke dapur pak, kebanyakan 'terpaksa' demi keberlangsungan rumah tangga, hehehe...
DeleteMending ngosek kamar mandi deh pak, daripada harus masak..
Saya suka yang lebih instan lagi malah pak, yang nggak perlu masak, tinggal lep... nungguin dikirimin orang atau beli di toko roti :D :D
Hahahaha alhamdulillah ada yang bantu ya mbak sama ke paranoid-an kita :D
ReplyDeleteSalam,
Senya
Wah, ada temannya hihi...
Delete