Internet adalah sebuah jaringan komputer yang saling
terhubung dengan menggunakan suatu sistem standar global transmission control
protocol/internet protocol suite (TCP/IP) yang digunakan sebagai protokol
pertukaran paket dalam melayani miliaran pengguna yang terdapat di seluruh
dunia. Internet merupakan kependekan dari interconnected network. Internet juga dapat diartikan sebagai jaringan komunikasi
global yang terbuka dan menghubungkan jutaaan atau milyaran jaringan komputer
dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi misalnya
telepon, satelit, dan sebagainya.
Sumber: Artikelsiana
Pada 1969 awalnya pemerintah Amerika Serikat mengembangkan Internet
untuk kepentingan militer, siapa nyana setelah 47 tahun berlalu internet
berkembang sedemikian pesat dan membawa banyak sisi positif serta negatif.
Sisi positifnya jelas kita bisa mengambil banyak manfaat dari internet,
misalnya bisa tetap berkomunikasi dengan saudara atau kawan yang jaraknya
terbentang jauh, mendapat informasi tentang apapun dalam waktu yang relatif
cepat dan bahkan kita bisa mencetak ‘berlian’ dengan memanfaatkan internet.
Pic is taken from Fokus Medan |
Namun di sisi lain, sisi negatif dari internet pun tak kalah banyak.
Maraknya pornografi, konten-konten yang menyudutkan tokoh, agama ataupun suatu Negara
bermunculan tanpa ada batasan yang jelas, bahkan penipuan demi penipuan yang
dijalankan lewat internet pun semakin merajalela, contohnya saja yang sempat
ngetren beberapa waktu lalu mengenai hacking kartu kredit.
Yah, begitulah kehidupan. Selalu ada sisi positif dan negatif. Kita
sebagai pengguna yang harus lebih cerdas dan bijak dalam memanfaatkannya.
Aku, Internet dan Pekerjaanku
Ngobrolin soal internet, aku mulai mengingat-ingat kapan aku mengenal
dan berinteraksi dengannya. Maklum ada banyak memori yang menghilang dari pikiran,
entah kenapa yang terekam di pikiranku terutama yang menyangkut apa-apa sebelum
kuliah sering tak terbaca. Kalaupun ingat, biasanya hal-hal yang luar biasa…
luar biasa sakitnya, sedihnya atau bahagianya. Sedangkan hal yang biasa-biasa
saja tak banyak yang menancap. Dan sepertinya internet ini tidak banyak
menancap di pikiranku sebelum masa-masa kuliah.
Mengenal internet sebagai alat komunikasi sih sudah sejak SMA. Namun
saat itu seingatku aku tidak banyak memanfaatkan internet sebagai sarana yang
mengacu kepada hal-hal yang luar biasa. Tahun 2000an aku memiliki email pertama
kali, kalau tidak salah riried@lovemail.com. Alay banget ya namanya
:D. Nah, di web lovemail ini kita juga bisa membuat forum dan melakukan private
chat sesama member lovemail. Di sinilah aku melancarkan kemampuan bahasa
Inggrisku. Biasanya aku mencari bule-bule agar bisa menjadi sparing partner
berlatih bahasa Inggris.
Memasuki dunia perkuliahan pada tahun 2003, aku lebih banyak menggunakan
internet sebagai sarana mencari bahan-bahan tugas dan e-book novel-novel klasik
sebagai materi kuliah. Hingga kemudian aku mulai mengenal blogspot dan multiply
sekitar tahun 2005. Awalnya memiliki akun Multiply pun iseng karena banyak teman-teman
teater yang memilikinya. Biasanya untuk saling sharing ide dan tulisan.
Berhubung aku termasuk pelupa akut masalah password, setiap kali aku
punya akun di blogspot selalu saja kemudian kelupaan dan gagal masuk. Kemudian
aku buat lagi akun baru. Seperti itu seterusnya. Maka tak heran jika dulu aku
punya banyak alamat di blogspot, namun isinya cuma satu dua postingan.
Tentunya kemudian setelah Friendster dan Facebook hadir, salah satu fungsi
utama internet untukku jelas untuk bisa mengakses social-sosial media macam duo
F tersebut. Senangnya memiliki social media adalah aku bisa melebarkan
networkingku, tidak hanya berteman dengan teman-teman di dunia nyata. Namun aku
juga bisa berkenalan dengan orang-orang baru yang aku sama sekali belum pernah
bertemu dengan mereka.
Hubunganku dengan internet semakin akrab ketika kemudian aku resign dari
pekerjaanku pada Maret 2012 setelah
melahirkan Ifa dan memutuskan menjadi full time mother. Sebenarnya saat itu aku
galau akut. Kalau dihitung-hitung, penghasilan suami saat itu belum bisa
mencukupi kebutuhan kami. Ditambah saat itu aku masih memiliki tanggungan untuk
menyekolahkan almarhumah adik yang masih SMA. Namun, bismillah… percaya bahwa
Allah selalu punya jalan yang tidak kita ketahui.
Ternyata memang benar! Hanya selang sebulan dari keputusan resign-ku,
aku mendapat kabar dari salah seorang teman bahwa bosnya membutuhkan tambahan
content writer untuk website-nya. Tanpa pikir panjang aku ambil kesempatan itu.
Selain karena aku butuh uang tambahan untuk membantu suamiku, kebetulan aku
juga sangat suka menulis.
Setelah melakukan wawancara lewat Yahoo Messenger, ngobrol ngalur ngidul
dan diminta mengirim contoh tulisan. Nggak lama kemudian aku dinyatakan
diterima untuk bergabung dalam tim
penulis pak bos. Saat itu aku masih sangat awam tentang apa itu artikel SEO dan
kroni-kroninya. Dengan arahan dari pak bos, aku mulai paham dan masih kujalani
pekerjaan tersebut hingga hari ini.
My Daily Job |
Gegara menggeluti dunia content
writer, mau tidak mau aku membutuhkan koneksi internet yang baik. Setiap
hari aku harus berjibaku dari satu keyword ke keyword lain, mencari data untuk
membuat beberapa tulisan setiap harinya,
mencari gambar yang sesuai dan posting ke website yang ditentukan.
Saat itu aku belum memiliki modem. Hingga kemudian saat warnet sudah
tidak bisa mengakomodasi kebutuhan pekerjaanku, aku merengek pada suami untuk
dibelikan modem. Saat itu salah satu saudara sepupu suami memiliki modem yang
jarang dipakai, akhirnya setelah dinego, modem itu boleh kami beli.
Modem Pertamaku |
Karena sudah memiliki modem, gerakku tak lagi terbatas. Jika sebelumnya
hanya sejam dua jam ngendon di warnet. Kini dari rumah aku bisa unlimited mengakses internet. Aku juga mulai mengenal situs
Freelancer dan Elance. Bahkan lewat Elance, aku sudah pernah mendapatkan
beberapa proyek content writer dan menghasilkan keeping-keping dollar.
Selain fokus pada pekerjaanku sebagai content writer, aku mulai mencari komunitas menulis untuk menyalurkan hobiku. Hingga kemudian aku bertemu dengan IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis). Dari sinilah aku bertemu dengan teman-teman yang kece badai, termasuk salah limanya adalah founder dari Gandjel Rel yang di kemudian hari mampu memotivasiku untuk ngeblog lebih profesional lagi.
Selain fokus pada pekerjaanku sebagai content writer, aku mulai mencari komunitas menulis untuk menyalurkan hobiku. Hingga kemudian aku bertemu dengan IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis). Dari sinilah aku bertemu dengan teman-teman yang kece badai, termasuk salah limanya adalah founder dari Gandjel Rel yang di kemudian hari mampu memotivasiku untuk ngeblog lebih profesional lagi.
Kumpul dengan penulis tentunya pengen ketularan jadi penulis. Sayangnya
hingga saat ini, karya-karya yang kuhasilkan tidak lebih dari sekedar antologi
ke antologi. Kegagalan demi kegagalan kulewati, belum ada satupun tulisanku
yang disambut oleh penerbit hingga kemudian aku merasa capek mengejar mimpiku
menjadi penulis buku solo.
Sementara di satu sisi, dunia content
writer yang kugeluti semakin menantang. Jika sebelumnya hanya lima artikel
per hari, mulai meningkat jadi tujuh artikel hingga sepuluh artikel per hari. Namun
ternyata ada kalanya aku menemukan masa-masa writer’s block. Apalagi artikel-artikel yang diminta harus ditulis
dalam bahasa Inggris, kadang merasa tidak leluasa dalam menyampaikan isi yang
kuinginkan.
Aku kemudian mencari side job, masih di dunia content writer, namun kali
ini aku mencari yang artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia sebagai
penyeimbang, biar isi otak ini tidak terlalu keriting. Alhamdulillah, gayung
bersambut. Aku kemudian bergabung dengan Indscript Creative divisi penulis
artikel SEO. Masih belum puas dengan Indscript, aku juga bergabung dengan Re
Media yang kini beralih nama menjadi Penulis Pro.
Selain mencari side job yang berbahasa Indonesia, aku juga menjajal
kemampuanku untuk jualan buku secara online. Meski tidak terlalu ramai, namun
dari hasil usahaku ini, aku bisa membelikan Ifa beberapa paket buku yang
dulunya tidak kubayangkan aku bisa membelikan untukknya. Selain jualan online,
aku mulai kembali mengenal dunia blog dengan lebih baik. Aku baru sadar kalau
ternyata blog itu tidak sekedar menjadi diary online, namun bisa menjadi ‘pencetak
uang’. Saat itu seorang teman, sebut saja mbak Christanty, seorang blogger kece
dari Kudus, menyemangatiku untuk fokus blogging dan pelan-pelan melepas dunia content writer-ku.
Saat itu aku gamang. Jujur pendapatan bulanan yang kudapat dari pekerjaanku
menjadi content writer saat itu cukup
lumayan untuk ukuran seorang ibu rumah tangga. Melepas meski perlahan dunia ini
rasanya tidak mudah. Sementara membangun blog hingga bisa mendulang ‘emas’ juga
pasti membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Akhirnya aku memutuskan untuk ngeblog sekedar menjadi tempat curhat
seperti jaman kuliah dulu. Kali ini aku sudah capek berganti-ganti alamat, jadi
kuingat-ingat dengan benar, bahkan kucatat di file tersendiri username dan
passwordnya. Sengaja kupilih namaku sebagai alamat blog agar mudah diingat, ‘maritaningtyas.blogspot.com’.
Jika teman-teman mencoba menelusuri arsip blog tersebut, mungkin akan
menemukan postingan pertama sejak tahun 2007. Sebenarnya blog tersebut di buat
pada 2013 dengan postingan pertama yang asli berjudul Ngeblog Lagi. Namun karena aku ingin mengumpulkan serpihan-serpihan
tulisanku yang tercecer dimana-mana, akhirnya kujadikan satu semua yang pernah
kutulis dalam satu blog. Beruntung setiap kali aku menulis, aku sering
memberikan tanggal di setiap catatanku, sehingga proses pemindahan
tulisan-tulisan yang ada di berbagai akun blogspot, multiply dan note Facebook
menjadi lebih mudah.
Aku ingin blog ini benar-benar menjadi ‘istana’ku. Tidak hanya bercerita
tentang yang enak-enak saja, happy-happy saja, tapi juga yang sedih dan
mengiris hati. Aku juga ingin lewat blog ini kelak aku bisa menatap
perjalananku. Dari yang awalnya begitu childish hingga berkembang menjadi agak
bijak seperti sekarang (catat, cuma agak
lo ya, belum bijak, hehe).
Hingga kemudian di tahun ini aku mulai ingin serius blogging, meskipun saat
ini hanya berisi curhatan, reportase dan product review, aku inginnya pembaca
bisa mendapatkan sesuatu dari apa yang kusampaikan. Untuk membuktikan
keseriusanku aku mulai merubah alamat blog ke top level domain, dan aku mulai
aktif di berbagai blogger gathering.
Termasuk salah satunya mengikuti acara Fun Blogging.
Beberapa Kenangan Fun Blogging |
Fun Blogging tidak hanya menambah wawasanku seputar dunia ngeblog, namun
juga menyadarkanku betapa aku harus bersyukur karena internet ditemukan di dunia
ini. Tanpa internet, aku tak mungkin menjelajah dan bertemu inspiring people
seperti mbak Ani Berta, Shintaries dan Haya Aliya Zaki.
Lewat merekalah aku menjadi semakin paham bagaimana menulis sebuah great
content, menata tampilan blog dengan lebih cantik dan bagaimana berkarya
melalui blog. Bahkan mereka tidak hanya berbagi ilmu mereka hanya saat acara
tersebut, hingga hari ini melalui grup rahasia di Facebook, mbak Ani Berta cs
tetap setia memotivasi dan berbagi ilmu blogging. Tanpa internet, semua itu tak
akan mungkin bisa semudah ini.
Aku dan Indosat Ooredoo
Indosat adalah cinta pertamaku. Aku baru memiliki handphone pada tahun
2003 saat duduk di awal bangku kuliah. Itu pun aku membeli hp bekas yang
tentunya dengan merk sejuta umat, Nokia 3310, hehe. Saat diminta oleh mas
penjaga counter untuk memilih nomor, aku jatuh cinta pada nomor 0856-275-8807.
Nomor seharga lima puluh ribu rupiah itu menemaniku hingga beberapa tahun ke
depan, sampai ada sebuah peristiwa aku terpaksa mengganti nomor IM3-ku itu.
Namun sepertinya aku memang tidak bisa beralih dari Indosat. Hanya saja
ketika terpaksa mengganti nomor, aku tidak lagi memilih nomor IM3, namun
mencoba memakai Mentari. IM3 dan Mentari saat itu sama-sama di bawah Indosat. Sayangnya
aku sudah tidak ingat no Mentari-ku dulu.
Aku bertahan dengan nomor Mentari tersebut sampai aku menikah. Hingga
sebuah peristiwa memaksaku untuk mengganti nomor kembali. Aku lagi-lagi memilih
nomor Indosat yang kupakai hingga saat ini. Saat membeli nomor ini sebenarnya
aku kembaran dengan suamiku, hanya beda satu digit di angka paling belakang.
Namun sayangnya hp suamiku hilang beserta nomornya dan dia malas mengurus nomor
yang hilang tersebut. Nggak jadi kembaran deh nomornya J.
Nomor Im3 Ooredoo yang Dibagikan saat Fun Blogging |
Kenapa selalu pilih Indosat? Dulu aku tinggal di Salatiga yang lokasinya
banyak ketemu bukit dan gunung-gunung. Di saat provider lain sinyalnya tak
mampu menembus lokasi rumahku, Indosat mampu memberikan sinyal yang memuaskan.
Begitu juga saat ini, meski sudah tinggal di Semarang, yang notabene adalah
salah satu kota besar, namun lokasi tempat tinggalku juga banyak dikelilingi
bukit. Aku pernah memiliki beberapa nomor dari provider lain, namun sinyalnya
tak secadas yang dimiliki Indosat. Ujung-ujungnya tentu saja, back to Indosat!
Aku sempat kudet mengenai sejarah disematkannya Ooredoo di belakang nama
Indosat. Bahkan aku sempat berkomentar ketika melihat iklannya, “lucu deh ada Ooredoo-nya.” Baru kutahu
kalau ternyata si Ooredoo, perusahaan telekomunikasi dari Qatar ini telah membeli sebagian besar saham Indosat
sejak tahun 2002. Bahkan saat ini 65 persen saham Indosat
adalah milik Ooredoo.
Namun berbeda dengan kebijakan yang dilakukan di negara-negara lain, semua
perusahaan telekomunikasi yang sahamnya diakuisisi oleh Ooredoo telah
bertransformasi nama menjadi Ooredoo. Di Indonesia, Ooredoo tetap menyematkan
Indosat sebagai nama depan karena menurut studi yang dilakukan oleh pihak
perusahaan, nama Indosat telah melekat erat di benak masyarakat Indonesia.
Selain itu namanya juga memiliki kekuatan lokal yang cukup baik.
Jujur aku turut senang Ooredoo cukup berbaik hati mengijinkan nama
Indosat tetap digunakan karena rasanya sudah pas di hati.
Dengan menggunakan nama gabungan, Indosat
Ooredoo, pihak perusahaan mengharapkan provider ini tetap dicintai oleh
masyarakat Indonesia dengan memberikan layanan berskala internasional.
Aku, Internet dan Indosat Ooredoo
Awalnya dulu aku memakai Indosat karena membutuhkan provider dengan
sinyal bagus dan kuat untuk melakukan aktivitas telepon dan sms. Hingga
kemudian internet mulai booming, tentu saja yang dicari provider yang juga bisa
memberikan sinyal internet yang tinggi. Ternyata Indosat mampu melakukan
kesemuanya itu.
Apalagi setelah bertransformasi menjadi Indosat Ooredoo, kinerja dan kualitas provider yang khas dengan
warna kuning-nya ini semakin berkibar. Jika dulu paket internetnya hanya ada
tiga pilihan; berbasis kuota, unlimited dan paket khusus social media. Kini
Indosat Ooredo meluncurkan masterpiece-nya; Freedom Combo.
Paket ini begitu mengerti kebutuhan pelanggan. Tahu sendiri kan, kita
seringnya ketemu paket yang katanya punya kuota sekian giga. Ternyata setelah ditelusuri
sekian mega untuk pemakaian siang hingga sore hari, dan sekian giga untuk
pemakaian malam hari. Lucunya, pemakaian malam hari justru diberi kuota yang
banyak, padahal jarang-jarang kan ada orang yang melek tengah malam cuma buat ngabisin kuota?
Belum lagi biasanya paket internet tidak termasuk paket untuk telepon
dan sms. Jadi kalau kita mau telepon dan sms, harus ngisi pulsa lagi. Repot bin
ribet!
Bersama Freedom Combo,
kerepotan tersebut tidak akan terjadi. Dengan empat pilihan yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan internet kita, kita tidak hanya akan mendapatkan kuota untuk
sebulan, namun juga free telepon dan sms sesama pengguna IM3 Ooredoo. Hemat
banget!
Jujur, aku baru ngeh ada paket Freedom
Combo saat acara Fun Blogging. Kebetulan di rumah aku berlangganan layanan
internet, sehingga aku tidak begitu sering menggunakan Indosat sebagai sarana
surfing, browsing dan lain-lain. Indosat hanya kugunakan untuk sms dan telepon.
Masalahnya, ketika lampu mati atau aku
harus keluar rumah, mau tidak mau hpku jadi tidak bisa konek internet karena
bergantung pada wifi.
Nah, susah banget kalau lagi di posisi tersebut. Tahu sendiri kan sekarang
mana ada yang kirim sms? Hampir semua komunikasi dilakukan lewat whatsapp, BBM,
facebook messenger, line dan segala macam chat yang pastinya membutuhan koneksi
internet.
Gegara kondisiku yang terlalu bergantung pada wifi yang ada di rumah,
pernah ada kejadian calon customer yang mau beli buku jadi batal karena susah
hubungin aku. Ada teman yang mau tanya sesuatu jadi marah karena aku nggak
ngrespon chat-nya. Dan masih banyak lagi kejadian memalukan lainnya gara-gara
aku nggak pakai paket internet di hpku.
Sejak beberapa kejadian yang tidak mengenakkan tersebut, aku mulai cari
tahu paket-paket internet yang ditawarkan Indosat. Sebelum tahu Freedom Combo,
aku paling cocok pakai paket yang unlimited. Itupun aku hanya pilih yang paket
unlimited harian. Aku hanya menggunakan paket jika aku punya rencana keluar
rumah di hari tersebut. Namun ternyata paket harian tersebut terkadang tidak
bisa mengakomodasi kebutuhanku. Meski unlimited, ternyata paket ini memiliki
batas pemakaian wajar (FUP). Nah, FUP harian itu hanya 50 MB yang kadang jika
grup-grup di whatsapp begitu ramai lalu lintasnya, batas pemakaian wajar
tersebut begitu cepat terlampaui. Apalagi jika ada banyak yang mengirim gambar
dan video.
Video is taken from Web Indosat Ooredoo
Beruntung kemudian di acara Fun Blogging, aku mengenal Freedom Combo.
Paket combo ini memang memberikan kebebasan yang hebat untuk pemakainya. Sejak
acara Fun Blogging hingga hari ini aku memakai paket tersebut, aku tidak
mengalami kendala dalam koneksi internetnya. Bahkan kecepatannya jauh lebih
cepat dari saat aku menggunakan paket
unlimited harian yang biasa aku pakai. Padahal aku hanya menggunakan koneksi
3G-nya lo. Berhubung hp yang kumiliki belum support 4G. Makanya aku belum bisa
cerita banyak soal bagaimana hebatnya koneksi 4G dari si Freedom Combo ini.
Tapi dari review teman-teman yang sudah merasakan koneksi 4G-nya, hampir semua
menyampaikan kalau 4G Indosat Ooredoo wuss wuss banget lo, provider lain lewat
mang. Enaknya lagi Freedom Combo ini berlaku untuk 30 hari, jadi jatuhnya lebih
ngirit.
Ternyata inovasi dari Indosat Ooredo tidak hanya berhenti di titik tersebut.
Kini mereka bekerjasama juga dengan Spotify yang merupakan aplikasi streaming
musik online. Pengguna Freedom Combo Indosat Ooredoo mendapatkan banyak
kemudahan dalam menikmati Spotify. Cocok banget untuk pecinta musik kaya aku
nih. Kini aku nggak perlu takut menikmati streaming musik dan kehabisan kuota.
Pic is taken from Indosat Website |
Indosat Im3 Ooredo memang
selalu mengerti kebutuhan internetku, sebagaimana Fun Blogging yang selalu memahami
kebutuhanku tentang materi-materi blogging.
Sumber: Kompas Tekno, Artikelsiana, Website resmi Indosat
wwwoooow..komplitttt..nih.
ReplyDeleteSepertinya akan ada berita bagus nih mbak..
Pake Indosat Ooredo..cucok!
Pasti cucok sama Indosat Ooredoo :)
DeleteSalam mba Marita.. Wah perkenalan dg intrrnet sdh panjaaang.. Salam sukses ya mbak...
ReplyDeleteTapi prestasinya masih kurang panjang dibanding mbak Mechta :) Sukses selalu juga untukmu mbak :)
DeleteDuh, aku suruh nulis panjang segini nggak kuaaat! :))
ReplyDeleteKalau ngeblog kadang nggak bisa ngerem nih mas... tapi kalau nulisnya kerjaan suka bingung cari kata-kata biar sesuai ma jumlah kata yang diminta :D :D
DeleteInternet bisa membuat kitaa terbang bebas menembus batas ya. Dan ada begitu banyak primary & side job yang bisa digarap.
ReplyDeleteThat's absolutely right mbak :)
DeleteWah, keren mbak ulasan tentang indosat. Panjang dan lengkap :D
ReplyDeleteMakasih mbak :)
DeleteKeren deh Mba Ririt sudah lama malang melintang di dunia tulis menulis :)
ReplyDeletesemoga berkah semuanya.. aamiin..
Dunia persilatan mbak, hehe..
DeleteAamiin.. doa yang sama juga untukmu mbak :)
Jd keinget jaman2 awal kenal inet saat SMA dulu hehehe. Btw Senengnya bisa ikutan fun blogging, saya blm nih huhuhu
ReplyDeleteAyo mbak ikut Fun Blogging... seruuu :)
Delete