Jika kemarin di postingan serentak #1thGandjelRel aku pernah berbagi cerita bahwa salah satu yang
bikin aku tambah semangat dan mulai kembali serius menekuni perbloggingan
adalah blogger gathering bersama Blue Bird, nah sekarang aku mau sharing nih
tentang serunya acara tersebut.
Meski sudah berlalu empat belas hari, kenangan itu masih
membekas dan semangatnya pun masih menggelora hingga hari ini.
Memutuskan untuk kembali berkumpul dengan teman-teman penulis
dan blogger itu rasanya deg-degan. Saat hari Sabtu, 13 Februari 2016 itu
akhirnya datang, berasa kaya mau kencan ma gebetan, dag dig dug gimana gitu.
Takut salah kostum lah, takut nggak nyambung lah, dan segala ketakutan lainnya.
Setelah nganterin Ifa ke Griya Asik (daycare langganan dan
terpercaya kalau ada event yang tidak memungkinkan mengajak Ifa), langsung deh
geber motor ke arah Pedurungan. Alhamdulillah, lokasi kantor Blue Bird tidak
jauh dari rumah, tidak sampai 30 menit sudah mendarat dengan aman dan
terkendali.
Saat sampai ke lokasi, sudah banyak blogger dan perwakilan
dari radio yang berkumpul. Setelah registrasi ulang, diminta oleh pihak Blue
Bird untuk selcan dulu di spot yang sudah tersedia. Grogi beud.. paling nggak
bisa suruh begaya :D :D.
Hihi Maluu... (pic:kolpri) |
Masuk ke ruangan acara, teman-teman dari Gandjel Rel sudah
menempati posisinya masing-masing. Aku segera memilih kursi yang tercepat yang
bisa kuraih. Alhamdulillah, masih ada tempat di barisan ke dua, sederet ma mak
Ika Pus dan mak Archa Bella.
Ternyata acara belum officially dimulai, para undangan masih
dipersilakan untuk mengambil snack dan minuman yang telah disiapkan. Tau aja
belum sarapan, hihihi.. Langsung cuzz serbu deh segelas kopi dan beberapa snack
yang bisa mengganjel perut.
Acara masih pemanasan aja udah seru banget. Gimana nggak seru
kalau acaranya aja digawangi oleh MC kondang Semarang, asli kaget lihat nih
orang, keknya aku berasa tambah tua, kenapa si Dicky Dacosta masih
begitu-begitu aja yaa.. hehehe :D :D Suara dan wajahnya jelas tidak asing lah,
penyiar radio dan MC sejak aku masih kuliah, melegenda ya bo!
Btw, mau tau kan kenapa sih Blue Bird berbaik hati ngajak
para blogger berkumpul?
Jadi, blogger gathering ini dalam rangka launching aplikasi My Blue Bird di Semarang. Seperti yang
kita tahu ya, Blue Bird bisa dibilang perusahaan taksi terbaik di Indonesia,
bahkan dulu waktu awal-awal Blue Bird mau masuk ke Semarang, beberapa
perusahaan taksi yang sudah ada di Semarang langsung ketar-ketir dan ada
desas-desus menolak kehadiran si taksi burung biru ini. Gimana nggak
ketar-ketir kalau disaingi sama perusahaan taksi paling bonafid dan handal?
Bisa kalah nih.. Mungkin begitu ya pikiran para pengusaha taksi lainnya.
Tapi ya memang harus aku akui, di antara perusahaan taksi
yang ada, Blue Bird itu paling oke pelayanannya. So far, aku juga paling nyaman
menggunakan jasa Blue Bird dibanding taksi lainnya.
Yang pertama, manajemen pelanggan dan orderan Blue Bird oke
banget. Jadi, kalau kita mau pesan taksi, kita nggak perlu lambreta ngabisin
pulsa nunggu operator nyari nomor punggung taksi yang akan njemput kita. Blue Bird punya data pelanggan yang otomatis
akan menyimpan no HP dan nama kita sejak kita pertama kali order ke mereka. Berasa
seneng gitu jadi customer Blue Bird, merasa dikenali dan diperhatikan. Tanpa
harus menyebutkan nama, operator pasti akan tanya “Dengan ibu Marita ya? Lokasi penjemputan di mana bu?” Kalau aku
jawab di Klipang, otomatis operator juga akan mengkonfirmasi alamat lengkapku.
Aku tinggal bilang oke aja.
Ruang Operator di Blue Bird, pic: kolpri |
Tak mau membiarkan pelanggannya menunggu lama, jika lokasi
penjemputan sudah jelas. Operator akan segera mempersilakan kita menutup
pembicaraan dan menunggu informasi no punggung taksi melalui SMS. Jika sedang
tidak antri, SMS pun segera masuk ke HP dan menginformasikan no taksi yang akan
segera menyambangi kita. Simple.
Berbeda dengan taksi yang lain. Semua proses orderan
dilakukan melalui telepon, temasuk penginformasian no punggung taksi. Bayangkan
kalau ternyata sedang tidak ada taksi terdekat menuju ke lokasi penjemputan,
bisa lamaaaa banget kita nunggu operator ngasih info no taksi ini. Tiap kali
mau order, harus bener-bener cek pulsa di HP apakah memadai untuk telepon
minimal 5-10 menit. Padahal telepon dari no HP ke no rumah kan menguras pulsa
banget, aku pernah lagi proses order, belum dapat no punggung taksinya, telepon
mati karena ternyata pulsaku habis. Huaaaa….
Yang kedua, aku merasa sopirnya bener-bener ditraining secara
baik. Ramah, selalu senyum, dan pintar ngajak cerita customernya, jadi nggak
berasa sepi gitu di dalam taksi. Bahkan aku pernah punya langganan sopir taksi
yang baiiiik banget karena mau mbopong ibu turun dari taksi sampai ke dalam
rumah. Sayangnya, sekarang aku kehilangan no si bapak itu.
Yang ketiga, mobil-mobil yang digunakan Blue Bird sangat baik
dan terawat. Usut punya usut ternyata tiap lima tahun sekali mereka melakukan
peremajaan armada. Jadi nggak nunggu rusak dulu baru ganti mobil. Mungkin melihat
manajemen yang oke ini, akhirnya memaksa perusahaan taksi lainnya juga melakukan
hal yang sama. Beberapa tahun yang lalu, di Semarang masih banyak banget
perusahaan taksi dengan kondisi mobil yang sangat tidak nyaman, tapi sekarang
agar tidak kalah saing dengan Blue Bird, semua berlomba-lomba melakukan
peremajaan armada juga tiap lima tahun sekali.
Bisa dilihat kan, pengaruh Blue Bird ke perusahaan taksi
lainnya sangat besar. Ada positifnya kan. Jadi, perusahaan yang lain juga ikut
berbenah ke arah lebih baik J.
Ngomongin soal perubahan, Blue Bird memang selalu terdepan
dalam inovasi, cara pemesanan yang oke punya kini semakin disempurnakan lewat
hadirnya aplikasi My Blue Bird. Sebuah aplikasi yang semakin memudahkan
pelanggan untuk memesan taksi, bahkan memilih taksinya sendiri tanpa harus melalui
operator.
Kalau yang sudah pernah pake aplikasi semacam Gojek atau uber
taksi, bisa lah mbayangin seperti apa bentuk aplikasinya. Sayangnya, saat ini
aplikasi pemesanan taksi si burung biru ini baru tersedia di platform Android,
sedang untuk iPhone dan Windows Phone belum tersedia. Hiks, jadilah saya belum
bisa merasakan memesan taksi pakai My
Blue Bird.
Penasaran dengan My Blue Bird, saya coba pinjam HP Lenovo suami
yang platformnya Android, mo nyoba download. Ternyata aplikasinya nggak
compatible sama HP suami, cari tahu lewat deskripsi yang tertera, ternyata
syaratnya minimal Honey Comb. Pantesan aja HP suami juga nggak bisa, maklum
Android jadul :D.
Meski belum mencoba secara langsung dengan tangan sendiri,
tapi waktu di acara gathering kemarin aku udah ngintip-ngintip dikit punya mbak
Ika Pus, Mbak Muna dan Mbak Archa Bella. Udah punya bayangan lah seperti
aplikasi nya. Huhuhu, jadi pengen ganti HP nih… tapi udah kadung cinta mati ma
windows phone ku.. Hmm, semoga aja aplikasinya segera bisa jalan di platform
selain Android ya.. aamiin.
Dengan adanya My Blue Bird ini, nanti pesan taksi bakal lebih
cepet, simple dan terpantau. Karena kita bisa lihat taksi yang kita pesan udah
sampai mana. Tapi tetep ya, mau order lewat telpon ataupun aplikasi ini,
minimum order sebesar Rp. 25.000 tetap berlaku. Jadi meski argo kita cuma
nyampe Rp. 20.000 ya jangan protes kalau bapak sopirnya tetep minta Rp. 25.000.
Belajar dari Sejarah Blue Bird
Selain seru-seruan dan ta’aruf dengan My Blue Bird, di acara
gathering tersebut kita juga diajak untuk mengenal Blue Bird lebih dalam. Ternyata
sejarah Blue Bird ini begitu panjaaaaaaang, dan nggak nyangka ternyata si taksi
biru ini produk asli Indonesia lo. Dulu aku pikir Blue Bird ini franchise atau
gimana gitu, ternyata….. asli milik anak bangsa!
Diskusi Panel ala-ala Dicky Dacosta |
Didirikan oleh seorang wanita bernama Ibu Djokosoetono,
awalnya armada taksi ini tidak diberikan ijin untuk beroperasi karena
pemiliknya tersebut dianggap hanya seorang janda yang belum tentu mampu bisa
menghidupi keluarganya, apalagi membesarkan usaha taksi seorang sendiri.
Namun dengan keteguhan dan semangat ibu Djoko serta dukungan
dari para pelanggan setianya, akhirnya pada tahun 1972, Blue Bird yang kala itu
bernama Chandra Taxi mulai beroperasi.
Melalui sebuah video yang ditayangkan pada acara blogger
gathering, kisah perjuangan ibu Djoko mendirikan dan membesarkan Blue Bird
tergambar dengan sangat apik dan mampu melecut semangat para penikmatnya.
Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari sejarah Blue Bird,
antaranya bagaimana seorang atasan harus mampu ngajeni, nguwongke, alias
menghormati dan menghargai bawahannya. Bu Djoko tidak pernah memandang rendah
para sopirnya, justru beliau sangat merangkul para sopirnya, menanyakan apa
kebutuhan mereka, dan apa kesulitan yang sedang mereka hadapi. “Sopir adalah ujung tombak usaha taksi ini,
jika kita menyejahterakan mereka dengan baik, maka mereka akan melayani
pelanggan dengan ikhlas dan baik pula.”
Terbukti Blue Bird hingga kini memegang teguh wejangan dari
bu Djoko. Perusahaan Blue Bird bisa besar seperti sekarang karena mereka sangat
merangkul dan mengayomi karyawannya. Bahkan ada dana beasiswa khusus
diperuntukkan bagi anak-anak para sopir dan karyawannya. Istri-istri para sopir
dan karyawan pun diberdayakan melalui kegiatan-kegiatan, seperti kelas memasak,
kelas menjahit dan lain-lain. Kesejahteraan karyawan adalah prioritas utama
bagi perusahaan taksi biru ini.
Selain kesejahteraan yang dijamin, kinerja dan skill karyawan
terus diupgrade. Dari training dasar hingga lanjutan terus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas para karyawannya. Bahkan, sopir di Blue Bird jika kinerja
dan prestasinya bagus bisa menjadi Pembina, penasihat, bahkan staff.
Untuk memuaskan pelanggannya, Blue Bird juga terus melebarkan
sayapnya ke berbagai bidang. Tidak hanya berkecimpung di dunia taksi, Blue Bird
Group juga merambah bidang logistik, karoseri hingga property. Kereeeen! Bahkan
untuk divisi taksi sendiri, ada regular taksi dan premium taksi. Untuk regular
taksi, seperti yang sering kita lihat dan tumpangi, ada Blue Bird, dan satu
lagi ada Pusaka Taksi (hanya ada di Jakarta). Sementara untuk premium taksi,
ada Silver Bird. Hanya tersedia di kota-kota besar dan biasanya didapati di
bandara dan hotel-hotel berskala internasional.
Selain menghargai
karyawan, Bu Djoko juga selalu menekankan bahwa setiap karyawannya harus
memegang teguh kejujuran. Maka tidak heran jika hingga hari ini kita sering
mendengar cerita banyak barang yang ketinggalan di Blue Bird tetap aman dan
kembali dengan selamat. Bahkan para sopirnya tak segan untuk mengantarkan
langsung barang yang ketinggalan tersebut kepada customernya.
Hmm, jadi tak salah jika Blue Bird Group menggunakan ANDAL
sebagai pilar manajemennya. ANDAL sendiri merupakan kepanjangan dari Aman, Nyaman, muDah dan personALized. Segala macam inovasi dilakukan
untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggannya. Salah satunya ya My Blue
Bird itu. Selainnya, ada juga pembayaran menggunakan kartu kredit dan voucher.
Have Fun @Strada Café
Tak terasa setelah melewati segala macam sesi dari yang
serius santai, santai banget hingga hiburan band yang disajikan oleh para
karyawan Blue Bird, perut yang mulai krucuk-krucuk semakin tak terbendung lagi.
Lunch time!
Alhamdulillah, senengnya kumpul-kumpul ini ya begini..
apalagi kalau bukan makan-makan gratisan hehe.
Eits, tapi sebelum bisa menikmati jamuan makan siang di
Strada Café, semua undangan yang hadir di bagi kedalam beberapa kelompok. Tiap
kelompok terdiri dari empat orang. Ada satu orang jadi leadernya dan diharuskan
mempraktekkan order taksi menggunakan My Blue Bird. Heuheuheu, berhubung HP ku
tak bisa digunakan, aku langsung ndaftar jadi anggotanya mak Ika Pus. Ramenya
kelompok kece kami ini, selain ada aku dan Mak Ika, ada juga bu dosen cantik,
Mak Muna Sungkar, yang selama ini hanya tahu namanya dan blog kecenya, akhirnya
kesampaian juga ketemu langsung… berkah silaturahim. Ada juga si kecil mungil,
Mbak Aditya Meilia, yang jago banget bikin gantungan kunci dari clay…
Perjalanan dari pool Blue Bird ke Strada Café cukup jauh..
sekitar 45 menit, lumayan jalan-jalan puter-puter Semarang. Ngobrol abis,
banyaknya sih sharing tentang pengalaman blogging si mak-mak kece ini, dan aku
berasa paling cupuuu sedunia… jadi nyesel berapa banyak waktu yang telah
kusia-siakan. Hiks.
Mejeng di depan Strada Cafe, pic by Mbak Aditya |
Sesampainya di Strada…. Acara semakin seruuu dan mencapai
puncaknya. Selain menikmati jamuan makan siang yang oke punya, ngintip caranya
bikin kopi yang keren banget (sayang
nggak digratisin kopinya, hehehe, ngarep.com), dan tentunyaaaa.. yang
ditunggu-tunggu.. bagi-bagi hadiah dong!
Dibuka oleh Mak Irits a.k.a Mak Rahmi Aziza, sang ketua
Blogger Gandjel Rel yang dikerjain sama Dicky Dacosta dengan berbagai
pertanyaan jebakan, akhirnya dapat juga Mak Rahmi goodie bag dari Blue Bird plus voucher
menginap di hotel.. (emperannya doang
tapi, hihi, kata si Dicky lo). Selain mak Rahmi, ada juga mas Nuno Orange
yang dapat goodie bag. Selain dari Blue Bird, Strada Café pun juga bagi-bagi
hadiah lo. Sayangnya aku lagi sholat pas bagi-bagi hadiah dari Strada Café,
jadi nggak tahu deh siapa yang beruntung ngedapatin goodie bagnya.
Mak Rahmi dapat Goodie Bag, pic by GR |
Tapi ternyata pembagian goodie bag-nya belum usai, masih ada
pengumuman pemenang Live Tweet. Beberapa nama telah disebut, aah aku sih sudah
hopeless. HP ku udah habis baterenya jadi nggak bisa aktif ngetweet, hanya
sempat di awal-awal acara doang. Mana aku juga jarang bangeeeet pake twitter,
jadilah kagok twit nge-twit begini. Eh, tapiii, qodarullah, Alhamdulillah bisa
juga jadi salah satu dari sepuluh pemenang live tweet.
Get the Prize! Pic by Mak Muna |
Senengnya… pertama ikut gathering, bisa jadi salah satu
pemenang live tweet, pulang-pulang bawa banyak oleh-oleh, hihi.. tidak sia-sia
ninggalin Ifa sesiang ini. :D
Dan ternyata.. goodie bag dari Blue Bird, kece bangeeeet deh…
selain ada tumbler biru yang unyu, note book, bolpoin, tas, dan kalender. Yang paling
bikin hepi adalah dua voucher taksi @ Rp. 50.000. Alhamdulillah. Tau aja besok
Maret ibu pengen jalan-jalan ke rumah eyang kakung… bisa dipake deh vouchernya.
Pic: Kolpri |
Finally, seluruh rangkaian acara blogger gathering usai
sudah. Untuk kembali ke pool Blue Bird, kami kembali diminta order taksi
menggunakan My Blue Bird. Kali ini giliran mak Muna yang ngorder taksi.
Perjalanan pulang pun masih tetep serame perjalanan berangkat.
Aaah… bener-bener mood booster banget deh blogger gathering
itu. Jadi semakin semangat ngeblog… dan nagih untuk ikutan kopdar-kopdar
berikutnya J. Mau tunggu cerita blogger gatheringku lainnya.. tunggu yaaa..!
Oh iya hampir aja lupa, Blue Bird menggandeng Gandjel Rel
untuk ngadain Blogging Competition lo, tentang apa dan syaratnya apa saja,
langsung cuzzz aja ke sini ya! Catet juga tanggal mainnya dari 1 Maret – 15
April 2016, jangan sampai nggak ikutan yaaaa!
Anyway, thank u Gandjel Rel, thank u Blue Bird… gatheringnya
superrrrr cooooool!!!!
Share to the world n get the prize! (pic: kolpri) |
Wooww kompliiittt pliiitt pliiitt... Gabung dengan komunitas memberi banyak manfaat ya mbak...
ReplyDeleteIya mbak, bangeeeet... bikin tambah semangat dan terarah hehee
DeleteSerruuu dapat hadiah lagi, dan artikelnya lengkap sekali mbak :)
ReplyDeletebangeeet mbak serunyaa... makasih mbak :)
DeleteWahhh...penyampaiannya jelas dan ga ngebosenin.
ReplyDeleteSeru banget deh pokoknya gabung diacara Gandjel Rel...
makasih mbak.. iya mbak seruuuu apalagi ada mbak Bella hehehe :)
DeleteWow...sip banget nih reportasenya..
ReplyDeletemakasih mbak ika.... :)
DeleteWelcome Back Mba Maritaa, see you di next kopdar yoo
ReplyDeleteYuhuuu... insya Allah mbak Rahmi... makasih sudah jawil2 terus tiap ada acara :)
Deleteciamik reportasenya
ReplyDeletemakasih mbak Ningrum
Delete