Jumat, 5 Juni 2015 yang lalu, seperti biasa sebelum masuk bulan puasa, keluarga besar eyang pasti mengadakan pengajian Ruwahan. Bulan Sya'ban disebut bulan Ruwah pada kalender Jawa, dan kebiasaan orang Jawa sebelum datang bulan puasa pastilah ziarah kubur dan kirim doa arwah kepada para leluhur. Begitu juga keluarga eyang, sebenarnya aku sendiri nggak yakin bagaimana tuntunan yang pas sesuai Quran dan Sunnah, tapi insya Allah niatnya baik dan sekalian bertemu keluarga yang saking sibuknya meski sekota jarang banget bisa ngumpul, ya hadir juga, lagipula aku kan mewakili ibu yang memang tidak selalu bisa hadir dalam setiap pertemuan keluarga dikarenakan kondisi kesehatannya yang tak memungkinkan.
Tidak ada yang istimewa dalam pengajian tersebut, yang bikin istimewa itu justru ketika setelah selesai pengajian dan sekeluarga besar kumpul-kumpul sejenak sambil melepas lelah, ngobrol-ngobrol ngalur ngidul... tiba-tiba Om Sigid, adik kandung termuda ibu menyodorkan sebuah surat beramplop cokelat yang dikirim dari Balai Harta. Sontak seluruh orang yang ada di ruangan itu bertanya-tanya apa maksud dan tujuan surat yang dialamatkan kepada ahli waris bapak Soenardhi (almarhum eyang kakung) tersebut.
Dibacakanlah isi surat tersebut oleh Om Bambang, dinyatakan bahwa Eyang Soenardhi meninggalkan wasiat yang hanya bisa diketahui dengan cara mengumpulkan surat kelahiran atau akte kelahiran seluruh putra-putrinya ke Balai Harta. Pengumpulan surat/ akte tersebut dimaksudkan untuk membuktikan bahwa benar nama-nama yang tersebut adalah putra-putri eyang.
Wah, semua langsung gumun tur heran, nggak nyangka aja eyang kakung bisa sedemikian prepare soal wasiat ini. Yang bikin bertanya-tanya lagi yangkung sudah sedha setahun yang lalu, kenapa baru ada surat beginian ya... Dan tentunya lebih bertanya-tanya lagi apakah isi wasiat tersebut, apakah eyang punya pesan khusus yang belum sempat dikatakan pada putra-putrinya, atau eyang punya peninggalan yang belum diketahui putra-putrinya...
Setiap orang yang hadir di situ memiliki imajinasi masing-masing... aku bilang mungkin yangkung meninggalkan batu akik, hehehehe... (ikut tren masa kini bo'), bulik Rini juga bilang bagai di sinetron aja nih --- tiap anak akan mendapatkan sesuatu dengan syarat sebagai berikut... :D Begitulah, Jumat yang lalu ditutup dengan candaan wasiat yangkung yang bikin penasaran. Sampailah pada keputusan kalau akte kelahiran harus dikumpulkan pada hari Minggu, khusus untuk Ibu dan Bulik Rini yang rumahnya di daerah Sendangmulyo, Om Sigid akan wabil khusus mengambilnya pada hari Minggu dan hari Senin akan diuruskan ke Balai Harta.
Akhirnya pergilah Om Sigid ke Balai Harta pada hari Senin pagi ini, 8 Juni 2015. Sepertinya semua orang menunggu-nunggu apa sih yang diwasiatkan yangkung kok sampai sebegitunya... soalnya waktu Eyang Putri sedha nggak ada seperti ini, atau karena waktu yangti sedha kan masih ada yangkung ya... jadi suratnya langsung diterima yangkung dan tidak di share ke putra-putrinya..
Dan eng ing eng.... hari Senin malam (beberapa jam sebelum postingan ini dipublish) setiap pihak yang terkait mendapatkan SMS dari Om Sigid mengenai wasiat yangkung ini... ternyataaaa...
"apabila yg bersangkutan/bp.Soenardhi meninggal dunia dan diantara ahli warisnya/anak kandung masih ada yang dibawah umur/masih sekolah-kuliah beaya akan ditanggung negara/Dinas"
Hihi, sontak aku dan ibu membaca SMS tersebut ketawa-ketiwi sendiri... padahal sudah membayangkan kalau bakal dapat batu akik satu-satu lo :D, ternyata surat yang kemarin diterima itu surat tembusan dari Dinas Pendidikan ke Balai Harta, kebetulan eyang kan pensiunan PNS Pengawas Sekolah Dasar, jadi ya kalau putra-putrinya masih ada yang sekolah/ kuliah akan jadi biaya negara, tentunya dengan memenuhi syarat-syarat yang berlaku.. :D, kalau cucunya boleh nggak? hehehehe ..
Hihi, sontak aku dan ibu membaca SMS tersebut ketawa-ketiwi sendiri... padahal sudah membayangkan kalau bakal dapat batu akik satu-satu lo :D, ternyata surat yang kemarin diterima itu surat tembusan dari Dinas Pendidikan ke Balai Harta, kebetulan eyang kan pensiunan PNS Pengawas Sekolah Dasar, jadi ya kalau putra-putrinya masih ada yang sekolah/ kuliah akan jadi biaya negara, tentunya dengan memenuhi syarat-syarat yang berlaku.. :D, kalau cucunya boleh nggak? hehehehe ..
Apapun itu wasiat Yangkung yang terbesar adalah terus menjaga kerukunan dan kekompakan dalam keluarga meski tidak ada lagi Yangti dan Yangkung... aaah, jadi kangen mereka....
#NulisRandom2015 Day 8
hahaha, lucu jug aya mbak. tulisan ini kalau dikemas dengan sedikit berbeda, saya kira bisa coba-coba dikrimkan ke Gado-gado femina loh :)
ReplyDeletehihi iya mbak, tuwas sudah berharap-harap :D
Deleteoya mbak? aku belum pernah kirim ke media hehehe.. coba deh nanti aku tengok-tengok syaratnya :) berapa kata ya mbak biasanya kalau untuk Gado-gado? Bisa kirim via email kah?
Makasih sudah mampir :)
Kirain apaan wasiatnya. Hihi :)
ReplyDeletehehehehe :D
Delete