9 April 2014 sebenarnya hari yang paling dinanti oleh almarhumah adik saya karena harusnya hari ini menjadi momen pertama baginya menentukan pilihan melalui PEMILU. Masih ingat bagaimana sumringahnya dia waktu mendapat KTP dua tahun lalu dan berkata, "asyiik.. pemilu depan aku bisa ikut nyoblos. " Polos sekali ya.. padahal dia sendiri juga nggak tahu mau memilih partai apa dan siapa, pokoknya nyoblos aja terus jarinya dicelupin tinta. Itu bayangan dia yang ternyata tak terwujud karena harus berpulang setahun yang lalu.
Ngelanturnya jauh banget ya.. sebenarnya mau nulis apa sih..
Saya sendiri sampai menjelang hari H tidak punya pilihan apa-apa.. ada tokoh yang sedang naik daun dan digembor-gemborkan media massa tapi justru buat saya ilfill sama partainya karena masa jabatannya belum habis sudah dipaksa jadi presiden. Ada lagi salah satu tokoh bekas militer kayanya sih keliatan berwibawa dan tegas, tapi membaca cerita-cerita di masa lalunya malah membuat saya berpikir ulang. Di sisi lain dari sekian banyak partai kok ya nggak ada yang mengena di hati.. janji semua partai hampir sama, tapi kok ya nggak ada yang bikin nyeees. Alternatif terakhir mau pilih partai berbasis Islam, tapi mengingat track record pimpinannya dulu yang sedang kena kasus jadi mikir ulang. Ada nggak ya partai yang benar-benar Lillahi Ta' ala? Belum lagi melihat daftar caleg bejibun yang hampir semua tidak saya kenal baik personal, kinerja dan sepak terjangnya. Lalu apa iya saya harus memilih pake cup cip cap cip cup? Kalau saya salah pilih gimana? Sebenarnya ada titipan dari Bu RW yang kebetulan nyaleg, cuma saya nggak sreg sama partainya yang sudah berkuasa dua periode dan kasus korupsinya dimana-mana... jadi ya mohon maaf ya bu RW ndak jadi saya pilih :) Ada lagi saran dari bulik untuk milih Caleg DPD nomer sekian karena beliau akan memperjuangkan pendidikan gratis sampai SMA. La, saya bukan pendukung pendidikan gratis je, saya dukung biaya pendidikan harus murah tapi tidak gratis.. Indonesia belum siap menggratiskan, gratis=nggak ada fasilitas=anak-anak akhirnya belajar dengan apa adanya.. Kalo ortunya mampu bisa memfasilitasi di rumah, la kalo nggak, kasian banget kan mereka.. Atau paling tidak subsidi silang lah.. yang benar-benar tidak mampu ya digratiskan, kalo yang mampu ya jangan lah.. man eman punya duit nggak dipake, itung-itung sedekah hihi.. Selain alasan itu, waktu saya browsing tentang caleg tersebut dan ada berita yang tidak oke malah bikin saya berpikir ulang untuk memilihnya. #kakean mikir.
Finally, saking buntunya nggak punya pilihan plus maleeeees banget keluar rumah buat jalan ke TPS dan kadung enjoy menikmati ketak-ketik di laptop, ketika pagi hari para tetangga sudah mulai nyoblos, saya malah browsang-browsing kesana-sini. Semakin browsing malah semakin nggak yakin mau pilih yang mana. Ditambah asyik nyambi kerja posting artikel-artikel yang terbengkalai, eladalah jam sudah menunjukkan 11.30. Baru saja niat mematikan laptop dan bismillah mau nyoblos semua partai biar adil.. hujan deras turun. Hmm, kok seperti diberi pertanda nggak usah nyoblos saja. Ya sudah saya lanjutin fesbukan saja deh :D
Eh pas fesbukan malah ketemu status dari Opa Dono Baswardono di Grup Keluarga Belajar Politik yang semakin menginspirasi... untuk tidak nyoblos..
"Jangan khawatirkan surat suara Anda akan dipakai untuk ini dan itu jika Anda Golput.
Tanpa itu pun, manipulasi suara secara masif sudah pernah beberapa kali terjadi, dan masih akan terjadi pada Pemilu 2014 ini (seperti dari kepuusan melibatkan Lembaga Sandi Negara dalam pengamanan data pemilu). Bahkan tinggal beberapa hari lagi pencoblosan, masih banyak daerah yang surat suaranya rusak; entah yang mengaku atap gudangnya bocor; yang ujung kertasnya sobek, cetakannya ada yang salah, dll.
Sumber manipulasi suara pemilu ini ya pertama-tama ada di KPU dan Bawaslu sendiri. Masih ingat dengan Ketua KPU yang mengurusi Pemilu 2009? Bagaimana mungkin ia kemudian menjadi pengurus di DPP Partai Demokrat? Karena itu, Pemilu 2009 adalah Pemilu yang paling kotor dalam sejarah Pemilu di Indonesia. Dan sampai sekarang, kasus korupsi di KPU mandeg tidak bergerak. Mengapa? Karena jika dibongkar, ya akan berdampak pada stabilitas politik negara kita.
Kan sama sekali tidak lucu bila dari kasus korupsi itu kemudian terbukti bahwa SBY sebenarnya tidak sah sebagai Presiden RI karena Partai Demokrat melakukan berbagai kecurangan.
Jadi, jika Anda hendak golput, jangan khawatir surat suara Anda akan dipakai, karena jumlah kasus "insidentil" seperti ini tidak seberapa dibandingkan manipulasi terstruktur dan terencana yang jumlahnya bisa belasan bahkan puluhan juta."
Jadi kampanye golput yang alasannya surat suara bisa dipake itu sebenarnya basi banget ya.. apalagi ditambah saran coblos aja semuanya daripada golput. La kalo nyoblos semuanya kan sama aja nggak milih juga.. hehe.. So, biarlah pemilu legislatif kali ini saya nggak milih aja deh.. wong nggak kenal ma calegnya sama sekali.. tapi saya sudah niatkan pemilu presiden harus ikutan nyoblos. Biasanya kalo pemilu presiden saya nggak akan milih kandidat yang udah pasti menang, saya suka menyumbangkan suara ke kandidat yang kayanya nggak bakal menang.. lumayanlah bantuin kandidat itu dapat satu suara. Kenapa? Kalo pilihan saya udah pasti menang, ketika nanti beneran jadi presiden e la kok mbalela, rasanya getem-getem... tapi kalo presiden yang menang bukan dari pilihan saya dan kemudian kok hasilnya nggak sesuai kenyataan dan janji-janji, saya cuma mesem aja.. untung dulu bukan pilihan saya... wkwkwk.. itu yang saya lakukan dua periode ini ketika SBY menjabat.. :D Tinggal tunggu saja partai-partai yang menang di putaran legislatif ini, menyimak calon-calon presiden, melihat visi dan misi juga tren masyarakat, siap menentukan pilihan deh... pastinya nggak mau milih capres yang belum selesai masa jabatannya :D
So, kenapa nggak milih waktu tanggal 9? La emang nggak punya pilihan ok.. tunggu saja pilpres nanti.. saya dukung kandidat yang MUNGKIN tidak akan menang :D
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com