Tokoh : Suami
Istri
(setting:
di pelataran rumah..... seorang wanita bersama seorang pria yang duduk di kursi
roda)
Istri
Lihatlah, sebentar lagi senja akan
menghilang....kita masuk sekarang ya?
Suami
Aku belum ingin masuk, biar aku menikmati senja
ini...juga semilir angin...rasanya begitu sejuk. Aku lelah seharian di
rumah....
Istri
Baiklah, terserah kamu saja.
Suami
Apakah cintamu akan menghilang seiring lenyapnya
senja itu?
Istri
Menurutmu?
Suami
Entahlah...aku tak pernah mampu menerka kedalaman
hatimu?
Istri
Jadi janganlah coba untuk menerkanya...
Suami
(mendesah) ya..sudahlah. jadi bagaimana?
Istri
Apanya, suamiku sayang?
Suami
Jawaban dari pertanyaan yang aku tanyakan tadi.
Istri
Apa harus dipertanyakan...
Suami
Apa tidak boleh aku mempertanyakannya?
Istri
Tidak juga...tapi apa perlu dijawab?
Suami
Lalu untuk apa aku bertanya bila tidak untuk
memperoleh jawaban?
Kamu selalu membuatku bertanya-tanya...sesetia
apakah kamu padaku?
Istri
Kamu ingin aku sesetia apa?
Suami
(mendesah) sesetia dewi Sinta pada Rama
Istri
Jadi kamu juga akan memintaku membakar diri untuk
membuktikan kesetian dan kesucian cintaku padamu?
Suami
Mungkin...
Istri
Laki-laki...
Suami
Jadi sesetia apa kamu padaku?
Istri
Sesetia ini....(membelai rambut suami)
Suami
Jadi apakah cintamu juga akan menghilang seiring
lenyapnya senja?
Istri
Senja akan selalu menghilang pada saat dimana ia
harus menghilang...
Suami
Dan kamu?
Istri
Bukankah aku selalu di sini? Di sampingmu, setiap
waktu?
Suami
Kenapa kamu masih di sini menemaniku?
Istri
Tanggung jawab
Suami
Cuma itu?
Istri
Kewajiban..
Suami
Hanya itu?
Istri
Pengabdian
Suami
Sampai kapan...?
Istri
Sampai matahari tidak lagi terbit.
Suami
Benarkah?
Istri
Selama kamu masih memintaku untuk tinggal di
sisimu.
Suami
(tersenyum
getir) meski aku seperti ini? Cacat dan tak berharta?
Istri
Memangnya kenapa? Bukankah cinta tidak mengenal
itu semua? Dua puluh lima tahun aku bersamamu, apa masih harus kau
pertanyakan...sudahlah, ayo kita masuk ke dalam! Angin malam tak bagus untuk
kesehatanmu......
Suami
Tunggu dulu...kamu bilang CINTA
Istri
Iya...Cinta
Suami
Jadi kamu mencintaiku...kamu masih mencintaiku?
Istri
(tersenyum) aku tidak akan disini kalau aku tidak
mencintaimu...
Suami
Tapi kamu tadi tak mengucapkannya...padahal aku
menunggumu mengatakan itu...
Istri
Kalau begitu akan kuucapkan berulang kali untukmu,
biar kamu bisa tertidur lelap malam ini...Aku mencintaimu...sangat mencintaimu
dan selamanya akan mencintaimu...
Suami
Terima kasih...aku bahagia sekali senja
ini...Ternyata waktu dan keadaan tidak merubahmu, kamu tetaplah wanita yang aku
kenal 30 tahun yang lalu, yang aku cintai dan akan selalu aku cintai..
Istri
Jadi...sekarang kita masuk ya?
Suami
Baiklah...jangan lupa buatkan aku jahe hangat
nanti
Istri
Pasti
Suami
Oya...jangan lupa lanjutkan ceritamu tentang novel
yang kau bacakanku kemarin malam...
Istri
Iya
(perlahan,
suami istri itu masuk ke dalam rumah)
(lampu
perlahan meredup....menyorot siluet...sepasang kekasih sedang bermesraan)
Istri
Akhirnya laki-laki cacat itu tidur juga...dia
masih berpikir aku selalu setia padanya...
Semarang, 19 juni 2007
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com