Hari ini aku hanya ingin menulis. Aku tak
peduli runtut atau tidak, aku hanya ingin menulis saja kali ini.
Mereka berbicara tentang perempuan malam
lalu. Bukankah yang mereka bicarakan menyangkut jenis kelaminku? Mereka, yang
notabene laki-laki itu (meski ada juga yang tidak sepenuhnya laki-laki),
mengutarakan pendapatnya tentang perempuan. Begitu panas dan bersemangat! Ternyata laki-laki
selalu punya banyak hal dan banyak sisi ketika membicarakan perempuan.
Aku
jadi bertanya pada diriku sendiri, perempuan itu apa, perempuan itu
bagaimana. Ternyata susah untukku menjawab pertanyaan sederhana itu. Atau
karena saat ini aku sedang merasa gagal menjadi seorang perempuan? Mungkin.
Aku bukan perempuan yang menganut faham
feminism. Buatku bukan suatu masalah bila perempuan selalu dikaitkan dengan
dapur, sumur dan kasur. Memang kenapa? Lagipula sekarang hal semacam itu
bukanlah permasalahan yang krusial untuk diperdebatkan lagi. Nyatanya negeri
ini juga sudah pernah punya menteri perempuan, bahkan seorang presiden
perempuan! Hebat kan, Amerika yang sedemikian besarnya belum pernah dipimpin
perempuan kan?
Buang-buang waktu saja jika bicara
perempuan hanya untuk dikaitkan dengan permasalahan-permasalahan itu. Bukan
jamannya lagi membicarakan bahwa perempuan punya hak yang sama dengan
laki-laki. Bukankah perempuan-perempuan
sekarang ini sudah mendapatkan hak yang mereka tuntut itu? Tak ada lagi
larangan bagi perempuan untuk bersekolah tinggi, jadi sarjana ataupun professor
sekalipun! Tak ada yang lagi memandang sebelah mata ketika perempuan mampu
memangku jabatan penting dan strategis di sebuah perusahaan, ataupun
pemerintahan.
Aku justru setuju ketika seorang kawan
berkata perempuan sekarang sudah kebablasan. Minta ati dikasih ati, masih minta
jantung! Perempuan semakin angkuh dengan keperempuanannya. Merasa cukup tangguh
untuk melewati apapun. Aku percaya perempuan memang mampu untuk menjadi lebih
tangguh dari lelaki, namun tidak lantas membuat perempuan menjadi super
creature in the world kan? Kalau dulu banyak orang bilang perempuan dijajah
oleh lelaki, yang ada sekarang perempuan justru dijajah oleh keperempuannya
sendiri! Bagaimana tidak, nyatanya toh sekarang sudah banyak lelaki yang mau
berbagi tugas dengan istrinya, tidak ada lagi pernyataan “itukan tugas
perempuan” ketika sang istri memintanya menanak nasi atau mengganti popok si kecil.
Bahkan tak jarang sekarang ini para
lelaki justru lebih canggih melakukan pekerjaan perempuan daripada perempuan
itu sendiri. Bandingkan saja berapa
banyak chef laki-laki dan perempuan!
Perempuan justru semakin keblinger dengan
kebebasan yang mereka dapatkan. Berkarier di luar rumah dan justru lupa dengan
kewajiban mereka yang paling kodrati.
Perempuan jaman sekarang mana ada yang bangga ketika pekerjaannya
mengurus rumah 24 jam, “walah, kalau saya CUMA ibu rumah tangga saja kok!’.
Halo, ada apa dengan profesi sebagai ibu rumah tangga? Kenapa sepertinya
pekerjaan itu tak mempunyai kebanggaan sama sekali. Belum tentu lo sang carier
woman yang saben hari kerjanya bertemu klien, meeting bersama bos, atau malah
memimpin perusahaan bisa jadi seorang ibu rumah tangga yang baik.
Sadarkah para perempuan itu kalau menjadi
ibu rumah tangga justru pekerjaan yang paling sulit? Pernahkah terpikir untuk menjadi ibu rumah
tangga yang baik dan professional itu membutuhkan ilmu yang lebih banyak daripada
sekedar menjadi akuntan atau sekretaris? Ibu rumah tangga yang hebat bisa
melakoni berbagai profesi di wilayah kerjanya lo. Bagaimana tidak? Ketika perempuan sudah memilih menjadi ibu
rumah tangga bukan berarti ia hanya berkutat di dapur dan nonton infotainment lalu
menggosipkannya dengan para tetangga.
Sadarilah bahwa menjadi ibu rumah tangga
mencakup wilayah pekerjaan yang demikian mencengangkan! Menjadi akuntan alias
pengurus keuangan rumah tangga. Bukan hal yang mudah, bahkan untuk seorang
lulusan fakultas ekonomi sekalipun!
Bagaimana mengontrol keuangan agar tetap cukup hingga akhir bulan,
mengalokasikannya untuk membayar PAM, PLN, telpon, pajak, cicilan rumah atau
motor mungkin. Belum lagi belanja keperluan sehari-hari. Dan tentu saja
menyisihkan untuk simpanan hari tua. Eyang putriku adalah sesosok akuntan
keluarga yang sangat handal. Keluarga eyang hidup hanya mengandalkan gaji
mereka sebagai guru yang saat itu bisa dihitung sendiri berapa banyaknya. Namun
tak pernah sekalipun eyang berhutang untuk bisa memberikan lebih bagi
keluarganya! Dan hebatnya lagi eyang mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran
tiap bulannya dalam buku khusus persis seperti akuntan professional! Hingga
sekarang sudah menjadi pensiunan pun eyang masih rajin mencatat dan membukukan keuangan
keluarganya. Bisa dihitung ada berapa banyak buku keuangan yang disimpannya
hingga sekarang! Dan pernahkah kita terpikir
melakukan hal sederhana itu?
Menjadi cleaning service sekaligus design
interior! Yah, ibu rumah tangga yang baik pastinya harus jadi cleaning service
yang handal. Bukan hal yang mudah lo, apalagi buat perempuan-perempuan yang tak
biasa kerja, hehe. Dari mencuci piring, baju, menyapu, mengepel, bahkan
membersihkan kamar mandi dan WC sekalipun! Dan menjadi cleaning service tak
semudah yang dikira lo! Mo jadi cleaning service di mall aja musti ditraining
kan? Melawan rasa capek dan malas apalagi kalau sebelum nikah biasa ada orang
yang melakukan itu semua untuk kita? Bahkan ada kalanya sudah capek-capek
dibersihkan masih dapat komen gak enak dari suami. Wew! Yang pasti semakin
hebat seorang perempuan jadi cleaning service di rumah, semakin bersih deh
rumahnya dan semakin betah pula suami ada di rumah. Apalagi kalau gak cuma
pintar bersih-bersih aja tapi seklaigus menata rumah dengan nyaman. Dijamin
suami gak bakal nglayap kemana-mana! Namun sayangnya banyak ibu-ibu yang gak
menyadari hak ini. Apalagi kalau sudah punya si kecil. Rumah berantakan,
baju-baju berserakan di mana-mana, bahkan tak jarang ibu-ibu asal menata rumah
tanpa melihat estetika. Pantas aja kalau suami suka uring-uringan di rumah! So
ibu rumah tangga yang keren pastinya rajin ngulik-ngulik info menata rumah juga
lo! Emang sih sekarang sudah banyak agen yang menawarkan jasanya untuk menata
rumah, tapi berapa duit tuh? Kalau bisa dilakuin sendiri kenapa harus
susah-susah cari bantuan orang lain?
Ehm, jadi chef kayanya juga termasuk syarat
untuk jadi ibu rumah tangga yang mumpuni tuh! Biasanya kan yang penting asal
masak. Toh suami juga nerima-nerima aja dimasakin apa aja. Asin juga dibilang
gak. Anyep juga dibilang enak. Wong masakan istrinya! Jangan lupa masalha perut
bisa jadi kunci untuk selalu merekatkan rasa cinta. Semakin hebat seorang
perempuan di dapur akan semakin cinta si suami (insya Allah). Pernahkah ingin
menyajikan masakan special yang beda dari menu-menu sebelumnya? Pernahkah
mencatat resep-resep yang tampil di acara-acar kuliner TV dan menghadiahkannya
untuk suami? Pernahkah menyadari masakan kita terlalu asin, gosong, anyep dan
itu-itu saja. Ibu rumah tangga yang baik tak akan berhenti di titik ini saja,
kan. Ia akan dengan liarnya mencari resep-resep baru yang murah meriah untuk
keluarganya!
Perempuan juga wajib jadi calon-calon guru
bagi anak-anaknya! Maka jangan pernah lupa apa itu paragapit, pipa landa,
himpunan semesta, kalimat tanya retoris, simple present tense, besaran, dsb.
Perempuan yang hebat akan punya sejuta jawaban untuk setiap pertanyaan anaknya!
Sudahkah perempuan-perempuan sekarang belajar untuk menjadi S.Pd?’
Being a great bitch in the bed! Yuph, hal ketiga yang selalu
dikaitkan dengan perempuan! Kasur! Kenapa harus terbebani dengan kewajiban itu?
Justru harusnya bertanyalah sudahkah kita menjadi pelacur-pelacur yang handal
untuk memuaskan hasrat suami? Tidak sedikit lo perselingkuhan karena tak
terpuaskannya suami di ranjang! Apa salahnya perempuan tahu soal sex? It isn’t
taboo thing, apalagi untuk bikin seneng suami sendiri, diralat juga buat kesenengan
pribadi! Kalau gak bisa nikmatin apa enaknya kan? Hehe. Banyak wanita selalu
menyalahkan laki-laki yang berselingkuh hanya karena ingin mencari yang lebih
hot di ranjang. Kalau kita bisa tentunya lelaki-lelaki itu tak harus mencari
gereh-gereh di luar sana.
Jadi supermodel. Wew? Ya iyalah…mana ada
laki yang seneng lihat perempuan dengan bau asem, rambut kusut, wajah kucel,
dan berdaster ria tiap harinya. Sementara kalau mo arisan aja, dandan lengkap
plus menor. Lelaki tetaplah lelaki yang akan berbinar melihat kecantikan
wanita. Dan ibu rumah tangga yang hebat ketika suami pulang kerja akan tetap
nampak cantik dan segar meski seharian ngurusin rumah.
Gila, banyak bener ya ternyata fungsinya
seorang ibu rumah tangga. Dan sadarkah kalau 24 jam selalu tak pernah cukup
untuk seorag ibu rumah tangga yang workaholic? Itu belum ditambah tugas sebagai
teman diskusi buat suami, jadi entertainer yang baik buat menghibur sgala
gundah suami, dan sebagainya!
“Walah, susah-susah amat ngabisin tenaga
buat jadi ibu rumah tangga yang seprofesional itu! Enakan juga kerja kantoran
dapat gaji, masalah rumah ya biarin si mbok aja yang ngurusin!” Wow,
perempuan-perempuan! Tutuplah mata dan dengar nuranimu, maka akan dibawanya
kembali engkau pada kodrat yang sepantasnya!
Perempuan rendah karena anggapan
perempuan-perempuan itu sendiri! Yuph, contoh simpelnya ya kaya ibu rumah
tangga tadi. Yang bikin status ibu rumah tangga rendah kan perempuan itu
sendiri to?
Pelecehan seksual yang masih aja sering
terjadi juga merupakan gambaran betapa perempuan selalu merendahkan dirinya
sendiri! Meski kemudian selalu laki-laki yang dikambinghitamkan! Sebenarnya
kedua pihak sama saja salahnya sih. Yah, coba wanita bisa ngregani dirinya
sendiri dengan pakai pakaian yang pantas dan tak mengundang syahwat. Setidaknya
hal-hal yang tidak diinginkan bisa dieliminasi sedikit demi sedikit. “Banyak
juga yang dah pake krudung, jilbab masih diperkosa!” La yang dijilbabi cuma
badannya aja yo mesti wae masih
direndahkan! Kenapa ucapan, perbuatan, hati dan pikiran para perempuan berkerudung itu tak juga
dijilbabi? Pakai kerudung tapi masih gelendotan, masih genit ma bukan muhrim,
masih gak jaga pandangan, masih ngucapin kata-kata yang tak pantas diucapkan, dan
sebagainya…. Apa yang ingin kau tutupi dengan kerudungmu, wahai
perempuan-perempuan berkerudung? (Ngritik yang nulis juga maksudnya)
Belum lagi justru lebih banyak perempuan
yang lebih memilih dan mendukung nikah siri daripada poligami.
(Bersambung....ditunggu ya
sambungannya...hehe)
Post a Comment
Salam,
maritaningtyas.com