Tidak ada
yang lebih menyedihkan bagi seorang ibu ketika melihat anaknya terjatuh sakit,
bahkan hingga harus dirawat inap di rumah sakit selama beberapa hari. Melihat
bagaimana tangan kecilnya ditusuk jarum infus berulang kali karena selalu gagal
terpasang dengan baik. Rasanya menjadi manusia bodoh sedunia karena tidak bisa
melakukan apa-apa selain menepuk punggungnya, menggenggam tangannya sembari
berbisik, “nggak apa-apa, nak. Sabar
sedikit lagi ya.”
Rasanya lega ketika akhirnya infus telah terpasang. Namun kelegaan itu hanya sekejap saja. Rengekan demi rengekan kembali terdengar karena ia tak bebas bergerak. Ketika ia merasakan nyeri di tangannya. Anak yang biasanya aktif merangkak ke sana ke mari, dipaksa harus berdiam di satu tempat, sesekali untuk menghibur kebosanannya aku gendong ia ke luar kamar. Selama tiga hari di rumah sakit, hampir tak pernah kulihat senyumannya tersungging. Hilang dibawa rasa sakit yang tak tertahan.
Rasanya lega ketika akhirnya infus telah terpasang. Namun kelegaan itu hanya sekejap saja. Rengekan demi rengekan kembali terdengar karena ia tak bebas bergerak. Ketika ia merasakan nyeri di tangannya. Anak yang biasanya aktif merangkak ke sana ke mari, dipaksa harus berdiam di satu tempat, sesekali untuk menghibur kebosanannya aku gendong ia ke luar kamar. Selama tiga hari di rumah sakit, hampir tak pernah kulihat senyumannya tersungging. Hilang dibawa rasa sakit yang tak tertahan.
Itulah yang
aku rasakan bulan lalu ketika Affan harus dibawa ke Instalasi Gawat Darurat dan
berujung dengan rawat inap, tepatnya hari Sabtu, 16 September 2017 hingga
Selasa, 19 September 2017. Sebelumnya badan
Affan panas tinggi. Biasanya dia tidak pernah panas melebihi 38 derajat
celcius, namun kali itu berbeda. Termometer bahkan masih terus berjalan
melewati 39.9 derajat celcius. Melihat Affan yang lemas dan lesu, aku dan
ayahnya akhirnya memutuskan membawanya ke IGD.
Sesampainya
di IGD petugas menanyakan banyak pertanyaan untuk menyimpulkan diagnosa. Selain
panas tinggi, Affan memang beberapa hari itu batuk cukup lama dan sering, serta
buang air besar dengan tekstur yang sangat lembek dibanding biasanya. Bahkan
bisa lebih dari empat kali dalam sehari. Feses Affan pun diteliti lebih lanjut
di laboratorium. Ketika hasilnya keluar dinyatakan kalau ada bakteri dalam
fesesnya. Itu artinya ada masalah dalam saluran cerna Affan. Saat itu dokter
memberikan obat yang mengandung zinc, dan hanya diberikan tidak lebih dari
sepuluh hari.
Ketika Affan
sudah pulang ke rumah, kami tetap memberikan obat zinc tersebut sesuai anjuran
dokter. Dokter bilang diberikan selama 10 hari agar bakteri benar-benar mati
dan tidak lagi mengganggu saluran cerna. Setelah 10 hari sesuai dengan arahan
dokter, aku tak lagi memberikannya pada Affan dan segera kubuang obat tersebut.
Alhamdulillah Affan pun juga sudah sehat dan ceria seperti sedia kala.
Ketika Diare Datang Lagi
Baru saja
bisa bernafas lega, seminggu yang lalu Affan kembali mengalami buang air besar
dengan tekstur cair. Bahkan kali ini lebih cair dibandingkan sebelumnya. Aku
mencoba tidak panik. Meski tekstur BAB sangat cair, Affan BAB tidak lebih dari
tiga kali sehari. Jadi, aku pikir masih cukup aman. Kulihat Affan juga masih beraktivitas
seperti biasa. Obat zinc yang diberikan dokter sudah kubuang. Aku mulai
kebingungan, apa yang harus kulakukan agar tekstur BAB Affan kembali normal.
Kukurangi asupan susu formula Affan, kuperhatikan kembali makanan Affan siapa
tahu ada yang menjadi pencetus terjadinya diare. Namun BAB Affan belum juga
kembali normal.
Aku kemudian
browsing tentang diare pada bayi dan cara penanganannya yang paling tepat. Dari
hasil browsing aku jadi tahu kalau diare ternyata menjadi salah satu penyebab
kematian terbesar pada bayi dan balita. Diare yang tidak tertangani dengan baik
bisa menyebakan dehidrasi yang berkepanjangan. Menurut riset 31.4% dari
kematian bayi dan 25.2% dari kematian balita di Indonesia disebabkan oleh
diare. Wah, bikin jantungku semakin dag dig dug saja.
Si Aktif yang Rentan Terkena Diare |
Penyebab
diare yang paling banyak ditemukan pada bayi antara lain adanya infeksi
Rotavirus, infeksi bakteri-bakteri jahat lain dari benda-benda kotor di
sekitarnya, alergi, susu formula yang tidak diolah dengan tepat, keracunan
makanan, flu, ataupun konsumsi antibiotic. Affan yang sedang berada pada fase
oral memang lagi senang memasukkan segala jenis benda yang ditemuinya ke dalam mulut.
Bisa jadi itulah yang menjadi pemicu diare pada Affan.
Menjaga agar
anak tidak dehidrasi adalah hal yang paling utama dalam penanganan diare. Kalau
bayi minum susu formula bisa diganti dengan jenis yang bebas laktosa. Selain dua
hal itu aku juga menemukan informasi mengenai terapi diare menggunakan
probiotik.
Probiotik
bukanlah obat. Kata probiotik diambil dari Bahasa Yunani “pro” yang berarti “untuk” dan “bios”
yang berarti “kehidupan”. Maka kata probiotik mempunyai makna “for life” atau “untuk kehidupan”. Karena
itulah BPOM Indonesia mengkategorikan probiotik sebagai suplemen makanan, bukan
obat. Sedangkan WHO mendefinisikan probiotik sebagai bakteri baik yang dapat
hidup di saluran cerna dan bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, dapat
memberikan manfaat kesehatan signifikan bagi penggunanya.
Meskipun probiotik baik
bisa mengatasi diare, menurut WHO tidak
boleh asal probiotik. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu; berasal dari
manusia, dapat bertahan hidup di saluran cerna, tahan terhadap asam lambung dan
cairan empedu, menghasilkan zat antimikroba, mampu melawan bakteri jahat dan terdokumentasi
penelitian klinis yang baik.
Nah, dari
sekian syarat yang harus dimiliki probiotik baik tersebut, muncullah nama INTERLAC®, sebuah suplemen probiotik diimpor
oleh PT Interbat yang telah
dipercaya oleh para dokter di lebih dari 90 negara di dunia, Nggak
tanggung-tanggung, INTERLAC® disebut sebagai Live and True Probiotic. Aku langsung meminta suami untuk
membelikan INTERLAC® Probiotic yang jenis drops di apotek buat Affan.
Ketika INTERLAC®
drops sudah di tangan, segera aku berikan lima tetes ke mulut Affan sebagaimana
tertera pada anjuran penggunaannya. Pemakaiannya cukup satu kali sehari.
Besoknya aku ulang hal yang sama. Ketika Affan buang air besar, aku lihat
tekstur BAB nya mulai berubah. Belum benar-benar normal, namun sudah tidak cair
seperti sebelum mengonsumsi Interlac. Alhamdulillah.
Kenalan Lebih Dekat dengan Interlac Probiotics
Melihat efek INTERLAC®
yang bekerja cukup baik dalam mengatasi diare Affan, aku jadi semakin kepo
sebenarnya di dalam produk buatan PT. Interbat ini ada apa saja sih.
Ternyata
probiotik itu ada macam-macam, pals.
Memang dari sononya probiotik sudah terkenal untuk menjaga kesehatan saluran
cerna. Bukan hanya untuk mengatasi diare, konstipasi, kembung dan lain-lain
yang berhubungan dengan saluran cerna bisa teratasi jika kita rajin mengonsumsi
suplemen yang mengandung probiotik baik.
Lactobacillus
adalah salah satu probiotik yang paling terkenal sejak abad ke 20 karena memiliki
khasiat anti-inflamasi dan imunostimulator (menstimulasi sistem imun) yang
sangat baik. Nah, diantara probiotik-probiotik dengan jenis Lactobacillus, yang
paling menonjol kelebihannya ternyata strain Lactobacillus reuteri Protectis
yang telah dipatenkan oleh BioGaia, perusahaan bioteknologi Swedia yang dikenal
sebagai World Leader in Probiotics.
Untuk
mencapai keakuratan penelitian klinis terhadap probiotik jenis Lactobacillus
reuteri, BioGaia sudah melakukan setidaknya 160 uji klinis kepada
sekurang-kurangnya 130.000 partisipan. Keseriusan BioGaia ini membuahkan hasil
karena probiotik lactobacillus reuteri protectis yang ditelitinya kini telah direkomendasikan
dokter di lebih dari 90 negara.
Di Indonesia,
BioGaia bekerjasama dengan PT Interbat untuk memasarkan INTERLAC®. Hingga saat
ini INTERLAC® masih merupakan satu-satunya produk suplemen probiotic di
Indonesia yang mengandung Lactobacillus Reuteri Protectis.
Melalui hasil
uji klinis yang telah dilakukan berulangkali, kita tak perlu ragu akan keamanan
Interlac. Bahkan FDA (Food and Drug
Association) Amerika telah memberikan predikat GRAS (Generally Recognized as Safe) yang merupakan sertifikasi keamanan
tertinggi untuk suplemen makanan di Amerika.
Formulasi
INTERLAC® sama sekali tidak mengandung laktosa sehingga dijamin aman untuk bayi
sejak hari pertama kelahiran, termasuk bayi yang lactose-intolerant. Itulah kenapa banyak dokter yang
merekomendasikan INTERLAC® digunakan termasuk di unit NICU rumah sakit sebagai
terapi bayi lahir prematur. Kalau untuk orang dewasa apa bisa? Buat bayi prematur
saja aman, apalagi buat yang dewasa. Para manula pun boleh banget mengonsumsi
produk probiotik ini.
Manfaat INTERLAC®
A. Menangani
Diare
·
Penyembuhan
lebih cepat: Penggunaan INTERLAC® pada
bayi yang sedang terserang diare memberikan efek penyembuhan yang lebih cepat
dibandingkan plasebo. 74% bayi yang memakai INTERLAC® sembuh dari diare pada
hari kedua, dibandingkan dengan hanya 19% pada grup plasebo.
·
Mengurangi
frekuensi diare: Penggunaan INTERLAC® pada
bayi yang sedang terserang diare mengurangi frekuensi diare per hari
dibandingkan dengan grup plasebo (1.9x di grup INTERLAC® vs 3.4x di grup
plasebo).
·
Mengurangi
risiko terkena diare: Pada uji klinis selama 12
minggu pada 201 bayi, pemberian INTERLAC® menurunkan angka kejadian diare
sebesar 74.6% dibandingkan grup plasebo. Selain diare, pemberian INTERLAC®
ternyata juga bermanfaat mengurangi angka kejadian demam sebesar 79.5%
dibandingkan plasebo.
Alhamdulillah
aku sudah merasakan manfaat INTERLAC® saat Affan mengalami diare seminggu yang
lalu. Baru dua kali aku minumkan, frekuensi diare berkurang dan teksturnya
mulai membaik.
B. Segudang Manfaat
Lainnya
Ternyata selain untuk
mengatasi diare, INTERLAC® juga memiliki banyak manfaat lainnya, antara lain;
Luar biasa ya, satu produk memiliki banyak manfaat! Bener-bener must have item di kotak obat setiap keluarga nih.
- Menjaga kesehatan saluran cerna
- Terapi dan pencegahan konstipasi, regurgitasi (gumoh) dan distensi abdomen (kembung)
- Terapi dan pencegahan infeksi candida (jamur)
- Terapi dan pencegahan kolik infantil (tangisan berlebih pada bayi berusia dibawah 4 bulan yang disebabkan oleh gangguan pencernaan)
- Terapi dan pencegahan NEC (Necrotizing Enterocolitis), penyebab kematian nomor satu pada bayi lahir premature
- Meningkatkan sistem imun, mencegah alergi dan meningkatkan daya tahan tubuh
- Mendukung perkembangan neurologi (syaraf) yang optimal pada bayi
- Terapi functional abdominal pain (sakit perut) pada anak-anak
- Mengurangi efek samping penggunaan antibiotic
- Terapi pendamping antibiotik untuk infeksi Helicobacter pylori
Luar biasa ya, satu produk memiliki banyak manfaat! Bener-bener must have item di kotak obat setiap keluarga nih.
Jenis-jenis INTERLAC®
Kesehatan
saluran cerna itu mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Jadi kalau saluran
cerna kita terjaga dengan baik, penyakit-penyakit lain pun ogah mendekat. Makanya
penting banget untuk selalu menjaga saluran cerna agar selalu sehat.
Mengonsumsi suplemen probiotik adalah cara paling tepat untuk menjaga kesehatan
saluran cerna kita.
Sejak
mengetahui manfaat INTERLAC® yang baik untuk kesehatan saluran cerna. Apalagi
setelah tahu sendiri bagaimana efeknya ke Affan yang kena diare, aku pun
berusaha menyediakan jenis INTERLAC© lainnya di rumah. Qodarullah beberapa hari
lalu ayah dan kak Ifa mengalami konstipasi. Maklum dua orang ini paling susah
kalau disuruh makan sayur, jadilah sering banget kena konstipasi.
Untungnya aku
ingat kalau INTERLAC® juga bisa untuk mengatasi masalah konstipasi. Makanya
langsung deh cuzz beli INTERLAC® jenis sachet dan strip yang berisi tablet
kunyah. Maksud hati yang sachet buat kakak Ifa dan tablet kunyah buat si ayah. Eh,
ternyata kak Ifa malah maunya yang tablet kunyah juga karena ada rasanya, hehe.
Semoga pengalamanku dan keluarga menggunakan INTERLAC® bisa membantu meredakan kegalauan teman-teman yang mungkin sedang mencari-cari obat diare yang tepat, ataupun suplemen probiotik yang baik untuk kesehatan cerna ya.
Kalau kalian masih
kurang puas dengan postingaku ini dan ingin mengetahui lebih banyak lagi
mengenai INTERLAC®, silakan langsung jelajahi saja sosial medianya;
Website: www.interlac-probiotics.com
Instagram: @interlacprobiotics
Facebook: interlacprobiotics
Buat yang
pengen langsung beli INTERLAC® untuk persediaan di rumah, bisa membelinya di Guardian, Apotek terdekat, Halodoc, Go-Med App dan
Lazada.co.id. Harganya? Insya Allah sepadan dengan kualitas yang
diberikannya. Apalagi buat anak tentunya selalu ingin memberikan yang terbaik
kan?
Interlac Probiotics – Healthy Tummy Happy Baby.
Jika ada produk yang telah terbukti efektif menjaga kesehatan saluran cerna
untuk kualitas hidup yang lebih baik, kenapa harus cari yang lain?
Salam sehat
selalu dan sampai jumpa di kisah-kisahku lainnya, pals. Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Ada varian rasa juga? :D Wah, insyaallah mau anakku.
ReplyDeleteSedih ya mbak kalau lihat si kecil ditusuk-tusuk jarum. Sehat terus ya dek.. minum Interlac untuk menjaga imunitas tubuh
ReplyDeleteInterlac dari interbat ini keren yah. Udah rasanya enak, manfaatnya juga banyak
ReplyDelete